Enemy : (Mingyu Seventeen) √√

By Sskyshingyu

814K 160K 26.1K

"Musuhan aja dulu." More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 (1/2)
10 (2/2)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 (1/2)
20 (2/2)
Dan Terjadi Lagi
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Uyong Bertanya
30 (1/2)
30 (2/2)
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 (1/2)
40 (2/2)
helow
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 (1/2)
50 (2/2)
51
52
53
54
56
57
58
59
60 (1/2)
60 (2/2)
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70 (1/2)
70 (2/2)
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80 (1/2) {Spesial Mingyu POV}
80 (2/2)
81
82
83
84
85
86 END
N'Secbuk

55

8.4K 1.7K 224
By Sskyshingyu

Entah kenapa dan gue ga ngerti kenapa bisa, jantung gue mendadak berdegup lebih cepat dari biasanya. Seketika kebayang aja gitu di otak gue sekarang kak Eunwoo lagi duduk, nyender ke tembok dan ngomong ke gue dengan muka seriusnya. Fck!! Pasti ganteng banget.

Ya tuhan, jangan goyahkan hatiku!

"Sungyoung?"

"Ah.. Iya kak?"

"Kenapa diem?"
"Kamu ga nyaman ya sama omongan aku barusan?"

"Emm nggak ko, kak."
"Kakak ga sibuk?"

"Lagi duduk sebentar."
"Mmm.. Sungyoung?"

"Iya?"

"Nanti malem sibuk?"

"Ada acara dirumah."

"Oh iya, mama kamu ngundang aku tadi."
"Tapi aku ga bisa datang."

"Kenapa?"

"Gapapa."
"Ga enak aja."
"Keluarga kamu dan keluarga Mingyu, masa aku datang."

"Ih gapapa, kak. Biar rame."

"Next time aja."
"Don't skip your lunch, okey!"
"Aku tutup dulu."

"Iya, kak. Kakak juga jangan lupa makan siang."

Setelah itu sambungan telepon terputus. Tangan gue reflek nempel didada gue buar rasain degupan luar biasa yang aneh banget. Ini kenapa sih?

"Heh! Ko bengong?!" Mingyu datang dan bikin lamunan gue buyar. Gue agak terbata gitu tapi berusaha senyum.

"Kamu kenapa?" tanyanya bingung.

"Ga ko, gapapa."

Pesenan kita datang ga lama kemudian, gue kaya masih kepikiran sama kak Eunwoo. Apa kak Eunwoo suka sama gue?

Anjirlah! Ga mungkin! Dia cuman sedikit kangen, siapa tau dia cuman nganggep gue kaya adiknya.

Aduh apaan sih jadi kepikiran gini?

****

"Mama kayanya ga sempet belanja. Uyong kalo kakinya udah ga sakit, tolong ya beliin belanjaan di supermarket."

"Bisa ko, ma. Tenang aja."

"Pake kredit card dulu ya, terus nanti daftarnya mama kirim di whatsapp."

"Iya."

"Ya udah, hati-hati!"

Gue sama Mingyu lagi jalan mau ke parkiran, tadinya kita mau pulang cuman mama nyuruh gue belanja buat tar malem.

"Mingyu, kamu pulang duluan aja!" kata gue.

"Loh, kenapa?"

"Aku disuruh mama belanja ke supermarket dulu."

"Aku temenin!"

"Ga usah! Aku aja, kamu pulang aja."

"Kaki kamu lagi kaya gitu terus aku biarin gitu aja kamu pergi sendiri? Ga! Udah ayo aku anter!"

Dia rangkul gue dan jalan ke mobilnya. Kayanya gue terlalu banyak repotin dia. Ga enak juga sih.

"Mau ke supermarket mana?" tanya Mingyu sambil pasang sabuk pengaman.

"Kemana aja lah, yang lebih deket."

"Ok."

Lalu kita jalan.

Diperjalanan, gue lebih banyak diem karena sedikit ngantuk. Ditambah adem karena AC, bikin pengen tidur aja.

"Ngantuk?" tanya Mingyu pelan.

"Lumayan."

"Ya udah tidur aja dulu!"

"Ga ah!"

Daripada tidur, mending gue main hp. Biasa lah, buka semua sosmed buat ngecek yang ga penting.

"Nancy di kena skorsing 2 minggu, ditambah hukuman 1 minggu buat bersihin lingkungan sekolah selama 1 jam tiap harinya." kata Mingyu.

Gue nengok karena agak kaget. "Kalo udah gini, aku jadi ga tega."

Mingyu cuman senyum aja, ga bales pake perkataan apapun. Gue berlebihan ga sih?

