I'm Here (Sehun Fanfic) END

By seyoung_kim

164K 9.5K 631

"entah kalian menganggapku ada atau tidak. apa setelah aku mati kalian baru menganggapku dan menyayangiku" oh... More

Cast
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
No update
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Happy Jaemin Days
Chapter 23
Chapter 24
I'm Here Sequel : I'm sorry Chap 1
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 2
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 3
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 4 ( END)
I'M HERE : Epilog
Project Summer Rain
New Projects
New Work
promote

Chapter 22

4.6K 277 40
By seyoung_kim

Chapter 22

JongIn masih terdiam menggenggam ponsel. Tertunduk menyesal setelah menerima pesan yang begitu membuatnya menjadi seorang kakak yang tidak berguna. Airmatanya juga dari tadi sudah mengalir dari kelopak matanya.

Sehun memasuki ruang ganti dan menemukan Hyungnya JongIn yang sedang tertunduk. Melihat dari punggungnya, ternyata Hyungnya sedang menangis bisa dilihat dari gerakan pundaknya yang naik turun itu.

Sehun menghampiri Hyungnya "Hyung kau kenapa? Kenapa kau terlihat sedih?" tanya Sehun menepuk bahu namja berkulit tan itu.

"Hyung tidak apa-apa, Sehun-ah " jawab JongIn menyeka airmatanya

"Kenapa kau kemari bukannya latihan masih berlangsung" lanjut JongIn bertanya kembali kepada Sehun

"Pelatih menyuruh kita menyudahi latihan. Karena pelatih ada rapat dengan para guru mengenai pertandingan 2 Minggu lagi" jawab Sehun yang ikut duduk bersama JongIn

"Lalu yang lain kemana ?"

"Mereka masih ada di lapangan melepas penat di sana"

"Hyung, aku tau kau habis menangis. Kau kenapa, Hyung. Ceritakan padaku. Mungkin saja aku bisa bantu,Hyung" Sehun mengusap pundak Hyungnya.

JongIn diam sambil menatap Sehun dalam. Sehun yang ditatap pun merasa bingung dengan Hyungnya. "Waeyo Hyung?

JongIn menunduk kembali "mianhae, Sehun-ah" airmatanya kembali menetes lagi

"Mianhae, hiks hiks hiks. Hasil test kecocokan sumsum tulang belakang kita tidak cocok" Sehun tercekat dengan pernyataan JongIn.

Dalam hati Sehun dia suka kalau test nya tidak cocok tapi dia juga sedih kesempatannya untuk sembuh sangatlah tipis sekarang dan bahkan hampir tidak ada. Mengingat kemoterapi tidak bisa dilakukan dan dia tidak mendapatkan sumsum tulang belakang yang cocok.

"Gwenchanayo Hyung. Kau tak perlu minta maaf" Sehun mengusap pundak JongIn lagi

JongIn duduk bersimpuh di depan Sehun "Mianhae Sehun aku belum bisa menjadi yang baik untukmu. Aku tidak bisa menembus kesalahanku dulu. Aku tidak berguna untukmu. Aku tidak bisa mendonorkan sesuatu yang sangat berharga untukmu. Aku tidak bisa membuatmu sembuh. Ku harap aku menembus kesalahanku dengan mendonorkan sumsum tulang belakangku tapi nyatanya. Hiks hiks hiks sekali lagi Mianhae, Sehun-ah" JongIn menangis di depan Sehun. Tangannya menggenggam tangan Sehun dan kepala JongIn menunduk di antara tangannya dan Sehun.

Sehun pun tak enak melihat Hyungnya duduk bersimpuh di depannya berusaha membangunkan tubuh JongIn dan mendudukkan JongIn lagi disampingnya " Hyung kumohon jangan salahkan dirimu. Kumohon Hyung. Ini semua takdir dari Tuhan. Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk umatnya. Tuhan sudah merencanakan semuanya untuk umatnya" Sehun menggenggam tangan JongIn erat guna menyakinkan JongIn.

"Hyung berhentilah menangis. Aku tak suka melihat kau ataupun siapapun menangis. Aku lebih suka melihat senyum dan tawa semua orang. Aku benci tangisan dan kesedihan, aku suka kebahagiaan" ujar Sehun.

