Entangled with The Jerk [AXTO...

By desschya

803K 49.5K 1.8K

Berawal dari sebuah kecelakaan dialami Juliet Carmen Axton, yang mengharuskan seorang Victor Melvin Dwight, C... More

WARNING
PROLOGUE [New Version]
01. Accident
Story Characters
02. Take Care Of
03. Who Are You?
THE DEVIL HELL (New story)
04. Annoying Man
05. Kisser
06. Go
07. Ex Boyfriend
Senandika (New Story)
08. My Familly (1)
09. Alkohol
10. Stupid Girl
11. Went
12. The Cold Man is Back
13. Who?
14. Touch Mine
15. Substitute
16. Angel-Hearted Devil
17. Sweet Smile
18. Kisser
NEW STORY
19. Juliet Attack
20. Still Loving You
22. Secret Mission (2)
23. Worry
24. My Anxiety Part
25 You Are Mine Now
26. My Kitten
27. Melviner Company
28. Sun Garden
29. Identical
30. Be My Girl
31. My Queen
32. A Man's Promise
33. A Sudden Shot
34. Come with Me to Hell
35. Move Stocks
36. Try to Open Up
37. Dropped
38. Was Revealed
39. Numb
40. Disappeared
41. New York
42. still mine!
43. One Place
44. In Front of You
ATTENTION!
DELLURA
45. Will Return?
The Cruel Boyfriend 2
46. Important Secret
47. Over Protective
48. Having Fun
49. Begamo
50. Grateful to Have You
EPILOG

21. Secret Mission

12.2K 909 25
By desschya

Don't copy my story!!

Happy Reading

***

Juliet, Brice, dan Hellen, mereka akan bersenang-senang ke klub terkenal di New York. Juliet sebenarnya tidak ingin ke tempat yang terlalu ramai, dia tidak menyukainya. Paksaan sahabatnya membuat Juliet menurut saja.

Dia memakai jaket kulit hitam dipadukan baju bewarna putih. Memakai celana panjang senada dengan jaketnya dan sepatu boots miliknya. Rambutnya digerai sangat indah. 

Berbeda dengan penampilan Brice dan Hellen, dia memakai dress pendek memperlihatkan beberapa lekuk tubuhnya.

Di mini bar terlihat para sahabatnya sudah menunggunya, dengan seorang pria yang nampak sangat kacau. Juliet menyipitkan matanya melihat ke arah pria tersebut adalah Nick.

"Ada apa dengan pria ini?" tanya Juliet melihat sahabat prianya yang sudah mabuk parah dengan raut wajah berantakan, seperti orang frustasi.

"Tanyakan pada sahabatmu ini. Dia terlalu bungkam kepada kita berdua, mungkin denganmu pria ini dapat berbicara. Hellen, mari kita berdansa," kata Brice melirik Hellen dan mengajaknya ke lantai dansa bersama pria-pria tampan di sana.

"Sedang apa kau, Nick?" tanya Juliet merangkul sahabatnya.

Tiba-tiba Nick tertawa sangat keras lalu sesaat sebelumnya menangis, membuat Juliet bergidik ngeri dengan kelakuan anehnya.

"Alice, dia memintaku untuk bercerai," kata Nick dengan wajah sedihnya. Juliet membelakkan matanya dengan sempurna, pernikahan seumur jagung itu terpaksa berakhir dengan tragis.

Juliet menatap iba ke arah Nick, memeluk pria tersebut mencoba menenangkan.

"Kenapa?"

"Dia memintaku," katanya membuat Juliet tersentak kaget. Wanita polos itu, kenapa dengannnya. "Dia berselingkuh di depan mataku. Aku melihatnya dengan seorang pria di dalam kamarnya," lanjutnya.

Nick langsung memegang bahunya dan tersenyum seperti orang bodoh.

"Jadilah istriku," katanya mendekatkan wajahnya ke arah Juliet, mencoba untuk menciumnya. Namun sebelum itu terjadi dia memukul wajah Nick hingga terpental.

"Dasar pria gila!" teriak Juliet kesal, dia langsung melihat Nick terkapar di lantai. Sampai Brice dan Hellen datang dengan panik.

"Astaga, dia terlalu banyak minum," katanya dengan membopong Nick dibantu dengan Hellen. "Kenapa dengan wajahnya?" tanya Brice melihat memar itu di suduy bibirnya.

"Juliet kau tahu?"

"Dia memukulnya sendiri," katanya asal. "Kau bisa membawanya pulang terlebih dahulu, aku sedikit mempunyai urusan," lanjutnya.

Lalu pandangannya tertuju ke beberapa arah, dia merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan. Dibalik telinganya dia memasangkan chip untuk menghubungi seseorang di sana. 

