JADE

Por lavevre

83.8K 8.7K 573

Selalu ada rahasia yang membuat Itachi Uchiha selaku kepala kepolisian termuda di Jepang menjadi penasaran, t... Más

Prolog
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

1

5.9K 613 22
Por lavevre

"Aku tidak ingin tinggal di flat." Sakura melotot tajam dengan tangan terlipat di dada, kaki kanannya bertumpu pada kaki kiri, duduk bersender pada kursi keras dengan Naruto dan Shikamaru di sisi kanan dan kiri. Di depannya ada Itachi, duduk di sebelah kiri Itachi terdapat seorang pria berlabel nama Nagato Uzumaki, kerabat Naruto yang lain. Lalu ada dua orang yang berdiri sejak limat menit yang lalu, Karin Uzumaki dan Suigetsu Hozuki yang di perkenalkan sebagai rekan mereka selama di Jepang.

"Maaf, Miss. Haruno." Itachi tersenyum tipis. "Ini sudah prosedur keamanan. Kalian akan tinggal di flat yang disediakan kusus untuk anggota penting kepolisian Jepang."

"Aku tak perduli," kata Sakura dengan nada rendah. "Aku dan dua temanku akan mencari penthouse sendiri."

"Ini prosedurnya, Miss, tolong mengerti."

Sakura baru akan menjawab argumen Itachi ketika Naruto menepuk bahu Sakura. Wajahnya tampak serius kali ini, tak ada senyum ramah yang ditunjukkan saat di bandara, sementara Shikamaru masih diam mengamati wajah-wajah baru. "Kami akan tinggal di flat asal tidak dengan dua orang ini," kata Naruto dingin, menunjuk Karin dan Suigetsu.

"Apasih masalahmu dan teman-temanmu, Naruto?" tanya Karin jengkel.

Naruto menatap Karin sekilas, tak minat menanggapi argumen wanita itu. Ia kembali menatap Itachi. "Bagaimana?" Tanyanya.

Itachi mendesah. "Tapi kalian adalah tim, akan lebih baik jika kalian satu flat demi keefisienan pekerjaan. Lagipula, flat yang kami sediakan cukup luas, dua kamar aku rasa cukup."

"Tidak." Shikamaru ikut bicara. "Kami tidak suka ada orang lain. Biarkan dua orang ini tinggal di kamar flat lain atau kami akan pergi sekarang dan mencari penthouse sendiri?"

"Lagipula Kakashi sudah bilangkan kalau alasan utama kami bukan untuk mengurusi masalah adikmu, Mr. Uchiha?" Tanya Sakura tajam. "Jika kita masih berdebat tentang masalah Flat Konyol ini, kami tak segan untuk undur dari masalah anda."

Itachi memijat pelipisnya. "Baiklah," katanya menyerah. "Karin dan Suigetsu akan tinggal di sebelah kamar flat kalian."

Karin dan Suigetsu cemberut mendengar atasan mereka menyerah, Nagato tampak serius mencoret-coret kertas sedang ketiga agen FBI menyeringai puas.

"Jadi, em.." Nagato mendongak dari coretannya, menatap Sakura, Shikamaru dan Naruto bergantian. "Miss. Haruno, Mr. Uzumaki dan Mr. Nara," katanya pelan. "Kalian akan bertemu Sasuke Uchiha besok di kantor Uchiha Inc. Miss. Uzumaki dan Mr. Hozuki akan mengantar kalian ke flat untuk istirahat."

Sakura, Shikamaru dan Naruto mengangguk lalu berdiri dan bersalaman dengan Nagato dan Itachi lalu menyeret koper mereka keluar, mengikuti Karin dan Suigetsu keluar.

.

"Aku dan Naruto akan sekamar," Kata Shikamaru setelah Karin dan Suigetsu pamit keluar. "Mungkin nanti sore orang Kakashi akan datang mengirimi peralatan yang kita butuhkan, khususnya komputer untuk Naruto," kata Shikamaru lagi mengingat mereka baru sampai Jepang sekitar sepuluh pagi lalu ke kantor untuk mengurus segala hal yang di perlukan sampai jam satu siang, mereka sempat makan siang sebelum ke flat dan sampai pada pukul tiga kurang sepuluh. Jarak flat tidak jauh dari kantor pusat polisi Jepang, tapi lumayan jauh dari Uchiha Inc.

