Querencia

By mafiakangkung

287K 32.6K 23.3K

[๐™Š๐™ฃ ๐™‚๐™ค๐™ž๐™ฃ๐™œ] #๐’๐ž๐ช๐ฎ๐ž๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐’๐ž๐ฆ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐ซ ๐Ÿ– ๐˜˜๐˜ถ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช๐˜ข (๐˜ฏ.) ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ญ๐˜ข๐˜ค๐˜ฆ ๐˜ง๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฎ ๐˜ธ๐˜ฉ... More

Mukadimah - Casts
Q01. Masuk Angin?
Q02. Semanis Sirup Kurma
Q03. Bekas Luka
Q04. Menjadi Raden Yang Baru
Q05. Gak Sesederhana Itu, Ananda!
Q06. Di Ujung Derita
Q07. Kado Terindah
Q08. Ananda & Raden Menuju Bahagia
Q09. Long "Dipingit" Relationship
Q10. Get Ready with Pengantin Baru
Q11. Panggil Mereka Ayah & Bunda Meong
Q12. Susu Murni Nasional
Q13. Bye-bye Raden Byutipul
Q14. Welcome Baby Girl
Q15. How to Fight Raden Wonwoo
Q16. Ketika Dominan Didominasi
Q17. Raden Miyu Maurasena
Q18. Officially Hot Daddy
Q19. Ayah dan Bunda, Mengapa Aku Berbeda?
Q20. Kapan Kerja Lagi?
Q21. Teror Paket Online
Q22. Teori Kebahagiaan Miyu
Q23. Nyicil Target Hidup
Q24. Happy Anniversary
Q25. Home...Home...Home...
Q27. Ada Apa Denganmu?
Q28. Call Me Manjalita
Q29. Move Like Jaeger!
Q30. Manusia Pentol Korek Api
Q31. Bye, S2. Welcome New Member!
Q32. Kudeta Mbakyu Miyu
Q33. Little Ananda
Q34. Beruang Ngamuk
Q35. Beruang Ngamuk [v.02]
Q36. Rindu Dibayar Nyicil
Q37. Bentuk Cinta
Q38. Anak Pertama
Q39. Resolusi Baru
Q40. Jalan Jaegerku
Q41. Cinta Salah Alamat

Q26. Halo, Gigi Susu!

5.4K 718 750
By mafiakangkung

Ananda serius gak punya kembaran? Mamak Yuli gak lahirin dua bayi pas tanggal 6 April 23 tahun yang lalu kan?

===========

Cuma Raden dan Ananda yang bisa merecoki ketenangan di kediaman orang.

Hampir tengah malam, Dokter Yoona yang entah apes atau beruntung karena mendapat tamu spesial yang ternyata mereka berdua sampai rela diusik setelah seharian sibuk di rumah sakit. Sudah menjadi konsekuensinya sebagai dokter yang menangani pasien selama 24 jam, apalagi yang dihadapi sekarang adalah orang tua baru.

“Nggak papa kok, Adek Miyu cuma mau numbuh gigi susu. Nih gusi bawahnya udah bengkak dan mulai bergerigi. Jadi, wajar jika moodnya lebih gampang berubah bahkan sampai cranky.”

Wonwoo mengangguk seraya melihat Miyu yang sudah tenang berada di dalam pangkuan. “Untuk demamnya sendiri gimana, Dok? Miyu belum pernah setinggi ini suhu tubuhnya kalo sakit. Apa penyebab karena numbuh gigi juga?”

“Untuk demam tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan gigi, Bunda. Hal ini bisa saja terjadi karena ada faktor berupa infeksi dari luar yang menyerang sistem imunnya.”

Oke, rasa penasaran sudah terjawab yang itu artinya tidak ada lagi kekhawatiran berlebih jika Miyu sampai tantrum lagi. Ini pasti efek perubahan cuaca sehingga Miyu yang jarang sakit harus kebagian dan terkena demam.

Jangankan bayi, orang dewasa seperti Wonwoo aja saat numbuh gigi bungsunya alias si graham jadi sensi. Wajar jika mood Miyu sekarang menjadi berantakan dan membuat orang-orang di rumah kewalahan.

Sungguh kasian.

“Terus Dok, untuk kasus saat menyusui dan istri saya sering nangis karena digigit kencang sama Miyu, apa itu akan terus terjadi sampai semua gigi susunya tumbuh?”

