Anomali Hati (Completed)

By MrsKMayer

2.1M 145K 5.9K

Kayra Venusia Rasjid. Diplomat dan politisi muda kebanggaan Indonesia. Menghabiskan 40% waktunya di Kantor, 3... More

Prologue
part 1. The Guy With Black Coat
Part 2. Again?
Part 3. Thinking Of You.
Part 4. Truth.
Part 5. Heartbreak Girl
Part 6. Dreaming With a Broken Heart
Part 7. Kill 'Em With Kindness
Part 8. Bangkok
Part 9. New Year
Part 10. New Year (2)
Part 11. New York City
Part 12. Dilemma
Part 13. Confession.
Part 14. Revealing the Sky
Part 15. Kayser's PoV
Part 16. Dunia Per-Lambean Instagram
Part 17. Singapore
Part 18. Awal Baru?
Part 19. Anomali
Part 20. Ketakutan Kayra
Part 21. Singapore (With Kayser)
Part 22. Mimpi Buruk Kayser
Part 23. Langit Diantara Kayra dan Kayser
Part 24. Makan Malam Yang (Tidak) Sempurna
Part 25. Short Getaway
Part 26. Bom Waktu, Akhir Kisah?
Part 28. Flirting Game
Part 29. Friends, Lovers or Nothing
Part 30. Lamaran
Part 31. Langit
Part 32. Rumpi Sydney
Part 33. Langit Sakit?
Part 34. Tentang Kayra
Part 34 (B). LDR
Part 35. D's Bachelorette Party
Part 36. Gara-Gara Lambe Instagram (Lagi)
Part 37. Uptown Girl(s)
Part 38. Kampanye Kayra
Part 39. Gelar baru
Part 40. He Gave Her Comfort
Part 41. Tim Cheerleaders Kayra
Part 42. Kado Misterius
Part 43. He Really Loves You, Kayra
Part 44. Jawaban Kayra
Part 45. Karenina Hamilton?
Part 46. Am I Enough?
Part 47. Maybe, I'm Home
Part 48. Happy Birthday Kayra!
Part 49. You're Still The One
Part 50. Mr and Mrs?
EPILOG
Extra Part
Extra Part (2)
Lover

Part 27. Hello again, Sky

20.3K 1.8K 89
By MrsKMayer

Warning: Typos

Jangan lupa vote dan commnent! Selamat membaca :)

...

Wedding should always be a happy occasion. At least for most of us, most of the times.

Tapi tidak denganku. Besides the fact that up until now it's still hard for me to believe in marriage institution, saat ini seharusnya aku turut bersenang-senang bersama keluargaku yang lain di pernikahan Mas Octa dan Mba April. Nyatanya justru aku sedang duduk menyedihkan di Ballroom Hotel Bidakara berbalutkan kebaya Jawa custom Biyan yang seharusnya membuatku semakin bersinar, memikirkan Kayser yang seharusnya ikut denganku. Aku tertawa miris, I'm a 27 years old woman, duduk sendiri, tanpa pasangan, di meja keluarga dengan tumpukan makanan dan minuman di depanku.

Aku menghela nafas berat. Nobody said it was easy. Toh dari awal aku juga sudah paham segala resiko memiliki pasangan seperti Kayser, dan yang seharusnya aku sadari adalah resiko tersebut bukan hanya aku tidak akan pernah menjadi prioritasnya, tetapi juga bagaimana seharusnya kami tidak terlalu mementingkan ego kami, mengingat jam terbang pekerjaan kami yang sudah cukup tinggi.

"Mbak ih! Kenapa sih melamun terus?" Olyvia menggoyang-goyangkan lengan ku "Pasti mikirin Dokter Kayser lagi, deh" aku terkejut mendengar nya bisa menebak dengan tepat "Mbak kira aku ga tau kalau Dokter Kayser ga datang bareng Mbak Kay karena hubungan kalian sedang tidak baik-baik saja?"

"Sok tau, kamu" aku melirik Olyvia sinis "Sejak kapan kamu bisa baca pikiranku?

"Well, hello. I was a valedictorian for architectural study. Memangnya Mbak Kayra doang yang bisa pintar dan tau segalanya?"

"Ya sudah, kalau kamu tau segalanya, kamu tau apa yang aku pikirkan sekarang?"