JongIn mengangkat kepala dan menatap Sehun. "Tapi kau masih belum merasakan kebahagiaan itu Hun-ah"

Sehun kembali dan tersenyum "Hyung kebahagiaan bukan hanya untuk diri kita sendiri. Bagiku melihat orang lain bahagia itu membuatku bahagia juga Hyung" jawab Sehun

JongIn menatap Sehun takjub bagaimana bisa dia berkata seperti padahal dia tidak dapat merasakan kebahagiaan dari keluarganya. Benar yang dikatakan Dr. Park tempo hari Sehun selalu memikirkan orang lain dan jarang memikirkan diri sendiri.

"Hyung, aku tak mau kau terlarut dalam rasa bersalah. Dengan kau sudah menerimaku kembali seperti ini. Ini sudah membuat sangat bahagia Hyung" mendengar pernyataan itu JongIn langsung memeluk adiknya itu. Sehun membalas pelukan Hyungnya dan menenggelamkan kepalanya di pundak Sehun.

"Hyung berjanji akan membuatmu bahagia mulai sekarang Sehun-ah. Aku akan berusaha untuk menyakinkan eomma untuk mengakuimu" tekad JongIn

Mereka melepas pelukannya "Kita harus berjuang bersama-sama Hyung" ujar Sehun dan diangguki JongIn

"Gomawoyo, Jong Hyung" lanjut Sehun.




<<<<<<>>>>

JongIn dan Sehun pulang ke rumah bersama. Setelah sampai di rumah mereka masing-masing pergi ke kamar membersihkan diri.

Setelah mandi Sehun berdiri di depan wastafelnya melihat pantulan dirinya di kaca wastafel. Dirinya yang sekarang terlihat kurus tapi masih memiliki otot dan abs. Di badannya yang berkulit putih pucat ini terdapat beberapa lebam kebiruan yang ia punya sejak mengidap penyakit itu.

Sehun menatap pantulan dirinya di kaca wastafelnya. Menatap dirinya yang kian hari semakin lemah. Kepalanya kemudian menunduk menahan airmatanya sambil mencengkram ujung wastafel. "Beri aku selalu kekuatan Ya Tuhan. Agar aku bisa menyakinkan eomma SungKyung dan eomma SungKyung mengakuiku. Dan beri aku waktu lebih lama lagi. Aku ingin menikmati kebahagiaan dengan keluarga yang utuh. Beri aku kesempatan aku hidup untuk lebih lama lagi. Tapi di satu sisi aku lelah menanggung sakit ini Ya Tuhan"

Setelah itu Sehun memakai kaosnya sudah ia siapkan gantungan baju. Sehun keluar dari kamar mandi namun tiba-tiba dia merasakan pusing dan membuat kepalanya sakit. Belum lagi dia juga mengalami mimisan lagi. Sehun meraih tisu yang berada di meja dekat kasurnya lalu menutup hidungnya dengan tisu tersebut. Pandangan mata Sehun mulai memburam dan ia memejamkan  matanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Berharap pandangannya kembali normal.

Sehun bergerak menuju laci meja belajarnya dan mencari botol obatnya. Dia mengeluarkan sebutir obatnya lalu menelan obat tersebut tanpa air. Tangan kirinya masih menutupi hidungnya yang masih mengeluarkan darah.

Tak menunggu lama pusing dan sakit kepala Sehun mereda. Mimisan Sehun juga berhenti dan pandangannya juga kembali. Sehun membuang bekas tisunya di tempat sampah.

Tok....
Tok...
Tok....

Terdengar suara ketukan dari arah luar kamar Sehun. Sehun bergerak menuju pintunya dan mendapati kakak perempuannya di depan pintunya.

"Wae,Noona ?" tanya Sehun kepada Irene

"Turunlah ke bawah. Kita makan malam bersama. Appa dan Eomma juga ada di rumah. JongIn dan Jaemin juga sebentar akan menyusul" ujar Irene

"Eoh, Noona. Aku akan segera ke sana. Aku mau mengambil sweater ku dulu"

"Baiklah. Jangan lama-lama Hun-ah. Noona akan menunggumu di bawah"ucap Irene yang akan menuju ke ruang makan tapi di cegah Sehun.

