My Psikopat Boyfriend (Sudah...

De Ciplukpluk05

3.4M 127K 5.8K

(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) BELUM DIREVISI!!! Aleta pikir berpacaran dengan Detra cowok terkenal baik... Mais

01
02
03
04
Chapter 05
Chapter-06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Tess... tess
Chapter 15
Chapter-16
Bukan Updet..
Cuap...cuap
Chapter 33
Pengumuman
KABAR GEMBIRA....
Wacana
Cerita Baru
Open member grup
Author Menyapa
Vote Cover
Flash Giveaway
Pre Order My Psikopat Boyfriend
pemesanan buku
Tersedia di Shoope

Chapter 9

116K 6.5K 150
De Ciplukpluk05

"Udah nggak usah nangis lagi Let." ujar Revo pelan sembari mengusap pipi Aleta yang bersimbah air mata.

Aleta menunduk dalam membiarkan air matanya menetes tanpa henti. Rasa lelahnya benar - benar sudah berada dipuncak dan menangis adalah sebagai bentuk segala emosi Aleta yang sudah sejak lama Aleta tahan. Aleta masih tidak habis pikir kenapa Detra melakukan hal seperti ini padanya. Tadi siang sepulang sekolah Aleta bukannya tidak melihat jika Detra bersama dengan Lusi tampil mesra diparkiran. Seolah - olah Detra sudah tidak memiliki ikatan apapun dengan Aleta, dengan bebasnya Detra berhaha - hihi dengan cewek lain. Siapa yang tidak sakit hati?

Aleta sengaja mengajak Revo pulang bersama. Niat Aleta tadi ingin memperbaiki hubungannya dengan Detra, tapi melihat Detra bersama dengan Lusi cukup menjelaskan semuanya. Detra sudah tidak memiliki rasa apapum padanya.

"Let." panggil Revo pelan, "udah nggak usah nangis. Mungkin Detra emang nggak ada hubungan apa - apa sama Lusi. Gue tau Detra sayang banget sama lo."

"Kalo dia sayang gue, nggak mungkin dia tega terus - terusan nyuekin gue apalagi deket - deket sama cewek lain." ucapnya sesenggukan.

Revo terdiam. Harusnya Revo tidak ikut campur masalah hubungan Detra dan Aleta. Ia juga tidak ada berhak untuk membawa Aleta pergi tanpa sepengetahuan Detra. Kalau Detra tahu ia sudah lancang mungkin Revo akan mendapatkan masalah.

Namun disini Revo terpaksa kan? Dia hanya merasa kasihan pada Aleta hanya berniat sekedar menenangkan saja. Tidak ada niat apapun, Revo memang masih menyayangi Aleta namun Revo tidak menginginkan Aleta kembali padanya, terlalu banyak luka yang pernah dulu Revo torehkan pada Aleta. Hingga, betapa sadarnya Revo kalau ia tidak pantas berdampingan dengan Aleta.

"Let pulang. Ini udah sore, ntar orang rumah nyariin."

Aleta mengangkat wajahnya menatap lurus depan. Aleta baru sadar, suasana taman sudah sepi dan lagi matahari sudah diganti dengan bulan. Sudah berapa lama Aleta menangis? Rasanya Aleta menjadi orang yang tidak tahu diri. Padahal Revo hanya mantan kekasihnya 4 tahun lalu, disekolah pun jarang berbicara satu sama lain. Saat Aleta sedang ada masalah Aleta dengan kurang ajar mengadu pada Revo.

"Sorry. Lo malah dengerin gue nangis berjam - jam. Thanks ya." Aleta tersenyum tipis kearah Revo.

Revo memalingkan wajahnya kesamping merasa canggung dengan Aleta. Sudah sangat lama Revo tidak pernah melihat senyum manis Aleta diperlihatkan untuknya. Revo biasanya melihat Aleta tertawa lepas saat bersama dengan teman - temannya ataupun tersenyum malu - malu saat bersama dengan Detra. Semua itu selalu Revo tangkap meskipun dalam keadaan diam - diam, bagi Revo, Aleta adalah satu - satunya cewek pemilik senyum termanis yang pernah Revo lihat.

