Alira untuk Attar

By jesicantlia

91.9K 3.5K 182

{{ Cover by : @waygraphic }} "Pernah terpikir untuk mengakhiri hidup ini, Ra. Dan lo hadir merubah pikiran gu... More

<•INFO•>
Attarlan Alzares Gardito
Alirattar - 1
Alirattar - 2
Alirattar - 3
Alirattar - 4
Alirattar - 5
Alirattar - 6
Alirattar - 7
Alirattar - 8
Alirattar - 9
Alirattar - 10
Alirattar - 11
Alirattar - 12
Alirattar - 13
Alirattar - 14
Alirattar - 15
Alirattar - 16
Alirattar - 17
Alirattar - 18
Alirattar - 20
Alirattar - 21
Alirattar - 22
Alirattar - 23

Alirattar - 19

2.7K 118 26
By jesicantlia

Sehubung selesainya Festival beberapa hari yang lalu, sekolah memilih untuk meliburkan anak murid selama satu minggu penuh. Yang tentu tidak akan disia-siakan oleh anak murid. Apa lagi untuk anak kelas dua belas alias peringkat terakhir pada sekolah menengah akhir.

Sesuai dengan agenda hari ini tepatnya pada hari senin, ketiga teman Attar sedang berkumpul dirumah cowok itu. Namun mereka memilih untuk menetap dikamar Attar dengan fasilitas yang lumayan lengkap untuk anak seumuran mereka.

Deral dan Retno memilih untuk bermain game, sedangkan Dema dan Attar memilih untuk bersantai dibalkon kamar. Untung saja rumah Attar ada diperkomplekkan, sehingga jauh dari keramaian.

"Gue laper nih, pesan makanan yuk?" teriak Dema hingga dua cowok didalam kamar mendengarnya.

"GUE MAU!"

"GUE JUGA!"

Setelah menjawab itu mereka kembali fokus pada gamenya. Attar seperti biasanya hanya mengangguk saja. Kembali pada Dema, cowok itu segera memesan makanan yang biasanya mereka pesan, dekat daerah rumah Attar. Makanan instan yang super duper enak. Indomie jumbo spesial dibaluti dengan telor dadar, daging ayam, dan bawang goreng diatas indomie untuk menambah ke-lezatan terkadang mereka juga memesan dengan topping mozarella.

Setelah menerima telfon dari drivernya, Dema kembali bermain ponsel. "Oh, iya! Kemarin kalau gak salah kita punya jadwal, guys!" ucap Dema.

Retno dan Deral beranjak ke balkon mengambil masing-masing bangku mereka. "Apaan?" ucap mereka serempak.

"Rencana kemarin, kita mau kepuncak'kan?" tanya Dema.

"ASTAGA!" kejut Retno, ia juga baru ingat.

"Yelah gak usah lebay lu kecebong!" Deral menimpuk wajah Retno dengan lima jarinya.

"Sakit bego!" ringis Retno.

"Coba deh, seacrh lokasi yang enak untuk dikunjungi."

"Bentar gue cari," Dema membuka ponselnya beberapa menit kemudian ia kembali berbicara, "nah! gue dapat nih!" ucapnya.

Retno dan Deral segera mengecek yang dimaksud Dema, "Dema anjing, ini apaan?" tanya Deral.

"Tempat wisata kita-lah!" jawabnya santai.

"Kurangi makan micin, deh, lo! Ini lokasinya rumah Attar sableng!" Retno menggetok kepala Dema.

Sambil meringis, "ya, itukan wisata kita pertama! HAHA.." Dema juga tertawa kencang.

"Ck! Kesel gue ama lo!" ucap Retno.

"Kaya cewek lu, No!" saut Deral.

"Gimana kalau kita ke bogor?" usul Attar.

Deral, Retno dan Dema terdiam sejenak. Walau memang sudah biasa, tapi apa salahnya jika ke bogor?

"GUE SETUJU!"

"dua."
"tiga."

"Oke! Kalau gitu, gue mau call my baby dulu ya!" ucap Retno. Pacarnya yang bernama Laura, biasanya dipanggil 'Ura'. Retno pergi dari hadapan ketiga sahabatnya. Begitu pula dengan Deral karena kebelet buang air kecil.

"Ajak gih, Alira dan Safin. Pasti seru, deh!" usul Dema.

Tanpa basa-basipun Attar segera menekan obrolannya dengan Alira dan mengetikkan sesuatu.

Attar :
Bsk ikut ke bogor ya
G terima  penolakan
Ajakin safin
thx

Sedetik setelah pesan itu terkirim, Attar mendapat balasan dari Alira.

Alira :
Astaga kak, gak ada basa-basi dulu?
hm.. kayanya aku bisa besok deh.
aku tanya safin ya

Mata Attar cepat membaca pesan dari Alira. Ia kembali mengetik balasan.

