EX [TERBIT]

By iLaDira69

16.8M 1.3M 64.3K

SUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2... More

Prolog
Bab 1. Putus
Bab 2. Niat
Bab 3. Penguntit
Bab 4. Sialan
Bab 5. Introvert
Bab 6. Pengacau
Bab 7. Risau
Bab 8. Night Market
Bab 9. Mainan Baru
Bab 10. Jangan Pergi
Bab 11. Seludup
Bab 12. Datang Tak Di Undang
Bab 13. Pulang Tak Di anter
Bab 14. Kisah Mengharukan
Bab 15. Pak Jarrot
Bab 16. Petak Umpet
Bab 17. Nggak Kenapa-napa
Bab 18. Tanpanya
Bab 19. Tingkat Kebaperan
Bab 20. Server Error
Bab 21. Clara
Bab 22. Terserah Kamu
Bab 23. Pangeran Charming
Bab 24. Make Over
Bab 25. Penipu Hati
Bab 26. Penipu Rasa
Bab 27. Penipu Lara
Bab 28. Sekap
Bab 29. Terusik
Bab 30. Bayangan
Bab 31. Balik(an)
Bab 32. Semena-mena
Bab 33. Ancaman
Bab 34. Rencana Tak Sesuai Kehendak
Bab 35. Bawa Badan
Bab 36. Lelaki Tua
Bab 37. Mantan
Bab 38. Modus Ternajong
Bab 39. Ruang Dosa
Bab 40. Tanjung Benoa
Bab 41. Jetski
Bab 42. Jalang Tanpa Gudik
Bab 43. Olahraga Malam
Bab 44. Modus
Bab 45. Lucas dan melisa
Bab 46. Makhluk Astral
Bab 47. Pelangi Malam
Bab 48. Seutas Janji
Bab 49. Tak Beralasan
Bab 50. Teror
Bab 51. Peringatan Kecil
Bab 52. (Sari)Fuddin
Bab 53. Persembunyian
Bab 54. Pendek. Bawel. Penakut
Bab 55. Info
Bab 56. Teman Dekat
Bab 57. Luka Memar
Bab 58. Undangan
Bab 59. Pasangan Perfect!
Bab 60. Pacar
Bab 61. Lebih Jauh
Gipewe
Bab 62. Pastikan!! Buktikan!!
Bab 63. Nina
Bab 64. Andra
Bab 65. Sekarang!!
Bab 66. Penipuan!
Bab 67. Baper
Bab 68. Herder Galak
Bab 69. Mantan Unik
Bab 70. Putusin!
Bab 71. Es Krim
Bab 72. Part Special
Bab 73. Bully
Bab 74. Permintaan
Bab 75. Dingin
Bab 76. Troublemaker
Bab 78. Tanggung Jawab
Bab 79. Piranha
Bab 80. Keinginan Phoebe
Bab 81. Cerewet
Bab 82 . Musuh Baru
Bab 83 - Penyelesaian
Bab 84. Nobar
Bab 85. Sisi Lain
Bab 86. Ikut
Kualifikasi
Bab 87. Kucing Kedinginan dan Kelaparan
Bab 88. Sepasang Pusara
Bab 89. Inez dan Surya
Bonus vs Modus
COVER
GIVE AWAY!
Open Pre Order Novel EX
SEQUEL EX
EKSLUSIF EXTRA PART
SEQUEL EX - POSSESSIVE EX
SPESIAL PART

Bab 77. Ngegas!

130K 14.1K 1.3K
By iLaDira69

Absen woi...abseeeenn

Siapa aja yang hadir?

***


"Pulang?" Citra menoleh ke belakang. Di sana Lucas dan Melisa berdiri, cewek itu langsung ciut. Berusaha melepaskan Kevin tetapi cowok itu sama sekali tidak terganggu dengan mereka.

"Ayo..." Citra berhenti. Kevin menoleh ke belakang. Menyadari Citra takut pada kedua orang tuanya, dia tersenyum, mencubit pipi cewek itu gemas. "Pa, Ma, duluan." Ucapnya.

