【END】Book 1: Hold Me Tight 「...

By krinvi

29.1K 3.2K 78

Beritahu aku, jika ini berat untukmu Beritahu aku, jika ada yang salah di antara kita Bukankah dalam sebuah h... More

Playlist+ CARA BACA
=Pembukaan=
Prolog
1. Big Fault
Spoiler #1
2. Another Reality
Just Info
Spoiler #2 - How Can I Say
3. Calls From
Tentang versi baru
Spoiler - Met
4. Argue
Spoiler #4 - The 2nd Happiness
5. Anxious
Spoiler #5 - M.U.P (Make You Proud)
6. Compare
Spoiler #6 - His Reason
7. Listen to Me
#Spoiler 7 - 행 복
8. Critical
Spoiler #8 - Behind His Past
9. Can You Trust Me?
Spoiler #9 - Not Just You
10. Soulmate
Spoiler #10 - Happen Ending
11. 여행
Spoiler #11 - When I Know You ...
12. Stay to Believe and Alive
13. Gifted from
14. Graduation Day
#14 Spoiler - Selfish You
15. Wide Apart
16. Consequently
17. Pretend
19. As If it's Our Last
20. Let's Seperate (end)
Regards from Krinvi

18. Attack

236 35 1
By krinvi

——Chapter 18——

Day 1

From: Aeri

Jangan lupa makan, jika kerjamu terforsir kau bisa sakit. Kita jaga kesehatan sama-sama. Demi Jooeun. Selamat tidur :)

Baekhyun baru ingin tertidur, namun membaca sms dari istrinya membuatnya semakin tak bisa tidur. Padahal baru saja beberapa jam berlalu sejak dirinya tiba, ia rindu pada Aeri. Sebelumnya, ia tak pernah pergi sejauh ini untuk bekerja dan meninggalkan Aeri sendiri.

From: Baekhyun

Kau juga, nanti menjelang kepulanganku. Aku akan ke kantormu untuk menjemputmu. Kita pulang ke rumah sakit.

Aeri hanya tersenyum kecil, ia menaikkan selimutnya lagi. Matanya sudah terlalu berat untuk terjaga dan menulis balasan untuk Baekhyun. Jadi, dirinya hanya terlelap dengan keadaan masih memegang ponsel yang pada akhirnya layarnya padam.

Day 3

From: Aeri

Bekerja saja dengan baik. Aku juga sudah bekerja, dan aku baru menyadari benar-benar melelahkan. Tapi, ketika ingat Jooeun, lelahku hilang. Aneh sekali.

Baekhyun sedang menikmati makan siangnya. Membaca sms dari Aeri membuat hari-harinya lebih tenang. Meskipun hingga hari ini mereka belum memiliki konversasi via suara karena keduanya belum memiliki waktu.

From: Baekhyun

Berarti kau sudah menjadi orang tua sungguhan. Sejauh ini rekanmu baik padamu,kan?

Aeri tersenyum kecil, ia menggeleng pelan. Ternyata, dalam dunia kerja untuk mendapatkan teman tidak semudah yang dipikirkan. Semuanya sibuk demi kepentingan masing-masing. Bahkan sekarang dia hanya sendirian berada di atap seraya memakan makan siangnya yang Kyungsoo buatkan tadi pagi.

HOLD ME TIGHT

Orang-orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Kubikel kerja di beberapa sudut, terkecuali Aeri sudah padam entah lampu ataupun komputer mereka. Aeri memejamkan mata, rasanya jika sudah begini ia terlalu malas untuk pulang ke rumah. Lagi pula tidak ada orang di rumah. Ia melepas sepatu hak tingginya, kakinya sudah lecet dan plester yang menutupi lukanya sudah begitu usang. Lalu merenggangkan otot kepalanya, ketika ia membuka mata ada seseorang di atasnya membuat Aeri terperanjat kaget.

"YA TUHAN!"

Lelaki itu tertawa, lalu memukul pelan kepala Aeri dengan sekotak susu coklat dan duduk di hadapan Aeri. "Kau kaget begitu, aku bukan hantu."