"Kemarin aku terlalu kesel dan marah sama dia, sampe-sampe pengen dia di uninstall sama tuhan aja rasanya. Tapi sekarang, ga tega. Kaya semua ini pasti terlalu berat buat dia." ucap gue pelan yang masih kedengeran sama Mingyu.

"You did right!" kata Mingyu singkat.

"Apa aku harus memohon keringanan hukuman buat dia?"

"Menurut aku ga usah. Kita terima aja keputusan sekolah, lagian ini buat efek jera juga. Buat cerminan siswa lain supaya ga bertindak gegabah dan berfikir pendek disaat apapun."

Ya mungkin Mingyu benar, orang yang salah memang harus dihukum. Supaya dia bisa belajar dari sebuah kesalahan.

Lalu beberapa saat kemudian kita sampe juga. Jalan masuk sambil gue cek whatsapp dari mama dan memunculkan daftar belanjaan yang harus gue beli sekarang.

Mingyu ngambil trolley dan dia dorong, sementara gue liat daftar sembari nyari-nyari barang yang mau dibeli.

"Daging dimana sih?" tanya gue ke Mingyu.

"Di sebelah sana. Cari aja barang yang disekitar sini dulu biar ga balik lagi."

Ya udah gue cek bumbu-bumbu. Kaya saos, penyedap rasa, saus tiram, kecap dan segala macem.

"Young.." panggil Mingyu.

"Apa?"

"Kaya dejavu ya?"

Gue nengok ke dia yang lagi senyum lebar. "Oh iya! Waktu itu kita pernah belanja bareng kaya gini ya pas mau NIS."

"Iya. Tapi beda feel."

"Dulu masih musuhan. Sekarang udah baikan."

"Semoga nanti keadaannya kita udah nikah ya? Terus ada anak-anak kita yang ngerengek minta ini itu."

Denger omongan Mingyu barusan bikin pipi gue kerasa panas. Sialan nih anak!

"Kaya bakal nikah aja." cibir gue.

"Ya semoga aja jodoh."

"Aminin jangan?"

"Harus biar berkah."

Gue sama dia saling lempar senyum dan kembali belanja.

*****

Sekarang udah jam 5 lebih dan tadi gue cukup sibuk, beresin rumah karena bibi sama mama lagi masak. Ada anaknya bibi juga yang datang buat bantuin, namanya Jongbun. Kadang dia bantuin gue, kadang bantuin masak.


"Uyong, udah kelar?" tanya mama.

"Udah, ma."

"Ya udah sana mandi. Abis magrib mereka pada datang."

"Iya."

Setelah semua beres, gue langsung ke atas. Duh padahal cuman 1 keluarga yang datang, tapi rasanya kaya sedesa yang mau ke rumah.

Udah mau magrib makanya gue niat mau nutup jendela kamar. Eh taunya liat Mingyu yang lagi ngeringin rambutnya sambil telanjang dada.

"Mingyu.." panggil gue. Dia noleh dan senyum.

Sialan nih malah langsung nyamperin aja tanpa pake baju dulu. "Apa?"

"Ke rumah jam berapa?"

"Setengah 7 an, solat dulu."

"Aku udah masak banyak."

"Kamu? Bukan mama kamu?"

Gue nyengir. "Mama maksudnya. Akunya beres-beres."

"Sendiri?"

"Dibantuin anaknya bibi sih."

Dia ngasih senyum yang bikin adem banget. "Ya udah. Sana mandi keburu magrib!"

"Iya. Kalo bisa kamu datang lebih awal."

"Kangen nih pasti."

"Bantuin lah enak aja!" jawab gue sambil ketawa.

"Iya iya, tanpa kamu suruh pun aku bakal datang awal."

"Ga deng becanda. Kamu datang sama keluarga kamu aja. Dah, aku mau mandi!"

"Iya."














Udah solat dan udah dandan juga. Penampilan gue malam ini cuman kaya gini doang.


Ga formal-formal banget yekan? Mencoba agak sopan aja didepan mereka.

Setelah selesai semuanya, gue turun ke bawah. Mama juga udah siap buat nyambut mereka, makanan udah tersaji rapi diatas meja makan.

"Belum pada datang, ma?"

Belum aja mama jawab, tiba-tiba ada papa Minho yang baru datang.

"Belum mulai, kan?" tanya papa yang agak panik gitu.

Mama senyum dan geleng-geleng. "Belum, kok."

Papa sama mama pelukan sebentar terus papa cium kening mama singkat. Dan liat kaya gini aja gue adem banget. Bahagia karena mama bisa nemuin sosok pria yang sangat sayang sama dia.

"Eiy, gadisnya papa udah cantik." papa juga meluk gue singkat dan usap kepala gue.