Yoona tertawa mendengar kalimat Mingyu yang entah kenapa lucu. “Biasanya saat gigi muncul akan timbul rasa gatal, jadi bayi cenderung melampiaskan apapun itu pada sesuatu yang bisa digigit, Pak Ananda. Berikan saja Miyu biskuit dan makanan bertekstur padat, termasuk mainan berbahan karet bisa dijadikan teether. Memang sangat mengejutkan jika sedang menyusui malah mendapat bonus berupa gigitan.”

“Iya, Dok!” Mingyu mengangguk setuju. “Kadang saya suka kasian kalo liat Raden nangis-nangis. Padahal setiap giliran saya nyoba buat gigit gak sampe tuh bikin Bundanya nangis.”

“Loh, bapak Ananda ikut menyusu juga?”

Wonwoo menepuk jidat dan menunduk malu. Iyalah, gak cuma malu sama Dokter Yoona, tapi juga pada dirinya sendiri yang sering mengizinkan suami tercinta untuk menyicip aset Miyu. Mana ini bayi perempuannya malah sibuk melihat wajah Wonwoo seolah meminta penjelasan.

Seolah mengatakan, ‘Bunda, mengapa jatah Miyu diambil juga sama Yanda?’

Sabar ya, bayik!

“Ehehehe, nggak kok, Dok. Saya cuma bercanda.”

Yoona mengangguk mafhum, menuliskan resep untuk meredakan demam Miyu. Pertumbuhan bayi menggemaskan itu memang bisa dikatakan sangat cepat termasuk kekuatan dan ketahanan tulangnya. Di usia seminggu dia bisa mengangkat kepala. Usia 4 bulan udah tengkurap dengan sendirinya, bahkan usia 5 bulan Miyu paling enggan diperlakukan bak bayi lagi.

Sungguh tidak tau kodrat sekali Raden Miyu ini. Sampai awal bulan ke-7 pun sudah tumbuh gigi. Gak kerasa ya? Wonwoo jadi insecure kalo Miyu makin besar tanpa sepengetahuannya. Kayak baru kemarin dia melahirkan, eh si anak udah muncul gigi susu aja. Gak lama lagi pasti akan ada kejutan lain yang menunggu keluarga meongnya.

“Selamat untuk gigi pertamanya ya, Miyu. Dokter Yoona tunggu kabar gigi susu yang lain.”

“Terima kasih Dokter cantik! Miyu pamit dulu dan maaf sudah menganggu malam-malam,” Wonwoo tersenyum malu setelah membuat tiruan suara Miyu yang masih memeluk lehernya.

“Numbuh gigi susu pun harus tetap ceria ya, sayang. Semangat dan semoga lekas sembuh demamnya.”

Setelah pamit, pasutri beserta si bayi lucu itu keluar dari ruangan dan berpapasan dengan sesosok cowok yang kebetulan turun dari tangga. Mungkin anak Dokter Yoona karena terlihat masih muda, namun ada hal mengejutkan di sana. Bahkan membuat Wonwoo melongo dan tak percaya.

Hampir saja dia menampar pipi di saat itu juga.

Yang bener aja, kok Ananda Mingyu ada dua?!

“Loh, Mas Yuvin mau ke mana malam-malam begini?”

Sungguh terkejut dan terheran-heran, Wonwoo merasa terdampar di dunia yang mana suaminya melakukan kagebunshin no jutsu. Membelah diri dong. Kok bisa-bisanya sih ada kloningan Mingyu di dunia? Bukannya kalo dipertemukan salah satunya akan meninggal ya?

Duh, maafkan kenorakan Wonwoo yang masih shock dan terlalu bucinin novel juga anime fantasi. Sehingga masalah doppelganger memenuhi kepalanya saat ini. Mana hal serupa terjadi pada Miyu yang masih demam yakni menatap intens cowok mirip Ayahnya itu. Yuvin ya namanya? Gemes juga, Wonwoo membatin di dalam hatinya.

“Mau ke rumah temen dulu, Ma, ambil laporan,” jawab si cowok seraya mengangguk sopan pada Mingyu dan Wonwoo yang ikut mengangguk. “Tamu Mama?”

Yoona tersenyum simpul. “Kenalkan Mas, ini keluarga Raden Ananda, dan ini anak semata wayang saya, namanya Yuvin Samudera Halim.”

“Ananda Mingyu, salam kenal.”