"Tapi siapa yang tidak kaget ketika membuka mata ada kepala di atasmu. Kau kalau jadi aku pasti juga terkejut." Dia tersenyum, "Ti..dak.."

"Kaget pasti." Aeri terkekeh. "Minum ini, kau pasti lelah." Aeri menerima susu coklat itu dan menyeruputnya sedikit. "Aku..kurang suka dengan susu coklat sebenarnya, Yunhyeong-ssi."

"Aku akan membelikan yang baru kalau begitu."

Aeri menahan Yunhyeong untuk beranjak, hingga akhirnya ia terduduk kembali. "Aku hanya kurang suka, bukan tidak suka. Terimakasih banyak atas susu coklatnya."

Yunhyeong tersenyum, ia duduk kembali di depan Aeri. "Kenapa anda belum pulang?" Yunhyeong baru saja ingin bertanya kenapa Aeri tiba-tiba saja berbincang formal dengannya. Namun, ia segera paham begitu mendapati sekuriti yang datang mengecek ruangan untuk di kunci.

"Tuan Song, anda belum pulang?" Yunhyeong mengusap tengkuknya dan tersenyum. "Sebentar lagi, 15 menit lagi bisakah paman kembali lagi ke sini untuk mengunci pintunya?"

"Baiklah, saya mengerti." sang sekuriti kemudian pergi berlalu, Aeri dan Yunhyeong sama-sama menghela napas lega. Mereka kemudian tertawa sejenak sebelum akhirnya mereka kembali terdiam.

"Sudah waktunya pulang, aku tidak memintamu untuk lembur."

"Tapi Pak Go memintaku."jawab Aeri malas. "Tapi Pak Go bawahanku, aku atasannya. Jadi, atasanmu aku atau Pak Go?" Aeri mensungut sebentar. Memang jadi atasan itu enak sekali ya, bisa memojokkan bawahan seenaknya saja dan seolah mereka paling benar. "Ya keduanya."

"Ya sudah, cepat pulang."

"Bagaimana denganmu?"

"Masih ada yang harus aku urus. Duluan saja." Aeri berjalan lebih dulu di depan Yunhyeong. "Kenapa kau menginjak hak tinggimu seperti itu?" Ditanya begitu oleh Yunhyeong, Aeri hanya melirik sebentar tumit kakinya yang plesternya hampir terlepas. "Sedikit lecet, aku tidak biasa memakai hak tinggi." Yunhyeong melangkah maju sebelum akhirnya dia berjongkok seraya melepas plester yang menempel perlahan-lahan.

"Diam sebentar." Kemudian menggantinya dengan yang baru.

"Yunhyeong-ssi?" Mereka kini berjalan beriringan menuju elevator.

Yunhyeong menoleh sejenak, seraya menekan tombol elevator menuju lantai bawah,"Kenapa?" Kemudian elevator terbuka, Aeri pun masuk sementara Yunhyeong masih berdiri di luar elevator. Tangannya masih menekan tombol yang sama agar elevatornya tidak tertutup lebih dulu sebelum Aeri menyelesaikan apa yang ia ingin bicarakan.

"Aku rasa lebih cepat dan lebih baik untukmu menjalani kebohongan itu agar selesai dengan cepat. Karena aku sudah mengiakan tawaranmu, akan lebih baik kalau lebih cepat melakukannya sebelum suamiku kembali ke Seoul."

"Baiklah, aku kabari lagi nanti." Yunhyeong tersenyum, ia melambaikan tangan. Aeri hanya menundukkan kepala, sebelum pada akhirnya membalas lambaian Yunhyeong dengan kaku.

HOLD ME TIGHT

"Jadi kau serius menerima tawaran itu pada akhirnya?"tanya Seungwan seraya mengunyah apel yang dikupasi oleh Aeri. Sementara Kyungsoo datang untuk melihat pasien anak di sebelah bilik Seungwan.

"Begitulah.." Aeri menjawab tak semangat. Jujur saja, ini bukan hal sepele untuknya.

"Noona-Noona, aku tahu kau menerima itu untuk balas budi padanya. Tapi, meminta bantuanmu untuk jadi pacar pura-puranya disisi lain kau sudah menikah.. aku rasa itu berlebihan." Kyungsoo ikut menyuarakan pemikirannya tentang keputusan yang Aeri buat. Untuk ikut andil ke dalam kebohongan kecil itu.

