I'm Here (Sehun Fanfic) END

By seyoung_kim

164K 9.5K 631

"entah kalian menganggapku ada atau tidak. apa setelah aku mati kalian baru menganggapku dan menyayangiku" oh... More

Cast
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
No update
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Happy Jaemin Days
Chapter 22
Chapter 24
I'm Here Sequel : I'm sorry Chap 1
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 2
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 3
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 4 ( END)
I'M HERE : Epilog
Project Summer Rain
New Projects
New Work
promote

Chapter 23

5.3K 314 22
By seyoung_kim

Chapter 23

Di lapangan mereka semua istirahat minum sembari mendengar instruksi dan strategi untuk babak ke dua. Mereka serius mendengar strategi dan arahan dari pelatih dan beberapa pemain memberi pendapat. Tapi tidak untuk Sehun yang tidak bisa fokus. Dia duduk sendirian di kursi pemain. Dadanya sedari naik turun tidak beraturan terkadang nyeri kepala sudah menyerang sedikit demi sedikit. Dahinya sedari mengernyit kepala menunduk menghindari pandangan orang di sekitarnya. Pelipisnya juga ia pijat sedari tadi.

Di saat pelatih sudah selesai memberi instruksi dan arahan Jisoo datang dari tribun penonton menghampiri Sehun.

"Hun-ah mian aku tidak bisa menonton pertandinganmu sampai habis. Eomma menghubungiku dan aku harus pergi ke Daegu karena nenekku sedang sakit di sana. Dan aku harus menginap untuk beberapa hari di sana. Sebenarnya aku tak enak meninggalkanmu di hari penting pertandinganmu tapi ini...." Belum selesai berbicara Sehun memotong bicara Jisoo.

"Tak apa kau pergi saja. Mengunjungi nenekmu jauh penting. Dan lagi pula kau juga melihat dari awal babak pertama juga. Itu sudah cukup buatku" ucap Sehun memotong pembicaraan Jisoo.

"Itu lebih baik. Aku takut nanti kau melihatku akan terjadi apa-apa selesai pertandingan nanti. Karena tubuhku sekarang sebenarnya sudah tidak kuat untuk melanjutkan pertandingan. Tapi demi ini pertandingan terakhirku. Aku harus kuat menahannya" lanjut Sehun dalam hati sambil dia menahan pusing yang dari tadi mendera.

"Gwenchana , Sehun-ah?" Sehun mengangguk yakin dan tersenyum. Jisoo melihat Sehun dengan keadaan yang tidak baik setelah babak pertama tadi.
Jisoo menatap Sehun ragu tapi Jisoo harus percaya kepada Sehun.

"Na gwenchana, pergi lah jis, aku akan melakukan hari ini dengan baik" Sehun lebih menyakinkan Jisoo.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi. Semoga kau dan tim memenangkan pertandingan ini" Jisoo mengepalkan kedua tangannya memberi semangat. Sehun mengangguk dan tersenyum.

Jisoo hendak pergi tapi tangan ditarik oleh Sehun "yak , kau melupakan sesuatu" Jisoo kembali berbalik ke arah Sehun.

"Wae, apa yang aku lupakan ? " tanyanya bingung.

Sehun menunjuk ke arah pipinya sendiri. Sembari tersenyum simpul. Jisoo terlihat malu.

" Yak , banyak orang di sini, Hun-ah" Jisoo mencubit lengan Sehun dan malu.

"Sebentar saja. Sebagai tanda semangat darimu dan memberi dukungan . Lagian orang-orang sibuk juga, tidak ada yang memperhatikan kita " Sehun memperlihatkan sekelilingnya kepada Jisoo.

Jisoo celingak-celinguk melihat sekeliling, sedangkan Sehun menaikkan alisnya. Dan akhirnya "Cup" Jisoo mengecup pipi Sehun dengan cepat.

Jisoo langsung menutupi wajahnya yang sudah merah dengan kedua telapak tangannya. Untuk Sehun dia tersenyum melihat Jisoo tersipu malu.

"Aku pergi. Jangan lupa memberiku kabar " Sehun mengangguk

"Hati-hati" Jisoo melambaikan tangan kearah Sehun.


Selepas kepergian Jisoo, Sehun kembali menundukkan kepalanya. Terpaksa dia merogoh ranselnya dan mencari botol obatnya lalu meminumnya. Setelah meminum obat tersebut Sehun menghela napas panjang. Berharap sakitnya akan berkurang sebentar lagi.

Tak lama pertandingan babak ke dua di mulai. Semua pemain berkumpul begitu juga dengan Sehun. Mereka berkumpul membentuk lingkaran.

