Querencia

By mafiakangkung

287K 32.6K 23.3K

[๐™Š๐™ฃ ๐™‚๐™ค๐™ž๐™ฃ๐™œ] #๐’๐ž๐ช๐ฎ๐ž๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐’๐ž๐ฆ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐ซ ๐Ÿ– ๐˜˜๐˜ถ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช๐˜ข (๐˜ฏ.) ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ญ๐˜ข๐˜ค๐˜ฆ ๐˜ง๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฎ ๐˜ธ๐˜ฉ... More

Mukadimah - Casts
Q01. Masuk Angin?
Q02. Semanis Sirup Kurma
Q03. Bekas Luka
Q04. Menjadi Raden Yang Baru
Q05. Gak Sesederhana Itu, Ananda!
Q06. Di Ujung Derita
Q07. Kado Terindah
Q08. Ananda & Raden Menuju Bahagia
Q09. Long "Dipingit" Relationship
Q10. Get Ready with Pengantin Baru
Q11. Panggil Mereka Ayah & Bunda Meong
Q12. Susu Murni Nasional
Q13. Bye-bye Raden Byutipul
Q14. Welcome Baby Girl
Q16. Ketika Dominan Didominasi
Q17. Raden Miyu Maurasena
Q18. Officially Hot Daddy
Q19. Ayah dan Bunda, Mengapa Aku Berbeda?
Q20. Kapan Kerja Lagi?
Q21. Teror Paket Online
Q22. Teori Kebahagiaan Miyu
Q23. Nyicil Target Hidup
Q24. Happy Anniversary
Q25. Home...Home...Home...
Q26. Halo, Gigi Susu!
Q27. Ada Apa Denganmu?
Q28. Call Me Manjalita
Q29. Move Like Jaeger!
Q30. Manusia Pentol Korek Api
Q31. Bye, S2. Welcome New Member!
Q32. Kudeta Mbakyu Miyu
Q33. Little Ananda
Q34. Beruang Ngamuk
Q35. Beruang Ngamuk [v.02]
Q36. Rindu Dibayar Nyicil
Q37. Bentuk Cinta
Q38. Anak Pertama
Q39. Resolusi Baru
Q40. Jalan Jaegerku
Q41. Cinta Salah Alamat

Q15. How to Fight Raden Wonwoo

6.5K 877 532
By mafiakangkung

Gak bisa, sebagai pacar yang gak ikhlas pacarnya ada main sama orang lain aku gak rela liat Seokmin ganjen sama Raden.

========

"Pokoknya kita harus melawan guys, jangan mau ditindas."

Sejak insiden Seokmin ketauan ada sesuatu gemas dengan Wonwoo, suasana Griya GSM khususnya lingkungan para uke sosialita menjadi tegang. Jisoo yang merupakan pembaharu sangat berapi-api untuk membenarkan hal menyimpang, berinisiatif mengumpulkan massa yang ada dan juga menanggung beban yang sama.

Tentu minus Uji yang notabene sudah berkeluarga dan gak ada sangkut pautnya apalagi menjadi korban seorang Raden Wonwoo Askara Bayu yang sedang mengandung. Pada awalnya, Jisoo ikut bahagia dan gak sabar menanti calon ponakannya lahir ke dunia, tapi setelah memergoki keadaan yang sangat gak bersahabat, dia meragukan kesetiaan pacarnya sendiri.

Jisoo sebal melihat Seokmin yang menikmati perubahan Wonwoo menjadi lebih cantik dan menggemaskan. Padahal kan dia juga gak kalah badai, malah yang lain sampe sungkem sama dia.

Tapi, di depan Wonwoo yang sedang hamil anak Mingyu, Jisoo kalah telak. Pesona kucing kasta Brahmana ini harus tergeser pesona Bunda Meong. Mengingat hal itu tentu aja dia jadi sedih. Merasa tersaingi, tapi yang lebih parahnya lagi Jisoo gak bisa marah pada Wonwoo yang selalu bersikap baik hati.

Dilema tentu aja, begitupun hal yang sama dirasakan Jeonghan kala mengetahui Seungcheol kesayangan memeluk perut gemas Wonwoo. Saat di dapur, diam-diam dia mengintip keduanya yang beradegan cukup intim. Ingin marah tapi gak mau dikira lebay, dipendam sendiri juga menyakitkan. Serba salah emang.

