[Completed] 30 Days OTP Chall...

By Healerellik

1.2K 193 148

Cuma buku iseng untuk ikut dalam prompt edisi Oktober tentang "30 Days OTP". Isinya tidak menentu. Bisa drabb... More

Intro
Day 1
Day 2
Day 3
Day 4
Day 6
Day 7
Day 8
Day 9
Day 10
Day 11
Day 12
Day 13
Day 14
Day 15
Day 16
Day 17
Day 18
Day 19
Day 20
Day 21
Day 22
Day 23
Day 24
Day 25
Day 26
Day 27
Day 28
Day 29
Day 30 (Warn! 18+)
Day 31 (+)
Thanks!

Day 5

64 9 38
By Healerellik

Kissing

Nijimura Shuuzou x Yousuka Ainawa

© Tadatoshi Fujimaki

*

Hei, jangan lupa. Di tempat biasa jam 4 sore ya.

Shuuzou-senpai

Berulang kali ia membaca ulang pesan yang masuk tak kurang dari 5 menit lalu itu. Tentu saja. Ia masih tidak percaya bahwa lelaki itu akan mengiriminya pesan yang mampu membuatnya bingung tak karuan.

Diliriknya jam di dinding kamar. Baru pukul 12 siang. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk beristirahat setelah membongkar lemari pakaiannya  untuk pertemuan itu.

***

Jam 4 kurang 5 menit, ia sudah ada di tempat yang dijanjikan. Dimana ia menemukan sesosok lelaki bertubuh tinggi yang sedang memainkan ponselnya.

"Oh, akhirnya kau datang juga, Ainawa," sapa lelaki itu ramah. Sementara yang disapanya hanya tersenyum canggung.

"A-apa kau menunggu lama, Shuuzou-senpai?" tanya Ainawa setelah berada di depannya.

Shuuzou tersenyum kecil. Ditepuknya puncak kepala Ainawa seraya menggeleng pelan, " tidak sama sekali. Lagipula kesepakatannya kan jam empat. Dan kau datang sebelum itu."

"Uhm ... Oke. Arigatou," balas Ainawa.

"Untuk apa kau berterima kasih, hm?"

"Nandemonai ne. J-jadi, kau mengajakku bertemu untuk apa?" Ainawa mencoba mengalihkan pembicaraan. Demi apapun, sekarang ia benar-benar gugup.

"Kudengar ada toko buku baru yang buka di kompleks perbelanjaan di dekat sekolah. Dan kupikir, sebaiknya kau yang menemaniku ke sana. Kau mau kan?"

"Wah! Mengapa kau tidak bilang dari tadi? Tentu saja aku mau pergi bersamamu— maksudku, pergi ke sana."

Ainawa memalingkan muka seraya merutuk kesal. Dirinya yang mudah gugup acapkali membuatnya salah ucap. Terlebih mendengar sulung dari tiga bersaudara keluarga Nijimura itu terkekeh kecil karena dirinya.

"Ya sudah. Ayo kita jalan."

Sekali lagi, Ainawa semakin dibuat salah tingkah karena Shuuzou yang menggandeng tangannya dengan erat. Akhirnya ia terpaksa menundukkan pandangan demi menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba saja menghangat.

***

Apa yang dikatakan oleh mantan ketua tim Basket SMP Teiko itu ternyata benar. Begitu mereka masuk ke kompleks perbelanjaan terdekat di sana, sudah ada banner dari toko buku yang dimaksud terpasang dengan meriah. Ternyata, mereka memberikan diskon besar-besaran sebagai promo di hari pertama mereka membuka usaha tersebut.

Keduanya segera masuk. Shuuzou yang tahu bahwa Ainawa sangat tidak menyukai keramaian tidak melepaskan genggaman tangannya pada gadis berkacamata itu. Terlebih ketika mereka sudah masuk ke dalam toko, wajah anak bungsu dari marga Yousuka itu terlihat pias di antara kerumunan yang ada.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Shuuzou. Ainawa pun menggeleng perlahan.

"Sebaiknya kita mencari tempat yang agak lapang." Berkata demikian, ia dengan susah payah menuntun Ainawa di antara lautan manusia itu. Hingga mereka mendapatkan tempat yang lumayan sepi di pojok komik.

"Kau yakin tidak apa-apa? Mukamu terlihat pucat."

Ainawa tersenyum kecil lalu menganggukkan kepala. "Aku tidak apa-apa. Hanya saja sedikit kaget karena keramaian ini." Ia terdiam begitu Shuuzou menyentuhkan punggung tangannya ke keningnya.

"Baiklah. Kita diam dulu di sini sampai suasananya sedikit sepi. Sekaligus memulihkan keadaanmu," ujar Shuuzou dengan tegas. Aura dominan sebagai kapten menguar begitu saja. Membuat Ainawa lagi-lagi hanya bisa menganggukkan kepala.

***

Nyaris menunggu selama sepuluh menit, akhirnya suasana toko buku itu ramai secara normal. Cukup memberikan ruang kepada Shuuzou dan Ainawa yang memilih berpencar untuk mencari kebutuhan masing-masing.

Shuuzou yang berada di bagian buku umum diam-diam menatap Ainawa. Gadis yang tengah melihat-lihat bagian komik itu tampak mengambil sebuah buku tak bersegel. Membukanya, lantas terdiam menikmati isinya.

Bahkan sampai Shuuzou selesai dengan belanjaannya, gadis itu masih berada di posisi semula. Masih dengan buku yang sama. Alhasil, lelaki penasaran. Tanpa suara, ia pun mengendap ke belakang Ainawa yang masih serius.