Sementara sang suami dengan gagahnya menjabat cowok muda itu, Wonwoo di sampingnya justru menahan dada yang gak mau berdetak lebih tenang. Tangannya berkeringat dan hampir bergetar saat bersalaman. Ya, gimana sih perasaan kalian saat dipertemukan dengan seseorang yang justru mirip dengan orang yang kalian cinta?

Pasti bingung dan excited juga.

Entah Mingyu dan Yoona gak menyadari atau gak peduli, sebab cuma Wonwoo yang seperti enggan berhenti menatap Yuvin yang sedang tersenyum tampan. Miyu pun ikutan bingung karena cowok itu terlihat familier di matanya.

Seperti Ayahnya ya?

“Saya Raden Wonwoo dan ini putri saya Raden Miyu.”

Senyum Yuvin terkembang cerah, merasa gemas dengan bayi gembul yang masih terpesona dengannya itu. “Wow, cantik sekali namanya. Berapa bulan usia Miyu, Kak?”

Wonwoo salah tingkah dong dipanggil Kakak. Baru dari gerak-gerak Wonwoo Mingyu merasa ada sesuatu ganjil, gak biasanya sang istri berubah malu-malu bahkan jaga imej di hadapan orang baru.

Sungguh mencurigakan.

“Dua hari lagi Miyu 7 bulan. Miyu, salim dulu sama uncle.”

Bukannya menuruti permintaan sang Bunda, Miyu malah merentangkan tangan dengan memajukan badan ke depan. Kode ingin digendong dengan bibir tipisnya mengoceh kata ‘Dadada’ yang biasanya keluar ketika sedang bersama Mingyu.

Mungkin Yanda kali ya?

Rupanya hal mengejutkan itu cukup untuk menampar Mingyu yang untuk kali pertama kalah telak oleh orang asing yang dia sendiri akui memiliki kemiripan. Yuvin terlihat bersemangat dan sedikit ragu namun memilih menggendong bayi manis itu.

“Duh, Miyu pasti berat ya uncle?”

“Gak papa, Kak. Miyu sama sekali gak berat. Tapi badannya kok anget ya? Lagi demam?”

Yoona membantu jawab. “Iya, Mas, hati-hati gendongnya. Ya ampun, Miyu nyaman banget sih dipelukan uncle Yuvin.”

Sebagai bucin garis radikal yang sensitif mengenai hal berbau Raden, tentu Mingyu menahan diri sebisa mungkin untuk gak kelepasan dan bersikap alay di depan dokter anaknya. Apa mau dikata coba kalo sampe Mingyu nunjukin keposesifannya? Bisa-bisa Wonwoo gak akan kasih jatah sebulan lamanya.

Maka, dia cuma bisa mengelus dada sabar. “Maafkan anak saya, Dok. Miyu emang suka centil kalo ketemu dengan uncle-uncle di manapun.”

“Mungkin karena mirip Ayahnya kali ya? Saya juga kaget waktu ketemu pertama kali sama Pak Ananda, ternyata mirip Yuvin anak saya.”

Wonwoo mengangguk antusias. Rupanya bukan dia saja yang berpikiran sama. Tapi semua manusia yang ada di sana termasuk Miyu pun menyadarinya. Jangan tanya sekesal apa ekspresi Mingyu yang terduakan sekarang, sebab sejak Miyu semakin nemplok di pelukan Yuvin dia memilih untuk bungkam.

“Miyu baik banget sih, baru pertama kali ketemu tapi udah nempel gini,” Yuvin menjawil pipi Miyu dan bayi itu memeluk lehernya lagi.

Membuat Wonwoo semakin bersalah karena mengerti perubahan ekspresi Mingyu yang masam. Seperti menahan diri untuk gak menghujat atau ngamuk, lantas dibawa kembali tubuh Miyu ke dalam gendongannya.

“Udah ya Miyu gendong sama unclenya. Kasian tuh uncle mau pergi nanti kemaleman.”

“Kapan-kapan kalo Miyu ke rumah, kita main lagi ya.”

“Oke, uncle. Miyu pamit dulu.”

“Dadah cantik!”

Setelah pamit pada Ibu dan anak itu, Wonwoo menyusul Mingyu masuk ke mobil. Suasana hening dengan udara dingin membuat sekitar Wonwoo menjadi lebih mencekam. Mungkin karena Mingyu yang berubah jadi diam, sehingga Wonwoo merasa ada sesuatu salah yang terjadi beberapa saat tadi.