Lain halnya dengan dua senior, Seungkwan justru paling netral dan terkesan cari aman dengan menolak gerakan melawan Wonwoo. Dia tau teman sepermainannya bukan sosok kegatelan bahkan gemar menggoda kekasih orang. Meskipun Jisoo bicara hingga berbuih dan berbusa, Seungkwan menolak lupa. Bahwa Wonwoo yang dikenalnya tidak seperti yang dirumpikan oleh rekan-rekannya.

"Kamu setuju kan, Han? Wonwoo nanti kebiasaan loh manja-manjaan sama Seungcheol. Kalo kemaren peluk, sekarang bisa jadi lebih parah."

Jeonghan berpikir keras. "Tapi aku nggak tega. Mau gimana coba bilangnya?"

"Kita kumpulin kekuatan dan harus tega. Kalo nggak kayak begini, bisa dipertanyakan kesetiaan pasangan kita. Kamu jangan lupa ya, Raden Wonwoo itu berbahaya!"

"Tapi untuk kasus kemarin, aku yakin Seungcheol pasti gak sengaja. Makanya aku ragu kalo kita terlalu gegabah."

Jisoo menghela napas. "Gegabah dari mana sih, bebs? Ini tuh wajar karena kalo kita diem aja, sama halnya membiarkan bibit perselingkuhan menyebar di Griya GSM. Selamatkan hati kita, begitu juga hati Mingyu yang gak tau apa-apa."

Aduh, makin ngaco aja ini bule Lenteng Agung. Seungkwan jadi ragu untuk mengikuti dua manusia yang patah hati karena ditikung. Sebab di antara mereka, cuma Seungkwan yang gak bisa mengerti keadaan karena Vernon tidak tersangkut kasus apalagi sampai jatuh hati pada Wonwoo.

Gila aja, dulu mereka temen ngetrek bareng saat Wonwoo masih tomboy. Sekarang pun jika keduanya bersama, Seungkwan bisa melihat perlakuan yang sama pula. Bahwasanya, Vernon tidak memiliki hasrat apalagi sampai berubah untuk jatuh ke dalam pesona Wonwoo.

"Aku nggak ikutan yak kakak-kakak. Di samping aku gak ada masalah sama Kak Wonwoo, aku juga nggak tega gimana cara ngomong meskipun secara baik-baik. Bawaan hamil kan perubahannya super, bisa aja dia gak sadar akan hal itu."

Jisoo menggeleng, merasa gak sejalan. "Gak bisa, sebagai pacar yang gak ikhlas pacarnya ada main sama orang lain aku gak rela liat Seokmin ganjen sama Raden."

"Aku juga sakit liat Seungcheol kebablasan meluk-meluk Raden. Emang yak, pesona ibu hamil gak bisa bohong. Bikin iri aja."

Jisoo mengangguk, membenarkan kalimat Jeonghan yang sepertinya mulai terkecoh dan mengiyakan kemauan Jisoo untuk melabrak Wonwoo secara halus. Setelah dipikir-pikir lagi ternyata ikhlas bukan jalan utama. Jeonghan gak mau menanggung beban merasakan sakit yang lebih dalam dari sebelumnya.

"Oke Hani, kita bagi tugas yak. Kamu liatin pergerakan Wonwoo saat pagi hari, baru aku bagian siang sampe sore. Kebetulan karena aku nganggur sekarang bisa lebih semangat buat nyari informasi. Apalagi ini kasus terpenting karena menyangkut kelangsungan hubunganku sama Seokmin."

Sedangkan dua sejoli yang saling membagi tugas ini sibuk berdiskusi, Seungkwan melipir untuk menjauh. Menghindari rencana yang disiapkan dengan tujuan melawan power seorang Raden Wonwoo.

Lucu memang, cinta membuat segala hal biasa menjadi rumit. Seungkwan adalah golongan manusia yang enggan terlibat hal merepotkan, tentu mencari jalur aman dan tentram yakni percaya pada Vernon tercinta. Dia gak menyangkal jika Wonwoo sekarang menjadi penuh pesona.

Kehadiran buah hati Ananda Mingyu yang dikandungnya, apalagi jenis kelamin perempuan membuat aura keibuan juga pesona Wonwoo menguar dengan mudahnya. Wajar jika seme yang notabene memiliki pasangan ini terdistraksi oleh keindahan Wonwoo. Sebab benar seperti yang dikatakan Jisoo, Bunda Meong satu ini sangatlah berbahaya.