Attar :
bsk gue jemput sekitaran jam 8

Alira :
oke kak.

Attar:
jangan lupa makan
lo kurus banget

Alira :
siap kak!

Diam-diam Dema mengintip chat Attar dan Alira dari samping. Ingin sekali ia merutuki apa yang Attar tulis didalam obrolan tersebut. Tapi , Dema ya Dema, semua hal harus bisa ia lakukan termasuk marah pada Attar walau kata orang Attar itu cowok terkejam yang pernah ada.

"Goblok lo sampe ke tulang, Tar. Sumpah!" Dema berteriak tepat didepan telinga Attar, membuat cowok itu langsung menjauh.

"Apaan sih?" tanya Attar sambil menatap sinis Dema.

Dema menyeret bangku ke samping Attar agar lebih dekat, "lo, gak punya sedikit kata-kata kayak sapa-menyapa, gitu?" tanya Dema.

"Gak."

"Gue tahu kok tar, kalau lo suka sama Alira." ucap Dema namun suaranya agak dikecilkan agar kedua temannya tak dapat mendengar. Bisa histeris jika mereka tahu. Apa lagi Retno.

"Sok tau lo!"

Dema menaikkan alis matanya, "yakin?" ejek Dema.

Attar tak menjawab, dilain sisi perkataan Dema memang ada benarnya. Tak bisa ia sembunyikan bahwa sekarang ia jatuh hati pada gadis mungil dan lucu itu. "Ya---, mungkin." jawab Attar.

"Kalau lo beneran suka, harusnya lo tahu dong misi seorang cowok kalau lagi suka sama orang."

"Apa?"

"M O D U S..HH" ucap Dema yang mengakhiri ucapannya dengan mengembuskan udara keras dengan mulutnya.

"Dengar ya, gue itu gak kaya lo."

"Kita sama kok, berbatang. Gue suka cewek, lo suka cewek. Tell me dimana perbedaan kita?"

Attar tak menjawab Dema, biarkanlah cowok itu sesuka hatinya berkata. Jika dijawab, maka Dema-pun juga akan semakin semangat untuk memberitahu misi rahasia 'jorok' nya tentang modus-in cewek.

"Tapi, gue khawatir." ucap Attar.

"Kenapa?" tanya Dema.

"Kemarin Mega datang kerumah gue."

"Lah, ngapain tuh, cewek?"

"Entah, gue juga gak tahu. Tapi, gue kecplosan bilang kalau gue suka sama Alira ke dia."

Dema berdecak kemudian berbicara, "kenapa khawatir? Justru bagus, loh!"

"Gue takut, semakin gue jujur ke Mega. Mega bakalan lebih ganas melakukan hal buruk ke Alira."

"Tar, tenang lo gak sendiri. Ada kita kok, walau kadang kita ya, agak sedikit bodoh tapi kita bakal jagain Alira semampu yang kita bisa," Dema terdiam sejenak lalu kembali berbicara, "apa perlu gue kerahkan anak-anak gengster kita untuk jagain Alira?" tanya Dema.

"Gengster apaan?"

"Gengster yang baru gue bentuk lima detik yang lalu," Dema menyengir.

"Gue patahin juga behel lo!"

Dema menutup rapat-rapat mulutnya, lalu ia mengambil ponselnya dan menekan sesuatu diatas sana. Dema juga mendekatkan ponselnya pada telinga, "kenal Alira? Gue mau, semua teman-teman lo awasin Alira. Iye..iye..gue traktir minum es deh lo anying!..

Tapi jangan sampai ketahuan sama orangnya, awas aja lo sampe ketahuan.. oke." Dema menutup ponselnya.

"Masalah clear bosque."

Attar tersenyum, "gak salah gue temanan sama lo dari lama." ucap Attar lalu berusaha merengkuh sahabatnya itu. Namun Dema mengelak, "gak suka sama yang berbatang."

"Najis."

Tiba-tiba ponsel Attar bergetar menandakan sesuatu notifikasi masuk.

Alira :
kak kata Safin dia bisa hehe

Attar :
Safin dijemput Dema.

Begitu seterusnya, sampai larut malam Attar dan Alira mengobrol bersama. Membahas masalah sekolah, guru-guru disekolah sampai kepribadian mereka yang jauh beda. Attar juga bercerita pada Alira sedikit tentang masalah keluarganya, mungkin hanya pada Alira Attar dapat jujur sepuasnya walau tidak semua. Masih ada beberapa hal yang Attar harus sembunyikan dari gadis itu.

•••••
hehehehehehehe maaf lama up❤️😭

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

302K 15.6K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.3M 148K 45
‼️ NEW VERSI ‼️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻...
568K 38.6K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
559K 30.8K 74
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...