Growing Up (Vol. 01)

Por storiiesbyf

7.8K 951 1.8K

Taka as Papa Toru as Daddy Ryota as Bapak Tomoya as Ayah Hiroki as their son Sometimes my heart feels lonely... Mais

TRAILER CAST
1. My Sweet Baby
2. I'm Superhiro
4. Kaoru Fujisawa
5. Bakso dan Mangkuk Sambal
6. Duren Sawit - Instagram Taka
7. Insiden Cabe Lima Puluh
8. Hiroki's Girlfriend (?)
9. Oh my Rose !!
10. Devil Beside Me
11. My Sweet Daddy
12. Trip to Funeral
13. Happy B'day Daddy
14. My Stupid Papa
15. Accident
16. Mirai Akane
17. Detective Teruki
18. Akira Sensei
19. Getting Back Together
20. Rule of Papa Taka
ANNOUNCEMENT

3. 10969 !!

439 63 135
Por storiiesbyf

Akhir pekan pukul satu lebih tiga puluh menit dini hari, di studio musik para member band sudah berkumpul untuk latihan seperti biasa. Tomoya tampak asyik memutar stick drum sambil sesekali memainkan symbal, Ryota tengah menyetel senar bass yang terlihat mengendur, sementara Toru terlihat memetik gitar dan memainkan beberapa intro lagu. Mereka masih menunggu kedatangan Taka, dan tak lama kemudian Taka datang terlambat sambil menggendong bayinya. Tomoya dan Ryota serempak mengerutkan dahinya menyambut kedatangan Taka. Mereka masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba pandangan Toru berubah menjadi iba saat melihat kedatangan sahabat terdekatanya yang dikenal sebagai vocalis band mereka itu. Dengan langkah tergesa-gesa Taka duduk berlutut didepan Toru.

"Tor, sorry banget gue telat. Barusan gue dari panti asuhan mau nyerahin bayi ini karena gue nggak sanggup ngurus tapi karena panti udah tutup jadi gue rencananya besok mau balik lagi kesana." Gumam Taka sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena berlari secepat mungkin menuju studio.

"Tak lo gila ya?? Tega bener kasih bayi ini ke panti asuhan !!" Bentak Toru hingga membuat bayi dalam gendongan Taka membuka matanya yang semula terpejam. Bayi itu terbangun dari tidurnya namun tidak menangis.

"Gue nggak bisa ngeband lagi sama kalian. Gimana kalo gue keluar jadi member band kalian?" Kalimat yang dilontarkan Taka tersebut membuat ketiga rekannya terbelalak.

"Alesan lo apa mau keluar?" Tanya Toru sambil meletakkan gitar yang dipegangnya.

"Orang tua gue nggak mau ngakuin bayi ini sebagai cucunya, dia juga nggak mau nganggep gue anak lagi. Gue mau fokus cari uang buat ngidupin dia." Taka menunduk lesu. Ia menatap bayi di gendongannya dengan tatapan sendu. Taka tak pernah menyangka hidupnya akan berakhir menyedihkan seperti ini. Ia tidak tahu apalagi yang harus di lakukannya sekarang.

"Lo mau cari uang pake apa Tak? Lo tau kan kalau kita masih kelas satu SMA. Ngurus bayi buat bocah seumuran kita itu nggak gampang." Bantah Toru. Ia benar-benar merasa kasihan melihat keadaan Taka di depannya, terlebih melihat keadaan bayinya.

"Gue mesti gimana sekarang Tor?" tanya Taka lirih.

"Gue bakal bantu lo ngurus bayi, kita cari uang bareng-bareng. Kita bisa kerja part time sepulang sekolah, untuk sementara ini lo sama bayi ini bisa tinggal di apartement gue." Ujar Toru mantap. Tak ada sedikitpun nada keraguan saat Toru mengucapkannya. Toru sungguh tak mau jika sahabatnya harus terpuruk sendirian.

"Bentar-bentar. Gue masih nggak ngerti kemana sebernernya arah pembicaraan kalian. Ini kalian ngomongin apa sih?" Tomoya yang daritadi menyimak percakapan diantara Taka dan Toru akhirnya melontarkan pertanyaan yang membuatnya bingung.

"Taka ngehamilin Naomi, dan bayi ini— anaknya." Toru menjawab pertanyaan Tomoya.

"PARAH BANGET LO !! Terus kemana sekarang Naomi?" Dengan nada kaget seolah tidak percaya, Tomoya mulai menanyakan keberadaan Naomi.

"Dia mengalami pendarahan pas ngelahirin bayinya," jawab Taka dengan nada yang parau,

"lalu dia meninggal seminggu setelah melahirkan bayi ini." Lanjutnya.

"Kenapa Naomi bisa mengalami pendarahan?" Ryota yang dari tadi diam mulai angkat bicara.

