D E S T I N Y

By _BraveGirlTakeRisks_

291K 17.8K 710

Apa jadinya cowok yang terlihat kalem dan cool bertemu dengan cewek yang cuek dan masa bodo terhadap lingkung... More

Blurb
Prolog
Chapter 1: Who is Michael?
Chapter 2 : Which one is Michael
Chapter 3 : He is a dangerous person
Chapter 4 : Have a deal with the Devil
Chapter 5 : Meet Michael Robert Dallas
Chapter 6 : Press and apologize
Chapter 7 : Why do he care?
Chapter 8 : Why does this girl looks cute?
Chapter 9 : Such an annoying guy!
Chapter 10 : A little bit Curious
Chapter 11 : Not good!
Chapter 12 : What the ----
Chapter 13 : Is he mad?
Chapter 14 : What just happened?
Chapter 15 : TULLAH!
Chapter 16 : Damn Michael!
Chapter 17 : Moving.
Chapter 18 : OH NO!
Chapter 19 : Wanna Hug and Kiss you so bad!
Chapter 21 : Because I like you.
Chapter 22 : It's up to you
Chapter 23 : She's Angry
Chapter 24 : He accepted!
Bukan Update
Chapter 25 : I'm not going anywhere.
Chapter 26 : Heart Disease!
Chapter 27: He's my Rival
Chapter 28 : Gabrian.
Chapter 29 : Married?
Chapter 30 : Silence
Chapter 31 : Misunderstanding
Chapter 32 : Heart Attack
Chapter 33 : Don't hurt her more.
Chapter 34 - I'll do anything.
Chapter 35 : Why?
Chapter 36 : She loves him more than her life!
Chapter 37 : His life
Chapter 38 : A little new hope is gone.
Chapter 39 : This isn't dream
Chapter 40 : Be with you for the rest of life (Destiny : End)
EPILOG
Cerita Baru

Chapter 20 : Her Heart and His Face!

5.4K 389 18
By _BraveGirlTakeRisks_

HOLAAA ❤️

ROBERT UP!!

SELAMAT MEMBACA ❤️

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA 🖤🖤🖤

️❄️❄️❄️❄️


Gaby menatap ponselnya yang sudah mati. Rasa kantuknya sudah lenyap tak bersisa. Ada apa dengannya? Kenapa ia merasa tidak rela mendengar kalau Robert akan pulang lebih lama dari sebelumnya? Kenapa ia peduli dan kenapa ia tidak rela?

Dengan kesal ia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mencoba memejamkan mata agar kembali terlelap. Pikirannya melayang ke saat dimana ia menghisap leher Robert seperti seorang vampir. Ya Tuhan apa yang sebenarnya sudah ia lakukan?

Dengan gontai, Gaby beranjak dari tempat tidurnya. Melirik jam wekernya. Waktu bahkan belum menunjuk angka dini hari, tapi ia sudah tidak bisa lagi memejamkan matanya. Tapi bukan Gaby namanya jika ia tidak bisa kembali tidur.

Ia berjalan ke arah pantry mengambil susu dan menuangkannya pada gelas. Ia mengambil madu dan mencampurnya ke dalam susu tersebut. Fix! Besok pagi ia akan kesulitan bangun. Tapi tidak masalah yang penting malam ini ia harus tidur.

Setelah meminumnya hingga tandas, Gaby kembali ke kamar tidurnya. Melirik ke tempat Tullah dan mendapati anjing kesayangannya itu terlelap. Bahkan tidak terganggu dengan suaranya yang besar tatkala membentak Robert beberapa waktu yang lalu. Tapi biarlah begitu, lebih baik Tullah tidak bangun karena anjing kesayangannya itu akan langsung rewel jika bangun tidak pada waktu seharusnya.

Anjing manja!

Gaby akhirnya menguap dan langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur lalu terlelap.

_________________

Seminggu sudah berlalu sejak terakhir kali Robert menghubungi Gaby tengah malam lalu. Sampai detik ini, lelaki itu tidak lagi meneleponnya atau bahkan sekedar mengabarinya saja, tidak sama sekali.