Ia mengangguk mantap "Mbak Kay sedang memikirkan Dokter Kayser, iya kan?"

"Bukan." Aku menggeleng "Aku sedang memikirkan bagaimana kalau kamu menjadi adik sepupu yang lebih berguna dan design rumah ku, yang sesuai keinginanku dan beda dari design-design rumah biasanya. Dan tentunya memenuhi standar sempurna ku. Aku yakin pasti mudah buat kamu, ya kan Miss Valedictorian?"

"Gila!" Ia melotot tak percaya yang ku balas senyum menantang "Mbak kira aku sudah selevel Zaha Hadid? Aku rasa Zaha Hadid kalau masih ada juga akan kesulitan kalau harus memenuhi standar sempurna versi Mbak Kayra!"

Aku menatapnya tajam "I'm not that perfectionist. Please don't exaggerating it"

"And The Nial isn't only a river in the Saudi"

"Egypt." Aku tertawa sarkas "Sungai Nil itu di Mesir, bukan di Arab. Gitu aja salah, sok-sokan mau lawan aku"

"Iya iya! Tau yang calon pejabat. Beda sama aku yang rakyat jelata ini" Olyvia memutar mata kesal memancing tawaku meledak. My first laugh of the day, to be honest.

"Kay! Kayra!" Mbak Adelise, kakak sepupuku sekaligus kakak kandung Mas Octa, memanggilku sambil menggendong Akia, anak pertamanya "Tolongin Mbak dong Kay"

"Apa Mbak?"

"Tolong kamu jagain Kia dulu ya, Mbak Adel mau ke toilet sebentar, sekalian benerin sanggul dulu nih. Daritadi ditarik-tarik terus hiasannya sama si Kia"

Aku mengulurkan tangan untuk menggendong Akia, anak itu tertawa senang menyambut uluran tangan ku "Kia sama Aunty K dulu ya, Bunda kamu mau ke toilet" aku mencium pipi gembul batita berusia dua tahun ini yang sibuk memainkan bros di dada ku

Aku memakan pannacota sambil sesekali menyuapkannya ke bayi di pangkuanku ini, tingkahnya yang selalu tersenyum riang dan bertepuk tangan setiap memakan Pannacota itu membuatku gemas dan memeluknya erat

"Kia suka?" Ia mengangguk semangat "Kia udah ya makan cake nya, Kia mau makan melon ga? Biar healthy"

"Mau, Aunty"

Aku mengangguk dan mengangkatnya "Okay Kia, let's go! Kita cari buah"

Aku dan Akia keliling stall makanan satu ke stall makanan lain, mencari makanan yang si kecil ini mau dan ku rasa cukup aman untuk dia makan. Setelah mengambil beberapa potong buah dan bakso, kami kembali ke area VIP tempat keluarga dan tamu penting lainnya.

"Kayra?"

Aku menoleh dan mendapati Langit dengan balutan jas Dior yang serupa dengan jas yang dipakai oleh Dave Franco di SAG Award kemarin. Hell. Aku lupa kalau Langit adalah atasan Mas Octa di kantor, sudah pasti ia diundang. Tapi mengingat jabatan Langit yang jauh diatas jabatan Mas Octa, kemungkinan besar Langit diundang karena ia mengenalku. Berdoa saja semoga Kayser tidak bisa hadir supaya ia tidak berfikiran macam-macam melihatku dengan Langit begini

"Hey" aku tersenyum -sok- manis

Ia celingukan dan aku bisa menebak apa ucapan selanjutnya "Uhm, ga sama Kayser?"

Aku hanya menggeleng, malas juga kalau harus menjelaskan aku sudah putus dan itu menjadi sebab mengapa aku sendirian sekarang. Paling-paling juga nanti Langit tau sendiri, entah bagaimana caranya. Atau mungkin malah ia sudah tau tentang hubunganku dengan Kayser yang sudah berakhir.

I always feels like there's something fishy about him:

Ia melirik Akia yang sedang memeluk leherku erat "Keponakan kamu, Key?"