"Hanshin, FIGHTING" teriak mereka bersemangat.

Peluit tanda mulainya pertandingan dibunyikan. Para pemain bertanding lagi untuk mengejar point untuk mencari kemenangan. Di pertandingan babak kedua tim Hanshin sedikit kewalahan dikarena tim Myungsei memiliki strategi yang bagus kali ini.

Kedua tim bersaing sengit tapi mereka tetap bermain sportif. Bola sekarang dipegang oleh Chanyeol dan akan dioperkan ke Sehun. Akan tetapi Sehun tidak bisa menerima bola tersebut di karena tiba-tiba kepalanya berdenyut kembali. Beruntung bola tadi bisa diamankan oleh JongIn. Sehun masih terdiam di tengah lapangan dengan pandangan tidak fokus. Beberapa kali dia mengerjapkan matanya sembari dia berlari mengejar bola.

Sampai akhirnya Sehun tidak sengaja ditabrak oleh salah satu pemain lawan yang bernama Park Jinyoung. Sehun pun jatuh dengan begitu keras sehingga menimbulkan pelanggaran untuk tim lawan.

"Gwenchana, Sehun-ah" Jinyoung mengulurkan tangannya membantu Sehun berdiri.

" Nde , Na gwenchana, Jinyoung-ah " Sehun menerima uluran tangan Jinyoung

"Kau terlihat tidak baik, Hun" Jinyoung melihat wajah Sehun yang pucat.

"Gwenchanayo, aku hanya lelah. Kaja kita lanjutkan pertandingan ini" Sehun berlari meninggalkan Jinyoung. Jinyoung hanya menatap khawatir.

Pertandingan basket akhirnya dengan kemenangan tim Hanshin. Tim Myungsei juga menerima kekalahan dengan lapangan dada. Semua pemain dikumpulkan lagi di tengah lapangan untuk berjabat tangan.

Sehun berkesempatan berjabat tangan dengan Jinyoung.
"Tanganmu dingin sekali, Sehun-ah " Jinyoung berjabat tangan dengan Sehun dan merasakan tangan Sehun dingin.

"Ini karena berkeringat Jinyoung-ah" Sehun memberi alasannya.

"Selamat ya Hun" Jinyoung memberi ucapannya

"Gomawo Jinyoung-ah "

Setelah acara berjabat tangan selesai. Acara dilanjutkan dengan pemberian tropi untuk tim pemenang.




<<<<<>>>>>

Dal. Komm Coffe

Ny. Choi  telah sampai di cafe dan langsung menghampiri seorang wanita seumurannya duduk di pojokan dekat kaca.

"Untuk apa kau menyuruhku kemari, Hyun Ae, Eonnie " tanpa basa-basi Ny. Choi menanyakan maksud dari wanita itu yang ternyata Hyun Ae mengajaknya ke cafe.

"Aku hanya ingin menyerahkan ini" Hyun Ae menyerahkan amplop yang ia ditemukan kemarin.

"Apa ini?" tanya Ny. Choi penasaran

"Bacalah. Itu akan membuatmu mengubah pikiranmu tentang Seohyun dan Sehun, Sungkyung-ah"

Ny. Choi membuka amplop dan menemukan surat di dalamnya. Ny. Choi menatap surat itu heran.

"Itu surat dari Seohyun sebelum dia meninggalkan" ucap Hyun Ae akan tetapi Ny. Choi hanya membalas dengan senyum miringnya.

"Masih sempat dia membuat surat" Ny. Choi  tersenyum sinis dan membuka amplop itu dengan kasar.

Selembar kertas berwarna putih yang tidak begitu lebar. Di dalam kertas itu terdapat tulisan tangan Seohyun yang hampir memenuhi kertas.

Teruntuk sahabatku Lee SungKyung atau Choi SungKyung sekarang

SungKyung-ah aku minta maaf. Aku tahu kau sangat marah denganku atas kejadian ini. Bahkan mungkin kau tidak akan pernah memaafkanku. Dan kau tidak menganggapku sahabat lagi.

SungKyung-ah kejadian murni bukan kemauanku ataupun Siwon. Kita melakukan itu demi keselamatanmu dan juga JongIn anak kedua yang akan kau lahirkan.

Di saat 2 hari sebelum kau melahirkan JongIn dan bertepatan juga aku dan Siwon pergi bertugas ke China untuk mengurusi perusahaan yang kala itu ada masalah di sana. Kau menyuruhku untuk menemani Siwon.

