I'm Here (Sehun Fanfic) END

By seyoung_kim

164K 9.5K 631

"entah kalian menganggapku ada atau tidak. apa setelah aku mati kalian baru menganggapku dan menyayangiku" oh... More

Cast
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
No update
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Happy Jaemin Days
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
I'm Here Sequel : I'm sorry Chap 1
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 2
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 3
I'M HERE SEQUEL : I'm Sorry Chap 4 ( END)
I'M HERE : Epilog
Project Summer Rain
New Projects
New Work
promote

Chapter 21

4.1K 268 25
By seyoung_kim

Chapter 21



Hari ini adalah terbaik untuk Sehun dan Jisoo pasalnya hari ini mereka akhirnya mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Dan hari ini Sehun dan Jisoo resmi menjadi pasangan kekasih walaupun rasa canggung masih menyelimuti mereka. Karena mereka terbiasa bersahabat lama dan sekarang mereka resmi menyandang status pacaran itu yang membuat mereka canggung.

Setelah itu mereka Sehun, JongIn, Jisoo dan juga SooJung memutuskan untuk makan siang di cafe di area Namsan Tower. Terlihat keceriaan dari mereka berempat. Sang kakak JongIn tidak habis-habisnya menggoda sang adik sedangkan SooJung juga tak kalah menggoda Jisoo.

" Kalian kan baru saja menjadi pasangan, jadi kalian harus mentraktirku dan JongIn " ucap SooJung menggoda. Sehun dan Jisoo tersipu malu

" Aniya SooJung-ah. Biar aku yang mentraktir kalian" ucap JongIn dengan senang hati

" Ya sebagai perayaan aku dan Sehun sekarang sudah berdamai juga "lanjut JongIn

"Jinja Hyung" ucap Sehun senang dan JongIn mengangguk

"Gomawo JongIn-ah. Kau tahu saja kalau dompetku sedang kosong" ucap Jisoo mencoba melucu

"Yak Sehun-ah pacarmu ternyata punya selera humor. Hahaha. Aku akan makan banyak hari ini. Beruntung sekali aku tidak diet hari ini" SooJung mulai menyantap makanan

"Itu karena dia terlalu lama berteman dengan Chanyeol Hyung dan Baekhyun Hyung jadi dia agak sedikit gila" ledek Sehun kepada Jisoo

"Wah, jinja. Pertemanan kalian sepertinya mengasyikan" ucap SooJung

Tak lama makanan datang
"Cha , makanlah kalian" JongIn memerintahkan Soojung, Sehun dan Jisoo makan

Sehun dan Jisoo mengangguk lalu menyantap makanannya.

JongIn dan SooJung asyik makan dengan saling suap-suapan. Sedangkan Sehun dan Jisoo menyantap makanan sambil melihat interaksi pacaran ala JongIn dan SooJung.



Setelah mereka selesai makan, mereka bergegas pulang dari Namsan Tower. Memang hari ini hari terbaik untuk mereka. Mereka senang bisa pergi bersama, bercanda, bermain, berfoto, makan bersama dan menikmati pemandangan.

JongIn mengantar Jisoo terlebih dulu baru dia mengantar SooJung. Kini di dalam mobil hanya ada Sehun dan JongIn. Setelah mengantar SooJung Sehun sedari tadi hanya terdiam sembari memegangi dadanya sesekali dia membuang napas panjang.

"Akh kenapa dadaku sakit lagi seperti kemarin" ucap Sehun dalam hati dan meremas dadanya.
Terlihat Sehun sekarang merasakan dadanya sakit dan wajahnya mulai pucat.

JongIn yang ada di samping Sehun, dia melihat Sehun diam sambil memegangi dadanya dengan nafas tersengal. JongIn yang sedang menyetir memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan melihat keadaan Sehun dengan perasaan khawatir.

"Sehun-ah, gwenchana?" Tanya JongIn yang terlihat sangat khawatir

Sehun melihat JongIn "Na gwenchana, Hyung" Sehun tersenyum kecil

"Apanya yang baik-baik saja,Hun. Wajahmu pucat dan dari tadi kau memegangi dadamu saja. Itu yang kau sebut baik-baik saja,eoh" terlihat JongIn sangat mengkhawatirkan Sehun sampai-sampai dia sedikit terbawa emosinya.