Maka dari itu, Seungkwan memilih mampir ke kamar sang kekasih di lantai dua. Sebelum dia berangkat kuliah, barangkali ada satu dua patah kata yang ingin diucapkan pada Vernon. Yha, karena memang mereka gak satu kamar, kadang Seungkwan rindu meskipun setiap hari pasti bertemu.

"Mau berangkat sekarang? Bentar sayang, aku panasin motor dulu."

Seungkwan tersenyum di ambang pintu begitu Vernon menyadari kehadirannya. Tentu aja merasakan hal sama, tidak ada perubahan apapun pada sang kekasih sejak Wonwoo mengandung. Lebih tepatnya, pandangan juga hati cowok bule itu dijaga hanya untuk Seungkwan seorang.

"Emang kamu udah mandi, sayang? Gak usah dianterin deh, aku jalan kaki aja nyebrang ke depan."

Vernon nyengir, Seungkwan terlalu hapal kebiasaan pacar tercinta. Meskipun begitu, dia selalu menyayangi Vernon apa adanya. Bahkan saat itu juga dia tanpa ragu bergelayut manja di tubuh Vernon. Sebuah rutinitas yang menjadi kebiasaan mereka selama berpacaran.

"Kok mendadak manja gini? Tumben amat."

"Emang gak boleh ya manja sama bebeb sendiri? Kangen aku tuh padahal tiap hari ketemu."

"Besok kalo kamar sebelah kosong, kita pindah jadi sekamar aja ya? Gak usah bilang Daddy sama Mommy tapi."

Seungkwan menyeringai melihat kekasih tampannya juga menyeringai. "Kamu nakal ya ternyata? Jadi makin sayang."

"Ya, harus makin sayang dong, aku kan juga sayang pacarku si Cutie Kwanie."

"Huehehe," kekehnya dalam hati saat dipuji.

Nah kan? Lihat sendiri kalo Seungkwan itu the only one di mata dan hati Vernon. Sebuah kemustahilan untuk si cowok blasteran pindah haluan. Meski iya pun Seungcheol dan Seokmin ambyar, Seungkwan yakin jika itu hanya sementara. Ibarat permen karet, manisnya di awal, sepahnya dibuang kemudian.

Tapi gak ada salahnya kan Seungkwan bertanya lebih lanjut? Maksud hati meyakinkan kekhawatiran dengan mengharap jawaban untuk meredakan dua kompor bledug seperti Jisoo dan Jeonghan. Dia cuma gak mau goyah akan keputusan memilih damai dengan Wonwoo. Apalagi jika sampai Jisoo maupun Jeonghan berhasil menghasutnya.

"Kamu pilih aku atau Kak Wonwoo?"

"Kenapa tiba-tiba nanya begitu?"

Kenapa ya? Seungkwan juga gak tau, tapi dia perlu untuk mengenyahkan ragu.

"Jawab ajah, sekarang kostan kita lagi kena virus uwunya Kak Wonwoo. Kamu bakalan ambyar gak sama pesona dia?"

Vernon terkekeh. Menganggap remeh pertanyaan Seungkwan juga jawabannya sendiri yang dianggap sesuatu hal pasti.

"Kamu dong, babe. Masa iya aku ambyar sama pesona Kak Wonwoo yang udah aku anggap rival dan temen semasa jadi anak motor sih?"

"Bener ya? Awas kalo dusta."

Yha, liat aja.

Vernon boro-boro ada kepikiran sedikitpun untuk mendekati Wonwoo. Apalagi sampe ambyar oleh pesona Bunda Meong itu.

Kalo pun iya, dia udah siap kok mau diapain aja. Dan Seungkwan pun siap memberikan pelajaran berharga untuk sang kekasih tercinta.

•••

Hari-hari yang Wonwoo lalui setiap pagi ketika Mingyu pergi hingga pulang kerja dilalui dalam sepi.

Sejak Tipul memilih kebahagiannya bersama Ayu, Wonwoo menjadi kehilangan sosok itu. Rindu meong meong manja yang selalu menyahut ketika Wonwoo curhat mengenai suaminya. Kadang ada jilatan gemas di jempol juga jemarinya ketika Tipul kelaparan.

Mau main sama Encing Beki juga sibuk, nunggu penghuni lain pun sama aja. Nancy dan Mbakyu Egi punya kesibukan yang luarbiasa. Sebagai male pregnancy, Wonwoo hidup hanya dengan berdiam diri menghuni Griya GSM. Semua orang meninggalkannya dalam status pengangguran.