Tepat sesampainya aku dan Siwon, kita mendapat sesuatu yang mengejutkan. Kita mendapat sebuah foto, foto itu berisi kau sedang sedang disekap oleh Yunho dalam posisi kau tidak sadarkan diri. Yunho adalah rival Siwon yang sangat berbahaya. Dia bisa melakukan apa saja yang dia mau.

Yunho menyuruh kami untuk melakukan hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Awalnya kami menolak tapi Yunho mengancam. Jika kita menolak, kau dan JongIn yang ada di kandunganmu itu dalam bahaya. Yunho akan membunuhmu jika kita tidak melakukan perintahnya. Yunho tidak main-main dengan ancamannya. Bahkan dia juga mengirim videomu yang sedang tidak sadarkan diri karena obat bius yang diberikan anak buah Yunho.

Malam itu juga kita harus melakukan hal yang sangat terlarang yang diperintahkan oleh Yunho di sebuah hotel yang sudah disiapkan olehnya. Awalnya kita mau mengelabui Yunho tapi ternyata dia sangat cerdas. Dia sudah berada di hotel itu juga. Yunho sangat mengawasi kita sampai kita melakukan hal terlarang itu, hal yang tidak boleh dilakukan pria dan wanita yang tidak ada ikatan pernikahan.

Ny. Choi membekap mulutnya sendiri dan kristal bening sudah menggenang di kedua matanya sebelum dia melanjutkan membacanya.

Setelah kita melakukan hal terlarang itu Yunho menyuruh anak buah untuk membebaskanmu dan segera membawamu ke Rumah Sakit. Saat kau di bius kau tidak tahu ternyata kau disekap yang kau tahu hanya kau sudah berada di Rumah Sakit dan akan melahirkan.

Malam itu aku dan Siwon saling diam. Aku hanya menangis kala itu, menangis karena hal tidak boleh dilakukan dengan suami sahabatku. Aku telah menyakitimu. Beberapa kali Siwon meminta maaf dan aku berkata ini bukan salahnya. Dia berkata jika Siwon tidak mengajakku ke China hal ini mungkin tidak akan terjadi. Kita sangat menyesali. Ini semua karena manusia laknat Yunho itu. Keesokannya kau sudah mengenai hal ini. Kau sangat marah padaku dan Siwon. Kau memutuskan hubungan persahabatan kita yang sudah kita jalin bertahun-tahun.

Tiga Minggu kemudian aku dinyatakan hamil oleh dokter. Aku memberitahu hal ini kepada Siwon dan Siwon menyuruhku untuk menggugurkan janin yang ada rahimku. Aku menolak hal itu. Menggugurkannya berarti sama halnya aku membunuh. Aku bermaksud mempertahankan kehamilan ini.

Aku memberitahu hal ini kepada Minho kekasihku tapi Minho malah menolakku dan memutuskan hubungan denganku. Aku sangat hancur. Kedua orang yang ku sayang memutuskan hubungan denganku. Aku lebih baik putus dengan Minho karena dia tidak mau menerimaku apa adanya. Tapi kau memutuskan persahabatan denganku lah yang membuatku sedih dan hancur.

Aku memutuskan pergi ke Gwangju ke tempat eomma. Eomma terkejut melihat keadaanku seperti ini. Dan beruntung eomma menerima keadaanku.

Memasuki bulan ke 6 kehamilanku aku memeriksakannya dan ternyata anakku adalah seorang namja. Aku senang saat itu. Tapi sebenarnya dokter menyuruhku untuk tidak mempertahankan kehamilan ini. Kau tahu aku sakit parah SungKyung-ah. Aku sakit Leukimia atau kanker darah. Aku menderita penyakit itu 2 tahun terakhir ini. Dokter mengatakan aku tidak bisa di kemoterapi karena aku ada alergi terhadap obat kemoterapi. Jadi aku akan tetap mempertahankan anak dalam kandunganku ini.

Bendungan air mata Ny. Choi sudah runtuh. Airmatanya keluar dari manik mata bermata hitam itu.

SungKyung-ah aku sangat minta maaf padamu. Aku benar-benar memohon maaf darimu. SungKyung-ah jika terjadi sesuatu terhadapku. Aku hanya ingin kau mau memaafkanku dan aku ingin kau menerima anakku ini. Aku ingin kau menganggapnya seperti anak kandungmu. Kau boleh membenci tapi jangan membenci dia. Aku ingin kau menjaga dia suatu saat nanti jika aku tiada.

Sekali lagi maafkan aku.
Satu lagi aku memberi dia nama Oh Sehun.