Seraya menepuk punggung Miyu yang mulai terlelap, Wonwoo menatap malu-malu Mingyu yang mengemudi dengan wajah datar. Ah, pasti baby boynya lagi bad mood.

“Ananda sayang,” panggilnya pelan seraya mengelus bahu Mingyu. “Kenapa diem aja?”

“Gak papa.”

Fix, Ananda Mingyu Dirgasena sedang baper pemirsa, jadi Raden Wonwoo mau nenangin dulu. Pasti alasannya gak jauh dari diduakan oleh Miyu. Cukup mengagetkan emang ketika anak perempuan mereka saat berada di kandungan dan ketika lahir ke dunia lebih sering nempel pada semua adam di sekitarnya.

Maksudnya, Miyu ini udah tau mana yang bening dan enak dipelukin karena Mingyu sebagai Ayah posesif harus merasa dicurangi dengan tidak elitnya.

“Ayah, Miyu mau dikiss nih, dari tadi liatin mulu.”

Saat di lampu merah, Mingyu sempatkan mencium puncak kepala putri semata wayangnya itu. Wonwoo tersenyum karena sepertinya Mingyu tidak sungguhan marah. Dia masih mencoba menahan yang artinya akan ada kesempatan untuk Wonwoo mengajak bercanda.

“Anak kita udah mau numbuh gigi susu loh, gak nyangka. Kayak baru kemarin dia masih dibedong sekarang udah jadi gadis cantik aja.”

“Meski segembul apapun Miyu, dia tetep baby girlnya, Yanda!”

“Aduh, posesifnya Ayah. Tapi nanti Miyu makin besar loh, Nda. Dan di saat yang tepat nanti bakalan ketemu sama jodohnya.”

“Nggak, Bunda! Kata orang, cinta pertama anak perempuan itu ya Ayahnya, Miyu belum cocok pacar-pacaran. Masih cinta pertamanya Ayah.”

Wonwoo mengangkat alis. “Emang iya, sayang?”

Jawaban cukup ngakak pun datang dari wajah Miyu yang lelah, memilih melengos dan memeluk Wonwoo. Mingyu semakin kebakaran jenggot melihat respons sang anak yang terlihat cuek padanya. Beda saat digendong Yuvin yang sampai menunjukkan ekspresi berbunga-bunga.

“Gak papa, Miyu. Ayah tau kok kalo kamu lagi sakit. Bobok gih. Bentar lagi kita sampai rumah.”

“Tapi, Ananda yakin?”

“Yakin apa, hm?” Mingyu melirik.

“Ananda serius gak punya kembaran? Mamak Yuli gak lahirin dua bayi pas tanggal 6 April 23 tahun yang lalu kan?”

“...mau bilang anaknya Dokter Yoona mirip Ananda ya?”

Wonwoo semakin antusias dengan mata rubahnya yang berbinar.

“Sumpah, Ayah! Kalian mirip banget. Miyu aja sampe ngira itu Ananda makanya nemplok banget pas digendong.”

Decihan keluar tanda cemburu. “Kalo iya Miyu ngira itu Ananda, mestinya dia langsung minta digendong sama Ayahnya dong bukan orang lain.”

“Duh, katanya Ananda ngerti Miyu lagi sakit.”

“Abis kalian ngeselin! Jelas-jelas Ananda gak suka dikacangin, tapi kalian berdua malah keliatan terpesona gitu. Masih gantengan juga Ananda ke mana-mana.”

“Nggaklah, Nda. Gantengan Yuvin ke mana-mana, hihi.”

“BUNDA???!!!” teriakan Mingyu membuat Miyu terperanjat. “Eh, maaf sayang. Ayah teriaknya kekencangan ya?”

Lalu diabaikan lagi dong. Cukup tau tanam dalam diri aja bagi Mingyu yang harus mendapat perlakuan kurang adil di sini.

“Serius, Nda. Raden sampe gak bisa berkata-kata pas liat wajah Yuvin. Kayak deg-degan gitu, kayak pas mau tuker cincin sama Ananda dulu. Masa sih Raden jatuh cinta lagi?”

“Astaga Bundaaaaaaaa,” Mingyu meraung frustrasi. “Sing eling kamu sayang, udah punya suami dan anak juga. Masa ambyar sama bocah yang bahkan gak ada pesonanya!”