"Meski aku tidak bisa bilang tidak menyukai Yunhyeong, tapi kurasa apa yang Kyungsoo katakan benar adanya, Aeri." Seungwan mendukung pendapat Kyungsoo. Ia menatap temannya itu cemas, karena Seungwan rasa ide yang Yunhyeong pikirkan kali ini agak gila. Bukan. Tapi, memang gila.

Aeri hanya menggigit bibir bawahnya sejenak, lalu menaruh pisau yang ia pegang di tempatnya semula. Lalu turun dari brankarnya Seungwan seraya meraih tasnya. "Aku melakukan masalah ini agar tidak perlu berurusan dengan Yunhyeong lagi. Terimakasih sudah memberikan pemikiran kalian tentang itu, tapi aku membantunya hanya untuk balas budi padanya."

Seungwan dan Kyungsoo hanya saling lempar pandang. Hingga akhirnya Seungwan kembali bersuara, sementara Kyungsoo hanya menjadi pengamat saja kali ini. "Kau marah denganku dan Kyungsoo?" Aeri berhenti melangkah sejenak, "Tidak.. aku pulang dulu."jawabnya cuek lalu kembali melangkah keluar ruangan.

HOLD ME TIGHT

Aeri membasuh wajahnya hanya untuk usaha sebagai pertahanan menenangkan diri. Membicarakan topik itu yang Aeri kira akan didukung, karena ini sebagai rangka membalas budi pada Yunhyeong justru Aeri dianggap berlebihan, dan entah mengapa Aeri tidak menyukainya.Kepalanya terus menunduk ke bawah, hingga tidak sadar ada seseorang yang menabraknya. Aeri hanya mendecak pelan, lalu menyingkap rambutnya. "Lain kali kalau -'

Lelaki itu tersenyum, "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini." Aeri membulatkan matanya, wajah kesalnya berubah menjadi cerah begitu tahu orang yang menabraknya adalah si topik yang baru saja jadi bahan perbincangannya. "Yunhyeong-ssi.."

"Yunhyeong, setelah ini segera pulang."

Aeri mengintip seseorang yang berada di belakangnya, terduduk di kursi roda. Seseorang yang hampir serupa dengan Yunhyeong. Matanya kembali pada Yunhyeong setelahnya, ia lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Aeri sejenak.

"Kita mulai sekarang saja."

HOLD ME TIGHT

Kyungsoo sedang membereskan sisa kulit apel yang berserakan di lantai. Sementara Seungwan menutupi wajahnya dengan selimut usai perbincangan mereka dengan Aeri yang berakhir sedikit dingin. "Kyungsoo ponselmu berbunyi."suara Seungwan terdengar dari balik selimut.

"Ponselku di loker." Kyungsoo memasukkan kumpulan kulit apel itu ke tempat sampah yang tersedia di kolong brankar Seungwan. "Tapi itu bukan punyaku juga."jawab Seungwan yang akhirnya membuka selimutnya setelah merasa lebih baik dan juga merasa terganggu dengan bunyi dering ponsel yang terus memenuhi ruang rawatnya. Lagipula, yang sedang dirawat bukan hanya dirinya saja tapi ada orang lain juga.

Setelah mencari sumber suara, Kyungsoo menemukan sebuah ponsel yang sedang diisi daya terletak di atas nakas. "ah, ini punya Aeri noona ketinggalan. Bagaimana ya?"

Seungwan membuang napasnya kasar, Kyungsoo rasa Seungwan masih saja kesal soal perbincangan mereka tadi. "Coba kau cari ke lobi, mungkin masih di dekat sini. Tapi, itu pesan atau panggilan masuk?"

Kyungsoo menurut dan membuka ponsel Aeri yang kebetulan hanya dikunci geser saja. "Panggilan masuk dari suaminya."jawab Kyungsoo lalu mematikan kembali layar ponselnya. Seungwan mengusap dagunya, "ah, mengkhawatirkan.."gerutu Seungwan terdengar kesal namun agak cemas.