Ny. Choi menggeleng tidak percaya membaca surat tersebut, airmatanya sudah mengalir. Tangannya bergetar selesai membaca sampai akhir surat itu.   Seohyun sahabatnya telah berkorban nyawa demi dia. Dia menyesal tidak mengetahuinya dari awal. Dia menyesal selama dia telah membenci Sehun. Kini dia menyesal memperlakukan Sehun dengan buruk. Sehun selama ini hanya menerima perlakuan buruk darinya tanpa sedikitpun dia mengeluh. Sehun selalu menganggapnya eommanya walaupun Sehun tahu kalau Ny. Choi bukan eomma kandung.

Memang benar kata orang penyesalan memang datang di akhir. Andai saja dia mendengar apa kata sahabatnya dulu. Seohyun mengorbankan nyawa dan kehormatannya sebagai wanita.

Ny. Choi masih menangis sambil  menatap selembar surat  itu. Hyun Ae menatap sahabat adiknya ini dengan iba.

"mianhae Seohyun-ah. Aku sudah tidak mempercayaimu dulu. Aku memutuskan persahabatan kita tanpa aku belum mendengar penjelasanmu dulu. Aku jahat terhadapmu dan Sehun" Ny. Choi mendekap surat itu di dadanya.

"SungKyung-ah, memang penyesalan ada di akhir. Aku yakin Seohyun sangat menyayangimu. Dia pasti sudah memaafkanmu karena kau sahabat yang paling dia sayang. Dia juga menganggapmu seperti saudara" Hyun Ae menguatkan Ny. Choi dengan menggenggam tangannya.

Ny. Choi menggeleng " Ani. Aku sudah jahat dengan mereka. Sehun selama ini kubuat menderita selama ini"

"SungKyung-ah ada yang harus kau ketahui tentang Sehun" Hyun Ae kali terlihat lebih serius.
Ny. Choi menatap bertanya kepada Hyun Ae.

"Kau sudah membaca surat itu dan Seohyun selama ini sakit kan?" Tanya Hyun Ae diangguki pelan oleh Ny. Choi

"Sehun mengidap penyakit yang sama seperti Seohyun dulu. Sehun sudah mengidap penyakit ini semenjak dia kelas 3 SMP. Dan suamiku lah yang selama ini merawat Sehun. Dia sakit leukimia" lanjut Hyun Ae

"Andwae, Sehun. Tidak mungkin" Ny. Choi tidak percaya dengan pernyataan Hyun Ae.
Dalam pikirannya itu sebabnya dia terkadang jarang di rumah, menginap di rumah sepupunya Chanyeol  dan sering sakit.

"Dia sama seperti Seohyun , Sehun tidak bisa di kemoterapi. Membuat dia semakin kecil untuk bertahan hidup" ucap Hyun Ae yang juga sedih.

Ny. Choi menggeleng masih tidak percaya. Selama ini Sehun sangat menderita karenanya dan juga sakit yang dideritanya.
"Aku harus bertemu dengannya. Aku mau meminta maaf. Dimana dia?"

"Hari ini dia ada pertandingan basket. Semoga tidak terjadi apa-apa terhadapnya" harap Hyun Ae yang khawatir.

"Kaja kita pergi"



<<<<>>>

Suasana lapangan basket sudah sepi dari penonton dan penyerahan tropi juga sudah diberikan kepada para juara.

Kondisi Sehun sekarang sangat mengkhawatirkan. Wajahnya lebih pucat dari sebelumnya. Pertandingan sudah berakhir kira-kira setengah jam lebih tapi Sehun masih mengeluarkan keringat akibat menahan sakit. Napasnya juga lebih berat dari sebelumnya. Keadaannya seperti ini membuat anggota timnya dan juga Jaemin khawatir.

Acara penyerahan tropi tadi Sehun tidak ikut berkumpul, dia hanya duduk di kursi pemain sambil memijat pelipisnya. Sehun hanya ikut berfoto dengan bersama anggota timnya.

JongIn dan Chanyeol serta yang lain Baekhyun, Taeil , Kyungsoo tentu Jaemin juga menghampiri Sehun yang terduduk lesu.
"Gwenchana, Sehun-ah" tanya JongIn sangat khawatir memegang punggung tangan Sehun yang dingin.

"Aku tidak pernah lebih baik, Hyung"jawab Sehun lemas.

"Kau terlalu memaksakan dirimu, hun. Lihatlah dirimu sekarang. Kau sangat buruk kali ini" ucap Chanyeol sedikit mengomel.

"Mian Hyung. Aku ingin segera pulang. Aku sangat lelah" Sehun berkata nada yang tidak bertenaga dan tidak ingin berargumen lagi.