“Berisik ah, Ananda. Raden mau bobok aja!”

“Eeeeeh Bunda, gak bisa gitu dongggg. Aduh, jangan merem, sini janji dulu untuk gak akan selingkuh sama kloningan yang bahkan gak lebih kece dari Ananda. Raden iiiih jangan bobooook!”

Mingyu manyun sepanjang perjalanan. Sementara Wonwoo terkekeh di sela-sela ritual tidur bohongannya. Akhirnya bisa satu sama, salah sendiri dulu pernah menjadikan Wonwoo konten untuk prank. Dikira gak bisa dibales apa ya?

Tapi emang beneran sih, Yuvin cukup manis.

Jadi pengen ketemu lagi, hehe.

•••

Dua Minggu berlalu, demam Miyu udah lama reda bahkan sekarang rewelnya pun berkurang.

Bener ternyata, sejak gigi bawahnya muncul, Miyu jadi makin agresif untuk gigit sesuatu. Seperti saat Wonwoo menyuapi bubur, Miyu malah menggigit sendok plastik dan enggan melepasnya. Sampai botol minuman yang ada sedotan pun menjadi korban.

Dasar vampire kecil.

“Sayang, coba buka mulutnya? Bunda mau bilang halo sama gigi susunya Miyu.”

Bukannya mendengar dan mengabulkan permintaan Bunda, Miyu malah makin gemas dengan gigitannya. Seolah menaruh dendam dengan tenaga sekuat-sekuatnya agar sedotan tersebut hancur terkoyak oleh gigi mungilnya.

“Pelan-pelan gigitnya, Miyu. Gatel banget ya gusinya? Duh, kasian banget sih kesayangan Bunda.”

Dari arah kamar, Mingyu dengan wajah secerah mentari pagi menyambut dua belahan jiwa yang sedang melakukan ritual di ruang tengah. Karena sudah berlalu pula, rasa kesal Mingyu kini mereda. Dia kembali menjadi seorang Ayah si bucin alay yang selalu merecoki pipi gemas anaknya.

“Miyu anakku kok makin bakpao aja sih pipimuuuuu. Nenennya Bunda Raden emang joss yaaaa? Liat dong pahanya semok sekali, bikin Ayah gemes tau ih! Mau gigit!”

Wonwoo geleng-geleng kepala melihat Mingyu mengusak seluruh wajah Miyu dengan ciuman. “Raden mau bersihin alat makan Miyu, nitip dulu ya, Nda.”

“Oke, zeyengku. Miyu main sama Ayah yang paling ganteng sejagat Ciputat Raya aja ya.”

Miyu langsung tertawa dan memainkan bibir saat Mingyu menggendongnya. Lalu bayi gembul itu menangkup pipi Mingyu dengan tangan kecilnya. Menepuk-nepuk manja seolah mengatakan pada dunia jika manusia bernama Ananda Mingyu yang alay ini adalah Ayahnya.

“Mamas Tipul ke mana ya? Miyu kan mau main bareng juga. Cari yuk.”

Dan misi mereka pagi itu adalah mencari di mana keberadaan kucing belang abu yang rupanya sedang berselimut gemas di kasur. Miyu dengan girang ikut duduk di samping Tipul, menjawil selimut dan menepuk-nepuk tangannya.

“Miyu tunggu di sini sebentar. Ayah mau cariin baju gemes dulu. Biar uncle-aunty di Griya GSM terpesona liat kamu.”

Setelah memindahkan Miyu ke tempat bermain yang dilapisi matras, juga Tipul yang berniat mengasuh adik humannya, Mingyu sibuk mencari pakaian yang cocok untuk sang putri.

Saking sering belanja dan banyaknya stok baju juga pernak-pernik Miyu, Ayah tampan itu sampe pusing dan kebingungan sendiri. Semua baju tampak gemas di matanya dan memiliki potensi untuk menguarkan pesona juga kecantikan Miyu yang Raden Wonwoo sekali.

Dan pilihan terhenti pada dua model baju berbeda. Berniat mencoba langsung di tubuh Miyu. Tak lupa bando yang selalu menghias kepala cantik bayi itu agar semakin menggemaskan. Miyu pun saat menyadari Mingyu berjalan mendekat, bergerak aktif seolah gak sabar untuk didandani.

Emang anak yang pengertian. Meski gak jarang atau lebih sering bikin Mingyu baper oleh sikap cueknya, Miyu tetaplah anak Ayah Ananda yang akan selalu membucinkannya.