Kyungsoo berpikir sejenak, ia lalu mengecek kalender di dinding. "Setahuku minggu ini adalah kepulangannya dari Busan. Mungkin ia ingin memberi kabar."

"Coba saja kau hubungi dari ponselmu."

Kyungsoo mohon diri dan keluar dari ruang rawat Seungwan, "Ya sudah, aku mau cari noona dulu."

Kyungsoo mencari Aeri kesetiap sudut rumah sakit. Hingga langkah kakinya terhenti dan ia tersenyum lega begitu mendapati Aeri. Namun, keinginannya untuk memanggil Aeri ia urungkan karena Aeri tidak sendiri, melainkan sedang bersama lelaki yang waktu itu ia ceramahi –dan seorang pria paruh baya yang terduduk lemas di kursi roda.

"Yoojung, kemari sebentar." Kyungsoo mengulurkan tangannya menyuruh dokter intern yang lewat untuk mendekat padanya yang sedang menyembunyikan diri di balik pilar. "Kenapa?" Kyungsoo menunjuk lelaki paruh baya yang terduduk lemas di kursi. "Kau tahu siapa pria tua itu?"

"Dia pewaris Song Corporation, yang berdiri di depan wanita itu anaknya, tampan bukan? Ayahnya pasien VVIP di rumah sakit ini."

"Aku kira ini hanya rumah sakit biasa saja."gumam Kyungsoo, tak menyangka bahwa rumah sakit ini memperlakukan pasien berdasarkan status sosial mereka. Dikala Kyungsoo sibuk bergumam sendiri, Yoojung pergi meninggalkannya. Tak lama, ponsel Aeri kembali berdering pendek, ternyata hanya sebuah pesan teks. Dan itu dari Baekhyun.

Dengan perasaan tidak yakin, Kyungsoo membukanya.

From: Baekhyun

Aeri! Aku akan pulang hari ini, sayang! Kita lihat Jooeun bersama!

HOLD ME TIGHT

"Anyeonghaseo –aku—'

"Dia adalah gadis yang ingin ku undang kerumah kita, ayah. Namanya Park Ae Ri –dia cantik bukan?"cela Yun Hyeong ditengah Ae Ri yang ingin memperkenalkan dirinya secara sopan. Kemudian, lelaki paruh baya itu tersenyum ramah pada Ae Ri. "Senang bertemu dengan gadis dengan wajah bersinar sepertimu, Ae Ri –ssi.."katanya diikuti dengan kekehan, Ae Ri hanya tersipu malu sedangkan pria itu melanjutkan "—Aku ayahnya Yun Hyeong, maaf baru bisa menyapamu. Yun Hyeong –ah, aku tahu ini mendadak. Tapi, mungkin hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengundang Ae Ri untuk makan malam bersama kita. Bagaimana?—"

"Sebuah kehormatan karyawan sepertiku bisa satu ruangan denganmu, Tuan Song.. mari, akan aku antar anda hingga ke mobil.—" ujar Ae ri mengambil perannya, mengisyaratkan Ji won untuk pergi ke parkiran lebih dulu, sementara Yun Hyeong hanya tersenyum, senyuman yang menurut Ae Ri paling tidak ada beban. Walau ia dan Yun Hyeong tahu betul ini adalah kebohongan. Tujuan Ae Ri satu, membalas kebaikkan Yun Hyeong dengan cara ini. Dan, Yun Hyeong untuk membahagiakan ayahnya yang sedang sakit.

Ae Ri harap, itulah tujuan Yun Hyeong sebenarnya.

Tidak ada maksud lainnya.

Karena, Ae ri sudah punya keluarga sendiri. Walau, Ae Ri akui ini tidaklah benar. Membohongi orang tua yang sedang sakit, dengan berpura –pura menjadi orang yang paling berarti untuk Yun Hyeong. Itu jahat. Tapi, jika itu membuat balas budinya terbalas, itu cukup untuk Ae Ri.

**

Yunhyeong ditarik untuk masuk ke kamar Jieun ketika melihat Aeri sedang mengobrol dengan ayahnya di ruang utama. Mereka terlihat akrab untuk ukuran seseorang yang baru pertama kali bertemu.