Sehun hendak berdiri tapi kakinya terasa lemas sekali. Jaemin melihat Hyungnya kesulitan berusaha membantu
"Kaja Hyung. Biar kubantu" Jaemin membantu Sehun berdiri.

"Gomawo Jaemin-ah" Jaemin mengangguk.

Baekhyun, Kyungsoo, Taeil ikut membantu Sehun berdiri. Sedangkan JongIn dan Chanyeol hanya ikut mengawasi.

"Biar aku yang memapahnya" Chanyeol mencoba memapah Sehun dibantu oleh JongIn.

Walaupun dipapah tapi Sehun seakan tidak bisa melangkahkan kaki. Seluruh anggota seakan lemas semua, kepala Sehun sudah sakit mulai tadi. Pandangannya seakan tidak berwarna, pandangan buram yang terlihat putih cahaya. Cairan merah pekat yang tadi tidak keluar sekarang sudah mengalir dari lubang hidung mancung.

"Omo Hun-ah kau mimisan" Baekhyun mengetahui Sehun mimisan reflek di a menutup hidung Sehun menggunakan handuk kecilnya.

Brukk.....

Sehun limbung jatuh ke depan beruntung dia masih bisa ditahan JongIn dan Chanyeol.
"Omo" JongIn dan Chanyeol terkejut

Sehun sudah tidak kuat menahan lagi. Kakinya sudah tidak kuat untuk melangkah walaupun dia sudah dibantu.
Pandangan Sehun yang semula buram kini tiba-tiba berubah menjadi hitam. Sehun tidak sadarkan diri. Samar-samar dalam pingsannya semua orang memanggil namanya.

"Sehun-ah"pekik mereka.

Semua yang ada di sana panik begitu melihat Sehun tak sadarkan diri dengan darah yang masih mengalir dari hidungnya.

"Sehun, bangunlah" JongIn yang lebih panik di sini dia memangku kepala Sehun di pahanya dan berkali-kali menepuk pipi Sehun.

"Cepat telpon ambulan" seru Chanyeol yang terlihat sangat panik juga.

Sedangkan Jaemin, Baekhyun, Kyungsoo dan Taeil mematung terkejut.

"Terlalu lama. Kita bawa Sehun menggunakan mobilku" JongIn mengendong Sehun di punggungnya dan dibantu Taeil.

"Jaemin kau ikut Hyung. Temani Sehun" perintah JongIn ke Jaemin.

"Nde Hyung" Jaemin mengangguk dan membantu JongIn.

"Aku juga ikut denganmu JongIn-ah" sela Chanyeol.

"Kita menyusul di belakang"ucap Kyungsoo diangguki JongIn.

JongIn mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh tak peduli dengan umpatan orang-orang yang ia salip. Di sampingnya ada Jaemin yang selalu mengatakan hati-hati kepada Hyungnya JongIn. Jaemin juga sesekali menoleh ke kursi belakang yang ada Chanyeol sedang memangku Sehun. Chanyeol masih senantiasa menutupi hidung Sehun dengan handuknya dikarenakan mimisan masih belum berhenti.

"Uhuk uhuk uhuk" Sehun terbatuk dengan masih memejamkan matanya.

JongIn dan Jaemin menoleh ke arah belakang sekilas ke arah belakang.

Chanyeol melihat ada darah saat Sehun terbatuk tadi. Sehun kemudian membuka matanya dan menatap Chanyeol.
"Hyung neomu appo" lirih Sehun.

"Nde Hyung tahu. Bertahanlah Hun" ucap Chanyeol seraya menggenggam tangan Sehun.

"Hyung jangan katakan ini kepada Jisoo" ucap Sehun sebelum ia memejamkan matanya.

Sehun kembali memejamkan matanya lagi.
"Sehun, Hyung mohon jangan tutup matamu lagi" panik Chanyeol.

"Ada apa Chanyeol?"tanya JongIn yang ada di kursi pengemudi.

"Sehun pingsan lagi. Lebih cepatlah sedikit lagi JongIn-ah"

Mendengar kata Chanyeol, JongIn langsung menancap gas lebih cepat.



Seoul International Hospital

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Brancart IGD sudah siap di depan. Para perawat membantu Chanyeol meletakkan Sehun di atas brancart. Para perawat membawa Sehun ke triase ruang tindakan. Dan terlihat Dr. Park dan juga Dr. Lee sudah berada di sana.

Sedangkan JongIn, Chanyeol dan Jaemin menunggu di luar. Tak lama Baekhyun, Kyungsoo dan Taeil juga datang.