Sedih sih, tapi kadang Wonwoo membunuh sepi dengan main bareng Miyu. Apalagi kalo bayi itu udah gerak-gerak di dalam rahimnya. Wonwoo paling semangat meskipun kadang pegal dan sakit akibat terkena tendangan.

Namanya juga sama anak sendiri lah yak. Mau dibikin sakit juga Wonwoo terima-terima aja. Omong-omong, tiga bulan lagi Miyu lahir lho. Wonwoo gak sabar tapi lebih takut lagi ketika keadaan perutnya semakin membesar dari ukuran normal.

Ini aja Wonwoo cukup kesusahan untuk berjalan, duduk, dan bangkit. Meskipun nafsu makannya kembali normal, tapi pertumbuhan Miyu di dalam sana begitu pesat. Sampe pernah suatu ketika untuk bangun aja dibantu Mingyu saking beratnya.

Makanya, setiap kali Wonwoo duduk pasti akan terlanjur menemukan comfort zone. Yang sialnya, jika ada sesuatu barang yang jatuh, tangan panjang Wonwoo akan sangat kesusahan untuk mengambilnya. Saking gembul ukuran babybump yang berisi Raden Miyu tercinta.

Sungguh anak Ananda.

"Duh, segala jatoh lagi," susah payah ujung jempol kaki Wonwoo menjangkau remote yang tak sengaja jatuh. Padahal gak seberapa jaraknya, tapi untuk ibu hamil hal itu sangatlah merepotkan.

Namun sedetik kemudian datang kawean Leonardo D Caprio ketika usia muda, Vernon memungut remote dengan elegannya. Yang sialnya, di mata Wonwoo terlihat seratus kali lipat lebih keren. Mata rubahnya berbinar, baru menotis jika kegantengan cowok bule sebagai temen sepermainan zaman di Bintaro luarbiasa menggoda iman.

"Bilang dong kak kalo perlu bantuan."

Wonwoo mengangguk terpesona, sepertinya mulai terkena Miyu's effect saat melihat cowok ganteng berkeliaran di sekitarnya. "Thank you, darling," bisik Wonwoo membuat Vernon merinding. "Efek perut, jadi gak bisa nunduk. Sekali lagi makasih ya Vernon ganteng."

Mampusin jangan?

Sebab sekarang Vernon refleks membuang muka saat Wonwoo tersenyum dengan manisnya. Tak sadar pipi cowok berdarah campuran itu memerah, seperti pertama kali dipuji oleh bidadari cantik yang turun dari surga.

Aduh, kokoro Bastian Steel bergetar! Ea!

"Mau nonton apa? Sini biar gue cariin channelnya."

Wonwoo memerhatikan lamat-lamat setiap gerak dan gesture tubuh Vernon yang kelihatan salah tingkah. Apakah cowok itu mulai ambyar? Apakah dia melupakan kalimat yang mengatakan hanya Seungkwan the only one di matanya?

"Buat bikin rame aja, Non. Paling abis ini gue tinggalin buat nonton vlog. Tapi makasih ya, kalo gitu gak usah dinyalain deh. Temenin aja gue di sini. Gue kesepian."

Sungguh, siapapun gak akan bisa menolak pesona Wonwoo saat tangannya menahan lengan Vernon untuk duduk di sofa yang persis sampingnya. Tatapan tajam dari manik rubah nakal juga cantik itu memerangkap Vernon dalam ketidakberdayaan. Dia tau selama ini senior yang juga teman bucin motor itu manis, tapi gak gini juga kali.

Gak mesti secantik ini!

"Aw," ringis Wonwoo mendapat tendangan di perut besarnya. Kebetulan Vernon merekam momen itu dengan mata kepalanya. Takjub juga penasaran. Dia kagum akan keajaiban Tuhan yang memberikan kelebihan pada Wonwoo.

"Ditendang sama baby ya kak?"

"Iya, Miyu suka gitu kalo ada uncle ganteng."

"Dia bisa denger?"

Wonwoo tertawa renyah. "Bisa dong, Ayahnya aja kalo pulang kerja suka ngobrol sampe ketiduran."

Rasa-rasanya ada perasaan tenang dalam hati Vernon begitu membayangkan malam yang dihabiskan oleh pasangan suami istri ini. Pasti romantis, apalagi saat tau jika cowok tinggi besar itu mengajak ngobrol anaknya hingga ketiduran.