Juliet menghampiri pria tersebut tanpa rasa curiga, dan duduk di sebelahnya. Sedikit memberi senyuman ke arah pria tersebut.

"Kau ingin anggur merah?" tanya pria tersebut, Juliet menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak terbiasa minum," katanya, membuat pria di sampingnya terkekeh. Lalu mencoba menyentuhnya, Juliet menahan untuk tidak menghabisi pria ini.

"Kau sangat menarik sekali," lanjutnya menggoda.

"Kau yang membuatku merasa tersanjung. Kurasa kita harus bermain sekarang," kata Juliet membuat pria antusias dan sangat senang.

Dia membawa pria tersebut menuju kamar di atas. Masuk ke dalam ruangan dan mengunci pintunya. Juliet duduk di atas ranjang sangat santai.

"Aku ingin melihat dirimu menari," katanya.

"Akan aku lakukan," gumam Juliet mendorong lelaki itu terlentang ke ranjang. "Sekarang," lanjutnya menekan chip di telinga kanannya.

"Maafkan aku Nona, aku tidak sebodoh itu," kata pria tersebut langsung mengarahkan pistol padanya saat dia melihat benda di balik telinga Juliet.

Hingga pria tersebut langsung menghampirinya dan memukul kepalanya dengan senjata miliknya tersebut, Juliet meringis merasakan sakit di daerah kepalanya. Lalu dia terjatuh ke ranjang tidak sadarkan diri.

Pria itu tertawa puas dan langsung duduk di sampingnya yang tergeletak tidak berdaya.

"Ternyata kau tidak sehebat itu," kata pria itu tersenyum meremehkan.

"Memang, hanya saja aku membutuhkan waktu untuk memulihkan pukulanmu," lanjut Juliet tiba-tiba bangun dan mengarahkan pistolnya ke pria tersebut. Sengatan listrik langsung menyerang tubuhnya hingga dia terpekik kesakitan.

"Kau hanya remahan, bukan tandinganku sama sekali. Carilah lawan yang sepadan."

Juliet memborgol tangan pria tersebut dengan kencang. "Siapa Tuanmu?"

Pria itu tidak menjawab membuat Juliet semakin menggeram kesal. "Katakan bajingan?!" teriaknya, lalu tangannya menggeledah baju pria tersebut dan menemukan ponselnya. Memasukkan ke saku celananya.

"Anggota FBI akan datang menyergapmu, siap-siaplah untuk merasakan dinginnya jeruji besi." Juliet baru saja menerima perintah jika beberapa agen yang sedang menyamar akan kemari.

"Sebelum kau kuserahkan pada inteljen," kata Juliet dia mencengkram rahang itu dengan keras. "Siapa yang menyuruhmu!"

"Orang terdekatmu, dia yang menyuruhku. Aku tidak tahu siapa tuanku sendiri, hanya saja aku dapat perintah dari anak buahnya," kata pria tersebut, Juliet langsung melepaskan cengkramannya kasar dan tercenung sesaat.

Siapa yang berusaha membuatnya merasa dalam keadaan bahaya?

***

"Kau sangat hebat, Nona. Terimakasih atas kerja samanya," kata pria berjas hitam itu menjabat tangan Juliet.

"Sama-sama, aku juga berterimakasih kepada agen kalian semua. Karena ini juga membantuku mencari akar dari permasalahan ini," katanya.

Juliet langsung membawa mobilnya menuju apartemennya, dia mendapatkan kartu memori setelah menyerahkan ponselnya kepada FBI.

Juliet langsung pergi ke apartemennya, setelah sampai di sana. Dia langsung menuju dapur, namun dia melihat bayangan tegap seorang pria di ruang tamu apartemennya.

Juliet langsung bersiap-siap menekan pelatuknya yang disembunyikan di balik punggungnya. Pria itu berbalik dan ternyata dia adalah Victor, Juliet langsung menyimpan kembali senjatanya.

"Aku menunggumu," kata Victor, "Darimana saja?"

"Klub, untuk bersenang-senang," katanya duduk dan memijat pelipisnya merasakan pusing di kepalanya. Victor mengerutkan dahi tidak senang akan jawaban Juliet.

"Sejak kapan kau menyukai tempat hiburan malam?"

"Sejak malam ini," lanjutnya dengan mata terpejam.

"Membawa senjatamu? Sepertinya kau sibuk," kata Victor menatap serius.

"Ada yang ingin aku sampaikan," kata Victor dengan nada tajam.

"Apa?"

"Apa apartemenmu disadap?" tanya Victor menunjukan beberapa alat penyadap dan kamera kecil yang ditemukan di tanaman hias di apartemennya.