"Kau gila mengajak wanita itu kemari?dan apa –makan malam?"

"Ini demi ayah, aku tidak melakukan ini untuk kepuasanku." Yunhyeong menyapu rambutnya ke belakang. Namun, Jieun terlihat lebih cemas dengan memegang sikut tangan kirinya dan berjalan mondar-mandir.

"Tapi kau terlalu nekat, Yunhyeong! Kau bisa mengajak wanita mana saja, tapi tidak dengan wanita itu! Kau sadar dia sudah menikah."bisik Jieun agar perbincangan mereka tidak terdengar.

Yunhyeong memegang kedua bahu Jieun dan menatap kakaknya itu meyakinkan. "Untuk itu setidaknya kita bekerja sama agar ayah tidak tahu!"

Jieun memejamkan matanya, sudah cukup ia frustasi. Rasanya ia ingin membunuh adiknya saja sekarang. Tangannya lalu menurunkan tangan Yunhyeong cukup kasar. "Terserah kau saja! Kau sudah gila!" Jieun pergi dari kamar dengan membanting pintu.

**

"Oh ya, ku dengar kau bekerja di Song Corporation—" Tuan Song membuka perbincangan setelah jamuan makan –makan usai. "Ya, aku sedang uji coba dibagian lapangan divisi resort dan parawisata untuk hubungan publik." ujar Ae Ri.

"Aku sudah usai makan malam,aku sedikit tidak enak badan. Ayah, dan juga Ae Ri –ssi aku ke atas dulu.—permisi."pamitnya dan pergi dari ruang makan kediaman Song yang megah itu. "Kalian berdua, lanjutkan saja berbincangnya..aku mau bertanya padanya apa ia baik –baik saja.." ujar Myungsoo yang mengekori Jieun pergi ke kamar.

**

Setelah jamuan makan malam usai, Ae Ri segera pamit pada sang empu rumah. "Tuan Song, aku harus pulang karena sudah larut. Kau juga harus istirahat..semoga kau bisa memimpin kembali Song Corporation."

"Sepertinya, aku kekurangan waktu untuk berbincang denganmu, Ae Ri -ssi. Lain kali, mari kita bicara secara santai diluar rumah.. aku pikir itu ide bagus, bukan begitu Ae Ri -ssi.?"

"Ayah.."

"Nde! aku setuju denganmu. Sampai bertemu lagi lain kali, Tuan Song..istirahatlah dengan baik."

"Baiklah!Yun Hyeong, jaga kekasihmu ini baik-baik."

"Nde?Aah, nde abeoji.."

Sepeninggal Ayah Yun Hyeong, Ae Ri dan Yun Hyeong sama-sama adu tatap. "Ini buruk, Yun Hyeong.." desah Ae Ri sinis. Yun Hyeong hanya terkekeh dan menepuk bahu gadis itu pelan. "Tidak..tidak seburuk itu kupikir. Ayo, aku antar kau pulang."

"Tadi, saat Seungwan menelpon ke nomorku kalian bicara apa?"

"Bukan apa-apa.."

"Karena jika aku perhatikan, wajahmu cemas sekali. Apa terjadi sesuatu?"

"um.. bisakah antar aku sekarang?"

"Baiklah, ayo pulang."

HOLD ME TIGHT

"Kalian bisa istirahat hari ini. oh ya, aku ingin memberi tahu kalian semua, sepertinya kita akan lebih lama dari jadwal semula.Seharusnya, kita bisa kembali minggu ini. Tapi, sepertinya cuaca buruk untuk 3 hari kedepan, itu artinya penelitian kita tertunda dan jadwal akan kacau. untuk itu kita harus menepi dulu ke dermaga terdekat, baru setelah itu kita kembali kesini ketika cuaca sudah membaik." ujar ketua tim Yong Hwa.

Mendengar itu, para rekan Baekhyun hanya menggerutu pelan begitu juga dengan Baekhyun, meski ia diam tapi dalam hatinya ia melakukan hal yang sama.

"Aku mohon jangan mengeluh, ini diluar prediksi kita semua.Kalian silahkan beristirahat dan jelaskan pada keluarga kalian tentang situasi mendadak ini. Selamat istirahat." Yong Hwa berjalan meninggalkan dek kapal yang cukup megah itu.