Citra terkejut, kedua orangtuanya mengangguk dan tersenyum tipis. Citra menoleh pada Kevin, cowok itu tetap tenang seperti biasa. Membawa Citra yang masih bengong keluar dari lorong panjang yang ada di sana.

Citra berhenti di depan petugas yang memeriksanya tadi. Semua barang-barang Citra diserahkan olehnya. Citra mengucapkan terima kasih, lalu setelah itu mereka keluar.

"Kamu naik apa ke sini?" Tanya Kevin.

Citra menunjukkan kunci motornya. "Naik motor." Jawabnya pelan.

Kevin tersenyum, "Bagus." Katanya, mereka menuju ke parkiran. "Aku nggak bawa kendaraan." Lanjutnya.

Citra tersenyum tipis. Mengeluarkan motornya dari parkiran, lalu membuka jok dan mengangsurkan sebuah helm untuk Kevin. Kemarin Citra lupa mengeluarkan helm tersebut dari jok yang sudah dimofikasi oleh Bang Abdul. Dia mengantar Clara ke tempat kerja sebelum ke sekolah.

Kevin memakai helmnya, lalu duduk di jok belakang. Langsung menyadar di tubuh Citra yang kurus. Cewek itu tetap saja merasa risih, tetapi Kevin enggan mengubah posisi. "Tangan kamu jangan di situ."

Kevin meringis pura-pura tidak tahu. "Ke apartemen." Bisiknya.

Citra lalu mengangguk, membiarkan Kevin menyandar dipunggungnya, serta kedua tangannya memeluk erat pinggang cewek tersebut.

Perjalanan tersebut diselimuti kebisuan di antara mereka. Citra sama sekali tidak bisa bertanya. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Seminggu tidak bertemu, cowok itu tetap semena-mena dengannya. Meskipun sudah terbiasa, tetap saja rasanya berbeda.

Dia memberikan pada Citra sepenuhnya keselamatan mereka. Kevin tidak malu atau merasa terbebani saat Citra memboncengnya di atas motor butut tersebut. Sepanjang jalan, banyak pasang mata yang melihat mereka, tetapi sekali pun tidak di ubris olehnya. Dia tidak mengenal mereka, lagi pula untuk apa repot-repot mendengarkan kicauan orang?!

"Beli makan dulu." Citra terkejut. Kevin mendengkus di bahunya, laju Citra langsung oleng karena kecerobohannya. "Konsen, Cit." Cibirnya. "Beli seblak mau?" Citra mengangguk cepat. Cowok itu makin senang, kembali menyimpan dagunya di bahu Citra, alesan nyari penjual di pinggir jalan tapi kedua tangannya semakin erat memeluk pinggang cewek itu. "Kamu kurusan ya? Pinggang kamu makin kecil!"

"Eh?" Citra kembali oleng.

Kevin meringis. "Kamu udah mirip triplek, jangan kurus lagi. Aku nggak suka." Citra terbata sehingga Kevin mendengkus. "Kita ke restoran. Kamu harus makan banyak."

"Jangan. Aku udah makan sebelum ke sini. Seblak aja."

Kevin kembali mendengkus. "Beneran?" Citra mengangguk. "Yaudah, tapi nanti sebelum pulang kamu harus makan lagi." Cewek itu kembali mengangguk. "Itu di depan ada jualan."

Citra mengiyakan, Citra mengambil jalur kiri dan berhenti di gerobak seblak. Kevin enggan turun, dia mengangkat kepala dan menjauhkan badan mereka. Memesan dua porsi untuk dibawa pulang.

Citra menoleh pada Kevin yang sudah membuka helm setelahnya, dia menyerahkan pada cewek tersebut lalu berlalu begitu saja. Citra mengikuti kepergiannya, Kevin masuk ke dalam minimarket.

Beberapa saat kemudian Kevin kembali dengan sebuah kantong kresek di tangannya. Seblak yang mereka pesan belum jadi, Kevin menyuruh Citra meletakkan kantong kreseknya di bagian depan motor.

Kevin membayar seblak tersebut, Citra kembali menempatkan di bagian depan motornya. Setelah itu, keduanya langsung melesat pergi ke apartemen Kevin.