Sakura mengangguk sambil memperhatikan flat mereka, membiarkan Shikamaru menyusul Naruto yang lebih dulu masuk ke kamar. Tidak buruk, pikirnya. Flat ini memiliki dua kamar seperti yang dibilang Itachi, tapi tidak cukup luas seperti yang dibilang. Setelah dua kamar, ada dapur (tanpa pantry) dan satu kamar mandi, lalu ada ruang santai dilengkapi TV LED 31inch dan DVD Player, tak ada jendela kaca ataupun balkon. Sofanya juga tidak besar tapi cukup untuk mereka bersantai atau merebahkan badan.

Sakura menyeret kopernya ke kamar di samping Naruto dan Shikamaru, ada dua kasur single bed yang diduga satunya milik Karin. Sakura mengangkat bahu cuek, ia memperhatikan kamarnya yang tak terlalu besar. Mungkin kamar mandinya di US lebih besar dari kamar ini. Tapi tidak buruk. Ada satu lemari dan meja serta kursi seperti meja belajar anak sekolahan, Cermin di dinding berbentuk matahari bulat, tidak ada kamar mandi di dalam kamar, itu artinya dia akan berbagi kamar mandi dengan Naruto dan Shikamaru.

Dia mulai membuka koper, merapihkan barangnya dalam diam. Jepang jauh berbeda dari terakhir kali ia tinggal. 17 tahun dia pergi dan kembali untuk misi khusus, misi yang pada akhirnya ia dapatkan untuk terlibat langsung setelah mendapat persetujuan dari petinggi FBI dan walinya yang menjaminnya untuk membuka kembali kasus yang sempat ditutup akibat beberapa petinggi negara yang tak ingin membuat resah masyarakat. Akhirnya, pikirnya mantap. Ia sudah menghabiskan tujuh belas tahunnya untuk berlatih dan belajar untuk hari ini, hari dimana ia bisa kembali ke Negara yang sempat membuatnya benci untuk pulang.

"SAKURA, AKU MENDAPAT EMAIL PENTING DARI JOSH!"

Sakura menghentikan kegiatan bongkar barangnya saat mendengar teriakan Naruto, ia terburu keluar dengan kaki telanjang setelah melempar heels nya di sudut ruangan dekat lemari.

..

Itachi duduk di ruang keluarga rumahnya dengan Sasuke, Mikoto dan Fugaku. Lingkaran hitam pada matanya menandakan jika ia benar-benar lelah dengan pekerjaan yang sedang ia tangani. "Bagaimana perkembangannya?" Itachi menatap Fugaku yang bicara. "Aku sudah bertemu dengan tiga agen yang Kakashi kirim," katanya. "Besok mereka akan datang ke Uchiha Inc. untuk bertemu Sasuke dan mulai menyelidiki, aku sendiri belum tau apa yang mereka rencanakan, tapi yang jelas mereka bisa dipercaya."

Sasuke diam beberapa saat lalu mendesah lelah. "Aku besok harus ke Yokohama. Uchiha Corp sedang tidak beres, data keuangan kita tidak balance dengan dua bulan terakhir dan ada beberapa kejanggalan seperti produktifitas yang meningkat tapi tidak ada prospek kenaikan barang. Mungkin Otou-san yang akan menemui mereka."

"Tidak, Sasuke," kata Fugaku tegas. "Aku yang akan ke Yokohama, kau tetap pergi ke Uchiha Inc. dan menemui mereka."

"Otou-san benar, kau yang harus menemui mereka. Lagipula, aku butuh pendapatmu tentang apa yang nanti akan mereka rencanakan. Mereka agak rumit, kau tahu, ini bukan tugas utama mereka dan aku tak ingin mereka menganggap remeh kasus ini walau aku tau mereka tak akan setengah-setengah dalam bertugas."

"Apa maksudmu bukan tugas utama, Itachi?" Tanya Mikoto. Ia tampak tenang meski tak bisa menutupi kegelisahan pada matanya.

"Menurut Kakashi, alasan mereka di Jepang untuk menangani kasus lain. Aku tak tau apa itu, ini sangat rahasia nampaknya. Tapi setelah mendengar penyerangan pada Sasuke, Kakashi bilang mereka bisa membantu. Maksudku, secara garis besarnya adalah jika misi mengatasi 'Siapa Penyerang Yang Sialan Berani Melawan Uchiha' hanya misi selingan dari tiga agen FBI ini, seperti mereka menangani kasus pembunuhan lalu tak sengaja tersandung ke kasus pencuri roti gandum. Padahal aku yakin jika penyerangan pada Sasuke bukan kasus kecil, ini kasus serius."