“Miyu ganti baju dulu ya. Ayah punya dua model nih, kita cari mana yang cocok buat kamu.”

Dan make over dimulai. Mingyu menggendong Miyu untuk rebah di kasur yang lebih empuk lalu melucuti pakaian yang belepotan sisa makanan tadi. Yah, cucian lagi deh. Tapi gak papa, konsekuensi punya bayi pasti akan terus nyuci setiap hari.

Baju pertama pas di badan, Mingyu menjerit gemas melihat Miyu yang seksi dengan kaus hijau juga kaos kaki hitam. Tapi kok kayaknya Miyu kurang nyaman ya? Setelah didandani, bayi itu malah mendekati dan berniat protes jika dia minta pakaian seksi ini segera dilucuti.

Sungguh bayi syar'i.

“Miyu gak suka bajunya? Ya udah, pake yang satu lagi aja yaaa.”

Mingyu gak mau menyerah, kembali mendandani Miyu dengan setelan lebih kalem dan lucu. Karena yang tadi menunjukkan punggung bersih si bayi, jadi Mingyu gak tega kalo ada orang nakal yang salfok dengan kesemokan bayinya.

Akhirnya, setelah mengganti pakaian dan Miyu sekarang terlihat nyaman, Mingyu tersenyum cerah merasa bangga dan gak nyangka karena anaknya udah besar aja.

“Kita turun yuk, sayang.”

Sementara di bawah, Wonwoo baru selesai menjemur pakaian. Tersenyum lebar saat Miyu cantiknya mengenakan topi beret yang lucu. Kedua Raden itu saling kegirangan. Iya, Miyu girang ingin digendong Wonwoo sementara sang Bunda girang ingin mencium pipi bakpao itu.

“Udah rapi aja sih kamu. Emang mau ke mana?”

“Miyu mau ketemu uncle sama aunty di Griya GSM dong, Bunda.”

“Ciye yang seneng mau ke Ciputat. Bentar ya, Bunda siap-siap dulu.”

Setengah jam kemudian setelah urusan rumah dan membersihkan diri selesai, Wonwoo bersama keluarga kecilnya pergi ke Griya GSM. Ini adalah hari pertama rumah mereka direnovasi dengan memperbaiki beberapa ruangan yang juga didekorasi ulang.

Sementara Mingyu mengarahkan direksi pada tukang, Wonwoo menunggu di Griya GSM bersama Miyu yang menjadi rebutan teman-temannya. Siang itu geng dominan sibuk dan hanya ada Seungkwan dan Jisoo saja yang menemani Wonwoo.

“Miyu kok kamu bisa sesemok ini sih? Ateu Kwanie merasa tersaingi tau.”

Jisoo mendengus mendengar si sumber suara. “Gak papa ya, Miyu. Di usia 17 taun nanti, kamu akan selangsing Aunty Jichu. Jangan kayak Ateu yang satu ini, kerjaannya ngemil nasi uduk Mpok Chaeyeon terus.”

Wonwoo yang terbebas dari ritual mengasuh cuma ketawa mendengar obrolan manusia-manusia itu. Beruntung jadi orang tua Miyu yang mudah akrab dengan siapapun, Wonwoo punya waktu sebentar untuk rehat dan istirahat.

“Miyu, don't listen yes. Aunty Jichu itu syirik karena gak bisa punya body goals kayak Ateu. Kurus banget gak good, Bunda kamu aja lebih cucok pas pipinya gembul.”

No, no, no, Ateu Kwanie yang jelas syirik kepada Aunty, sweetie. Please kamu harus ingat semok itu yang gak good, bikin baju gak muat.”

Duh repot juga ya, Wonwoo merasa akan ada perang tercetus segera, buru-buru merebut Miyu dan menggendongnya. Membiarkan dua submisif yang berbeda ideologi ini bertengkar dengan argumentasi yang tak habis-habisnya.

Wonwoo mending main sama Miyu aja, mengajak bayi itu keluar dan melihat tumbuhan milik Encang Ceye yang masih terawat. Jadi ingat dong saat Mingyu masih pacarnya dan mendedikasikan 24 jam untuk mengurus Griya GSM, saking sayang pada tumbuhan milik Encangnya, Mingyu pun menyirami dan memupuk sampai sesubur ini.