"Kita ke Rumah Sakit sekarang, nde" lanjut JongIn membujuk Sehun sambil menghidupkan mobilnya

Sehun memegang lengan JongIn "aniya,Hyung. Aku tidak mau ke sana. Sebaiknya kita pulang saja ke rumah saja" cegah Sehun

"Tidak. Kita harus ke Rumah Sakit SEKARANG" tolak JongIn

"Andwae, Hyung. Kita pulang ke rumah saja, nde. Ini sudah berkurang. Aku akan minum obat dan ini tidak akan sakit lagi. Kumohon, jangan ke rumah sakit. Aku akan baik-baik saja jika sampai rumah kita" Sehun memohon sedikit merengek sambil menguncang-guncang lengan JongIn

"Baiklah kita pulang ke rumah. Sampai rumah kau harus meminum obatmu" JongIn akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah

"Gomawo, Hyung" Sehun tersenyum

"Ah satu lagi, Hyung. Jangan beritahu ini kepada orang rumah,nde. Aku tidak mau mereka khawatir terutama Appa" Pinta Sehun.

JongIn melihat Sehun, terlihat dari raut wajah Sehun yang seperti orang memohon. Sehun tidak ingin membuat orang-orang di dekatnya khawatir.
"Arraso. Aku tidak akan bilang apa-apa. Istirahatlah sebelum kita sampai rumah"
Sehun tersenyum mengangguk.



<<<<<>>>>>

Sampai di rumah Sehun dan JongIn memasuki rumahnya bersama. Mereka bertemu Ny. Choi di ruang tengah.

"Selamat sore, eomma" Sapa Sehun sambil membungkukkan badannya.

Akan tetapi seperti biasa Ny. Choi bersikap acuh kepada Sehun dengan memalingkan wajahnya kepada JongIn.

"Darimana kau JongIn-ah?" Tanya Ny. Choi kepada JongIn

"Dari main saja bersama Sehun" jawab JongIn singkat dan sedikit ketus

"Dengan dia, JongIn-ah. Kau bermain keluar bersama dia" Ny. Choi menunjuk ke arah Sehun. Sehun yang ditunjuk pun hanya menundukkan kepalanya

"Kenapa eomma. Dia dongsaengku jadi aku bebas kan keluar dengan Sehun. Jadi mulai sekarang eomma tidak berhak melarang ku pergi dengan Sehun. Atau menyuruhku membenci Sehun" ucap JongIn dingin. Dan Sehun, baru kali dia melihat JongIn bersikap dingin kepada sang eomma

"Kaja, Hun. Kembalilah ke kamarmu. Bersihkan dirimu dan istirahatlah" perintah JongIn ke Sehun. Sehun hanya mengangguk menuruti perintah JongIn

"Eomma, Sehun pergi ke kamar dulu" pamit Sehun yang tak digubris oleh Ny. Choi.

Sehun meninggalkan ruang tengah yang menyisakan Ny. Choi dan JongIn. JongIn melihat ke atas lantai duanya memastikan Sehun sudah masuk kamarnya.

"JongIn-ah kenapa kau sekarang bersikap dingin kepada eomma" tanya Ny. Choi

"Aku bersikap biasa saja. Eomma saja menangkap berbeda dari sikapku. Aku bersikap biasa seperti JongIn yang dulu menyayangi adiknya Sehun. Dan eomma jangan pernah lagi mempengaruhiku untuk membenci Sehun. Dari dulu eomma yang selalu mengendalikanku. Dan sekarang aku tidak akan mau dikendalikan oleh eomma lagi. JongIn akan berusaha membahagiakan Sehun selama JongIn bisa. JongIn akan mengganti kesengsaraan Sehun dulu dengan kebahagiaan mulai sekarang. Eomma, JongIn ingin eomma berhenti bersikap seperti ini. Eomma tidak akan bahagia hidup seperti ini. Ubahlah sikap eomma, ubahlah ego eomma, sayangilah Sehun dan akuilah Sehun seperti anak kandung eomma sendiri. Sebelum terlambat eomma" JongIn mencurahkan isi hatinya kepada eommanya. Bahwa selama ini sikapnya memang dikendalikan oleh eommanya Ny. Choi. Dan JongIn pergi meninggalkan Ny. Choi sendiri di ruang tengah.