Akhir-akhir ini Gaby cukup sering bertanya pada Jeremy mengenai Robert, keadaannya dan lain sebagainya. Untungnya Jeremy tidak curiga maupun merasa heran dengan tingkah lakunya yang sedikit mengganggu dan ya Jeremy mengatakan apapun yang ia ingin dengar mengenai lelaki itu, setidaknya itu sedikit membantu. Sedikit.

Memangnya apa yang ia harapkan?

Dari informasi yang ia terima, saat ini Robert sudah berada di Spanyol. Sudah dua hari ini lelaki itu berada di Spanyol, tanpa mengabarinya. Tapi hei! Memang siapa ia sampai harus tahu segala hal tentang Robert?

Bukankah ia bukan siapa-siapa?

Ya ampun apa ia sedang merindukan Robert? Tapi bagaimana bisa, maksudnya selama ini Gaby selalu merasa terganggu dengan kehadiran lelaki itu bahkan merasa jengkel dengan kelakuan Robert yang menurutnya freak dan menyebalkan.

Jadi tidak mungkin kan kalau ia benar-benat merindukan Robert? Tolong jawab ‘tidak mungkin!’

Tapi sayangnya apa yang dikatakan oleh Jeremy selanjutnya benar-benar membuat Gaby merasa jantungnya perih seakan ditusuk ribuan jarum. Tidak kumohon jangan sekarang! Teriak Gaby dalam hati.

“Tuan Michael tidak bisa dihubungi sejak empat jam yang lalu!” ucap Jeremy sedikit panik.

Gaby menekan dadanya yang terasa semakin perih. Dalam hati ia berdoa agar ia tidak pingsan sekarang. Tidak jangan sekarang!

Ya Tuhan jantungnya sakit dan ia merasa sangat sesak.

“Gaby kau baik-baik saja?” tanya Jeremy yang melihat Gaby tiba-tiba berubah pucat. Bibirnya seakan sudah tidak dialiri darah lagi.

“Kau butuh dokter! Ayo, aku akan mengantarmu ke rumah sakit!” Jeremy berubah panik melihat Gaby yang masih pucat.

Gaby menggeleng lemah, ia bisa melihat dari jauh dua orang bodyguardnya sudah berlari ke arahnya dengan panik.

“A...ir” ucap Gaby lemah dan pelan membuat Jeremy harus menunduk agar bisa mendengar apa yang diucapkan oleh teman satu jurusannya ini.

“A..ir” ulangnya lemah. Jeremy tidak banyak berkomentar dan langsung berlari ke arah food court untuk membeli air. Ia hampir saja bertabrakan dengan dua orang yang juga terlihat berlari karena panik.

Gaby meraih obat yang diserahkan oleh salah seorang bodyguardnya itu dan langsung memakannya. Setelahnya ia meraih botol minum yang di berikan oleh yang seorang lagi. Tidak menunggu terlalu lama ketika ia merasa bahwa jantungnya sudah kembali seperti normal.

Kode yang diberikan Gaby cukup dapat dibaca oleh kedua bodyguardnya itu sehingga mereka berdua langsung menjauh ketika Jeremy menghampiri Gaby sambil membawa air. Ia menatap Jeremy yang ngos-ngosan karena berlari dengan panik untuk membeli air.

Gaby menerima air yang disodorkan Jeremy padanya dengan tidak enak. Tidak terpikirkan olehnya kalau Jeremy akan berlari se-panik itu hanya demi sebotol air untuknya. Tadinya ia hanya mencoba mencari cara agar Jeremy tidak bertatap muka dengan bodyguardnya. Tapi yang ia lakukan malah membuat orang lain kesusahan.

“Terima kasih dan maaf.” Gaby menatap Jeremy dengan tatapan bersalah sekaligus menyesal. Ini salahnya membuat anak orang panik.

“Kau sudah baikan? Minumlah!”

Dari suaranya, Gaby tahu kalau Jeremy masih khawatir padanya. Ya ampun sebenarnya apa yang baru saja ia lakukan! Jantung sialan! Rutuk Gaby dalam hati.

“Aku sudah baikan, sepertinya kau yang lebih membutuhkan ini.” Gaby kembali menyodorkan botol air itu pada Jeremy.

“Tidak perlu, aku baik-baik saja. Lebih baik kau saja yang minum, kau pucat Gaby.”

“Aku baik-baik saja sungguh. Aku akan selalu baik-baik saja.