Kegemasan macam apa coba ini, ha?

"Berat ya kak?"

"Apanya nih? Kalo bawa perut jangan ditanya, haha. Malah pernah sesak dan gak bisa tidur setiap malemnya."

"Kasian," refleks Vernon mendekatkan diri, mengelus perut besar Wonowo. "Baby girl, please don't hurt your mommy, okay?"

Giliran Wonwoo yang merasa tenang saat elusan lembut datang dari Vernon. Entah mengapa sensasinya serupa sentuhan Mingyu. Atau aslinya dia sangat merindukan cowok itu? Menghabiskan waktu seharian bersama sang suami, tentu membuat Wonwoo gak akan secentil ini.

Pada dasarnya dia hanya kesepian. Dan bicara mengenai Miyu's effect, itu adalah salah satu usaha untuknya mengusir sepi. Mungkin lebih ekspresif sehingga mengarah pada sifatnya yang menjadi centil, tapi itu juga balik lagi, murni bawaan bayi perempuan di perutnya.

Wonwoo merasa kepribadian Miyu 180 derajat berbanding dengan kepribadiannya. Kalian juga tahu masa lalu Wonwoo yang super tomboy bahkan bertindak kekeuh jika dia enggan menjadi uke. Sekarang? Dunia seolah meneriaki Raden Wonwoo Askara Bayu sebagai uke super manja dan uwu.

"Vernon, elus lagi perutnya. Jangan berhenti."

Wonwoo berujar manja, membuat Vernon terhipnotis untuk mengelus dengan kedua telapak tangannya. Sial, Wonwoo merasa keenakan bahkan mendesah tanpa sebab. Membangkitkan libido si cowok yang diawal bilang gak akan ambyar namun sekarang malah ambyar seambyar-ambyarnya.

"Miyu ih, jangan centil. Bunda gak bisa napas tau!"

Padahal cuma protesan, tapi Vernon merona melihat interaksi calon ibu dengan anaknya. "Pasti berat banget ya mengandung selama enam bulan, gue pijit mau gak kak?"

Tak banyak kata, Wonwoo mengangguk lalu merebahkan dirinya di tangan sofa dengan kaki yang menopang di atas paha Vernon. Posisi Wonwoo serupa ratu Cleopatra, bedanya gak ada dayang yang mengipasinya, namun ada Vernon yang dengan setia memijat kaki yang perlahan membengkak selama masa kehamilan.

"Naik dikit, please, paha gue juga pegel."

Tanpa ragu, Vernon mendaratkan telapak tangannya di atas paha berbulu halus Wonwoo yang seputih susu. Mengagumi pesona yang baru dinotisnya, bahwa selama ini rekan yang dianggap teman saat di jalanan memiliki kecantikan tiada cela.

Lihatlah fitur wajah Wonwoo dari samping yang terpahat sempurna. Hampir aja Vernon mendaratkan elusan di pipi bersih istri Mingyu itu yang terlihat menggoda.

"Vernon," bisik Wonwoo sambil menahan napas. Melihat si cowok bule yang dari jarak dekat tengah menatap seperti ingin menyantap. "Boleh gue sentuh wajah lo? Miyu yang mau."

"Boleh, tapi jangan aneh-aneh ya kak."

"Aneh-aneh gimana?"

Keduanya saling diam, menikmati pandangan yang sarat akan kesalahan karena baik Wonwoo maupun Vernon sudah memiliki pasangan. Namun sepertinya keinginan Raden Miyu yang masih ada di dalam perut terlalu mendominasi, sehingga mau tak mau, keduanya gak ada pilihan selain melakukan sentuhan.

Wonwoo mengusap pipi, hidung bangir, dan bibir merah Vernon. Sedangkan Vernon sendiri terbuai dalam sentuhan, mengenggam tangan panjang Wonwoo yang putih bersih. Tanpa sadar bekas tangan berwarna merah menempel di sana.

"Gue baru tau lo seganteng ini, Non. Semoga kalo gue punya anak cowok seganteng dan sebule lo juga."

Wadaw, kalo mau bule kudu minta benihnya Vernon dong!

Bukan si Pangeran Tegal blasteran Ciputat macam Ananda Mingyu.

"Lo juga cantik kak. Kok bisa sih? Dan ke mana aja gue selama ini baru ngeuh? Bahkan lo ngedip aja gue berasa kayak lagi ada di Nirwana."