"Noona tunggu" cegah Sehun

"Kita ke bawah bersama saja. Aku cuma sebentar mengambil sweaterku. Aku takut jika sendirian ke sana aku diusir oleh eomma" Sehun menunduk

"Baiklah. Cepatlah ambil. Kita ke bawah bersama" perintah Irene dan diangguki Sehun

Cuma dengan beberapa detik saja Sehun cepat mengambil sweaternya dan Irene Sehun turun ke bawah ke ruang makan.



•••••••

Di ruang makan sudah ada Tuan Choi dan Ny. Choi serta beberapa pelayan yang berdiri di samping meja makan. JongIn dan Jaemin nampaknya juga belum turun.

"Selamat malam Appa, Selamat malam eomma" Irene memberi sapaan kepada Tuan Choi dan Ny. Choi dengan melakukan cium pipi  secara bergantian.

"Selamat malam Appa, Eomma" sedangkan Sehun menyapa dengan membungkukkan badannya. Sapaan Sehun dibalas dengan Tuan Choi dengan anggukan dan senyuman. Sedangkan Ny. Choi seperti biasa bersikap acuh.

Tak lama kemudian JongIn dan Jaemin datang secara bersamaan. Mereka langsung menduduki kursi mereka masing-masing. Dan makan malam segera mereka mulai serta para pelayan juga pergi meninggalkan ruang makan.

Suasana makan malam ini diselingi dengan obrolan-obrolan kecil yang di mulai dari JongIn

"Appa, anak bungsu ini sebentar lagi akan ulang tahun" ucap JongIn sambil melirik Jaemin

"Ah benar 3 hari lagi kau berulang tahun Jaemin-ah" ucap Tuan Choi yang baru ingat

"Omo uri adeul yang paling tampan ini akan berulang tahun. Kau ingin apa dari Eomma. Kau ingin kita merayakan ulang tahun ini bersama" ucap Ny. Choi yang ikut senang

"Tentu Jaemin ingin ulang tahun Jaemin dirayakan. Tapi Jaemin ingin dirayakan bersama Appa, Eomma. Dan di hari ulang tahun Jaemin, Appa dan Eomma dilarang bekerja. Jangan seperti tahun kemarin Appa dan Eomma tidak datang ke ulang tahunku malah pergi Belanda " peringat Jaemin

"Omo adikku yang satu ini akan dewasa" Irene memberi cubitan di pipi Jaemin-ah

"Ahhh Appo Noona" ringis Jaemin-ah

Sehun melihatnya pun ikut tersenyum geli.

"Noona dia belum dewasa. Dia menuju dewasa masih jauh. Dia masih akan berulang tahun ke 14 besok" ledek JongIn kepada Jaemin.

"Hei JongIn Hyung. Kau juga belum dewasa. Kau juga masih 17 tahun" Jaemin menjulurkan lidah ke arah JongIn

"Aish.... Anak ini" kesal JongIn

"Sudah sudah. Baiklah di hari ulang tahun kau Jaemin. Appa dan Eomma akan mengosongkan semua jadwal. Dan hari itu kita berfokus padamu" ujar Tuan Choi

Jaemin pun merasa senang dan puas. Begitu dengan kakak-kakaknya.

"Lalu kau ingin hadiah apa dari Appa dan Eomma "tanya Tuan Choi

"Jaemin ingin mobil" seru Jaemin

Tak...

Jaemin langsung mendapat pukulan sendok dari JongIn
"Yak! Kau masih akan 14 tahun. Kau masih kecil. Kau tidak boleh mengendarai mobil" cerewet JongIn

Jaemin mengusap kepalanya " ahh Hyung, appo. Kau juga mendapatkan mobil saat umurmu 16 tahun"

"Sudah sudah. Nanti Eomma dan Appa pikirkan, nde" Ny. Choi  melerai kakak dan adik duo J itu.

Sehun sangat senang bisa melihat bercandaan keluarganya. Walaupun dari tadi dia diam tapi dia senang bisa mendengar gelak tawa semua keluarganya. Apalagi saat melihat Ny. Choi sang Eomma tersenyum dan tertawa membuat Sehun bertambah senang.




<<<<>>>>

Hanshin High School

Rooftop

Sehun dan Jisoo sekarang berduaan berada rooftop tempat favorit mereka jika tidak ada pelajaran atau istirahat berlangsung.