Dasarnya Ananda Mingyu memang seperti itu. Saat menemukan sesuatu yang dicintai akan selalu mengusahakan juga memperjuangkan bahwa dia mampu menjaganya. Termasuk Wonwoo dan Miyu yang merupakan keluarga kecilnya.

Di siang hari yang tak begitu terik malah cukup berangin dan sedikit mendung, dari gerbang terdengar langkah kaki mendekat. Wonwoo belum menaruh atensi karena kawasan kostan itu memang banyak orang yang lewat, namun sepertinya memang langkah itu sengaja memasuki Griya GSM.

Sebentar, tapi kok gak asing ya?

Seperti salah satu dari dua adam yang datang dan kini berdiri tak jauh dirinya itu pernah bertemu di suatu tempat. Astaga, benar juga! Rumah Dokter Yoona

“Yuvin/Kak Raden?”

Mereka menyebut nama masing-masing secara bersamaan. Wonwoo kaget dan gak menyangka karena akan dipertemukan lagi dalam situasi yang serba kebetulan ini.

“Kak Raden kok ada di sini?”

Senyum manis mengembang, bersama Miyu yang juga antusias saat tangan Yuvin melambai padanya.

“Ini kostan suamiku, kamu juga ngapain kok bisa sampe di sini?”

“Loh, kebetulan jenis apa ini? Aku lagi nyari kostan buat sepupuku. Ternyata malah nemu kostan Kak Raden.”

Cowok yang masih muda dan imut—mungkin calon mahasiswa baru—di samping Yuvin tersenyum dan menjabat tangan Wonwoo.

“Dong Pyo, salam kenal Kak Raden.”

“Salam kenal juga. Ya udah masuk aja kalo gitu.”

Kata Tuhan jika dipertemukan dengan tiga kali kebetulan akan ada skenario yang sudah direncanakan. Wonwoo sedang menunggu kebetulan lain yang menaungi saat dipertemukan lagi dengan Yuvin. Entah kenapa, perasaan semangat saat bertemu dengan kembaran suaminya itu membuat Wonwoo jadi lebih ceria kali ini.

Jisoo dan Seungkwan kembali ke kamar di lantai atas, sementara Wonwoo siapkan teh manis dan camilan untuk menjamu dua tamu yang duduk di sofa.

“Gak usah repot-repot, Kak. Kita gak lama kok, cuma mau tanya apa ada kamar kosong untuk seorang di kostan ini.”

“Oh! Ada kok,” jawab Wonwoo antusias. “Kebetulan Griya GSM banyak pilihan tipe kamar. Mau sendiri atau sharing bisa. Karena masih suasana wisuda juga, banyak mahasiswa yang memilih stop ngekost jadi banyak kamar kosong.”

“Syukurlah, Dong Pyo juga katanya mau nyari yang sendiri biar bisa fokus belajar.”

“Ada kok, tenang aja. Mau cek kamarnya? Yuk saya antar ke atas.”

Wonwoo pun membawa dua tamu untuk melihat-lihat. Dari dulu Griya GSM selalu menjadi kostan laki-laki paling terjaga kebersihan. Selain orang yang mendiami merupakan orang lama, peraturan yang menuntut penghuninya lebih disiplin terbukti menjaga.

Yuvin takjub melihat keadaan kostan secara selama sekolah dasar sampai kuliah dan sekarang koas, calon dokter ini belum pernah merasakan hidup mandiri. Alias masih ikut dengan Mama dan Papanya.

“Rapi ya, Kak,” Dong Pyo berbinar, sepertinya jatuh cinta dengan fasilitas yang ada. “Di sini ada jam malamnya?”

“Standart aja sih, paling jam 11 malam gerbang udah ditutup demi keamanan karena banyak yang bawa motor juga.”

Dong Pyo mengangguk menatap Yuvin seolah meyakinkan jika dia akan memilih kamar ini.

“Gimana? Suka nggak?”

“Aku liat-liat boleh ya? Eh, adeknya liatin terus. Mau aku gendong?”

Benar aja, Miyu malah lolos dari gendongan Bunda karena mengorbankan dirinya pada cowok bernama Dong Pyo yang mengajaknya jalan-jalan. Aroma minyak telon yang khas bayi menguar di sekitar ruangan, sementara Dong Pyo ngasuh, Wonwoo menatap dari jauh bersama Yuvin yang juga menatapnya.

“Kak Raden udah lama nikah sama Kak Ananda?”

