Melody Of You [Ongoing]

By Angrainy_

31.3K 2.8K 711

[teenfiction] [JADWAL UPDATE] ✨Senin & Kamis✨ Gimana saat seorang perfectionis seperti Azevin bertemu dengan... More

Chap 1. Zura dan Zevin
Chap 2. Rindu
chap 4. Marah!
Chap 5. Toko Buku
Chap 6. bertemu Rio
Chap 7. Takut!
Chap 8. Guru privat?
Chap 9. Gitar
Chap 10. Beli gitar
INFO PENTING!!!!
Chap 11. Pelukan
Chap 12. Lo suka Zura?
Chap 13. Latihan
Chap 14. Gua anter!
Chap 15. Live Music
Chap 16. Zevin atau Rio?
Chap 17. Menghindar
Chap 18. Ciuman
Chap 19. Baper
Chap 20. Benci!
Chap 21. Menjauh
Chap 22. Jangan berharap
Chap 23. Tolong..
Chap 24. Rampok!
Chap 25. Darah
Chap 26. Selamat
Chap 27. Tinggal sama temen Mama
Chap 28. Dasar sinting!
Chap 29. Kak Zevin!
Chap 30. Tinggal Seatap!
Chap 31. Lo jadi pacar gue!
Chap 32. Hari Pertama
Chap 33. The Devil Girls!
CAST
Chap 34. Peringatan!
Chap 35. Latian lagi
Chap 36. Hanyut
Chap 37. Sisi lain
Chap. 38 Mulai perhatian
Chap.39 Teman?
Chap. 40 Sakit.
Chap 41. Meleleh

Chap 3. Dianter pulang

1.2K 108 2
By Angrainy_

I'm back😘😘


Let's enjoy the story🥳🥳

------
"Nggak butuh yang sempurna kok, butuhnya yang selalu ada"

-Zura & Zevin-

------

Saat ini Azura sedang termenung di mejanya dengan kening berkerut membuat Carol yang sedang asik membaca novelnya memutuskan untuk bertanya

"Ra lo kenapa sih!" ucapnya geram.

"Ah, nggak papa kok," ucapnya beralasan sambil menggosok pelan hidungnya.

"Bohonggg!" Carol tau kalau Zura sedang berbohong ia akan menggosok hidungnya yang mungil dan mancung itu.

"Iya iya, aku nggak semangat banget karena kejadian kemaren, dua bulan lagi bakal ada evaluasi dan aku takut nilai aku bakal kecil lagi dan dikeluarin sama Kak Zevin," wajahnya nampak meredup, kelopak matanya terlihat lunglai.

Carol memegang tangan Zura bermaksud memberi semangat.

"Zura lo itu harus semangat bukannya murung, kalo lo murung lo nggak akan pernah berhasil. Lo harus latian lebih rajin lagi buat belajar melodi gitar yang ribet itu, karena usaha nggak akan menghianati hasil. Percaya deh," Ujar Carol dengan mata berapi-api

Benar dia tak boleh menyerah, dia harus berusaha lebih keras lagi dan dia harus berjuang.
"Iya, makasih Carol" ucap Zura yang sudah semangat lagi.

"Fighting," ucapnya dalam hati

"Carol  nanti pulang duluan aja, Zura punya tugas piket tambahan karena kemarin telat," ucapnya.

"Okeii," Balas Zura dengan anggukan.



Jam telah menunjukkan waktu pulang, seperti biasa suara riuh para murid terdengar di seluruh  sudut sekolah ini semua murid pulang kecuali Zura yang sekarang telah berkutat dengan sapu dan penghapus papan tulis.

Seisi kelas sudah kosong dan sunyi, terdengar deruan angin yang menggerakkan gorden jendela. Cahaya mentari sore yang berwarna jingga itu menembus kaca jendela.

Setelah berkutat dengan alat kebersihan hampir 30 menit ia pun selesai, nampak bulir keringat mengalir di pelipisnya. Kemudian dia beranjak dari tempatnya

"Jam 04.00 wib" gumamnya, ia melirik jam tangan manis yang melingkar di tangannya.

"Balik deh, sebelum gelep."

-------

"Besok latian lagi jam biasa," Ucap Azevin kepada ke 3 sahabat sekaligus anggota band sekolah itu, sebut saja mereka BIG LOGIC. Anggotanya? Siapa lagi kalo bukan Danil, Ferza (Ejak), Rio dan Sicketua yaitu Azevin sang gitaris handal.

"Siapp boosq," Ujar mereka bebarengan.

"Lu jadi ngikut nggak??" Zevin melirik Ejakk.

"Ohhh jadi donggg, bayarin yakk hehheh,"  Ejak menaikkan alisnya.

"Dasar luuu, modalll woiiii," Danil sewot dan mecibir Ejakk.

"Apasii luu, ngirii yaaa huu. Maap ni yaa Babang Zevin cuma mau bayarin guaa." Jawab Ejak tak kalah songong.

Ejak dan Danil sangat jarang akur, mereka seperti kucing dan tikus jika sudah adu mulut. Rio dan Zevin pun kadang ingin menendang mereka berdua dan menyumpal mulut mereka agar bisa diam sehari saja. Actually, mereka semua orang tajir, tapi uniknya mereka akan saling mentraktir satu sama lain jika ada yang ingin minta ditraktir, contohnya si Ejak ini.

"Udahh ribut mulu lu beduaaa aahh," Rio kali ini yang menyahut, ia pun langsung melengos pergi setelah melihat perdebatan unfaedah ini.

"Ayo lama amat siii," Zevin protes.