Jisoo menatap badan Sehun yang semakin kurus
"Sehun-ah apa selama ini makanmu teratur. Kenapa kau kurus begini sekarang" Jisoo membalik-balikkan badan Sehun

"Makanku teratur. Pagi, siang dan malam. Memang akhir-akhir ini aku sering tidur malam dan sering kelelahan. Dan karena kelelahan itu aku terkadang lupa makan" ujar Sehun berbohong

"Tuh kan. Mulai sekarang jangan tidur terlalu larut. Jangan sampai kelelahan atau perlu kurangi kadar latihan bermain basketmu. Dan banyaklah makan mulai sekarang, arrachi" nasehat Jisoo

"Baiklah nona Kim Jisoo" Jisoo tersenyum puas

#marganya jisoo aku ganti kim ya reader. Di cast dia pake marga Park#

"Ah nde. Lusa Jaemin adikku ulang tahun. Nanti temani aku membeli sesuatu di mall" lanjut Sehun

"Siap Tuan Oh Sehun" Jisoo memberi hormat dan mendapat usapan rambut dari tangan Sehun.

Di saat Sehun sedang membelai lembut rambut Jisoo tiba-tiba Sehun merasa dia sakit kepala lagi seperti semalam. Sehun memegang kepala dan sedikit menjambak rambutnya sendiri.

"Akh...."ringisan Sehun membuat Jisoo yang di sebelahnya khawatir. Dan Sehun terus memegangi kepalanya. Kepala sangat sakit lebih sakit dari semalam

"Kenapa sakit ini datang di waktu yang tidak tepat"batin Sehun menahan rasa sakit.

"Sehun-ah. Kau kenapa?" Tanya Jisoo khawatir melihat Sehun kini yang sudah mulai pucat.

"Gwenchana. Aku hanya merasa pusing" Sehun tersenyum sembari menahan rasa sakitnya. Keringat Sehun juga mulai menetes banyak.

"Kau yakin hanya pusing Sehun-ah. Jangan membohongiku. Wajahmu pucat dan kau mengeluarkan banyak keringat. Itu yang kau sebut baik-baik saja" Jisoo terlihat sangat khawatir.

"Tenanglah Jisoo. Sebentar lagi ini akan hilang. Aku kurang istirahat. Biarkan aku tidur di bahumu sebentar saja" pinta Sehun dan Jisoo mengangguk lalu menyiapkan bahunya.

"Jika masih pusing beristirahat di ruang kesehatan nanti" Sehun mengangguk

"Pusingnya sudah berkurang berkat bahumu, Jisoo-ah" Sehun menghibur Jisoo supaya tidak terlalu khawatir.

Sudah sekitar setengah jam Sehun masih tertidur di bahunya. Bahu Jisoo sudah mulai pegal.

"Sehun-ah bangunlah. Bahuku sudah pegal" Jisoo memanggil Sehun pelan tapi Sehun tidak merespon

"Sehun-ah. Hun-ah" panggil Jisoo sekali lagi sambil menepuk pipi Sehun pelan

"Omoya. Bagaimana ini. Kenapa Sehun tidak kunjung bangun. Atau jangan-jangan dia pingsan" Jisoo panik

"Aku harus menghubungi Chanyeol" Jisoo mengeluarkan ponselnya dan segera menelpon Chanyeol



Sambungan kepada Chanyeol langsung tersambung dan diangkat oleh Chanyeol.

"Yeoboseyo, Chanyeol-ah. Chanyeol-ah bisakah kau ke atap sekolah. Aku bersama Sehun sekarang. Aku tidak tahu Sehun kenapa. Setengah jam yang lalu dia tidur di bahuku tapi ketika aku ingin membangunkannya dia tidak bangun-bangun. Ottoke Chanyeol-ah" Jisoo langsung tanpa basa-basi dan panik.

"Mwo. Baiklah aku akan segera ke sana" Chanyeol terkejut dan segera pergi ke atap sekolah setelah menutup sambungan dari Jisoo

"Ada apa Chanyeol-ah?" tanya Kyungsoo yang melihat Chanyeol panik

"Sehun sepertinya pingsan. Aku akan melihatnya di atap sekolah" jawab Chanyeol segera pergi keluar kelas

"Kita ikut" BaekHyun, Kyungsoo, Taeil mengikuti Chanyeol.



Sampai di atap sekolah, Chanyeol melihat Sehun yang entah tertidur atau pingsan di bahu jisoo.