Revo bangkit dari duduknya mengambil tas punggungnya lalu ia sampirkan disebelah bahunya. Cowok jangkung itu mengulurkan sebelah tangannya meminta Aleta untuk digenggam. Dengan ragu - ragu Aleta pun menerima uluran tangan Revo.

"Lo lebih keliatan kurus ya sekarang. Dulu waktu jaman SMP, badan lo agak berisi. Tapi udah masuk SMA lo berubah drastis banget." kata Revo.

Aleta menggaruk belakang lehernya merasa salah tingkah. Entah ada maksud apa Revo menyinggung kejadian yang sudah lalu. Membuat Aleta ingin flashback atau murni memang hanya ingin membandingkan Aleta yang dulu dan sekarang. Kalau mengingat jaman SMP rasanya Aleta terlempar pada hubungannya dulu dan Revo. Berpacaran hampir 2 tahun, putus begitu saja karena Revo ketahuan berselingkuh.

Aleta tidak merasa dendam atau apapun atas ulah Revo yang sudah menghianati perasaan tulusnya. Dulu Revo terkenal salah satu cowok populer, anak osis sekaligus anggota marching band. Dan Aleta? Dulu Aleta hanya murid biasa, tidak cantik dan juga terkesan udik maka dari itu banyak yang tidak suka jika Aleta berpacaran dengan Revo. Hingga puncaknya Revo bermain api dibelakangnya, berpacaran dengan Lisa yang notabennya sahabat baik Aleta.

"Ayo." ajak Aleta.

Aleta dan Revo berjalan dengan langkah pelan. Membiarkan masa - masa 4 tahun yang lalu kembali menyelubungi keduanya. Jujur saja, Aleta tidak merasakan apapun. Karena memang 100% perasaan Aleta kini sudah terisi oleh Detra, kalaupun Aleta merasa canggung ataupun yang lainnya itu semata - mata karena merasa aneh dan asing saat tangannya bersentuhan dengan seseorang selain Detra. Ya Aleta harap, Detra jangan sampai tahu kejadian ini.

"Let." panggil Revo pelan.

"Huum?" Aleta memperhatikan raut wajah Revo yang mendadak berubah menjadi sedikit gugup.

"Gue...gue mau minta maaf." ujar Revo lirih.

Aleta mengerutkan dahinya bingung. Minta maaf? Dalam rangka apa, setahu Aleta sampai retaknya hubunganya dengan Revo tidak terlibat satu masalah apapun.

"Buat?" tanya Aleta tak paham.

Revo meremas tangan Aleta yang berada digenggamannya. Mata Revo benar - benar menampakkan rasa bersalah dan itu Revo rasakan selama bertahun - tahun ini. Meskipun saat SMP hubungan keduanya bisa dikatakan hanya seperti cinta monyet, namun Revo sadar kalau dia memang benar - benar mencintai dan juga sayang kepada Aleta. Namun, karena rasa suka sesaatnya pada Lisa membuat Revo tanpa pikir panjang berselingkuh. Padahal saat itu Aleta selalu menjadi apa yang Revo inginkan. Dan perasaan menyesal itu selalu menggerogoti hati Revo, ingin kembali namun itu adalah hal yang sangat mustahil.

"Rev? Minta maaf buat apa?" ulang Aleta gemas melihat tingkah Revo yang justru malah melamun.

"Maaf buat yang dulu. Maaf karena gue udah bikin lo kecewa, maaf karena gue udah nyakitin lo, dan maaf karena gue nggak bisa bikin lo selalu bareng gue seperti janji yang pernah gue ucapin sama lo."

Aleta reflek menghentikan langkahnya bersamaan dengan Aleta menarik tangannya. Sungguh, pembahasan semacam ini bukanlah yang Aleta inginkan. Sejak tadi Aleta menahan diri untuk tidak mengingat masa lalu yang kerap membuat Aleta merasa sakit hati. Terlepas dari Aleta sudah memaafkan Revo, tapi tetap saja rasa sakit itu masih membekas dihati Aleta.

"Eh... Oh iya." balas Aleta kikuk ia menyelipkan helaian rambut kebelakang telinga menutupi kecanggungan yang saat ini tengah Aleta rasakan.