Di dalam ruang tindakan dokter dan perawat melakukan tugasnya. Salah satu perawat membersihkan bekas darah yang ada di bawah hidung Sehun dan memasang infus di punggung tangan Sehun. Perawat yang satu lagi memasangkan Sehun masker oksigen. Dr. Lee menggunting pakaian depan Sehun dan memasang kabel elektroda dan disambungkan ECG monitor. Tampak di monitor irama jantung Sehun lemah.

Dr. Park tampak menginjeksi beberapa suntikan yang masuk ke dalam infus intravena Sehun.



Di luar ruangan semua orang tengah menunggu pintu ruang tindakan terbuka. Mereka terlihat khawatir. Jaemin sedari tadi terus memeluk JongIn dan JongIn mengusap punggung adiknya supaya tenang.
"Hyung aku takut terjadi apa-apa dengan Sehun hyung" Jaemin menangis di pelukan JongIn.

"Tenanglah Jaem. Doakan yang terbaik untuk Sehun, nde"JongIn mengusap punggung Jaemin dan menepuk-nepuknya.

Tiba-tiba dering ponsel JongIn berbunyi dan tertera nama sang eomma.
"Chamkanma eomma menelpon, Jaem" JongIn melepas pelukan Jaemin.

JongIn mengangkat telpon dari sang eomma.

"Yeoboseyo, eomma" sapa JongIn nada pelan
"Apa kau bersama Sehun , JongIn-ah?" Tanya Ny. Choi.
JongIn merasa aneh. Jarang sekali sang eomma menanyakan keberadaan Sehun.
"Wae. Tumben sekali eomma menanyakan Sehun"
"Katakan Sehun dimana, JongIn-ah "
Terdengar Ny. Choi seperti menangis ingin mengetahui keberadaan Sehun.
"Kau masih di stadion basket bersama Sehun kan , JongIn-ah" Ny. Choi memastikan.
"Sehun. Sehun ada di rumah sakit eomma. Sehun pingsan, eomma" jawab JongIn
"Kau ada di rumah sakit eomma akan ke sana"
"Seoul Hospital eomma"
"Eomma ke sana"
Ny. Choi menutup sambungan telponnya.

"Ada apa Hyung ?" tanya Jaemin

"Eomma menelpon dia menanyakan keberadaan Sehun sambil menangis Jaem" jawab JongIn

Tak butuh lama Ny. Choi ditemani Hyun Ae datang dan langsung menghampiri JongIn Jaemin.

"JongIn-ah, Sehun dimana" tanya Ny. Choi menguncang lengan JongIn.

"Eomma kau kenapa. Tidak biasanya kau seperti ini mencari Sehun" JongIn nampak bingung melihat Ny. Choi panik dan menangis seperti ini.

"Eomma harus minta maaf kepada Sehun. Dimana dia sekarang?" Ny. Choi kacau saat ini.

Sekarang JongIn mengerti kenapa dengan sikap panik sang eomma. Ternyata sang eomma sudah terbuka pintu hatinya.

"Eomma tenanglah, Sehun masih ada di dalam. Dia masih dalam pemeriksaan dokter" JongIn berusaha menenangkan Ny. Choi.

Ny. Choi menjadi lebih tenang sekarang mendengar ucapan lembut JongIn.

"Eomma duduklah" Jaemin menuntun sang eomma untuk duduk. Ny. Choi mengusap rambut putra bungsunya itu.

Jaemin menemani duduk Ny. Choi yang sedang panik dan khawatir itu. Sedangkan JongIn masih menatap bingung dengan kelakuan sang eomma.

Chanyeol duduk bersama sang eommanya Hyun Ae.
"Eomma sebenarnya ada apa dengan Ny. Choi ?" tanya Chanyeol kepada sang eomma.

"Eomma tadi sudah menceritakan semuanya tentang eomma kandung Sehun" jawab Hyun Ae.

"Cerita apa eomma?"tanya Chanyeol lagi.

"Nanti eomma ceritakan di rumah" Hyun Ae mengusap rambut anaknya.

"Dan eomma sekarang yang akan bertanya. Kenapa kau membiarkan Sehun bermain basket ?" Hyun Ae bertanya kepada Chanyeol.

"Aku sudah mencegahnya eomma. Eomma sendiri tahu kan dia orang yang keras kepala" jawab Chanyeol menunduk.

"Eomma aku takut terjadi sesuatu dengan Sehun. Aku takut kehilangan dia. Sehun sudah kuanggap seperti adik kandungku sendiri" lanjut Chanyeol dan memeluk sang eomma.