Wonwoo menatap Yuvin yang sedang senyum malu-malu itu. Heran deh, kok mirip banget sama suaminya sih? Ananda tercinta versi calon dokter ini bedanya lebih kalem dan nggak alay. Jadi pengen elus pipinya.

Astaga, sadar dong, Raden!

“Udah dari setahun yang lalu. Kamu semester berapa sekarang?”

“Baru mau koas, Kak. Do'akan ya.”

“Wow, calon dokter dong? Ikutin jejak Dokter Yoona ya?”

“Jejak Papa juga, beliau Dokter Bedah, hehe.”

Takjub dong Wonwoo, bisa gitu ya sekeluarga bergelut di dunia medis semua. Tapi gak ada yang gak mungkin, karena semua orang punya potensi masing-masing. Apalagi Wonwoo tau jika seorang Dokter akan lebih mudah menggiring anaknya terkecimpung ke ranah yang sama.

“Semangat kalo gitu. Semoga tugas akhirnya nanti pun dilancarkan.”

Seraya mengikuti ke mana Dong Pyo dan Miyu mengitari ruangan, mereka membuntuti dari belakang. Tanpa suara, Wonwoo dan Yuvin larut dalam keheningan Griya GSM yang sedikit sepi di siang hari karena penghuninya sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Tak menyadari jika kaki Wonwoo terkantuk sesuatu dan hampir terjatuh jika gak ditahan atau lebih tepatnya gak menimpa dada Yuvin. Dapat cowok itu hirup aroma parfum Wonwoo yang manis bercampur dengan minyak telon juga bedak bayi. Entah kenapa terasa menenangkan.

“Y-Yuvin ya ampun maaf aku gak sengaja. Makasih ya udah nahan tubuhku.”

“Hati-hati, Kak. Sakit gak kakinya?”

“Nggak kok. Cuma kaget aja.”

Tapi ternyata karena kaki itu terkantuk tembok, alhasil jemari Wonwoo luka dan berdarah. Wonwoo gak menyadari karena sibuk menyamankan dirinya yang masih menumpu di dada Yuvin. Duh, mana parfumnya wangi banget lagi.

Jadi pengin peluk tapi yang kebayang di kepala Wonwoo malah muka Ananda Mingyu.

“RADEN WONWOO ASKARA BAYU BUNDANYA MIYU!”

Nah loh, baru aja disebut Mingyu malah muncul dengan raut menahan amarah seraya tangan terlipat di dada. Dong Pyo terkejut melihat Wonwoo dan sepupunya yang seperti sedang berpelukan. Makin terkejut ketika ada sosok lain yang seperti akan murka.

“Dadadada!!” oceh Miyu meminta agar dibawa mendekat dan Mingyu pun menggendongnya.

“Ehm!” dehamnya namun gagal membuat dua adam yang saling memeluk itu terlepas. “Raden, tolong bawa Miyu ke bawah. Ananda mau bicara sesuatu sama anaknya Dokter Yoona.”

Waduh, ada apa coba?

Apa Mingyu salah sangka?

Apa Yuvin akan dilabrak saat ini juga?

“Raden!” bentaknya dan membuat Wonwoo terpaksa menurut untuk membawa Miyu ke bawah.

“...Nda, Raden bisa jelasin.”

“Nanti aja.”

“Tapi....”

“Raden gak usah ikut campur. Ini urusan sesama pria sejati.”

Yuvin menatap dengan raut gak mengerti, sementara Wonwoo yang merasa bersalah hanya mengucap kata maaf melalui gerak bibirnya. Kalo Mingyu udah seserem ini, artinya suaminya sungguhan marah.

Wonwoo cuma bisa berdo'a, semoga gak ada perang keluarga versi dua!

Gak akan ada pertumpahan keringat di Ciputat tercinta!

•••

Correct me if I wrong kalo bayi meriang sampe flu, demam, dan diare saat numbuh gigi itu mitos. Hasil bertanya Mbah google bilangnya kayak gitu semua.

Ditambah saya gak sempet tanya yang lebih ahli di bidangnya. Jadi mohon dimaklumi kalo ada banyak kekeliruan.

Happy reading 😎

Akhirnya Ananda ketemu kembaran jugak.

Love,

Yoon Kangkung 💜💚

Continue Reading

You'll Also Like

191K 9.3K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
47.2K 4.5K 43
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
411K 4.4K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
105K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...