"Sehun kenapa Jisoo-ah" tanya Chanyeol dengan nada khawatir

"Molla Chan, aku sudah membangunkannya beberapa kali tapi dia tidak bangun-bangun. Aku takut dia pingsan" jawab Jisoo

Chanyeol berjongkok di depan Sehun dan Jisoo posisi membelakangi Sehun "kalian bertiga, tolong letakkan Sehun di punggung"perintah Chanyeol

Mereka bertiga menuruti perintah Chanyeol dan membantu Chanyeol meletakan Sehun di punggung

"Aku akan membawanya ke ruang kesehatan. Kalian semua kembalilah ke kelas. Dan Baekhyun-ah tolong beritahu JongIn" ujar Chanyeol sembari mengendong Sehun di punggung

"Aku mau ikut menemani Sehun, Chan" ucap Jisoo

"Jangan Jisoo-ah. Biar aku yang menemaninya dulu. Sehun semalam bilang padaku kalau dia semalam tidak bisa tidur dan belum makan dari malam sampai pagi ini. Mungkin dia hanya kelelahan. Kau tenanglah. Kelas akan segera dimulai. Kalian semua kembalilah ke kelas"pinta Chanyeol

Jisoo terpaksa menurut apa diperintahkan Chanyeol. Dan mereka berempat kembali ke kelas.

•••••

JongIn bergegas ke ruang kesehatan setelah mendengar kabar dari Baekhyun kalau Sehun pingsan di atap sekolah.

"Chanyeol-ah Sehun kenapa?" tanya JongIn khawatir

"Tenanglah Sehun hanya pingsan biasa. Dia hanya kelelahan" jawab Chanyeol santai

"Hah syukur lah" JongIn merasa lega

"Errgghh" Sehun akhirnya bangun dari pingsannya

"Aku dimana, Hyung?" tanya Sehun yang baru sadar dan memegangi kepalanya yang masih terasa pening.

"Kau ada di ruang kesehatan. Tadi kau pingsan" jawab Chanyeol

"Aku mau kembali ke kelas" ucap Sehun yang mau beranjak dari ranjangnya

"Andwae. Tetaplah di sini dan untuk istirahat di sini dulu. Jangan membantah perintahku" cegah JongIn

"Tapi Hyung. Aku ada janji dengan Jisoo sepulang sekolah mau ke mall membeli hadiah ulang tahun untuk Jaemin" rengek Sehun

"Biar aku yang menyampaikan ke Jisoo. Kalau kau dan Jisoo tidak jadi pergi. Jisoo pasti akan mengerti, Hun-ah. Kau bisa membeli hadiah untuk Jaemin dengan cara online kan" ujar Chanyeol. Dan Sehun mengangguk terpaksa menuruti perintah dua Hyungnya ini.

Sehun menghela napas panjang dan kembali beristirahat lagi. Jam pulang berlangsung dan Sehun pulang bersama JongIn.


<<<<<>>>>

Hari ulang tahun Jaemin telah tiba. Ulang tahun Jaemin kali ini hanya dirayakan bersama keluarganya saja. Dan juga sudah merayakan ulang tahunnya terlebih dulu di sekolah bersama teman-temannya dan sahabat-sahabatnya.

Perayaan ini diadakan di ruang keluarga yang sekarang sudah lengkap anggota keluarga. Di meja juga sudah tersedia kue ulang tahun dan minuman.

Lilin di atas kue menunjukkan angka 14 untuk umur Jaemin. Lilin dinyalakan lalu semua anggota menyanyikan lagu saengil chukkae hamnida untuk Jaemin. Sebelum meniup lilinnya, Jaemin terlebih dulu membuat permohonan. Setelah membuat permohonan Jaemin meniup lilinnya.

"Jaemin-ah, ini hadiah dari Appa dan Eomma" Tuan Choi menyerahkan sebuah kunci mobil kepada Jaemin.

"Uwaahhh jinja Appa Eomma" Jaemin menerima kunci tersebut tidak percaya.

Tuan Choi dan Ny. Choi membelikan Jaemin sebuah mobil yang diinginkan Jaemin. Jaemin sangat senang menerima kunci tersebut

"Tapi tetap saja kau tidak boleh mengendarai mobil tersebut. Karena kau masih kecil. Memang benar itu mobilmu tapi jika kau kemana-mana kau tetap bersama sopir Han. Arrachi" Tuan Choi memberi nasehat kepada Jaemin

"Siap Appa" Jaemin memberi hormat Tuan Appa

"Gomawo Appa Eomma" Jaemin memeluk Tuan Choi dan Ny. Choi secara bersamaan.