Sedangkan Ny. Choi hanya bisa diam mendengar penuturan dari sang anak. Dia menatap punggung sang anak yang kini mulai menjauh darinya.
Mungkin benar yang dikatakan Tuan Choi tempo hari bahwa anak-anaknya Irene, JongIn dan juga Jaemin menjauhinya  bukan karena Sehun melainkan karena sikapnya selama ini.



••••••

Sehun selesai membersihkan dirinya. Dia duduk di pinggir kasur king size nya. Memegang botol obat yang sedari tadi dia pegang. Sehun sudah tidak merasakan sakitnya lagi. Sehun mengeluarkan sebutir obatnya lalu Sehun membuangnya di sebuah pot kecil yang isinya berupa sterofoam dan hiasan bunga dekat meja belajar. Membuka sterofoam itu dan  memasukkan butir obat itu di dasar sterofoam. Terlihat di sana banyak sekali obat-obat yang sudah Sehun buang. Selama ini Sehun tidak pernah mengonsumsi obatnya. Dia mengonsumsi obatnya di saat dia merasakan sakit yang luar biasa itu datang.
"Mian" sesalnya sambil menutup kembali pot kecil itu dengan sterofoam dan menancapkan bunga hias itu tadi.


JongIn memasuki ruang kerja Tuan Choi. Terlihat Tuan Choi sibuk dengan dokumennya  . JongIn menghampiri sang Appa yang sedang sibuk itu.

"Apa Appa sibuk?" Tanya JongIn yang duduk tepat di depan sang Appa

"Tidak terlalu. Wae JongIn-ah?" Jawab Tuan Choi berhenti melakukan aktivitasnya

"Ini mengenai Sehun, Appa"

"Kenapa dengan dia?" Tuan menatap JongIn

"Tadi dia merasakan dadanya sakit lagi Appa. Apa yang terjadi dengannya lagi?" Ujar JongIn nampak serius

Tuan Choi menghela napas panjang mencoba tenang untuk menjelaskan ini kepada JongIn
"Jantung Sehun sekarang bermasalah. Itu disebabkan karena kankernya sudah menyebar. Dan kanker Sehun bisa saja menyebar ke tempat lain lagi. Dan kata dokter kankernya sudah memasuki stadium akhir. Suatu saat nanti Sehun juga bisa saja akan merasakan anggota tubuhnya lemah seperti lumpuh. Jika itu menyerang sistem tulang dan persarafannya. Yang Appa takutkan Sehun akan lebih frustasi lagi jika dia suatu saat dia tidak bermain basket seperti impiannya" jelas Tuan Choi

"Appa Sehun tidak akan mampu melepas impiannya menjadi seorang pemain  basket. Adakah kemungkinan Sehun untuk sembuh Appa?" JongIn sudah membendung air matanya

Tuan Choi menggeleng
"Kecil kemungkinannya JongIn-ah. Adapun yaitu dengan kemoterapi. Tapi Sehun tak bisa dikemoterapi dikarenakan kemarin dia mengalami syok"

"Ada satu cara lain yaitu donor sumsum tulang belakang nya" lanjutnya Tuan Choi

"Appa, JongIn bisa mendonorkan sumsum tulang belakang JongIn bisa kan" JongIn menawarkan dirinya mendonorkan sumsum tulangnya

"Apa kau yakin JongIn-ah ?" Tuan Choi memastikan

JongIn mengangguk "Apapun itu demi kesembuhan Sehun" mantap JongIn

"Tapi itu tidak gampang JongIn-ah. Kau harus melakukan test apakah sumsum tulangmu cocok apa tidak dengan Sehun" ujar Tuan Choi