Kukira dia tidak membaca hal seperti ini. Pikir Shuuzou kala melihat dari belakang apa yang gadis itu baca. Sebuah shoujo-manga, dengan sepasang insan yang tengah berciuman.

"Hei." Bahu di bawah ia tepuk pelan. Melebarkan cengiran kala pemiliknya berbalik dan menatap kaget.

"Sudah selesai?" tanyanya lagi.

"Ma-maaf. A-aku keasyikan membaca. Namun, aku sudah memilih buku kok. Senpai tunggu di sini. Aku akan pergi membayarnya dulu." Cepat dan gugup. Ainawa segera berlari kecil menuju kasir. Menyembunyikan wajahnya yang merah padam karena ketahuan seperti itu.

***

Keluar dari toko buku, keduanya memutuskan untuk mencari kudapan. Berkeliling dari satu bangunan ke yang lainnya, segelas orange juice dan cappuccino pun terbawa. Tak lupa dua bungkus roti cokelat sebagai pelengkap. Kini, giliran tempat untuk mendudukkan diri yang dicari.

Sebuah bangku panjang mereka dapati di sudut kompleks. Duduk bersisian, keduanya pun mulai menikmati belanjaan masing-masing.

"Ngomong-ngomong, Senpai membeli buku apa saja?" tanya Ainawa. Gemerisik es yang bergesekan terdengar begitu Ainawa menyedot minuman berwarna oranye itu.

"Beberapa fiksi umum. Juga buku-buku penunjang untuk ujian."

"Ooh. Baguslah."

"Kau sendiri membeli apa?"

"Hanya novel-novel ringan dan beberapa manga."

"Termasuk manga yang kau baca tadi?"

Refleks Ainawa tersedak mendengarnya. Ia benar-benar tak menyangka jika Shuuzou melihat apa yang ia baca tadi.

"Jujur saja. Kukira kau tidak bisa membaca hal seperti itu mengingat tampangmu begitu polos, Ainawa." Shuuzou tertawa kecil melihat lawan bicaranya yang tiba-tiba mengubah posisi duduk, sedikit membelakanginya.

"I-itu kan wajar! Ma-maksudku, wajar gadis seumuranku penasaran dengan hal-hal seperti itu, kan?" ujar Ainawa dari balik sana.

"Oh ya? Benar hanya karena penasaran?" Anggukan ia dapatkan dari kepala dengan rambut diikat ponytail itu. Membuatnya menyeringai jail.

Shuuzou mendekat tanpa diketahui Ainawa. Tepat di telinga dengan gagang kacamata yang menyelip itu, ia pun berbisik, "termasuk bagaimana rasanya?"

Seketika mata Ainawa membelalak lebar. Ia menoleh ke sumber suara, yang seketika membuatnya nyaris meloloskan gelas orange juice dari tangan.

Bibirnya bertemu dengan milik Shuuzou. Belum ia bereaksi, jemari panjang lelaki itu menjepit pipinya. Menetapkannya pada satu arah hingga Ainawa bisa merasakan pergerakan kecil di sana. Beberapa menit yang termakan pun terasa begitu lambat karenanya.

Ainawa melengos dengan cepat begitu cumbuan itu terlepas. Tangannya bergerak ke atas, menutupi separuh wajah yang memerah sempurna. Terlebih samar cappuccino masih terasa jelas di kedua belah bibirnya yang sedikit merona.

Ia mencoba menangkap bayang Shuuzou dari ekor mata. Sayangnya itu berbalas dan membuat degup jantungnya makin menjadi.

"S-sebaiknya kita pulang. A-aku baru ingat kalau aku punya tugas yang belum selesai. Gomen ne."

Mendengar itu, Shuuzou hanya tersenyum kecil. Dibereskannya bekas makan dan belanjaan mereka. Ainawa yang tidak menahu tentang itu pun sedikit tersentak melihat kakak kelasnya itu mengulurkan tangan padanya.

"Katanya mau pulang. Jadi?" Alis penanya naik sebelah seiring dengan senyum lebar yang ia berikan.

Ainawa mengangguk kecil walau tak berani membalas uluran tersebut. Ia segera bangkit dan berjalan mendahului Shuuzou, yang hanya tertawa kecil lagi melihat tingkahnya.

"Oh ya! Bukuku!" pekik Ainawa. Ia berbalik dan melihat Shuuzou yang menjinjing dua bungkusan berwarna putih.

"Sudah. Biar aku yang bawakan. Kau pasti kecapaian karena aku yang memintamu mendadak seperti ini. Apalagi..." Shuuzou menahan ucapannya kala gadis di depannya itu bersikeras untuk membawa belanjaannya sendiri.

Ainawa menahan napas begitu melihat Shuuzou yang membungkuk, menyejajarkan wajah mereka berdua, lalu berbisik kecil, "... atas seranganku yang tadi. Kau masih merasakannya kan?"

"ITU TIDAK BENAR!" teriak Ainawa kala wajah datar Nijimura Shuuzoh berubah menjadi seringai yang menyebalkan baginya.

Kali ini, ia berjalan dengan cepat. Terserah Shuuzou mau berkata apa. Intinya ia benar-benar malu dan jengkel dibuatnya.

Sementara Shuuzou? Ah, lagi-lagi ia hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis yang hari ini genap sudah menjadi kekasihnya itu selama tiga bulan.

*

1180 words

Day 5, end

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 67.6K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
445K 40.5K 92
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.