Juliet membelakan matanya, melihat alat penyadap tersebut. Ternyata itu adalah alat yang sering digunakan keluarganya, pasti yang melakukan itu adalah Darren.

Pamannya memang cerdik mengalihkan perhatiannya, pasti para pengawal yang meletakannya.

Kau sangat licik paman, batin Juliet berteriak kesal.

"Ini alat Axton Company?" tanya Victor membuat Juliet melihatnya kembali.

"Kenapa ada di apartemenmu, kau membuat masalah dengan mereka?" tanyannya khawatir.

"Tidak, mereka sangat membantuku," kata Juliet mulai mematikan alat penyadap itu. "Dia masih berfungsi."

"Kau berencana menjadi mata-mata mereka untuk menghancurkan perusahaan Dwighzer?" tanyannya dengan nada tajam.

"Aku tidak tertarik menjadi mata-mata perusahaan, sangat membosankan."

"Jadi apa misimu?" tanya Victor memegang bahu Juliet dengan erat.

"Itu bukan urusanmu," kata Juliet dengan lembut. Dia tidak akan menyertakan Victor dalam misi rahasianya.

"Kau tidak bisa bergerak sendirian, aku bisa membantumu," kata Victor dengan bersunguh-sunguh.

Victor tahu jika Juliet sedang menjalankan misinya dengan FBI, untuk menyergap beberapa mafia di Benua Amerika. Lalu mencari tahu pemimpinnya yang dicurigai pemicu dari semua ini.

Dia merasa tidak ingin gadis di depannya menjalankan misi berat tanpa seseorang yang menjaganya, Victor ingin memastikan dia aman oleh dirinya sendiri.

Entahlah, Victor merasa khawatir dengan perubahan Juliet dan kegiatan yang dilakukan gadis itu. Dia merasa harus bertanggung jawab atas keselamatannya, dia hanya tidak ingin Juliet terluka karena misinya ini.

"Aku tahu misimu, Juliet. Aku akan membantumu," katanya.

"Tidak perlu, ini sangat berbahaya."

Victor langsung mengeluarkan beberapa berkas penting yang dia dapatkan kopiannya dari ruangan Marc.

"Itu adalah bukti transfer uang yang dilakukan ayahku dengan beberapa pembajak Benua Amerika, dia mengeluarkan jutaan dollar. Membeli beberapa senjata."

Juliet melihat beberapa berkas itu, dan langsung terkejut menatap Victor tidak percaya. "Mengapa kau melakukan ini?"

"Dia bekerja sama dengan perusahaan teknologi Dwighzer. Marc memberi investasi berupa faisilitas, keamana identitas, dan dollar. Koneksi pembajak itu adalah perusahaanku sendiri. Dia mengkhianati kaidah sebagai pemimpin perusahaan miliku. Sebentar lagi dia akan menguasainya, dan aku yakin dia akan mencapakan Mom."

"Kau mengkhianati ayahmu."

"Dia yang mengkhianati keluargaku," kata Victor dengan tangan terkepal. "Aku butuh kerjasamanya denganmu. Kita saling menapatkan yang kita mau," lanjutnya.

"Perusahaanmu bisa hancur dan dimusnahkan pemerintah, jika tahu kerja samanya dengan para mafia," katanya.

"Aku tidak peduli. Aku akan menyingkirkan bajiangan tua itu." Victor tidak perduli dengan perusahaannya.

Karena selama ini dia menjalankan tugasnya diperusahaan Dwigther hanya mencuri beberapa data, merusak servernya. Dia sudah cukup memilik bukti untuk membekuk Marc.

Dia mempunyai perusahaan miliknya sendiri Melviner. Perusahaan di bidang properti yang dia tekuni dan tidak mempunyai koneksi dengan siapapun.

Kepergiannya ke beberapa negara, dan terkahir ke Hongkong. Bukan untuk perusahaan Marc, melainkan menghidupkan Melviner, yang sudah berada dipuncak kejayaan. Karena dia tidak sudi memakai nama Dwight, dia bukan bagian dari Marc.

Nama aslinya adalah Victor Melvin Hezher. Namun masyarakat mengenalnya Dwight, karena ayahnya Marc Dwight.

Ayanhnya hanya satu, Marchel Hezher. 

***

Jangan lupa like dan kasih komentar kalian yah hehe. Tunggu kelanjutannya, banyak banget suprise buat kalian wkwkwk.

Follow juga akun instagram Desycahyaa atau Demongrilwp (khusus wattpad)

Desschya 💓💓

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 18.7K 38
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
455K 3K 19
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
4.8M 179K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
768K 87.7K 46
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...