"Siappp bossquee," Ejak langsung mengikuti Zevin, dan ternyata Danil ikut bergabung bersama mereka ke caffe yang suda mereka sepakati sebelumnya.

Zevin meninggalkan gitar kesayangannya disini karena besok mereka akan latian lagi untuk pensi sekolah mereka, yang lain telah pulang dan Zevin pun juga akan pulang. Saat dikoridor ia berpapasan dengan Rio yang sedang mengobrol dengan seseorang.

"Dia cewek kemaren," batinnya

Ia hanya melirik malas pada cewek yang terlihat takut menatapnya, sudahlah ia tak peduli.

"Gue duluan," Ucapnya sambil menepuk pundak Rio

"Hati-hati Vin," Balas Rio

Setelah Azevin pergi, Zura baru berani untuk mengangkat kepalanya.

Zura tak sengaja bertemu dengan Rio di tangga sehingga ia menyapanya untuk berbasa-basi.

"Kok lo belum pulang?" Tanya pria jangkung itu

"Tadi Aku abis piket tambahan Kak jadi pulang telat," ungkapnya singkat.

"Kalo gitu pulang bareng gue aja," ajaknya santai, entah inisiatif darimana seorang Rio mengajak perempuan pulang bersamanya.

"Ehh nggak usah kak," Zura menolak, gadis dengan kuncir kuda itu tak suka merepotkan orang lain apalagi orang yang baru dikenalnya.

"Kenapa?" tanya Rio menautkan alisnya

"Nggak papa aku bisa pulang sendiri kok,"
Ucap gadis itu menolak halus.

"Nggak ada penolakan," ucap pria itu dengan menampilkan senyuman mautnya.

"Eh ta- ta-"

"Nggak ada penolakan," ucapannya mutlak

Dia langsung menarik lengan Zura ke arah parkiran yang sudah nampak sepi, Zura pun mau tak mau mengikuti langkah pria besar dihadapannya ini. Sebuah mobil sport mewah berwarna hitam terpakir rapi dna Zura yakin itu milik Rio. That's right.

Rio telah masuk ke dalam mobilnya sedangkan ia hanya berdiri diam tak berkutik sampai Rio membuyarkan lamunannya.

"Ayo masuk," ucap Rio dari balik jendela mobilnya

"Ah iya kak," gadis itu membuka knop mobil dan masuk ke sana, tak ada pilihan lain.

"Rumah lo dimana?" Tanya Rio saat gadis itu sudah ada didalam mobil

"Angkatan 66 kak, Jalan manggis nomor 5 kak," jawabnya

Kemudian Rio menghidupkan mesin mobilnya dan melesat meninggalkan parkiran sekolah.

--------
--------

Di perjalanan, keadaan hening dan Zura tak tau harus bicara apa, ia menatap jalanan sore yang lenggang dari kaca jendela sebelum suara Rio menyadarkannya.

"Lo kok nggak bawa mobil ke sekolah?" tanyanya dengan pandangan tetap lurus ke depan.

"En-enggak papa kak," Jawab Azura mendengar pertanyaan yang terkesan ringan itu tapi membuatnya mengingat sesuatu yang menyakitkan.

"Lohh kok nggak papa sih? guee tauu nii lo pasti nggak bisa nyetir kannn," Tebaknya asal dengan nada bercanda.

Tapi ia langsung diam saat Zura menganggukkan kepalanya ragu, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya Zura nggak bisa hehehh," jawabnya dengan raut wajah yang berubah 180 derajat dari beberapa detik yang lalu.

Ia tersenyum pada Rio,  membuat Rio terkekeh disana, ia kira gadis ini kaku ternyata tidak juga.

"Mau gue ajarin?" tawarnya tiba-tiba

"Enggak-enggak Kak, Zura nggak mau dehhh takuttt," ucap Gadis itu sambil menyilangkan tangannya.

Pria itu semakin dibuat bingung, tenyata masih ada gadis kota yang belum bisa menyetir mobil apalagi di sekolahnya, dan malah menolak saat diatawari. Zura berbeda dengan gadis-gadis lain, entah kenapa melihat senyum gadis itu membuatnya senang dan merasa nyaman.

------------
------------

"Makasih ya kak, Daaaaa," Ara melambaikan tangannya saat mobil Rio berjalan meninggalkan halaman rumahnya yang bercat putih ini.

Ia berbalik dan melangkah memasuki rumahnya yang sepi seperti biasa, Mamanya akan pulang sekitar seminggu lagi sehingga ia harus tetap tahan sendirian.

"Hahh...." helaan napas lelah terdengar saat dia sudah berbaring dikasurnya, kemudian memejamkan mata sejenak.

Besok ia akan pergi ke toko buku membeli komik, hal yang paling ia suka selain musik. Dikamarnya komil-komik itu tertata rapi di rak buku di samping meja belajarnya sehingga kalian bisa menilai seberapa suka Gadis ini membaca komik. Mulai dari genre romance, fantasy, isekai, thriller dan adventure.

"Apa Aku beli buku tutorial gitar juga ya," gumamnya sambil berpikir, ia tak berniat untuk beranjak dari kasurnya padahal badannya sudah lengket.

"Liat besok dehhh," putusnya.

Setelah itu ia bangun dari kasurnya yang empuk itu, melangkah menuju kamar mandi yang ada di sudut kamarnya ini. Ia berjalan gontai dan menarik handuk yang ada di gantungan kemudian menyampirkannya di pundak dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
---------
---------

Masih ada yang baca kahh???
Next??

Jangan lupa vote dan komennya ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 300K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.8M 133K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
1.1M 18.8K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+