" Sama-sama adeul" Ny. Choi mencubit hidung Jaemin

"Assa! Jaemin sekarang punya mobil baru pribadi" Jaemin meledek ke arah JongIn.

JongIn yang di ledek adiknya membalas dengan menjulurkan lidahnya. Mereka melihatnya JongIn dan Jaemin terkekeh.

Sekarang giliran Irene memberi hadiah kepada Jaemin adik paling bungsunya.
" Cha Jaemin-ah ini hadiah dari noona" Irene menyerahkan sebuah kotak yang lumayan besar.

Jaemin membuka kotak itu dengan semangat dengan rasa penasaran. "Uwah.." Jaemin sangat puas hadiah dari sang Noona.

Jaemin mendapat sebuah jaket yang diinginkannya sudah lama. Sebuah jaket bermerk Louis Vuitton berwarna putih dengan kombinasi warna biru dan merah.
"Gomawo Noona. Jaemin menyukainya" ucap Jaemin senang tersenyum lebar


Giliran JongIn memberikan kotak segiempat kepada Jaemin "ini dari Hyung, Jaem. Semoga kau suka"

Jaemin membuka kotak segiempat tersebut yang berisi sebuah jam tangan Gucci dan sebuah gelang favoritnya Christian Dior.
"Gomawo, JongIn Hyung. Jam tangan yang bagus"
JongIn mengangguk dan mengacak rambut Jaemin.

Sehun menyerahkan sebuah kotak persegi panjang dengan bungkusan kertas kado bermotif bola basket. Jaemin membuka hadiah dari Sehun itu. Di dalam hadiah tersebut terdapat sepasang sneaker Air Jordan berwarna merah hitam. Terlihat Jaemin sangat menyukai hadiah tersebut.

"Wah. Hyung ini sneaker favoritku. Sudah lama aku menginginkan ini. Gomawo Sehun Hyung" ucap Jaemin senang

"Eoh sama-sama Jaemin-ah. Tapi Jaem. Hyung membeli sneaker ini dengan ukuran yang lebih besar. Ya supaya kau bisa memakainya sampai nanti. Dan mungkin tahun-tahun ke depan hyung tidak bisa memberimu hadiah ulang tahun lagi seperti ini. Dan Hyung mohon kau jaga sneaker ini" ujar Sehun yang membuat semua orang kecuali Ny. Choi terdiam.

Semua orang yang ada di ruang keluarga Tuan Choi, Irene, JongIn dan Jaemin kecuali Ny. Choi tercekat mendengar omongan Sehun ini. Seolah omongan Sehun sebagai pertanda jika ia akan pergi jauh.

"Jangan berbicara seperti itu Hyung. Aku tidak suka kau berbicara seperti itu. Kau membuatku sedih tahu" Jaemin menatap Sehun

"Mian Jaem. Hyung tak bermaksud membuatmu sedih" ucap Sehun.

"Tak apa Hyung. Mungkin kau hanya salah bicara saja"
Bukan hanya Jaemin saja yang merasa sedih Tuan Choi, Irene dan JongIn juga ikut merasa sedih dan takut jika tahun depan mereka tidak bisa merayakan ulang tahun bersama-sama.

Ny. Choi merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini.
"Pergi kau anak sial. Kau membuat suasana ulang tahun anakku menjadi berantakan. Pergi ke kamarmu. Dasar pembuat masalah" Ny. Choi tiba-tiba mengusir Sehun karena menganggap Sehun membuat suasana perayaan ulang tahun yang seharusnya menyenangkan menjadi sebuah kesedihan.

"Mianhae eomma. Sehun tidak bermaksud membuat suasana menjadi seperti ini" sesal Sehun menunduk

"Kalau begitu Sehun kembali ke kamar" lanjut pamit Sehun berdiri dari kursinya

"Hyung, Kajima. Tetaplah di sini" cegah Jaemin.