"Naomi mengalami penyakit kelainan darah, gue emang goblok ya? Udah ngehamilin dia, udah bikin anak gue kehilangan ibunya, gue emang bego. Harusnya gue yang mati duluan, harusnya bayi ini sekarang lagi ada dipelukan ibunya, bukan bapak yang bejat ka—  "

"STOP !! Lo nggak usah terlalu nyalahin diri sendiri," Ryota memotong kalimat Taka,

"yang terpenting sekarang gimana caranya band kita nggak bubar, dan bayi ini tetep bisa keurus." Sambungnya tegas. Mendengar penjelasan Taka barusan membuat Ryota benar-benar iba melihatnya. Ia tak mungkin membiarkan Taka berjuang sendirian, jadi ia memutuskan untuk menyetujui perkataan Toru.

"Lo bener Ryo, kayanya kita emang mesti bagi tugas buat ngurus bayi ini. Nanti bakal kita rapatin kalo udah selesai latihan. Gue sebagai leader band memutuskan buat ngadopsi bayi ini sebagai anak non biologis gue." Kata Toru sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Gue juga bakal anggep dia sebagai anak gue." Ujar Tomoya ikut menimpali.

"Gue juga." Ryota mengikuti.

Taka menatap haru ketiga sahabatnya, ia merasa bersyukur karena disaat Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat hingga keluarganya mencampakannya ternyata sahabatnya justru memberikan kepedulian yang lebih. Setidaknya Taka tahu bahwa Tuhan maha adil, dia kehilangan keluarga namun menemukan keluarga barunya. Memang benar Taka sempat mengalami masa-masa terpuruk saat Naomi meninggal. Mulai detik ini Taka berjanji kepada Naomi dan dirinya sendiri untuk tidak meratapi segalanya yang telah terjadi dan akan berusaha menjaga serta membesarkan buah hatinya.

"Hngg..gue berterimakasih banget sama kalian. Ngomong-ngomong bayinya belum gue kasih nama." Taka kembali berbicara sambil menimang bayinya.

"Kalo dikasih nama Naoki? Gimana?" Usul Toru asal.

"Dia cowok, lo jangan sembarang kasih nama lah." Protes Taka. Taka sebal karena Toru masih menganggap anaknya itu adalah perempuan.

"Toruki?" Toru masih bersuara.

"Toruka sekalian !!" Taka bersungut kesal, lalu memutar bola mata jengah.

"Jangan dong, dia lahir bakal bawa keberuntungan buat kita." Tomoya ikut berfikir.

"Siapa dong? Bahasa inggrisnya beruntung kan fortune? Lucky??" Kata Ryota mencoba ikut mengsulkan nama.

"Yang keliatan macho gitu kek !! Gue pengen dia jadi jagoan, atau pahalawan gitu !!" Sentak Taka masih tak terima dengan usulan-usulan dari tiga sahabatnya.

"Jagoan? Pahalawan?" Toru masih berfikir sambil ngetuk-ngetukan telunjuknya di ujung dagu,

"superhero maksutnya?" Lanjutnya bertanya.

"Hiro?" seru Taka mulai tercetus ide.

"Lucu juga." Toru tampak menyetujuinya.

"Hiro, Hiroki Moriuchi." Cetus Taka, akhirnya menemukan satu nama untuk memanggil anak laki-laki semata wayangnya.

Dan bersamaan dengan itu, sang bayi tersenyum nampak menyetujui namanya.

"Tor bisa nggak hari ini kita latihan akustik dulu biar nggak terlalu berisik. Gue nyanyi sambil gendong bayi soalnya." Toru mengangguk diikuti ketiga rekannya. 

Taka memposisikan diri untuk duduk di sebuah kursi sambil bernyanyi. Bayi dalam gendongannya pun perlahan terlelap kembali mendengar suara lembut yang dihasilkan oleh petikan gitar Toru dan suara merdu milik Taka.

—Growing Up—  

We have to carry on
Our lives are going on
Demo kawarazu ano bashou wa aru kara

So everybody - ever be buddies
Days we grew up are days We will treasure(show)
Everybody show is begining curtain has risen
Make your own storyline
Dream as if you will live forever
And live as if you'll die today

Fuzake ai tawaimonai
Kudaranai hanashi wo shite wa
Nakiwarai nagusame ai
So owaranai uta ima utau yo
Dream as if you will live forever
And live as if you'll die today

We all, we all
Have unforgettable and precious treasure
It lost forever, it's lost forever

Toki ga tachi oite itte mo
Kakegae no nai takaromo no wa
Me ni mienu katachi janai
Taisetsuna memory
Kore kara saki mo zutto isshou zutto...