Wonwoo tersipu. "Ih, gombal. Kan jadi seneng."

Makin dekat, giliran Vernon terhipnotis untuk menyentuh pipi mulus Wonwoo dan turun pada dagu. Mengikuti lengkungan garis wajah dan berhenti di bibir bawahnya yang padat dan kissable.

"Sehat-sehat terus ya Bunda, semoga lancar sampe persalinan."

"Makasih, uncle."

Sementara dua sejoli sibuk saling menatap, Jeonghan di balik tangga gemeteran saat mengabadikan momen langka yang akan menjadi penyebab prahara melalui hapenya. Di sampingnya, Jisoo duduk penuh rasa kemenangan seraya menenangkan Seungkwan yang terpukul dan menangis sesenggukan di bahunya.

"Vernon dusta! Katanya aku the only one untuknya, huhu. Tega kamu, Non! Tegaaaaa."

Merasa prihatin, Jisoo menghapus air mata yang kian deras membasahi pipi. "Apa aku bilang, dia itu berbahaya. Gak ada cara how to fight Raden Wonwoo, kita lagi dijajah ini. Makanya, kalo kita gak bersatu, hal seperti ini akan makin merajalela. Sekarang Vernon yang kena. Besok siapa? Dino? Atau pacar kita lagi? Aku gak mau ya!"

Seungkwan terlalu larut dalam rasa sedihnya, mengabaikan Jeonghan yang menahan sensasi campur aduk ketika memerhatikan Wonwoo sedang beraksi dengan Vernon. Begitu dia tak sanggup lagi, Jisoo perlahan menyadari dan bertanya.

"Kenapa, Han?"

"Aku gak kuat ah, mau diapain nih videonya?"

Jisoo menghela napas, namun sedetik kemudian dia menguatkan keberanian untuk bertindak. "Kirim ke kontaknya Mingyu."

"Serius?"

"Ini demi kebaikan kita dan suaminya, sayang. Ayo, lebih cepat lebih baik."

Jeonghan yang ragu, pada akhirnya mengikuti panggilan dari hati kecilnya. Menuntun jempol untuk mengklik 'kirim' pada kontak cowok bongsor itu.

Oke, gak papa.

Semua akan baik-baik aja. Semua demi hati yang mulai resah setiap harinya.

"Maaf Raden, aku gak punya pilihan lain," bisik Jeonghan dan Jisoo dalam hati masing-masing.

•••

Sementara di kantor, Mingyu baru aja bangkit dengan penuh semangat untuk mengecek beberapa store dan mendadak terdiam saat melihat pesan berupa video. Rupanya kiriman dari Jeonghan. Tidak ada rasa penasaran, bahkan Mingyu berniat membukanya nanti namun karena dia tak sengaja mengklik layar, otomatis video terputar.

Mingyu terkejut tentu aja, apalagi melihat posisi istrinya yang begitu dekat dengan Vernon. Kaki bertumpu pada paha cowok itu, rebahan di sofa bahkan yang paling membuat hati si calon Ayah terbakar ketika si bule menyentuh pipi mulus istrinya.

Lalu mendekatkan diri seolah dia boleh menyentuh aset pribadi Mingyu. Sumpah, gak rela Ananda bungsu tuh! Apalagi sejak Wonwoo hamil dan pesona cowok manis itu bertambah berkali-kali lipat.

"Ya Tuhan istriku," Mingyu berbisik nelangsa.

Kekesalan ditahan hingga jam pulang kerja. Dalam kepala Mingyu hanya ada rasa cemburu, terlanjur kelam, aura yang dimiliki cowok bongsor itu sangat mengerikan jika ditelisik lebih dalam.

Namun dia mencoba untuk gak menunjukkan terlalu jelas. Karena kalian tahu sendiri, marahnya seorang Mingyu bisa membuat Wonwoo menangis nestapa. Penyesalan terbesarnya adalah ketika membentak dan membuat Wonwoo terluka.

Dia gak mau lagi, tapi keadaan Wonwoo saat ini selalu membuatnya harus pandai meredam emosi. Sesampainya di kamar, Mingyu menghela napas dan mengembuskan sebelum mengetuk pintu. Benar aja, Wonwoo dengan girangnya menyambut kepulangan sang suami.

"Ananda! Raden kangen! Akhirnya pulang juga."

Apalagi saat tubuh gemasnya memeluk Mingyu yang masih dibalut setelan kerja. Aroma yang dirindukan Wonwoo hirup dalam-dalam, menambah endorfin dalam dirinya hingga menjadi sangat bahagia.