"Biarkan Hyung kembali ke kamar Jaem"

"Biarkan dia pergi ke kamarnya Jaemin-ah. Dia sudah sudah membuat perayaan ulang tahunmu tidak nyaman" ujar Ny. Choi kesal

"Sehun Hyung tetap di sini. Eomma jangan mengusir Sehun Hyung. Kalau eomma mengusir Sehun hyung, eomma akan membuat ulang tahun Jaemin semakin kacau dan mengecewakan " ucap Jaemin dingin

Semua orang tercekat dengan omongan Jaemin yang berbicara dingin dengan eommanya. Jaemin biasanya selalu bersikap manja terhadap sang eomma kini dia selalu bersikap dingin dan membuat semua orang terkejut dengan sikapnya.

Sedangkan Ny. Choi sekarang melirik Sehun dengan tatapan yang sangat dingin. Tatapan yang terpancar sebuah kebencian yang sangat mendalam di mata Ny. Choi. Tatapan tersebut membuat Sehun takut dan menundukkan kepalanya.

"baiklah dia boleh tetap di sini" ujar Ny. Choi yang masih kesal.

JongIn menatap Sehun lalu mengusap pundak Sehun dan memberikan senyum. Mencoba membuat Sehun lebih tenang.

"Baiklah kita lanjutkan memotong kue sekarang" Tuan Choi sebenarnya merasa terkejut dengan pernyataan Sehun tadi. Tuan Choi sedari menahan airmatanya supaya tidak mengalir di depan anak-anaknya.

Setelah acara perayaan ulang tahun Jaemin. Sehun pergi ke kamar Jaemin. Di kamar, Jaemin terlihat senang mendapatkan hadiah-hadiah tersebut. Jaemin juga mencoba sneaker dari Sehun.

"Hey Jaem. Kau suka sneaker dari Hyung" Sehun ikut duduk di samping Jaemin.

Jaemin mengangguk " aku sangat menyukainya Hyung. Sekali lagi gomawo Hyung"

"Mian yang tadi itu Jaem. Hyung tak bermaksud membuat sedih tadi" ungkap Sehun.

Jaemin menghadap ke arah Sehun "Hyung, aku tak suka Hyung berkata seperti tadi. Ini bukan hadiah terakhir Hyung. Tahun depan dan tahun kedepan-depan lagi aku akan tetap mendapatkan hadiah darimu. Kau tidak akan pergi kemana-kemana. Kau akan sembuh. Kita semua akan selalu bersama selamanya. Dan Eomma akan mengakuimu dan menyayangimu" ungkap Jaemin.

"Jaemin-ah, terima kasih kau sudah peduli dengan Hyung. Kau sudah menganggap Hyung seperti kakak kandungmu. Hyung akan berusaha untuk hidup" Sehun menggenggam tangan Jaemin

"Berjanjilah Hyung tidak akan meninggalkanku" Sehun mengangguk dan tersenyum

" Jika Hyung bisa bertahan Jaemin-ah" lanjut Jaemin dalam hati

"Hyung ada hadiah satu lagi untukmu" Sehun memberikan sebuah topi berwarna putih. Sehun memakaikan topi tersebut di kepala Jaemin

"Look. Kau semakin tampan dengan topi ini" kagum Sehun

"Aku akan selalu tampan Hyung" ucap Jaemin percaya diri.

"Minggu depan Hyung ada pertandingan basket. Kau datang ya mendukung Hyung dan JongIn Hyung. Jangan lupa bawa teman-temanmu juga"

"Itu pasti Hyung"

"Hyung kembali ke kamar dulu. Istirahatlah karena besok kau akan diantar mobil barumu" Sehun pergi meninggalkan kamar Jaemin

"Kuharap kau menepati janjimu,Hyung" harapan Jaemin melihat punggung Sehun.




<<<<<>>>>>

Park Family House's

Park Hyun Ae adalah istri dari Dr. Park JungSoo sekaligus ayah dari Chanyeol. Hyun Ae merupakan kakak kandung dari Oh Seohyun ibu kandung Sehun.

Hyun Ae memegang sebuah amplop yang ia temukan di rumah lama ibunya.

"Amplop apa itu ?" tanya Dr. Park

"Ah ini amplop yang aku temukan di kamar Seohyun rumah lama eomma" jawab Hyun Ae

"Mau kau apakan amplop itu?"