Aku mengangguk "Iya. Anak Kakak nya Mas Octa" aku menghadapkan Akia kearah Langit, tetapi keponakan ku yang pemalu ini semakin mengeratkan pelukannya di leherku "Ayo Kia, salaman dulu sama Oom Langit"

"Halo cantik, namanya siapa?" Langit mengelus rambut Akia yang masih enggan berkenalan dengannya. Langit tersenyum maklum melihat tingkah keponakanku yang masih sering malu bila bertemu orang baru

"Akia, Oom" aku menirukan suara anak kecil yang membuat Langit tertawa

Tidak menyerah dengan mudah, Langit kemudian mencoba mengajak Akia berbicara dan mengiming-imingi nya dengan video Peppa Pig dari ponselnya, namun Akia yang memang dasarnya pemalu bila bertemu orang baru masih saja mengacuhkan Langit dan malah sibuk bermain dengan payet-payet di kebaya ku

"Maaf ya Langit, Akia memang suka malu-malu gini kalau ketemu orang baru"

"Santai, Key. Namanya juga anak kecil" Langit tertawa renyah

"Sendirian?"

"Engga, ini berdua sama kamu" ia tertawa kecil

Aku hanya terkekeh. Sialan. Padahal niatku hanya berbasa-basi. Bukannya kena modus seperti ini.

"Boleh dong kalau begitu aku jadi plus one kamu malam ini? Kamu juga sendiri kan?" Aku mengangguk "Eh tapi kalau aku jadi plus one kamu gini ga ada yang marah kan?"

Aku tertawa dan menatapnya menggoda "Engga lah!"

What did I do? Did I just flirted with him?

"Tadi kayanya aku lihat Kayser"

Shiiiit. Senyum di wajah ku langsung sirna

"Kamu... You end it with him?"

Aku mengangguk dan tersenyum miris. Bodoh.

Ia berdiri canggung dan mengelus belakang lehernya "I'm sorry to hear that"

"Ga apa-apa kok. Memang kami rasa lebih baik bagi kami untuk mengakhiri hubungan daripada mempertahankan hubungan yang bisa berubah menjadi hubungan yang tidak sehat"

Ia mengangguk dan memandang Akia yang sibuk bermain dengan bros di dada ku "But are you okay with it?"

"I am"

This situation is awkward and I don't like this. Fakta bahwa Langit mengetahui bahwa sekarang aku sudah sendiri lagi dan aku yang yakin ia akan mencoba mendekati ku lagi -hey, I'm not that blind, aku cukup peka- sedangkan entahlah, aku rasa aku masih belum yakin untuk kembali berhubungan serius, hal ini membuatku seolah terjebak dalam situasi yang membuat orang lain yang tidak tau apa-apa memandangku seperti diva.

"Ndaa!" Akia melonjak-lonjak dalam gendonganku "Ndaa!"

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan melihat Mbak Adel yang melambaikan tangannya kearahku dan aku bisa melihat dengan jelas di depannya adalah Kayser yang terlihat gagah menggunakan batik yang ku belikan untuknya saat aku sedang kunjungan kerja ke Pekalongan dulu.

"Kia mau ke Bunda sama Ayah?" Akia mengangguk dan kembali menunjuk-nunjuk Bundanya yang melambaikan tangan ke kami, aku mencium pipi bayi gembul ini dan mengangguk paham "Okay Kia, kita ke Ayah Bunda ya. Tapi Kia kiss-bye dulu dong sama Oom Langit"

Ia melihat Langit dan melambaikan tangannya, kemudian Akia menaruh tangannya di mulut dan mengarahkannya ke Langit "Bye."

Aku melongo. Astaga, tumben sekali anak ini galak begini?

Langit yang tadinya terkejut karena mendapat bye-bye jutek dari anak bayi kemudian tertawa dan mengacak rambut Akia gemas. Sedangkan aku hanya bisa tersenyum tidak enak kepada Langit

"Aku ke Bundanya Akia dulu ya. Makasih sudah datang"

"Kayra."

Aku menoleh kearah Langit yang memanggilku lagi "Ya?"

"Seandainya bisa, boleh kamu kasih aku kesempata supaya kita bisa dekat sekali lagi?"

Aku terdiam dan menarik nafas panjang. Well, everyone deserve a second chances, and if I say yes, it won't make me a hoe, won't I?