Gaby tahu, Jeremy tidak mengerti apa maksud dari perkataannya barusan. Hal itu terlihat jelas dari kening di dahi Jeremy yang sudah mengkerut. Tapi tidak apa-apa, Gaby percaya setiap kata adalah doa. Setidaknya itu yang selalu dikatakan oleh kedua orangtuanya padanya setiap kali ia mengeluh kesakitan saat masih remaja dulu.

Jika setiap kata adalah doa, maka kata aku akan selalu baik-baik saja yang diucapkannya merupakan sebuah doa serta harapan yang benar-benar diinginkannya karena hal itu menyangkut mengenai hidupnya nantinya. Dan jelas Gaby akan selalu mengatakan kalimat itu jika ia merasa pasrah namun tidak mau menerima kenyataan.

Botol yang sudah dipegang oleh Gaby kembali ia berikan pada Jeremy. “Minumlah, aku sudah lebih baik dari sebelumnya.” ucapnya datar. Jeremy meraih botol itu lalu meminumnya hingga tandas dalam sekali tegukan.

“Apa masih kurang?”

“Tidak, ini sudah lebih dari cukup.”

“Kalau begitu aku akan pulang, aku butuh istirahat.”

Gaby berdiri tapi seketika kembali terduduk ketika merasa kepalanya sedikit berputar. Jeremy dengan sigap menahan tubuh Gaby.

“Aku akan mengantarmu.” Ucapnya tegas tidak ingin mendengar bantahan. Ayolah, kemulusan wajahnya dipertaruhkan jika Gaby sampai kenapa-napa.

Gaby pasrah mengikuti Jeremy yang memapahnya ke parkiran, begitupun ketika lelaki itu memaksa mengantarnya ke dalam apartemennya. Sudahlah, lagi pula saat ini efek samping obatnya sudah mulai bekerja.

Sebelum Gaby benar-benar terlelap, ia sempat mendengar Jeremy bertelepon dengan seseorang dan menyebut-nyebut namanya.

______________________

Gaby membuka matanya yang terasa cukup berat. Ia menoleh ke samping dan menemukan beberapa bungkus obat baru serta selembar note kecil. Ia mengambil obat itu memasukkannya ke dalam laci meja, lalu mengambil note kecil itu dan membacanya.

Kami masih berusaha mencari,
Bertahanlah!
Love,
–G—

Senyum Gaby mengembang membaca note itu. Ia akan bertahan, terus bertahan sampai ia tidak bisa bertahan lagi. Jika ia tidak berjuang maka apa gunanya mereka berjuang untuknya?

Tapi kira-kira kapan Gabrian masuk ke dalam apartemennya? Bukankah tadi ia pulang bersama Jeremy?

Baru saja Gaby mau turun dari tempat tidurnya, suara berat seseorang yang seminggu ini ia ingin dengar tiba-tiba terdengar.

“Mau kemana sayang?”

Nada itu tidak terdengar seperti ingin tahu atau khawatir tidak ada nada-nada yang terdengar jahil seperti sebelumnya. Nada itu lebih terkesan menahan amarah.

Gaby mendongak untuk menatap Robert. Ah ia merindukan lelaki ini.  Gaby menatap Robert dengan datar, tapi sedetik kemudian kernyitan muncul di dahinya.

“Michael, ada apa dengan wajahmu?!”

*****

Boleh tau pendapat kalian tentang chapter ini??

Really hope you like and enjoy it guys 💕

Jangan lupa Vote Komen dan Share yaaa 🖤

Sayang kalian ❤️

Original ® story by Jusiana97
Copyright © 2019 by Jusiana97

Written by
J U S I A N A 9 7

Salam damai,
Mrs. Mitsuji 🖤

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 230K 43
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
16.4K 1.1K 42
THE LOVE SERIES #2 17+ Zae Ambroise, gambaran gadis sempurna dambaan umat manusia. Paras cantik, kekayaan tak hingga, dan otak cerdas sebanding denga...
1.4M 66.4K 32
#30 DALAM ROMANCE (27/12/16) #25 DALAM ROMANCE (29/01/17) #21 DALAM ROMANCE (03/02/17) Alexa Prasetya seorang cewe gemuk yang dikucilkan disekolah ha...