"Amplop ini bertuliskan nama SungKyung. Mungkin isi dari surat ini bisa membantu Sehun. Aku yakin isi dari surat menceritakan kebenaran tentang cerita itu. Dan aku harap dengan surat ini bisa mengubah pola pikirannya" ujar Hyun Ae sambil menimang-nimang amplop.

"Kapan kau akan menemuinya?"

"Secepat mungkin"





<<<<<>>>>>

Hari besar pertandingan basket antara Hanshin High School melawan Myungsei High School akan segera di mulai. Tribun sudah ramai dipadati penonton. Di tribun VIP terdapat orang-orang yang mendukung Sehun dan kawan-kawannya. Ada Jisoo yang menonton bersama Seulgi. Jaemin bersama sahabat-sahabatnya.

Di pinggir lapangan semua pemain sudah berkumpul di tim masing-masing mendengar instruksi dari masing-masing pelatih.

Hanshin High School di ketuai oleh JongIn yang beranggotakan tim inti Sehun, Chanyeol, Suho, Xiumin, Johnny, Yuta dan JaeHyun.

Sedangkan Myungsei High School diketuai oleh Jaebum beranggotakan Park Jinyoung, Jackson, Mark Tuan, Bambam, Mingyu, Daniel dan Seungwoo.

Pertandingan dimulai bola pertama didapat tim lawan. Mereka bertanding saling menembakkan bola di ring lawan. Pertandingan basket di dominasi tim JongIn yang terus menyerang. Sedangkan tim Jaebum sedikit kewalahan.

Permainan babak pertama akan berakhir point kedua tim sementara 30-36 untuk tim JongIn. Dan peluit pertandingan babak pertama berbunyi.

Mereka semua beristirahat di bangku pemain. Sehun duduk di bangku pemain dengan napas yang mulai sesak dan wajah yang mulai pucat. Tangan kanannya sedari tadi mengusap dada kirinya. Keadaan itu membuat pemain lain merasa khawatir.

"Sehun-ah gwenchana" tanya JongIn , Sehun mengangguk lemah.

"Jika kau lelah. Kau bisa beristirahat sekarang dan kau digantikan oleh JaeHyun" lanjut JongIn

"Aku akan menyelesaikannya Hyung. Di babak pertama tadi aku sudah terlalu banyak mengambil istirahat. Biarkan aku bertanding sampai akhir" pinta sehun.

"Tapi, Sehun....." ucapan JongIn terpotong setelah melihat Chanyeol mengangguk memberi isyarat "biarkan saja"

"Baiklah, Sehun. Kau boleh bertanding sampai akhir" ucap JongIn terpaksa menuruti Sehun. Sehun terlihat sangat senang.

"Mungkin ini pertandingan terakhirku" batin Sehun





<<<<<>>>>>

Dal. Komm Coffe

Ny. Choi  telah sampai di cafe dan langsung menghampiri seorang wanita seumurannya duduk di pojokan dekat kaca.

"Untuk apa kau menyuruhku kemari, Hyun Ae" tanpa basa-basi Ny. Choi menanyakan maksud dari wanita itu yang ternyata Hyun Ae mengajaknya ke cafe.

"Aku hanya ingin menyerahkan ini" Hyun Ae menyerahkan amplop yang ia ditemukan kemarin.

"Apa ini?" tanya Ny. Choi penasaran

"Bacalah. Itu akan membuatmu mengubah pikiranmu tentang Seohyun dan Sehun, Sungkyung-ah"








TBC.....


Happy Jaemin Days


August Boys

Maaf jika ada typo yang menganggu

Jangan lupa vote.

Terima kasih sudah disempatkan membaca.


Continue Reading

You'll Also Like

10.3K 898 17
❝Jisung tau, Jisung ga pantes buat di maafin.. tapi untuk terakhir kalinya, Jisung minta maaf. Maaf dan terimakasih,❞ ©Jslpynslmny_ start:31 Maret 20...
2K 248 22
[COMPLETED] Sunwoo menemukan buku harian Jeno yang berada di loker sekolahnya. Tidak ada yang aneh akan hal itu, tetapi ini menjadi aneh karena buku...
381K 31.5K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
Little Boy♪ By jii

Teen Fiction

50.4K 4.4K 60
Setiap orang punya alur nya dengan proporsinya masing masing. Tapi, Jisung rasa alurnya terlalu berat untuk ia lalui sejak belia. Tuhan tidak salah m...