"Jangan beritahu perihal tentang jantungnya bermasalah kepada Sehun dulu,nde. Dan besok kau ikut Appa. Besok Sehun akan check up sekalian kau test kecocokan sumsummu. Selalu jaga Sehun" lanjut Tuan Choi

"Nde Appa" JongIn mengangguk mantap

Di luar ruang kerja Tuan Choi ternyata Sehun sudah mendengar semuanya tentang sekarang jantungnya yang bermasalah. Sehun sedikit terkejut tapi dia lebih terkejut lagi jika Hyungnya JongIn akan mendonorkan sumsum tulang belakangnya dan suatu saat dia tidak bisa bermain basket lagi. Sehun senang mendengar kabar bahwa dia mendapatkan donor. Tapi dia juga tidak mau mendapatkan donor dari sang Hyung. Karena Sehun takut jika sang Hyung mendonorkan sumsum tulangnya akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sehun tidak mau Hyungnya mengalami hal buruk akibat mendonorkan sumsum tulangnya.
"Andwae"bisik Sehun seorang diri dan menggelengkan kepalanya

"Kalau begitu JongIn kembali ke kamar dulu,Appa"
mendengar JongIn akan kembali ke kamar, Sehun lantas cepat-cepat pergi ke kamarnya juga.



<<<<<>>>>>

Keesokan harinya semuanya JongIn, Sehun dan Jaemin sudah siap berangkat ke sekolah sedangkan Irene sedang ada tugas di luar kota dari kampusnya dan harus menginap selama 1 Minggu.

Semuanya kini tengah sarapan bersama-sama lengkap bersama Tuan Choi dan Ny. Choi. Seperti biasa tidak ada percakapan dan hanya ada suara sendok garpu bertemu dengan piring.

Setelah mereka menyelesaikan sarapannya. Mereka bergegas ke mobil masing-masing mereka. Tuan Choi dan Ny. Choi pergi satu mobil ke kantor. Jaemin diantar Kim Ahjushi sedangkan JongIn pergi membawa mobil sendiri.

"Sehun-ah kau mau berangkat bersamaku?" Tawar JongIn

"Aniyo, Hyung. Aku berangkat menggunakan bus saja. Hyung jemput saja SooJung nanti, aku berangkat bersama Jisoo naik bus" tolak Sehun lembut.

JongIn diam merasa tidak nyaman dan khawatir.
"Gwenchana Hyung. Kau tak perlu khawatir. Aku sudah biasa kan naik bus. Dan sekarang sangat sehat. Hyung tak perlu khawatir" Sehun mengerti jika JongIn khawatir jika berangkat naik bus.  Hyung sekarang lebih protektif sekarang.

"Baiklah kalau begitu. Ada pesan dari Appa, kau harus check up nanti siang selesai pulang sekolah nanti. Nanti hyung juga akan mengantarmu" JongIn memperingatkan Sehun. Sehun hanya mengangguk mengerti

"Hyung pergi dulu. Dan hati-hati " seraya JongIn menjalankan mobilnya dan keluar gerbang.

Sehun  juga bergegas berjalan kaki menuju halte bus.

Menunggu bus datang di halte bersama Jisoo yang sudah lebih dulu sampai di halte. Sehun dan Jisoo duduk berdampingan dan dekat. Untuk pertama kalinya mereka berangkat bersama dengan status berpcaran.

Bus yang mereka akan naiki akhirnya datang dan mereka masuk bersama-sama. Mereka duduk bersama dan mendengarkan musik bersama melalui headset Sehun.





<<<<<>>>>>

Hanshin High School

Class 2.1

Sehun dan Jisoo sudah sampai di sekolah dan di kelas. Dan ternyata JongIn sudah datang juga. Kini Sehun duduk berhadapan dengan Jisoo

"Jisoo-ah nanti pulang sekolah temani aku ke toko buku. Aku ingin pergi ke yayasan tempo hari itu. Kau mau kan?" tanya Sehun

Sehun ingin menghindari check up hari ini. Kalau dia tidak check hari ini berarti JongIn juga tidak akan melakukan test itu.