"Setidaknya aku berharap banyak pada mereka," kata Mikoto lagi. "Aku tak ingin melihat keluargaku terus menerus di teror seperti ini."

"Jangan khawatir Okaa-san, aku percaya pada mereka," kata Itachi tegas.

Sasuke menatap kakaknya dengan banyak pertanyaan, tentang apa tujuan orang ini dan siapa dia. Jelas bukan hanya tentang dirinya, ini menyangkut Uchiha Inc. yang baru enam bulan ia pegang setelah selesai mengambil gelar MBA nya. Diusia dua puluh lima, dia jelas patut diperhitungkan sebagai CEO berpengaruh di Jepang, ia juga sering muncul di majalah-majalah bisnis sebagai penerus Uchiha Inc. dan Uchiha Corp mengingat Itachi lebih memilih mengikuti jejak kakeknya sebagai Kepala Polisi Jepang.

.

Sakura, Shikamaru, Naruto, Karin dan Suigetsu baru sampai di gedung Uchiha Inc. sekitar pukul sembilan lewat lima, mereka disambut hangat oleh salah satu pegawai bernama Ino Yamanaka yang menuntun mereka langsung ke lantai empat belas, dia cantik dan ramah. Dia memperkenalkan diri sebagai bagian kehumasan yang ditugaskan untuk menyambut dan mengantar mereka.

"Silahkan masuk, kalian sudah ditunggu di dalam." Ino membuka pintu, membiarkan kelima orang itu masuk lalu pamit undur diri. Sakura melihat hanya ada dua orang di dalam. Itachi dan satu pria yang mirip dengannya, hanya lebih muda tanpa keriput di wajah seperti Itachi, potongan rambutnya juga tidak panjang seperti Itachi, melainkan pendek dan sedikit mencuat pada bagian belakang, ia lebih tinggi beberapa senti dari Itachi.

"Silahkan duduk," kata Itachi pada kelima tamunya, mengarahkan mereka pada sofa yang ada diruang besar Sasuke. Sakura duduk dihimpit Shikamaru dan Naruto, Karin duduk di single sofa sebelah kanan dan Shikamaru single sofa sebelah kiri, di depan Sakura ada Sasuke dan Itachi duduk di samping adiknya itu.

"Aku ingin mendengar keselurusan cerita," kata Naruto. "Aku jelas bisa menebak jika kau Sasuke Uchiha? Adik Uchiha Itachi."

"Ya." Sasuke mengangguk. "Aku Sasuke Uchiha."

"Baiklah Uchiha muda, aku Naruto Uzumaki, ini rekanku Sakura Haruno." Sasuke menatap Sakura yang ditunjuk Naruto, wanita itu hanya mengangguk dan menatapnya datar, tak ada senyum di wajah cantik wanita itu saat bertatapan dengannya. "Dan ini Shikamaru Nara." Sasuke lalu berpaling pada Shikamaru dan pria itu juga hanya mengangguk, persis seperti Sakura, hanya saja Shikamaru lebih menunjukkan ekspresi malas namun siap dengan pulpen dan note kecil ditangannya.

"Lalu nona di sebelah kanan itu Karin Uzumaki."

"Halo, Mr. Uchiha," sapa Karin sopan. Sasuke hanya mengangguk menanggapi, meniru ekspresi Sakura dan Shikamaru.

"Dan di sebelah kiri kita ada Suigetsu Hozuki."

"Salam, Mr. Uchiha."

Sasuke kembali mengangguk, lalu melirik Sakura sebelum menatap Naruto. "Jadi, dimulai dari awal?"

Naruto mengangguk. "Ya, aku ingin mendengar setiap detailnya."

Sasuke memejamkan matanya dua detik sekedar mengingat, ia lalu menatap Naruto. "Sebenarnya aku sudah merasa ada yang mengawasi sejak dua bulan setelah serah jabatan, sebulan berikutnya setelah aku selesai bertemu klien di restaurant pinggir jalan, itu restaurant rekomendasi klienku omong-omong. Saat aku berdiri, tiba-tiba saja aku tak sadarkan diri setelah mendengar teriakan disekitar, saat aku bangun aku sudah berada di rumah sakit, koma selama tiga minggu."

"22 long rifle," kata Itachi. "Itu jenis peluru yang mengenai Sasuke."

"Lalu apa yang terjadi setelah Uchiha muda sadar?"

"Aku mengutus timku untuk menjaga Sasuke dua puluh empat jam, tak ada yang aneh. Hanya saja beberapa hari belakangan ini Sasuke merasa ada yang mengawasinya lagi."

