[1] Dark Web || NCT✔[Open PO]

By milyzaleaa

307K 35.6K 6.2K

Dark Web 1/2 [SUDAH TERBIT. TERSEDIA DI SHOPEE DAN TOKOPEDIA @Forwistree @Official Frowistree. Diterbitkan ol... More

WARNING!!!
Dark Web (1)
Dark Web (2)
Dark Web (3)
Dark Web (4)
Dark Web (5)
Dark Web (6)
Dark Web (7)
Dark Web (8)
Dark Web (9)
Dark Web (10)
Dark Web (11)
Dark Web (12)
Dark Web (13)
Dark Web (14)
Dark Web (15)
Dark Web (16)
Dark Web (17)
Dark Web (18)
Dark Web (20)
Dark Web (Trailer)
Dark Web: Clue
Dark Web: [The Origin]
PENTING!! PLIS BUKA!
The Assasin Organization
Grup Chat Dark Web
Cover + Merchandise
Nama Cast versi Novel
PRE ORDER
Re-stock Shopee + Info
Spesial Diskon 25%
New Cover Dark Web
Open Early PO Dark Web & The Origin
Pre Order DW Universe
SPESIAL OFFER DARK WEB

Dark Web (19)

6.1K 1.2K 176
By milyzaleaa

Siapkan otak untuk berteori guyss:v

Yuk mulai

.
.
.

"Jadi begitu kejadiannya?" Jaehyun mengepalkan tangannya di atas kedua lututnya, ia duduk tegak di samping Mark.

Mark mengangguk, matanya melihat Jaemin yang kini masih terpejam di atas brankar.

Jaemin sudah dipindahkan ke ruang rawat pagi ini, kebetulan hari ini hari libur, jadi Mark, Jisung, maupun Jeno yang sejak semalam bersama mereka tidak harus masuk ke sekolah.

Di dalam ruang rawat memang hanya ada Jaehyun, Mark dan Jaemin, karena Jeno dan Jisung sedang pulang ke apartemen Jaehyun untuk mengambil baju ganti serta membeli beberapa makanan, tentunya menggunakan kartu kredit yang sebelumnya sudah Jaehyun berikan pada Jisung.

"Mark, kau lihat siapa orang yang keluar dari gudang itu? Wajahnya?"

Mark menggeleng, tapi kemudian mengangguk.

Jaehyun menegakan tubuhnya. "Kau kenal dia?"

"Tidak hyung, wajahnya sangat asing bagiku. Kurasa dia bukan orang Korea."

Jaehyun terlihat berpikir setelah mendengar cerita Mark. Bukan orang Korea? Lalu siapa?

"Hyung, kenapa kau menanyakan ini?" Kini Mark balik bertanya.

"Ah? Tidak. Aku hanya ingin tahu." Jaehyun menatap wajah Jaemin yang masih memejamkan matanya. "Kenapa Jaemin bisa berhubungan dengan orang-orang itu? Apa dia berkaitan dengan kematian Na Jaeni?"

Jaehyun dengan cepat menolehkan kepalanya ke Mark. "Mark, kau bilang kau mengikuti Jaemin, Jaeni, dan satu lagi remaja laki-laki ke gudang saat perpisahaan Jaemin. Apa kau bisa mengingat siapa remaja laki-laki itu?"

"Tidak hyung, wajah remaja laki-laki itu selalu membelakangiku, jadi aku tidak begitu memperhatikan tapi ..." Mark mencoba mengingat sesuatu, menggali pikirannya di masa lalu.

"Tapi apa?"

"Sepatu yang mereka kenakan sama."

Jaehyun memutar badannya menghadap Mark, menatap Mark serius. "Siapa yang sepatunya sama Mark?"

"Jaemin, Jaeni, dan remaja laki-laki itu."

Mata Jaehyun membola sempurna. "Apa maksudmu sepatu sneakers warna putih dengan gambar panda di sisinya?"

Tubuh Mark menegang saat untaian kalimat yang Jaehyun lontarkan terngiang di telinganya.

Sepatu sneakers warna putih dengan gambar panda di sisinya.

"......Bagi siapapun yang melihat seseorang dengan ciri tinggi sekitar 170 cm lebih, memakai pakaian serba hitam dengan sneakers putih bergambar panda kecil di sisinya, dan diperkirakan penculik itu masih berkeliaran di sekitar sini."

Mark kembali mengingat berita tentang penculikan anak keluarga Zhong sebelum semua ini menimpa Jaemin.

Sneakers warna putih dengan gambar panda di sisinya. Mark ingat betul itu adalah sepatu milik Jaemin, dan Renjun? Kenapa anak itu punya sepatu yang sama dengan sepatu milik Jaemin?

Apa mereka ada hubungan? Atau jangan-jangan, remaja laki-laki yang waktu itu bersama Jaemin dan Jaeni adalah Renjun?

"Mark, kau memikirkan sesuatu?"