Beberapa orang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Termasuk Chanyeol yang lebih memilih untuk segera naik kekasur begitu kepala tim pergi. Baekhyun memilih keluar dari dek, untuk menikmati angin malam. Dan menghubungi Aeri.

└HOLD ME TIGHT┘

Kyungsoo mengatur napasnya sebisa mungkin, agar tidak terdengar gugup ketika bicara. "Halo?"

"Ini Kyungsoo?"

"Iya Hyung."

"Aeri di mana?"

Kyungsoo menatap langit, matanya tidak bisa diam seperti sedang mencari inspirasi untuk membuat alasan dari langit yang gelap tanpa bintang. "oh itu, noona sedang mandi –tadi aku meminjam ponselnya karena milikku tertinggal di rumah sakit. Yang awalnya aku kira hilang." Kyungsoo menggigit bibirnya cemas, seraya melongok ke bawah dan belum terlihat ada tanda bahwa Aeri akan segera tiba.

"Ya sudah.. katakan saja padanya aku akan pulang t –'

Kyungsoo sengaja membuat suara tidak jelas, agar percakapan via suara itu segera berakhir. Ia tidak sanggup lagi untuk ikut andil untuk kebohongan ini. Entah apa benar ini untuk kebaikan atau tidak sama sekali. "Halo? Hyung?suaranya ti –dak jelas."

"Aku hubungi lagi nanti kalau begitu." Kyungsoo bernapas lega begitu panggilan diputus dari sebrang. Ia mengelus dadanya pelan, kelegaan merayap dalam dirinya. Sepertinya, Kyungsoo begitu buruk dalam berbohong. Tangannya bahkan sudah berkeringat, padahal angin malam pada musim semi tahun ini terhitung cukup dingin dan menyejukkan kulit.

**

"Kyungsoo!" Aeri berlari secepat kilat hanya untuk tiba di hadapan Kyungsoo yang berdiri di depan unit apartemennya. Kyungsoo bersimpuh lemas begitu mendapati Aeri setelah menatap layar ponsel Aeri yang masih menyala. "Apa katanya?"

Kyungsoo hanya memperlihatkan layar ponsel milik Aeri ke depan wajah pemiliknya kemudian Aeri membacanya.

From: Baekhyun

Aku akan pulang tiga hari lagi mungkin, cuaca buruk di sini. Jaga dirimu baik-baik.

Dan seketika, Aeri menghela napas lega. Sementara Kyungsoo sudah menundukkan kepalanya lemas.

└HOLD ME TIGHT┘

"Noona! Ae Ri Noona!" panggil Jason dari kejauhan. Ia segera meninggalkan Dahyun di belakang begitu Ae Ri menoleh. "Eoh?kalian dari mana?" tanya Ae Ri tersenyum lebar, sementara Dawon hanya menonton pacarnya yang menyapa seseorang yang paling enggan ia lihat kehadirannya.

Ia bukan membenci Ae Ri sebetulnya, hanya saja ada bagian dari dirinya yang merasa bahwa Baekhyun terlalu baik untuk Aeri. Bagi Dawon, Ae Ri bukanlah siapa-siapa untuknya. Namun, Ae Ri itu terlalu naif.

Mengkondisikan hubungan mereka sepertinya tambah memburuk semakin berjalannya waktu. Apalagi, sekarang Ae Ri bekerja dibawah Yun Hyeong. Dahyun hanya takut, hal radikal yang ia pikirkan akan terjadi.

Menurutnya, Ae Ri adalah wanita yang tak punya pendirian yang tak begitu kuat, dinding pertahanannya bisa dengan mudahnya hancur hanya karena segelintir persoalan dari orang tak bertanggung jawab seperti Yun Hyeong.

Bagaimana jika Baekhyun yang akan terluka nantinya, ia bersumpah demi langit terbelah dua, ia akan menghabisi wanita itu dengan hujatan, biar moral saja yang mengakhiri hidupnya.

"Kami, habis membeli buku untuk ujian, Dawon dan aku berencana untuk kembali kuliah pada tahun ajaran baru nanti. Noona mau ke mana?"