So everybody - ever be buddies
Days we grew up are days we will treasure(show)
Everybody show is begining curtain has risen
Make your own storyline
Dream as if you will live forever
And live as if you'll die today

Fuzake ai tawaimonai
Kudaranai hanashi wo shite wa
Nakiwarai nagusame ai
So owaranai uta ima utau yo
Dream (Oh yeah) as if you will live forever (Will live forever)
And live as if you'll die today

"Gimana? Cocok nggak lagunya buat tema persahabatan kita?" tanya Taka setelah selesai menyanyikan lagu yang dibuatnya.

"Gue sih cocok sama liriknya." Jawab Toru sambil memandang kertas lirik yang di pegangnya.

"Oke minggu depan kita bawain lagu itu buat debut pertama kita ya Tor?" Taka kembali bertanya meminta persetujuan.

"Nggak masalah sih kalo kata gue, cuma masalahnya satu" Ucap Toru tampak menggantung kalimatnya.

"Apa?"

"Kita belum kasih nama buat band kita, bagusnya apa ya?" sambung Toru kemudian menatap ketiga sahabatnya yang sedang terduduk di depanya.

"Bener juga." sahut Tomoya.

"Gue ngikut aja deh, nggak ada ide cari nama. Lagi buntu." Timpal Ryota terdengar pasrah.

"Hmm, apa ya? Karena kita berempat masih muda-muda gimana kalo nama bandnya young blood?" Usul Taka, kemudian bernyanyi

"Darah muda.. darahnya para remaja..." dan langsung di hadiahi jitakan dari sang leader. Toru.

"Dasar anak bang Haji! Jangan deh, kesannya kek berdarah-darah gitu. Darah muda ya? Nanti terkesan kayak darah menstruasi." Protes Toru pada ide yang Taka cetuskan.

Taka terkekeh lalu berujar, "Iya juga sih." Membenarkan ucapan sang leader.

"Gendre kita kan rock? Terus rada galak ada scremanya kan kayak macan. Gimana kalo squad macan?" Tomoya kembali berbicara.

"Lah, lo pikir ini kita mau ngiklan biskuat?" dengan cepat Taka memukul kepala Tomoya menggunakan stik drum yang di pegangnya, Taka tak habis pikir dengan apa yang ada di dalam otak temannya itu. Kenapa bisa nama itu terpikir oleh Tomoya?!

"Eh jam berapa nih?" Ryota melirik jam tangan yang ia kenakan dipergelangan tangannya disela-sela perdebatan antara Taka dan Tomoya, "Gue balik duluan gapapa ya? Apartemen gue paling jauh soalnya. Kalian pikirin aja namanya, gue ngikut aja. Maaf  banget nggak bisa bantu mikir." Lanjutanya yang mendadak berpamitan lalu bergegas meninggalkan studio. Permintaan Ryota disetujui oleh ketiga sahabatnya, mereka sudah maklum kalau Ryota harus pulang terlebih dahulu.

Tiba-tiba Taka melirik ke ajah jam dinding yang terpasang. Kalau One AM? Apa terdengar bagus kalau dijadiin nama sebuah band? Batinnya.

"Tom, Tor. Nama band kita One AM? Bagus nggak?" Seru Taka memecah keheningan.

"Kenapa 1 AM Tak?" Toru yang bingung menatap Taka.

"Kita biasanya mulai latihan band kan jam satu malem Tor?"

"Kenapa bukan one o'clock aja?" Tanya Tomoya masih sedikit ragu.

"tapi kek kurang nendang ya kalo ga ada kata-kata rocknya?" Lanjutnya.

"Gue tau !!" Taka mulai menemukan ide.

"Gue juga." Toru menimpali sambil menyentikkan jarinya.

"ONE OK ROCK !!" Seru Taka dan Toru secara bersamaan.

—Growing Up—  

P.S chapter yang dicetak miring merupakan adegan flasback jaman Taka masih SMA.

FF ini dibuat sebagai bentuk rasa sayang kita kepada pembaca yang setia mampir ke akun kami, sekaligus bentuk dedikasi kami terhadap fans One Ok Rock dan My First Story. No garker-garker club ya? Gaker garis keras mah ga ada, garis kere mah gue. Mari kita support selalu karya mereka tanpa memunculkan kata-kata yang mengundang fanwar.

Continuar a ler

Também vai Gostar

2.6K 128 33
Sehimpun cerita Jin Yonghoon dengan mainan-mainan kesukaannya ❤
30.8K 2.2K 36
◉Jangan sampai salah lapak ya gaes! ◉ini cerita Xodiac ver. BL⚠️🔞 ◉Jadi, yang homophobia dan gak suka bau-bau dunia perbl'an jangan dibaca ya, skip...
30.4K 2.5K 10
Kumpulan cerita tentang BinHwan (ficlet-OS) Entah itu manis, asem, asin~ . . . Selamat membaca ^^
40.4K 4K 48
it's all about June's Family! [ Sequel of line;junhwan ] JUNE X JINHWAN BXB YAOI AREA! DON'T COPAS PLEASE! originally published : 20-01-2019