"Tenanglah Chan, Sehun anak yang kuat. Berdoa yang terbaik untuknya" Hyun Ae mengusap punggung anaknya.



Pintu ruang IGD terbuka dan Dr. Park langsung diserbu semua orang yang ada di sana.

"Bagaimana dengan keadaan Sehun?" Ny. Choi orang yang pertama kali bertanya.

Dr. Park menghela napas panjang menatap istrinya Hyun Ae sejenak.
"Sehun melewati masa kritisnya dan tapi sekarang dia koma" jelas Dr. Park.

Semua orang yang ada di sana terkejut mendengar pernyataan dari Dr. Park. Tubuh Chanyeol merosot ke bawah. Baekhyun, Kyungsoo dan Taeil merasa mematung tidak percaya. Jaemin memeluk JongIn lagi.

Sedangkan Ny. Choi dia juga tidak percaya dengan pernyataan dokter tersebut.
"Andwae,sunbaenim. Tolong buat Sehun sadar. Aku belum minta maaf kepadanya. Tolong Sehun. Aku ingin membuatnya bahagia" Ny. Choi menarik jas kerja Dr. Park dan mengguncangnya.

"SungKyung-ah sudah. Kau membuat Sehun sedih dengan seperti tingkah seperti ini" Hyun Ae melepas tangan Ny. Choi dari baju Dr. Park.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan dan menyembuhkannya. Berdoalah SungKyung-ah" Dr. Park menyakinkan Ny. Choi.

"Tenanglah" Hyun Ae menenangkan Ny. Choi.

Ny. Choi terlihat tenang akan tetapi rasa khawatir masih sangat menyelimutinya.

"Kita akan memindahkan Sehun di kamarnya sendiri. Kita akan membawa peralatan sekelas ICU di kamar Sehun. Seperti ECG monitor dan lain-lain. Kita akan sering mengobservasi Sehun setiap jam. Kuharap Sehun akan segera sadar"ujar Dr. Park.

"Kalau begitu kita akan membawa Sehun ke kamarnya"lanjut Dr. Park.

Mereka semua mengangguk dan segera menuju lantai 5 VVIP kamar 12.



Sehun sudah berada di kamarnya dengan keadaan tertidur lengkap dengan peralatan medis mengelilingi tubuhnya. Masker oksigen yang bertengger di hidung mancungnya. Kabel elektroda di dadanya yang disambungkan ke ECG monitor, jari telunjuk yang dijepit dengan oxymetri dan jarum infus di tangan kirinya.

Sejak dipindahkan 5 jam yang lalu dari IGD Ny. Choi yang menunggu Sehun duduk di kursi di samping ranjang Sehun. Mengenggam tangan Sehun sesekali Ny. Choi mengusap tangan Sehun yang dingin supaya hangat dan kadang Ny. Choi juga mengecup tangan Sehun.

"Sehun eomma minta maaf, bangunlah nak" Ny. Choi terisak.

JongIn dan Jaemin juga berada di kamar Sehun, melihat Ny. Choi yang sedari menangis dan meminta maaf kepada Sehun. Irene juga sudah datang begitu mendengar kabar dari JongIn. Dia langsung meninggalkan kelasnya dan menuju ke rumah sakit.

Irene anak sulung keluarga Choi menghampiri Ny. Choi dan menepuk terlebih dulu.
"Eomma" Ny. Choi mendongak ke arah Irene.

"Eomma ini sudah larut malam. Eomma dari tadi belum beranjak dari kursi ini. Eomma pulanglah dan istirahat lah. Biar Irene yang menjaga Sehun" ucap Irene lembut.

"Ani, Irene-ah. Eomma akan selalu di samping Sehun sampai dia bangun membuka matanya" balas Ny. Choi.

"Appa kalian sudah tahu tentang ini" lanjut Ny. Choi

"Nde Appa sudah mengetahuinya. Dan Appa memutuskan untuk pulang dari Kanada" jawab Irene.

"JongIn Jaemin kalian pulanglah. Kalian pasti lelah apalagi kau Jong, kau habis bertanding tadi" ujar Ny. Choi.

"Ani eomma, JongIn dan Jaemin tetap di sini. Lagian besok hari libur. JongIn dan Jaemin memutuskan menginap di sini. Bergantian menjaga Sehun" jawab JongIn yang berdiri di samping ranjang Sehun.

"Baiklah kalau begitu" ucap Ny. Choi



<<<<<>>>>>

Tiga hari sudah Sehun terbaring koma. Tiga hari juga keluarga bergantian menjaga Sehun. Terkadang sahabat-sahabat Sehun juga turut menjaga Sehun. Sesuai keinginan Sehun, Jisoo masih belum mengetahui kalau tentang Sehun yang sakit dan koma. Jisoo masih ada di Daegu di rumah nenek.