Ae Ri mengangguk mengerti. "Kerja bagus.Benar juga, lagi pula kalian masih punya banyak waktu untuk belajar. Aku sarankan untuk menyelesaikan kuliah dulu baru setelah itu menikah."

"Bagaimana denganmu,Ae Ri -ssi?Kau menikah dengan Baekhyun Oppa,saat kuliahmu berjalan. Apa kau sejak dulu merasa keberatan dengan rumah tangga kalian?"

"Dawon!"entak Jason, namun Dawon hanya memutar mata saja. "apa Noona sudah makan siang?" Jason bertanya mengalihkan topik, sebetulnya itu memang tujuan utamanya menyapa Ae Ri.

"Suasananya tidak enak." kata Ae Ri menggaruk tengkuknya. Sementara Dawon masa bodoh dengan Ae Ri.

"Mengapa harus tidak enak. Hanya satu meja makan, kau bisa pesan makan siangmu sendiri. Cepatlah, Wang. Aku sudah lapar.." ujar Dawon dan berjalan meninggalkan mereka. "Ayolah,noona.." Jason memohon, Ae Ri akhirnya mengangguk setuju. "Ng, baiklah.."

Dawon berbalik dan mengembalikan kantong belanjaan ke tangan Jason. "Wang?kita ke kedai ramyun yang waktu itu saja."

**

Mereka tiba dikedai yang dimaksud Dawon, yang tak lain adalah kedainya Yishing. Dawon segera menarik bangku yang kosong. Begitu juga dengan Jason dan Aeri. "Ini adalah kedai temannya, Hyung 'kan?" tanya Jason. Ae Ri hanya tersenyum simpul, tak lama datang seorang pelayan. "Mau pesan apa?" begitu mendengar suara si pelayan, Ae Ri menengadah dan menyapanya. "Oraemanida, Yishing -ssi!"

"Lama tak melihatmu, sudah lama sejak terakhir kali kau ke sini bersama Baekhyun itu sekitar beberapa tahun silam. Saat itu musim dingin." Yishing berkata sambil mengingat-ingat kembali kejadian saat itu. Ae Ri menggangguk membenarkan.

"Aku hanya pergi ke cabang terdekat saja. Dan kau benar.. kebetulan juniorku yang temannya Baekhyun juga mengajakku makan siang disini." Jason dan Dahyun sama-sama menundukkan kepala sebagai tanda hormat.

"Benarkah?" tanya Yishing antusias.

"Baekhyun Hyung yang merekomendasikan tempat ini pada kami."ujar Jason, sementara Yishing mengeluarkan catatan pemesanannya.

"oh ya, kalian mau pesan apa?"

"Sepertinya menu rekomendasi hari ini akan menarik, bagaimana denganmu Dahyun? dan Noona?" tanya Jason kepada dua wanita dihadapannya. Dawon hanya mengangguk dan Aeri menjawab singkat.

"Baiklah.."

"Akan aku siapkan menu spesial untuk kalian, tunggu sebentar.."

Dawon masih sibuk dengan ponselnya, ia mengetik beberapa pesan teks untuk orang yang berada disebelahnya.

To: Wang

Ya! karena kau yang mengajak Ae Ri kesini, jangan coba-coba untuk menyuruhku mengobrol dengannya!Arra?!

Ponsel Jackson bergetar, ia mengernyit begitu melihat pesan teks. Ia tertawa seraya memandang Dawon sekilas, meski begitu ia tetap saja membacanya dan mengetik satu kata.

To: Princess Ice

Ne.

Begitu mendapat jawaban, Dawon memandang Jackson ia memberi tatapan bahwa aku –akan –membunuhmu –lihat –saja –nanti! Namun, Jackson tak gentar juga. Dan mulai berbincang dengan Ae Ri.

"oh ya, Noona. Bagaimana Baekhyun hyung disana?aku tahu ini memang bukan bidangnya dia. Tetapi, ia bilang padaku bahwa ia menyukainya."

"Yah, tentu saja ia baik. Sekarang, dia lebih bisa mengontrol emosinya. Mungkin itu semua demi Joo Eun."