Tok tok tok!

"Kamu datang tepat waktu." kata mama ke papa. Papa cuman senyum aja. Terus mereka berdua lalu jalan ke depan buat buka pintu.

"Hai!!" sapa tante Yoona ramah, dia peluk mama dan cipika cipiki gitu lah ala ibu-ibu.

"Apa kabar?" tanya mama.

"Baik!" terus tante Yoona liat papa. "Ini siapa, bu?"

Mama senyum dan nepuk punggung papa. "Calon papanya Sungyoung."

Papa Minho juga salaman sama papa mamanya Mingyu, terus mereka agak masuk ke dalem. Giliran Soojung, Mingyu sama Jongin yang salaman sama papa mama.

"Hai, Uyong!" sapa papa mamanya Mingyu.

Gue senyum dan cium tangan sama mereka. "Hai, om, tante! Apa kabar?"

"Baik, sayang. Kamu cantik banget malam ini."

"Aduh tante, mujinya berlebihan nih hehe."

"Jih, fakta tau!"

"Sungyoung!!" kak Soojung lari-lari kecil terus meluk gue erat. Bahkan dia goyang-goyangin badan gue.

"Kangeeeenn." katanya.

"Kangen juga, kak."

Dia lepasin pelukannya. "Si uler gimana? Udah musnah dari sekolah?"

"Di skors, kak."

"Depak sekalian harusnya."

Gue cuman senyum doang. Terus gantian deh gue salaman sama kak Jongin dan terakhir Mingyu.

"Bosen ga sih?" bisiknya.

"Apa?"

"Cantik kaya gini."

HALAH BACOT!

Reaksi gue cuman nyubit pelan perutnya aja. Kesel banget sih gombal mulu.

Terus papa sama mama mempersilahkan mereka buat duduk di meja makan. Gue jalan sama kak Soojung, bahkan gue gandeng tangannya.

Papa duduk dihadapan papanya Mingyu, mama juga dihadapan mamanya Mingyu. Gue pinggiran sama kak Soojung dan berhadapa sama Kim sibling.

"Ini calonnya Jongin ya, bu?" tanya mama sambil liat Soojung.

Soojung cuman senyum aja. "Iya, bu. Doain ya tahun ini mereka nikah."

"Alhamdulillah deh."

"Ayo dimakan!" kata papa.

Ya kita mulai ngambil nasi dan lauknya. Nasinya dibagi dua gitu, satu ditempat orang tua dan satu lagi ditempat kita.

Kak Soojung dengan telaten ngisi piring Jongin dengan nasi dan lauknya, mereka udah cocok jadi suami istri.

Lalu tiba-tiba Mingyu nyerahin piringnya ke gue. Jelas lah gue bingung.

"Apa nih?" tanya gue.

"Ambilin!"

Enak banget ya dasar! Ya udah deh karena gue baik, gue turutin maunya.

Kita makan dengan nikmat, sesekali diselingin sama obrolan.

"Udah ada rencana nikah?" tanya tante Yoona ke mama.

"Doain ya minggu depan."

"Cepet banget! Udah siap semua emang?"

"Ga ngundang banyak orang, ga mewah juga acaranya. Cuman undang orang terdekat aja." jawab mama. "Bu Yoona sama pak Seunghyun datang ya!"

"Siap!"

Lanjut makan sambil ngobrol lagi. Gue ga banyak omong sih, kebanyakan nyimak.

"Sebelumnya, saya mau berterima kasih banget sama Soojung, sama Jongin dan sama Mingyu karena udah bantuin Sungyoung." kata papa.

"Jangan sungkan, pak! Kita bertetangga dan harusnya saling tolong menolong." kata papanya Mingyu.

"Saya ikut kesel denger Sungyoung digituin sama temennya. Ya untung ada Soojung deh yang emang ahli dibidang hukum, jadi dia bisa latihan bela client sebelum dia jadi pengacara resmi." kata mamanya Mingyu.

Mama senyum lebar ke Soojung dan usap lembut tangannya di atas meja.

Gue cuman senyum aja. Pemandangan kaya gini tuh terlalu indah.

Sampai akhirnya mamanya Mingyu ngomong sesuatu yang bikin gue deg-deg an setengah mampus.

"Soojung sama Jongin tuh udah pacaran sebelumnya, lalu akhirnya kita jodohin dan iket aja sampe sekarang. Kenapa kita ga coba buat jodohin Mingyu sama Sungyoung? Kita bisa ngiket mereka supaya dua-duanya ga lepas ke orang lain."

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 62.8K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
978K 47.9K 63
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
291K 35.1K 29
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
1.1M 50.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...