"Udah lah itu juga masa lalu. Nggak perlu ada yang dimaafin. Lagian gue dulu juga sadar diri kok, cewek jelek kaya gue nggak pantes punya cowok seganteng lo." tutur Aleta lembut bibirnya menyugingkan senyum tipis, "nggak usah merasa bersalah Rev. Gue nggak pernah ngerasa disakiti kok. Yang lo lakuin udah bener, kalo gue jadi lo mungkin gue juga bakalan selingkuh. Secara cewek yang lo jadiin selingkuhan kan jauh diatas gue hehe..."

Revo menghela nafas pelan. Emosinya keluar begitu saja, mendengar rentetan kalimat Aleta yang justru membuat Revo semakin diliputi rasa bersalah. Cara berbicara Aleta yang tenang, dan juga seperti biasa saja Revo sangat yakin kalau dulu Aleta dibuat menangis dan sakit olehnya. Pecundang seperti Revo harusnya jangan sampai menampakkan diri dihadapan Aleta. Sekali lagi Revo sadar, ia hanya tak lebih mantan bodoh yang sudah merelakan cinta pertamanya pergi.

"Let gue ba..."

"Udah gelap banget nih Rev. Ayo buruan pulang gue takut bang Kenzi nyariin." sela Aleta cepat lalu berlari meninggalkan Revo menuju mobil Revo yang terparkir ditepi jalan dekat pintu masuk taman.

Revo menunduk dalam sembari mengepalkan tangannya. Revo tahu, jika Aleta hanya mencoba menghindari pembahasan ini dan tidak ingin terlibat lebih jauh lagi berbicara dengannya. Tetap saja, Revo tidak akan mungkin bisa kembali dekat dengan Aleta. Karena, Revo hanya bagian masa lalu Aleta.

🔪🔪🔪

"Makasih udah ngantarin gue pulang." ujar Aleta.

Revo mengangguk kecil bingung hadus menjawab apa. Pembahasan ditaman tadi membuat Aleta dan Revo kembali camggung. Padahal sebelumnya keduanya sepakat akan menjadi teman, dan melupakan semuanya. Namun, hanya karena satu kalimat dapat merubah semuanya.

"Gue masuk dulu ya." Aleta menunjuk gerbang rumahnya menggunakan jempol dengan gerakan salah tingkah. Tubuhnya bereaksi sangat berlebihan hanya karena Revo yang sejak tadi menatap tanpa kedip. Harusnya Aleta bersikap biasa saja, toh mata Revo tidak seseram mata Detra yang lebih mirip seperti iblis Junciriki.

"Selamat malam." ujar Revo.

"Ma... Malam." balas Aleta.

Aleta membuka pintu gerbang rumahnya lalu masuk kedalam sana setelah melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

Revo menyugar rambutnya kebelakang. Hampir saja Revo kelepasan merubah peraaannya yang perlahan ingin menguasai Aleta disaat hubungan Aleta sedang merenggang dengan Detra. Tidak, Revo tidak akan membuat hal demikian. Masa lalu tetap masa lalu, Revo cukup memandangi Aleta dari jauh ia tidak ingin sesuatu hal yang lebih.

"Apa yang gue pikirin?!" geramnya.

Revo masuk kedalam mobil. Baru saja ia duduk dan menutup pintu ia dikejutkan dengan....

"SURPRISE...."

Bzzttt....

"Arghhh!"

Gelap, tubuh Revo mengejang saat merasakan sengatan bertegangan tinggi menempel di lengan tangannya. Sebelum tak sadarkan diri, Revo samar - samar melihat seseorang memakai kostum beruang yang pernah ia lihat saat kejadian warung bu Yuri terbakar.

Aleta satu nama itu terlintas dikepala Revo.

Maaf kalo lama updet...
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😊😊

Continue lendo

Você também vai gostar

The Story Of Janeta 2 De R A Y

Ficção Adolescente

751K 90.2K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
MUARA KIBLAT De Awaliarrahman

Ficção Adolescente

427K 44.8K 20
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
SAGARALUNA De Syfa Acha

Ficção Adolescente

2.9M 142K 19
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
little ace De 🐮🐺

Ficção Adolescente

812K 61.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...