"Tapi, kau selalu berkomunikasi dengan Baekhyun hyung 'kan, Noona?"

"Hanya beberapa kali, karena terkadang ia bilang tidak ada sinyal.Dan, ia tidak punya waktu senggang untuk berbicara banyak. Tetapi, ia bilang kepulangannya harus tertunda karena cuaca buruk." Aeri meneguk air putih yang disediakan pihak restoran seraya menunggu hidangan yang dipesan. "justru aku berterimakasih pada Ayahmu, Jason, karena kalau tidak, Baekhyun masih jadi pengangguran hingga sekarang."

"Tidak Noona, hyung dan Noona seperti keluarga untukku."

"Heol! lalu bagaimana dengan gadis yang di sini?"

"Tentu saja kau pacarku, memangnya kau bersedia jadi keluarga masa depanku?"

"Topiknya mengganggu, ganti saja!"

**

"Pesanan menu rekomendasi.." Yishing keluar dari bilik dapur dan menyajikan pesanan Ae Ri, Jason dan Dawon. "oh ya, Ae Ri-ssi? aku ingin berbincang denganmu setelah usai makan,apa kau ada waktu?"

"umm, tentu saja. Aku kosong hingga jam 3 sore ini sebelum jam rapat dimulai."

"Baiklah..nikmati makanannya..aku permisi dulu."

"Gamsahamnida.."

"Apa ada hubungan khusus antara kalian?" todong Dawon saat Ae Ri baru saja ingin melahap makan siangnya. Jason menyenggol bahu Dawon namun ia tak perduli, baginya apa yang ada dihati harus dikeluarkan, lagipula itu hanya pertanyaan sederhana.

"Tidak. Baekhyun dan Yishing adalah teman satu universitas sewaktu di China. Walaupun sebetulnya mereka tak begitu akrab."

"Aku sarankan jangan terlalu bersikap baik pada semua lelaki, karena kau sendiri sudah punya suami. Bagaimana jika Baekhyun oppa adalah lelaki posesif akut. Kau pasti sudah habis diprasangka yang tidak-tidak."

"Maksud Dawon agar kau menjaga sikapmu yang sewajarnya saja, kalau bisa jika kau bertemu lelaki lain, walau itu teman Baekhyun sekalipun--ajaklah hyung, dengan begitu ia tidak akan bertingkah macam -macam padamu. Kau tahu 'kan, Noona-- maksud Dawon dan aku adalah baik.." Jason meluruskan, ia tidak mau membuat konflik baru di antara kedua wanita yang sangat memberikan makna dalam hidupnya.

"Aku tahu--jangan cemas.Terimakasih atas nasihat kalian. Selamat makan..."

Sesuatu mengganjal hati Ae Ri, setelah mendengar petuah dari orang yang umurnya lebih muda darinya ia merasa tak enak. Ia seperti sudah melakukan kesalahan fatal yang tak termaafkan tanpa Baekhyun tahu.

Apa yang dikatakan Jason dan Dawon memang tidak ada yang salah. Tapi, Ae Ri merasa ia tak sepenuhnya salah. Memangnya apa salahnya menyapa seorang yang memang kita kenal. Lagipula, Yishing bukan seseorang yang seperti itu.

Ini semakin rumit, pikir Ae Ri.

To Be continued

[diketik, 12.49 – 21.06.2018]

Continue Reading

You'll Also Like

13K 2.8K 23
jinsoul jadi bingung mau milih siapa [feat sehun] starccdust, 2020
4.8K 456 22
[ END ]Sebuah takdir telah mempersatukan mereka, keluarga yang terpisah kini telah bersatu kembali karena sebuah takdir dan juga cinta, Dan semua itu...
Kaleidoscope By poorple

General Fiction

158K 8.2K 30
Nico Hartawan, seorang pilot muda di Eagles Air dengan rute Asia-Pasifik. Memiliki hobi dan bakat dalam melukis, jika sedang tidak berpergian dengan...
132K 2.8K 11
SERIAL PAHLAWAN NUSANTARA #1 [TAMAT] Highest rank: 8 in Action Sebagai putri salah satu pebisnis terkaya di Indonesia, Tiara Suryajati tak pernah ped...