Tepukan Jaehyun di bahu Mark kembali menyadarkan Mark dari lamunan panjangnya.

"Hyung, aku ada urusan sebentar." Mark bangkit berdiri. "Aku pergi dulu, tolong kau jaga Jaemin." Mark berbalik pergi, keluar dari ruang rawat Jaemin.

Jaehyun mengangkat alisnya, ia bingung ada apa dengan Mark. Namun kemudian mata Jaehyun memicing, ia merasa Mark menyembunyikan sesuatu darinya.

Brak.

"Yak! Lee Jeno! Dimana kau hah?"

Jaehyun terlonjak kaget saat pintu ruang rawat milik Jaemin ditendang oleh seseorang.

Jaehyun untuk sesaat hanya bisa melongo begitu mendapati orang yang selama satu tahun ini tidak pernah menunjukan batang hidungnya lagi.

Lee Taeyong.

"Tae hyung." Jaehyun berdiri, berjalan menghampiri Taeyong.

Taeyong melotot kaget saat matanya bertemu tatap dengan Jaehyun, bukan dengan adiknya, Jeno.

"Jae." Taeyong untuk sesaat hanya diam, matanya menelisik sekitar sampai menemukan keberadaan Jaemin di atas brankar.

"Anak itu ..."

Jaehyun menoleh ke Jaemin, lantas melihat Taeyong.

"Jaemin." Taeyong berjalan mendekati Jaemin.

"Ada apa hyung? Kenapa dengan Jaemin?" Jaehyun sungguh tidak tahu apapun.

Taeyong mengabaikan Jaehyun, ia bahkan lupa kalau membenci seluruh teman-temannya di kantor kepolisian -termasuk Jaehyun- karena gagal menyelamatkan Hera, tunangannya.

Perhatian Taeyong lebih terfokus pada Jaemin.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia bisa sampai begini? Apa yang terjadi dengan muridku?" Taeyong mengalihkan tatapannya ke Jaehyun. Mata Taeyong menajam.

"Jawab aku Jung Jaehyun!"

Jaehyun tersentak kaget. Taeyong baru saja menghardiknya.

"Hyung, kau kenapa?"

Taeyong berjalan cepat menuju Jaehyun, menarik kerah baju Jaehyun, lantas menubrukan tubuh Jaehyun ke dinding.

Brak.

"Akh, hyung."

Bugh.

Taeyong melayangkan tinjunya ke pipi kanan Jaehyun. "Jaehyun, apa yang kau lakukan sekarang hah? Kau membuat muridku dalam bahaya begini, iya? Apa kau tahu seberapa keras aku menjaga seluruh muridku di sekolah? Sekarang salah satu muridku terluka, dan itu gara-gara kau."

Bugh.

"Shhh.. hyung tenang dulu, dengarkan aku dulu." Jaehyun menahan tangan Taeyong yang ingin meninjunya lagi.

"Apa? Apa yang mau kau jelaskan hah? Kau memang tidak bisa diandalkan sejak dulu Jaehyun. Karena kau Hera mati, karena kau tidak bisa menolongnya tepat waktu. Hera mati karena kau."

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Taeyong membabi buta, ia terus memukuli Jaehyun tanpa mau mendengar penjelasan Jaehyun lebih dulu.

Cklek.

"Jae hyung.." panggilan Jisung terhenti saat melihat Jaehyun tengah dipukuli oleh seseorang yang tidak ia kenal.

"Jaehyun hyung!" Jisung membuang semua bungkusan yang ia bawa ke lantai, ia menghampiri Jaehyun, berusaha memisahkan dua orang yang tengah adu jotos.

"Jisung ada apa?" Jeno masuk belakangan, matanya langsung menangkap Taeyong di dalam ruang rawat Jaemin yang tengah memukuli Jaehyun dengan penuh emosi.

"Taeyong hyung!" Jeno berseru cukup keras.

Hal itu mampu membuat Taeyong menghentikan pukulannya ke Jaehyun. Taeyong menolehkan kepalanya ke Jeno.

"Jeno..."

"Apa yang hyung lakukan?" Jeno menatap hyungnya tidak percaya. Bisa-bisanya Taeyong melakukan itu pada orang lain. Padahal Taeyong yang Jeno tahu itu orangnya lemah lembut dan penyayang, tidak ada sekalipun sikap kasar yang Taeyong tunjukan.

"Shhh." Jaehyun meringis, ia berusaha bangun dibantu oleh Jisung.

"Jadi Jeno itu adikmu hyung, pantas aku merasa familiar dengan namanya." Jaehyun memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

"Diam kau." Taeyong menunjuk Jaehyun, menyuruhnya diam.

"Jeno.." Taeyong berjalan mendekat ke arah Jeno. "Kau membohongi hyungmu ini."

Jeno menatap Taeyong tanpa minat. "Membohongi apa? Tentang dark web?"