"Ananda mau mandi atau mau dibikinin kopi? Sini sini, Raden pijitin. Pasti suamiku kecapean ya kerja di kantor."

Tapi tindakan Wonwoo dibalas cuek oleh Mingyu. "Gak usah, aku bisa sendiri."

"Oke, Raden mau bikin kopi kalo gitu."

Dan langkah riang juga polos Wonwoo terhenti ketika Mingyu menahannya dan menggelengkan kepala. Aneh sekali, Wonwoo tidak pernah melihat Mingyu seperti ini. Mendadak cuek tanpa sebab. Apa di kantor ada hal tidak mengenakkan terjadi?

"Ayah kenapa?" cicit Wonwoo mulai sentimentil. "Kok jadi dingin gini?"

"Gak papa."

"Di kantor ada masalah?"

"Gak."

"Terus kenapa? Raden udah buat salah?"

Baru saat mengatakan itu, Mingyu refleks menatap untuk melihat ekspresi sang istri. Wonwoo di sampingnya memainkan jari dengan kitten eyes yang berkaca-kaca. Siap menangis dan benar aja air mata perlahan turun melihat Mingyu melengos tanpa menjawab.

Ya, ceritanya Mingyu gak bisa mengobrol dalam situasi serba lelah seperti ini. Dia cuma gak mau meledak dan membuat Wonwoo terluka lagi. Meski hormon kehamilan dan bawaan Miyu membuat semua hal menjadi drama, buktinya Wonwoo di pojokan kasur mulai terisak. Air mata menjadi deras, ternyata diperlakukan sedingin ini membuat hatinya sakit.

Serba salah kan jadi Mingyu. Dia paling gak tega melukai istrinya yang berubah jadi perasa. Maka, dihirupnya napas panjang-panjang. Menenangkan pikiran agar tidak terbawa emosi. Dia akan mencari solusi, tanpa harus menyakiti. Namun sayup-sayup terdengar suara Wonwoo.

"Kayaknya Ayah gak sayang Bunda lagi. Miyu jangan sedih ya."

Gimana Mingyu gak mau protes coba, kalo kelakuan Wonwoo memang sulit dilawan. Dalam hal ini aja, Mingyu kalah karena isak terdengar jelas, Wonwoo menangis sesenggukan dengan merapalkan kalimat sepihak mengenai rasa sayang Mingyu yang memudar.

Akhirnya luluh juga, Mingyu menatap sayang Bunda Meong yang sedang mendrama.

"Sini, Bunda sayang. Duduk dipangkuan Ayah."

Wonwoo menggeleng, takut melihat Mingyu yang akan bersikap dingin lagi. Tapi Mingyu gak diberkahi satu ide aja, memilih mengalah dan mendekati Wonwoo dipojokan sana. Menuntun tubuh istrinya yang semakin berisi beserta buah hatinya dalam kandungan sana.

"Ih, Bunda Meong ngambek."

"Ih, bukannya Ananda yang marah sama Raden makanya cuek kaya tadi?"

Mingyu mengangguk apa adanya. "Tapi sekarang udah nggak kok. Udah hilang marahnya."

Wonwoo menunduk, memainkan kerah Mingyu. "Raden salah apa lagi? Apa yang udah Raden perbuat sampe bikin Ananda marah, hm?"

"Raden Miyu yang buat salah," Mingyu mengelus perut Wonwoo. "Tadi kamu ngapain sama uncle Vernon hm? Seneng ya dielus-elus cowok ganteng selain Ayah?"

Wonwoo tersipu, merasa malu juga tak enak hati. "Kok Ananda tau? Punya mata batin ya?"

"Kak Jeonghan ngirim video. Raden udah jadi buronan di Griya GSM sih."

"Kok bisa?" terkejut tentu aja, Wonwoo menggeleng gak percaya. "Tapi tadi tuh Raden ditolongin sama Vernon, Ayah. Kaki Raden pegel. Miyu makin berat, anak Ayah nih cepet banget gedenya."

"Tapi Bunda nikmatin kan?"

"Iiiih, nggak gitu," manyun bibir Wonwoo. "Ananda jangan mikir aneh-aneh, Raden sayangnya cuma sama Ananda, huhu."