"Bagaimana dengan tingkat keamanannya? Apa tidak ada yang mencurigakan?"

"Sejauh ini tidak ada." Itachi merenung sebentar. "Tapi selalu ada hal janggal yang terjadi. Seperti tikus mati dan beberapa bercak darah burung. Anehnya selalu terjadi ketika Sasuke pergi melakukan perjalanan bisnis seolah orang ini tahu semua agenda Sasuke."

"Dia jelas orang terdekat," kata Shikamaru pada akhirnya. "Dia punya akses langsung untuk mengetahui agenda Uchiha, bukan hal mustahil jika dia juga punya akses keluar masuk di perusahaan, berada sangat dekat dan Uchiha."

"Aku juga berpikir begitu," kata Itachi. "Aku menyuruh orang kepercayaanku untuk menyelidiki beberapa orang yang mencurigakan, tapi hasilnya nihil."

"Bagaimana dengan mulai memasang cctv dibeberapa titik?" tanya Karin. "Semacam cctv rahasia untuk mengamati orang-orang yang mencurigakan. Pasang dibagian tersembunyi yang mustahil orang lain tahu disitu ada cctv."

"Aku rasa itu bagus," kata Naruto.

"Tidak." Sakura bersuara setelah diam dan sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. "Itu tidak efisien, cctv ide yang buruk."

"Tapi, Sakura.. Kita bisa mempertimbangkan ide Karin. Itu tidak buruk, kita juga bisa memantau orang-orang yang keluar masuk Uchiha Inc. aku bisa mel--"

"Alexander Graham Bell, Naruto," potong Sakura. "Aku rasa dia tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk hal konyol disaat dia punya satu tujuan penting, menemukan alat komunikasi."

"Apa-apaan?" Tanya Suigetsu, tak paham dengan pembicaraan ngaur Sakura. Naruto tampak diam dan Shikamaru langsung mendapat kode yang ditunjukkan Sakura. Berbeda dengan Karin, Sasuke dan Itachi yang mengernyit tak mengerti.

"Jadi maksudmu kita hanya harus fokus mencari si pelaku tanpa harus buang-buang waktu dengan hal tak penting seperti cctv?" Tanya Shikamaru.

Sasuke tampak tak setuju. "Tapi Miss. Haruno, bukankah dengan adanya cctv ini kita bisa punya peluang lebih untuk mencari si pelaku?" Tanyanya

"Itu tak penting, Uchiha," kata Sakura tajam. Ia lalu menatap Shikamaru. "Bagaimana dengan modulasi frekuensi? Aku tertarik dengan penemuan Edward Howard Amstrong."

Itachi baru akan protes saat Naruto membuat gerakan jari telunjuk dibibir, menyuruh mereka untuk diam setelah mengerti maksud omongan Sakura.

"Jadi, Shikamaru.. Apa kau punya rencana?" Tanya Naruto.

"Begini," kata Shikamaru setelah balas tatap-tatapan dengan Sakura. "Aku rasa kita hanya perlu menunggu situasi saat teror 'bangkai tikus atau darah burung' ya atau bisa saja sesuatu yang lain yang akan dia lakukan untuk meneror Uchiha muda. Saat itu terjadi, kita semua akan bergerak berpencar mencari si pelaku, dengan catatan tak boleh ada yang lengah dan harus ada yang menjaga Uchiha muda tetap aman. Bergerak dalam satu kesempatan. Begitukan, Sakura?"

"Ya," kata Sakura sombong. "Dengan kata lain, kita harus bergerak tanpa banyak embel-embel yang menghambat waktu."

"Oke aku rasa ini cukup," kata Naruto, masih memberikan tanda untuk mengikuti permainannya. "Bagaimana Uchiha tua?"

"Kau bisa memanggilku Itachi," kata Itachi sedikit jengkel mendengar panggilan barunya. "Jika itu yang terbaik untuk adikku, baiklah. Aku setuju."

"Baiklah, kami akan pergi sekarang." Naruto berdiri diikuti yang lain, kecuali Sakura yang masih duduk dengan santai. Saat Sasuke menatapnya, wanita itu memberikan seringai yang membuatnya semakin berpikir, apa yang sebenarnya mereka rencanakan. Suigetsu dan Karin bahkan merasa seperti orang bodoh saat mengikuti Shikamaru, Naruto, Sasuke dan Itachi berjalan ke pintu. Ketika Shikamaru membuka pintu dan menutupnya lagi tanpa keluar dari ruangan, mereka melihat bagaimana Sakura menghancurkan sesuatu kelantai dengan suara keras.