Taeyong meneguk ludahnya sendiri. "Jeno, sejak kapan kau mulai terikat pada mereka?"

"Aku tidak pernah terikat pada mereka."

"Tapi, orang itu bilang kau sudah mengikuti jejak mereka dan sebentar lagi kau akan menjadi seperti mereka. Jeno, tolong jujur padaku apa saja yang telah kau lakukan di dalam dark web?"

"Aku hanya ingin mencoba untuk membantumu, hyung."

Jawaban Jeno entah mengapa membuat seluruh sendi Taeyong melemas. "Apa maksudmu membantuku?"

"Aku tahu hyung mantan detektif yang pernah menyelidiki kejahatan tersembunyi di dark web, aku tahu hyung ingin sekali menangkap semua orang jahat di dalam dark web."

"Saat hyung masih bekerja sebagai detektif dan selalu pulang malam, aku di rumah mencari tahu tentang apa itu dark web, tentang siapa saja orang di baliknya, tentang apa dan kenapa orang-orang keji di dark web itu ada. Aku tahu semuanya hyung, aku tahu. Yang aku tidak tahu adalah alasan kenapa kau tiba-tiba memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan detektifmu."

"Jika kau berhenti karena aku, karena kau ingin melindungiku atau meluangkan waktumu untukku, kau salah hyung. Itu hanya alasan kedua bukan? Apa alasan pertama yang membuatmu berhenti jadi detektif?"

Taeyong tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Ia tidak menyangka Jeno sudah tahu sejauh itu tentang dark web, tentang dirinya, dan tentang alasan Taeyong berhenti jadi detektif.

"Jeno ..."

"Apa itu karena Choi Hera? Tunanganmu yang mati terbunuh itu karena tak sempat diselamatkan oleh rekan kerjamu?" Tatapan Jeno jatuh pada Jaehyun. "Jaehyun hyung tidak salah, ia hanya terlambat menyelamatkan Hera nuna, harusnya hyung tidak perlu marah padanya karena ia sudah berusaha semampunya."

"Jeno, kau tahu darimana?" Taeyong mendelik tak suka. Lagi pula, darimana Jeno mengetahui semua itu?

"Aku memasang CCTV dan penyadap suara di kamarmu. Aku baru sempat mengecek semuanya semalam saat aku ada di sini, jadi aku baru tahu semua itu."

Mata Taeyong membola, terlalu kaget. "JENO!"

"Silahkan hyung marah, aku melakukan itu karena aku tidak ingin hyung menderita sendirian."

"Jen, seharusnya kau tidak melakukan itu. Kau tahu, nyawamu dalam bahaya karena ingin menolong hyungmu yang bodoh ini."

"Bahaya? Bahaya kenapa?"

Taeyong menuju Jeno.

Plak.

Pukulan di kepala Jeno dapatkan dari Taeyong. "Apa kau tidak sadar kalau dirimu juga dipantau hah? Sekarang kutanya, CCTV siapa yang ada di kamarmu?"

"CCTV?"

Jaehyun ikut nimbrung, ia sudah cukup menyaksikan perdebatan antara kakak beradik itu sejak tadi.

"Aku juga yang memasangnya."

"Kalau kau yang memasangnya kenapa penjahat itu bisa tahu apa yang aku lakukan di kamarmu semalam. Ia pasti juga sudah memantaumu sejak lama Jeno." Taeyong geregetan sendiri dengan tingkah adiknya, ia ingin marah, tapi Jeno melakukan semua itu untuk membantunya.

"Aku tidak tahu itu." Jeno menunduk.

"Haahh." Jaehyun menghela nafas. "Kau mungkin lupa hyung kalau orang seperti mereka bisa dengan mudah membajak kamera laptop, apalagi hanya sebuah CCTV."

Perkataan Jaehyun mulai menyadarkan Taeyong. Iya, Taeyong lupa akan hal itu. Lagi pula kenapa adiknya ini kurang kerjaan sekali memasang CCTV di kamarnya sendiri?

Atau jangan-jangan penjahat itu juga membajak CCTV dan penyadap suara di kamar Taeyong?

Tbc.

Hayooo gimana part 19?? Komen coba biar aku semangat ngetik part berikutnya...

Sedikit2 mulai terbongkar nih😂😂😂😂 oh iya, akan ada kejutan di chapter depan.. jadi see you next time... love youu..

Continue Reading

You'll Also Like

200K 5.7K 50
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
21.8K 5K 19
"Ketika mimpi buruk datang, malam terasa menjadi lebih panjang."
17.6K 1.5K 13
˝Di lingkaran pertemanan pasti ada yang fake˝ Start : 11 October 2019 End : 13 November 2019
5.5K 746 22
[𝐍𝐂𝐓 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌 𝐗 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙 𝐗 𝐏𝐑𝐎𝐃𝐔𝐂𝐄] Acropolis, sebuah teater megah yang mengusung nuansa abad 18 menjadi saksi bisu bagaimana po...