Tidak ada obrolan setelah itu. Mereka tiba di basement apartemen, Citra memarkirkan motor tidak jauh dari lobby. Kevin membawa semua yang mereka beli tadi, salah satu tangannya merangkul Citra. Cewek itu tidak menolak, dia tetap diam seperti biasanya.

Citra menempelkan kartu access pada keycard, semenjak Kevin memberinya satu, cewek itu selalu membawanya di dompet. Mereka masuk ke dalam, Kevin meletakkan semua barang bawaannya di atas meja.

"Kamu makan duluan kalau udah laper." Kata Kevin. "Aku mau mandi dulu." Citra mengangguk. Cowok itu melesat ke kamar, Citra duduk di bawah sofa sembari mengeluarkan isi kantong kresek.

Isinya dua botol air mineral, susu kotak dan beberapa cemilan lainnya. Dia membawa sebagian ke dapur, menyusun di dalam kulkas.

Citra kembali ke ruang tamu, Kevin sudah selesai mandi. Citra duduk di samping cowok itu, membuka styrofoam sehingga seblak tersebut mengeluarkan uap. Masih panas, Citra dan Kevin mengaduk dengan sendok plastik.

Mereka makan dalam diam. Sama sekali tidak mengeluarkan suara. Bahkan ketika minum, Kevin menunggu Citra selesai, barulah dia mengambil alih. Citra lebih dulu selesai makan, dia mengalihkan pandangan pada layar televisi yang berukuran besar di depan mereka.

Dia menoleh, ternyata Kevin sudah selesai makan. Citra membuang bekas tempat makanan mereka ke dalam tong sampah.

"Duduk sini." Kevin menepuk sampingnya. Citra duduk malu-malu, banyak pertanyaan yang bergelut dalam benaknya. Ingin menanyakan semuanya pada Kevin, berharap cowok itu mau menjawab tanpa bertanya balik. "Kamu mau nanya apa aja?" Tanyanya tiba-tiba.

"Eh?" Citra terkejut.

"Muka kamu keliatan banget banyak pertanyaannya." Kevin mencibir.

Citra menunduk malu. Wajahnya bersemu merah, Kevin mengetahui isi pikirannya. "Kenapa kamu bikin Fuddin masuk rumah sakit?" Pertanyaan pertama yang dilayangkan oleh Citra.

"Penting banget emang?" Kevin meringis.

Citra cemberut. Baru saja berharap Kevin tidak membuatnya kesal, tapi lihatlah sekarang. Cowok itu memang bener-bener! "Nggak jadi nanya!" Citra membuang pandangannya.

Kevin terkekeh, meraih bahu cewek itu dan mengelus kepalanya lembut. "Kamu udah mulai berani, eh?" Cibirnya.

"Terserah aku!" Balas Citra lagi.

Kevin kembali mencibir. "Nanya apa lagi?"

Citra ngambek. Males nanya, ujung-ujungnya sama. "Nggak mau nanya lagi." Ucapnya menggeleng.

"Serius?" Citra mengangguk.

"Yaudah." Kevin mengangkat bahu.

Citra makin sebal, Kevin sama sekali tidak peka. "Mama bilang, ini terakhir kali denger kamu bikin masalah kalau masih mau ketemu sama aku."

Kevin mengernyit. "Mama kamu bilang begitu?" Citra mengangguk. Cowok itu berdehem. "Tergantung!" Katanya.

"Kenapa?"

"Ya..., tergantung." Kevin menjawab acuh tak acuh.

Citra meringis. "Ih..." Kevin terkekeh. Lalu Citra melanjutkan hati-hati. "Beasiswa aku."

Kevin langsung kesal. "Iya. Aku tahu. Jangan dilanjut lagi."

"Maaf." Citra mencicit. "Pak Jarrot udah kasih peringatan buat aku."

Kevin mendengkus kasar. "Jangan bahas lagi! Terserah kamu aja. Kalau udah lulus kita selesai. Kamu pergi sendiri, aku nggak boleh ikut. Itu kan mau kamu?"

Citra diam lalu mengangguk pelan, membuat Kevin mengalihkan pandangannya. "Maaf." Kevin diam, Citra meremas kedua tangannya mengurangi rasa gugup. "Ta-tadi gimana?" Citra kembali melembut untuk mengganti suasana mereka yang sudah tidak bersahabat. "Kamu nggak ditanyain aneh-aneh? Semua lancar? Kamu nggak bersalah?"