"Kalian bisa kembali kesini," kata Sakura enteng.

"Apa itu?" Sasuke berjalan lebih dulu, melihat alat sekecil kancing baju yang sudah hancur. "Penyadap," katanya ragu.

"Itu ada dibawah meja," kata Sakura, aku sudah tahu sejak percakapan awal kita dimulai.

Suigetsu menatapnya takjub. "Bagaimana bisa? Maksudku, tak ada yang sadar ada benda sekecil itu di bawah meja."

"Insting," jawab Sakura asal. Mereka kembali duduk di bangku masing-masing saat Sakura melihat cengiran lebar Naruto.

"Wow." Karin masih tampak shock setelah drama dadakan yang dilakukan tiga agen tersebut. Baginya ini benar-benar keren, persis seperti apa yang ada film, bahwa agen FBI memang memiliki kemampuan yang luar biasa.

"Jadi, kita akan mulai dengan rencana sebenarnya," kata Shikamaru, membuka kembali notenya. "Kita akan tetap meletakkan cctv di setiap sudut seperti apa yang Miss. Uzumaki katakan, Naruto yang akan memantau langsung mengingat dia juga bisa langsung melacak data orang-orang yang terekam di cctv. Aku juga ingin Miss. Uzumaki dan Mr. Hozuki berperan sebagai pengawal Uchiha muda, Sakura akan menjadi asisten Uchiha muda. Aku dan Naruto yang akan memantau kalian."

"Miss. Uzumaki dan Mr. Hozuki, aku harap kalian punya panggilan baru sebagai identitas palsu. Dia jelas sudah mengenali nama-nama kita setelah mendengarnya langsung tadi," kata Sakura menambahi. "Dan kalian bisa memanggilku Cherry mulai sekarang."

"Bagaimana dengan Ruby? Aku suka dipanggil Ruby," kata Karin.

Sakura mengangguk. "Bagus, Miss. Ruby. Dan bagaimana denganmu Mr. Hozuki?" Suigetsu menyeringai. "Shark?"

Naruto yang pertama kali tertawa. "Itu cocok dengan gigimu, shark," katanya geli.

"Aku rasa itu karena aku menggemaskan seperti anak hiu."

"Ew," keluh Karin. "Kau adalah perwujudan kakek hiu!"

"Diam kau nenek sihir!" Sengit Suigetsu.

"Apa?! Dasar --"

"Stop it!" Potong Sakura tajam. Karin dan Suigetsu spontan melipat bibirnya. Sakura beralih pada Sasuke. "Aku perlu agendamu, Uchiha," kata Sakura datar. "Aku harus mempelajari detail kegiatanmu."

"Oke." Ia menatap tajam Sakura. "Tapi, bisa kau jelaskan apa ini? Aku rasa ini bukan hanya tentang insting," katanya tajam sambil menunjukkan alat penyadap yang sejak tadi ia pegang.

Sakura saling lirik dengan Naruto dan Shikamaru, dia kemudian mendesah. "Itu alat sadap berbasis GSM, alat ini menggunakan baterai lithium yang bisa di charge dan bertahan sepuluh hari. Dia bisa mendengar suara kita lewat handphone yang terhubung dengan nomor yang ada dikartu GSM ini dengan menelfon. Mengenai kenapa aku bisa tahu kita disadap, katakanlah ini bukan urusanmu, Uchiha."

Itachi mengernyit tak senang. Sasuke sendiri masih saling adu tatap dengan Sakura, merasa penasaran dengan apa yang dirahasiakan wanita itu. Sejak awal mereka duduk, Sasuke memang sudah memperhatikan gerak gerik Sakura yang hanya diam, seperti merasakan sesuatu yang membuat alisnya kadang mengernyit. Ada yang aneh, Sasuke yakin.

"Jangan dipikirkan, Uchiha muda," kata Naruto disertai seringainya. "Anggap saja Sakura itu Indigo."

"Apa maksudmu dengan Haruno yang Indigo?"

Shikamaru menatap tajam Naruto, menyuruhnya jangan banyak bicara sementara Sakura hanya memutar matanya. "Tak ada yang perlu di pikirkan Uchiha," katanya dingin.

Sasuke sendiri lebih memilih diam, tapi tetap memperhatikan Sakura. Ada sesuatu, pikirnya. Sesuatu yang membuatnya penasaran.

Seguir leyendo