"Maybe no," aku memandang Langit penuh makna "Or maybe yes..Sky"


Kayser's PoV

Aku melihat Kayra sangat cantik malam ini, ia terlihat sangat anggun dalam balutan kebaya khas Jawa berwarna merah muda yang waktu itu ia coba di depanku. Dengan Akia, anak Dokter Adel berada di gendongannya, rasanya seperti aku melihat gambaran masa depanku dengan Kayra nanti. Masa depan yang bisa ku raih apabila aku sanggup mempertahankan Kayra dalam hidupku. Tetapi sayangnya aku gagal.

"Anjrit, kayanya setiap kali gua bareng lu dan ketemu Kayra, dia selalu lagi digandeng cowo lain"

"Berisik lo Yud. Telan dulu itu pudding, gua ga mau ngasi lu CPR di nikahan orang begini"

Ia menatapku garang dan menelan pudding dimulutnya "Makanya, kan Bang Yudha bilang juga apa. Lebih susah mempertahankan dibanding meraih"

Aku mengabaikan Yudha dan memilih kembali memperhatikan Kayra yang sedang tertawa bahagia bersama Langit, dengan Akia di gendongannya. Apabila orang-orang tidak tau bahwa Akia adalah keponakan Kayra, mereka pasti mengira bahwa Kayra, Langit dan Akia adalah keluarga muda bahagia.

Semudah itu ya Vee aku dilupakan?

"Tapi jujur aja ya, gua bingung sama lu"

Aku mengalihkan pandangan ku dari Kayra dan menghadap Yudha "Kenapa?"

"Lo bisa nyelamatin nyawa orang, tapi ga bisa nyelamatin nyawa hubungan sendiri"

Aku tertawa miris mendengar kalimat Yudha. Ada benarnya juga dia, hampir setiap hari aku bekerja di Rumah Sakit berusaha menyelamatkan nyawa orang, tetapi aku gagal menyelamatkan hubungan ku sendiri.

"Kami berdua terlalu sibuk, dan beberapa waktu kemarin komunikasi kami terlalu buruk. Mungkin memang Kayra lebih pantas mendapatkan orang yang bisa menjadikan dia prioritas. Bukan Dokter kaya kita yang prioritasnya adalah pasien dan rumah sakit"

"Loh? Dokter Kayser? Dokter Yudha?"

Aku menyalami Dokter Adel dan suaminya yang juga merupakan co-founder salah satu perusahaan e-financial. Ayah dari Mas Octa sendiri adalah spesialis respira dan juga kepala rumah sakit tempatku bekerja, jadi wajar kalau banyak Dokter yang datang ke acara ini

"Sudah makan, Dok?"

Aku tersenyum sopan "Sudah, Dok"

"Sudah ketemu Kayra?"

"Wah belum, Dok" Yudha berseru semangat membuatku tidak tahan untuk menyikut rusuknya

Dokter Adel tersenyum misterius dan menggeleng "Tadi sih Kayra sedang jadi baby sitter, saya titipkan Akia ke dia" ia melihat sekeliling "Eh itu, dia"

Dokter Adel menyeretku ke area VIP dimana ada beberapa saudara Kayra yang lain juga para Dokter senior yang merupakan rekan kerja ayah dari Mas Octa. Ia berseru memanggil Kayra. Kayra sendiri sempat mematung beberapa detik saat melihatku ada disamping sepupunya, dan aku dapat merasakan Langit menatapku dengan kesal

"Oom Kayy!" Kayra menurunkan Akia dan anak itu berlari senang kearahku, aku memang cukup dekat dengan Akia mengingat tidak jarang aku menemaninya bermain di taman Rumah Sakit atau pun area pediatri saat Dokter Adel sedang ada operasi cito

Aku memeluknya dan mengangkatnya ke gendonganku, mencoba memusatkan perhatianku padanya dan tidak melihat kearah Kayra yang mencoba tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa diantara kami berdua

"Kayra, Mbak titip Kia lagi ya? Mbak sama Mas Fadil mau ketemu orang dulu nih, kamu jagain Kia ya, jangan sampai keponakannya bikin repot Dokter Kayser" tanpa menunggu respon Kayra, Dokter Adel langsung pergi menuju beberapa koleganya dan meninggalkan Akia yang tertawa sambil ber-dadah ria kepada Ayah Bundanya

"Apa kabar? Kamu sehat kan?"