Bukannya reda, Wonwoo malah nangis dan menyembunyikan wajahnya di leher Mingyu. Fix, ini sih bukan Raden Wonwoo, tapi Raden Miyu. Mingyu tau betul istrinya paling anti drama, sejak hamil Miyu aja dia jadi melankolis begini.

"Iya, iya, tau. Tapi Ananda sedih liat Raden dipegang-pegang sama cowok lain. Gak rela!"

"Ya, abis Anandanya sibuk kerja, hiks. Raden kan kesepian, pengin ditemenin Ananda setiap menit dan jamnya. Kalo Ananda gak ada, rasanya tuh hampa. Raden gak bisa begini. Ananda cuti aja sih sampe Raden lahiran."

"Terus kalo Ananda gak kerja yang menafkahi Raden siapa? Haduh, berat juga ya. Tapi Radennya jangan terlalu pasrah dong kalo dideketin sama mereka."

"Nggak bisa, Nda! Itu spontan terjadi begitu aja. Anak Ananda nih centil banget emang sama unclenya."

Terus aja kayak gitu, melempar kesalahan, bahkan pada anak yang belum menyapa dunia. Daripada makin kusut perdebatan mereka yang gak ada penyelesaian, Mingyu memilih menyerah. Lantas memeluk Wonwoo dan mengecup leher sang istri yang kini duduk di pangkuan.

"Karena Raden nakal, harus Ananda hukum ya? Mau?"

Wonwoo refleks mendesah. "Mauuuuu! Please, hukum Raden, Ananda."

Jika tidak mengingat Wonwoo yang sedang mengandung, barangkali Mingyu sudah memposisikan Wonwoo di bawah, menindihnya. Namun dia membiarkan Raden cantik itu mengecup seluruh permukaan wajah hingga ciuman terjadi sedetik berikutnya.

Memang, ada untungnya Wonwoo hamil karena menjadi lebih needy dari sebelumnya. Mingyu gak perlu kalimat persuasif dan manipulatif dengan menjual kata puitis untuk membuat istrinya dilalap nafsu membara.

Buktinya sekarang, hanya mendaratkan sentuhan di beberapa titik sensitif, Wonwoo mendesah dan nyaris kelimpungan, namun Mingyu memilih rebah di ranjang dengan Wonwoo menindihnya dari atas.

"Miyu juga harus dihukum ya. Tunggu kunjungan Ayah malam ini. Kamu mau Ayah disiplinkan biar gak centil lagi sama uncle."

"Terus centilnya sama siapa?"

"Sama Ayah Ananda Mingyu Dirgasena aja! Gak boleh cowok lain."

"Ih posesif!"

"Emang, Raden baru tahu Ananda posesif?"

Wonwoo merasa gemas, memilih menggesek bagian selatan mereka sebagai kode yang lama terpendam.

"Ayah ih cepetan, Bunda udah gak sabar."

"Ah siaaap, kiss dulu dong."

Sembari berciuman, Mingyu bangkit dan membantu Wonwoo melucuti pakaian. Tanpa protes, tanpa harus membuang waktu, keduanya menunaikan kebutuhan sebagai suami istri. Kini mereka sadar, bahwa bercinta bukan sebagai bukti ingin belaka, namun juga pereda masalah yang ada.

•••

Hawayu eperibadiiiih?

Kalo gak telat apdet ya bukan Kangkung namanya 😂

Tapi, mungkin dalam kurun waktu ini saya akan sering hilang-hilangan. Lagi mencari kesibukan untuk menafkahi diri tinggal di perbatasan Tangsel dan Jakarta.

Jadi, harap maklum ya :")

Apakah kalian udah siap menyambut format baru Pangeran Tegal ft. Ciputat si bucin super ini menjadi Ayah gemes di usia muda?

Saya baper liat Sooa sama Mingyu. Why terlihat seperti Miyu dan Ananda sekali?😭

Tapi foto di atas bareng Suji juga menggemaskan.

Oya, kalo gak ada halangan dua chapter lagi Raden lahiran yak.

Kegemasan mereka akan makin alay dengan adanya mini Ananda.

Happy reading semua 😊

Bye~

Continue Reading

You'll Also Like

104K 11K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
1M 83.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
405K 4.3K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
627K 18.3K 14
LAPAK BROTHERSHIP โœ”๏ธ NOT BOYS LOVE...โŒ SUDAH END TAPI TETEP VOTE + FOLLOW PROSES REVISI Kamu tahu obsessi? Ya apa saja bisa dilakukan bahkan bisa m...