Kevin tersenyum lembut, memandang cewek itu dalam. Dalam relung hati menghangat, Citra mengkhawatirkannya. "Udah aman. Semua beres." Jawabnya sembari menyelipkan rambut Citra ke belakang telinga.

Citra mengernyit. "Secepat itu? Terus Fuddin gimana?"

Kevin mencubit hidungnya. "Jangan dipikirin lagi." Ucapnya. "Sekarang yang penting itu bikin kamu gemuk!" Lanjut Kevin galak. "Kamu nggak makan atau gimana selama ini?"

"Aku makan." Jawab Citra cepat.

"Tapi kenapa kurus begini?! Kamu mau diet? Mau ikut-ikutan body goals?" Sewot Kevin makin galak.

Citra cemberut dan menggeleng. Dia nggak bisa mengorek informasi dari cowok itu. Bagaimana pun caranya, tetap saja Kevin menutupinya, langsung mencari topik lain agar Citra terlena.

"Kenapa muka kamu jelek banget? Jangan cemberut!" Kevin berdecak sembari mencubit kedua pipinya dan menarik gemas.

"Jangan. Sakit!" Citra berusaha menjauh. Kevin berdecak menolek ke samping dan menyeringai. Mencopot kaca mata Citra yang membingkai wajahnya lalu melempar asal. Cewek itu melebarkan matan dan tergagap. "Kaca mata aku..." Dia menoleh pada kaca mata malangnya yang tergeletak mengenaskan di lantai marmer.

"Ganti baru."

"Ta-tapi itu ma-mahal. Aku nggak mau ngutang lagi."

"Cerewet!" Tangannya meraih spidol dari bawah meja dan mendekat. Citra was-was, menatap tajam Kevin yang semakin menempel dan menimpanya.

"Mau ngapain? Aku laporin sama mama kalau kamu nakal!"

Kevin kembali menyeringai, menggigit ujung spidol sehingga tutupnya terbuka. Kedua tangan Citra di genggam dengan salah satu tangannya. Citra melebarkan mata, tetapi Kevin semakin mendekatkan ujung spidolnya.

"Ih, jangan..."

Kevin tidak menjawab, tutup spidol masih ada di mulutnya. Ujung spidol menyentuh pipi Citra, secara otomatis cewek itu memejamkan mata. Membiarkan Kevin mencoret mukanya dan menimpa tubuhnya.

Kevin semakin senang, dia melanjutkan kreasinya sama seperti Zen bila menemukan pensil gambar dan kertas. Langsung serius dan nggak bisa diganggu lagi.

Citra tidak merasakan ujung spidol itu lagi di wajahnya beberapa saat kemudian, dia membuka mata perlahan dan menemukan Kevin terkekeh senang. Citra mendorong tubuhnya menjauh, lalu Kevin tergelak semakin senang.

Citra penasaran, dia meraih ponsel Kevin dari meja dan melihat pantulan wajahnya dari sana. Kedua matanya melebar, Kevin melukis kacamata bulat besar di wajahnya, serta senyum lebar seperti mulut ikan hiu. Kevin melukis garis runcing hingga menyentuh telinga Citra. Di ujung hidungnya Kevin membuat titik besar.

Lebih tepatnya Citra seperti badut!

"Kamu!!"

Citra kesal, hendak berdiri tetapi Kevin menarik tangannya lagi sehingga kembali duduk. "Nanti kalau kamu cemberut lagi, aku lukisin muka kamu begini lagi." Katanya.

"Kamu keterlaluan!" Citra berontak, melepaskan cekalan tangan Kevin dan pergi ke kamar cowok itu untuk membersihkan wajahnya. Kevin kembali terkekeh senang.

***

Jakarta, 02.10.18

Hollah... gimana part ini?

Masih mau lanjut?

Yuhu, spam komen ya untuk part selanjutnya.

Wahai sider, tunjukkan pesonamu!



Follow ig. ila_dira dan novel.dira

Continue Reading

You'll Also Like

255K 11.7K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
541K 26.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
10.6M 674K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...