Ny. Choi selama tiga hari dia tidak pulang ke rumah. Pekerjaannya ia tinggalkan dan diurus oleh asistennya. Begitu pula Tuan Choi dia juga harus bolak balik ke kantornya. Tapi Tuan Choi lebih memprioritaskan Sehun.

Pagi hari ke tiga komanya Sehun ini. Ny. Choi dibantu pelayan Nam bermaksud menyeka tubuh Sehun. Pelayan menyiapkan air hangat di baskom.

Ny. Choi menyeka badan Sehun dengan handuk kecil yang dicelupkan dalam baskom berisi air hangat. Dengan hati-hati Ny. Choi menyeka bagian tangan Sehun.  Bergantian Ny. Choi menyeka bagian tubuh Sehun sampai bersih. Tak lupa ia juga mengganti baju Sehun di bantu oleh pelayan Nam dan beberapa perawat.

"Cha , Sehun sekarang sudah bersih" Ny. Choi berbicara dengan Sehun yang matanya masih terpejam. Tak lupa Ny. Choi juga memakaikan parfum favorit Sehun.

"Kamsahamanida untuk kalian semua" Ny. Choi berterimakasih kepada pelayan Nam dan para perawat.

"Sama-sama samunim" Mereka membalas dengan membungkukkan badan.

Mereka semua meninggalkan Ny. Choi dan Sehun berdua. Ny. Choi mengusap rambut Sehun yang tidak pernah ia lakukan seumur hidupnya.
"Bangunlah Sehun-ah" singkat Ny. Choi berkata tapi makna dan keinginannya sangat dalam.




<<<<<>>>>>

Di dalam alam bawah Sehun.

Sehun berada di sebuah ruangan serba putih dia sendirian. Dia duduk di sebuah ranjang berwarna putih serta pakaiannya yang juga berwarna putih. Dia sendirian memeluk lututnya karena Sehun takut sendirian. Sesekali dia mendongak ke atas. Dia mendengar seseorang menangis dan menginginkannya untuk membuka matanya.

Sehun juga hapal ada suara Hyungnya dan adiknya yang selalu menginginkan Sehun membuka matanya. Dia juga mendengar suara sang Appanya yang selalu menangis sendirian kala tidak ada orang.

Tetapi dia mendengar suara yang lembut yang jelas bukan suara dari noonanya Irene. Karena dia tahu suara Irene seperti apa. Ini jelas beda dari suara Irene.

"Sehun bukalah matamu. Bangunlah nak" Sehun mendengar suara itu lagi , dia mendongakkan kepalanya dan mempertajam pendengarannya.

"Ini eomma Sehun-ah. Eomma Sudah SungKyung menginginkanmu bangun, nak"

"Eomma... Itu eomma... Benarkah itu suara eomma" gumam Sehun yang tidak percaya.

"Bangunlah Sehun. Eomma sudah mengakuimu. Eomma akan membuatmu bahagia" kata suara itu.

"Benarkah itu eomma. Benarkah itu suara eomma SungKyung" gumam Sehun sekali lagi.

"Eomma aku ingin membuka mataku sekarang. Tapi aku tidak bisa. Bantu aku eomma. Aku takut sendiri di sini" ucap Sehun yang ingin bangun dari tidurnya. Sehun semakin erat memeluk lututnya.








TBC



Maaf chapter kali kacau. Author tidak ada ide untuk membuatnya. Berharap semoga kalian suka.

Chapter selanjutnya END

Sad or Happy ending ???

Maaf jika ada typo.

Jangan vote dan komen

Terima kasih sudah disempatkan membaca.


Bonus pict Kang Hyuk


Dokgo Rewind bentar lagi tayang.

Continue Reading

You'll Also Like

459K 56.7K 37
Link pemesanan di desc wattpad, dan di bio instagram @/rainaaramintha "Hidup itu untuk bermanfaat bagi orang lain" Jeno akan berikan semuanya untuk s...
213K 17.6K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
82.2K 6K 15
❝Aku hanya ingin kalian memanggil namaku sekali saja, hanya itu yang aku inginkan hyungdeul.❞ Silahkan dibaca Sequelny For the second time||OSH Warn...
10.6K 1.4K 9
COMPLETE "Bukan gua pelakunya. Tapi gua korban sebenarnya." Highest rank #4 ericson [270322] [START 23.06.2021] [FINISH 25.06.2021]