Kayra mengangguk dan tersenyum canggung. Bodoh. Dari sekian kata kenapa harus itu yang keluar?

Yudha berdecak kesal melihat tensi diantara aku dan Kayra yang belum pulih sepenuhnya. Ia memperhatikan kami berdua dan tidak lama muncul senyum usil di wajahnya.

Oh Tuhan. Jangan biarkan makhluk ini bertingkah macam-macam disini.

"Bhaaa!" Yudha tiba-tiba lompat di depanku dan mengejutkan Akia yang berada di dekapanku

1... 2... 3...

"AUNTYY!! IA NDA MAU SUNTIIKKK!!"  Akia meronta dan menangis kencang. Aku baru ingat kalau Yudha adalah Sp.A Akia dan pasti anak ini berfikir kalau Yudha ingin menyuntiknya

"Kia sayang, engga kok. Akia ga akan disuntik, sini yuk sama Aunty K" Kayra mengambil Akia dari gendongan ku dan menatap Yudha garang "Mas Yudha jangan iseng dong!"

"Tau lo Yud ah!" Aku menatap Yudha tajam dan mengelus pelan Akia yang masih terisak di gendongan Kayra "Akia, Oom Kay janji kok Pak Dokter nya ga suntik Kia malam ini. Udah ya sayang, jangan nangis lagi. Nanti biar Oom Kay yang suntik Pak Dokternya"

Yudha bergidik melihatku "Lo kalau udah mulai belok, tolong cari orang lain yang bisa diajak suntik-suntikan. Jangan gua, gua masih demen cewe ya"

Mata Akia mengerjap-ngerjap menggemaskan menatapku "Oom Kay suntik" ia mengarahkan telunjuk mungilnya ke Yudha yang masih tersenyum jahil ke arahnya

"Kia, jangan tunjuk-tunjuk ya sayangnya Aunty. Ga sopan" Kayra menurunkan jemari Akia dan anak itu hanya menatap Kayra bingung kemudian menghisap jemarinya "Nanti Oom Kayser janji kalau Dokternya nakalin Akia, Oom Kayser bakal suntik Oom Dokter. Iya kan Oom?" Kayra tersenyum padaku, bukan senyum tulus yang biasa aku terima. Tapi aku yakin Akia tidak akan paham makna senyuman yang Tantenya berikan kepadaku

Aku tersenyum canggung "Iya, Oom Kay janji kok kalau Dokter nya nakal sama Akia lagi nanti Oom Kay sama Eyang Papa yang suntik Dokternya"

Kayra mencium pipi keponakannya dengan gemas, kemudian melepaskan jempol yang dihisap oleh Akia dan menegurnya lembut "Kia, don't chew on your thumb like that"

Maaaaan. Rasanya seperti aku baru saja mendapat gambaran bagaimana Kayra akan menegur anak kami ketika ia menghisap jempolnya.

Berharap saja dulu. Harusnya aku sudah bersyukur Kayra masih mau menemuiku seperti ini setelah aku memutuskan hubungan kami.

Tetapi sepertinya aku hanya diperbolehkan melihat pemandangan indah ini sebentar saja, karena MC sudah memanggil keluarga besar Mas Octa untuk berfoto bersama.

Ku kumpulkan keberanian untuk memanggil Kayra. Aku tidak boleh menjadi pengecut.

"Vee.."

Ia mematung ditempatnya. Tidak berniat untuk berbalik badan menghadapku. Tapi aku yakin ia mendengar ucapanku.

"Maaf"

Continue Reading

You'll Also Like

986K 114K 43
Bagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sa...
1.5M 162K 43
Kehidupan Gita Saraswati yang tenang, aman damai sentosa harus terusik ketika atasannya yang baru pindah ke cabangnya. Jarang tidur, sering lupa maka...
1K 227 11
Sisi alfalesa dan satria alexandra adalah sepasang kekasih yang terkenal amat bucin di sekolahnya,satria adalah ketua geng motor yang terkenal sangat...
484K 54.1K 30
Catatan: judul awal My Neighbor ganti jadi A Taste of Delight. Veny merupakan seorang food blogger terkenal. Namun, ketenaran itu tidak berlaku untuk...