"Hmm aku mau" jawab Jisoo senang

"Ah sebelumnya nanti kita beli beberapa makanan juga untuk mereka. Jangan beritahu siapapun. Arrachi" ujar Sehun yang memainkan telunjuknya ke arah Jisoo

"Arraso" jawab Jisoo.

Sehun pun mengacak lembut rambut Jisoo. Melihat cara mengacak rambut Jisoo berbeda ke empat sahabat Sehun (Chanyeol, Baekhyun, Kyungsoo dan Taeil) curiga.

"Omo kenapa ada yang aneh dengan kalian berdua" curiga Baekhyun mengetuk-ngetuk jarinya di meja

"Iya kalian berdua terlihat aneh hari ini. Cara mengacak rambut Jisoo sangat berbeda Sehun-ah" timpal Taeil

"Apa jangan-jangan kalian....???" Tebak Chanyeol menggantung

"Mwo? " Tanya balik Jisoo sambil meletakkan kedua tangan di pinggangnya

"Kalian berdua sudah pacaran" tebak Kyungsoo yang kali ini tanpa basa-basi

"Kau benar Kyungsoo Hyung" jawab Sehun menaikturunkan alisnya dan tersenyum jahil

"Mwo" mereka berempat kaget bersama

Sehun merasa bangga sedangkan Jisoo tersipu malu sambil memukul lengan Sehun.

"Sejak kapan, Hun-ah ?. Kenapa kau tidak memberitahuku" tanya dan protes Chanyeol

"Kemarin Hyung di Namsan Tower" jawabnya singkat

"Kau harus mentraktir kita" seru Baekhyun

"Benar sekali" timpal Taeil

"Baiklah nanti-nanti pasti ku traktir"

"Assa" seru mereka.



Pulang sekolah Sehun dan Jisoo langsung menuju ke toko buku tanpa diketahui JongIn karena JongIn mengantar SooJung terlebih dahulu.

Sehun dan Jisoo selesai membeli buku. Mereka rata-rata membeli buka bacaan dan buku menggambar mewarnai. Setelah membeli buku tak lupa mereka membeli beberapa makanan di toserba dekat toko buku itu.





•••••

JongIn berkali-kali menghubungi Sehun tidak bisa. Ponsel Sehun mati. Yang memang sengaja dimatikan oleh Sehun.
JongIn sekarang memang menunggu Sehun di rumah bersama Appanya Tuan Choi.

"Sehun kemana, Jong-ah?" tanya Tuan Choi yang juga penasaran kemana perginya Sehun

"Molla Appa. Ponselnya tidak aktif" jawab JongIn yang terus berusaha menghubungi Sehun.

JongIn menyesal tidak membawa Sehun pulang bersamanya tadi.

"Sudahlah JongIn-ah. Mungkin dia kabur dari check up nya hari ini. Memang dia selalu kabur setiap kali check up rutin kata dokter Park JungSoo" ucap Tuan Choi

"Benarkah begitu Appa. Lalu bagaimana testnya Appa?"

"Kita paksa dia check up besok. Kalau perlu kalian tidak usah masuk sekolah untuk besok. Dan mungkin Sehun sekarang pergi ke suatu tempat bersama seseorang. Sudahlah kita paksa saja dia besok pasti dia akan menurut kalau Appa yang memaksa" ujar Tuan Choi

"Baiklah Appa"






•••••••

Kembali ke Sehun dan Jisoo. Mereka telah sampai di Yayasan yang mereka tuju.

Begitu mereka sampai langsung disambut oleh anak-anak di sana. Salah seorang anak laki-laki bernama Shi Woo  langsung memeluk Sehun.

"Hyung, kenapa kau lama sekali tidak kemari" rengek Shi Woo yang manja ke pada Sehun

"Mian Shi woo-ah. Hyung terlalu sibuk jadi lama tidak mengunjungi kalian" Sehun berlutut menyamakan tinggi dengan Shi Woo.

"Apa kalian merindukan, Hyung" tanya Sehun ke anak-anak

"Tentu kita merindukan,Hyung" jawab Shi Woo mewakili anak-anak

"Cha. Kaja kita bermain bersama teman Hyung/Oppa di sini"

"Kaja" semangat anak-anak

Mereka bermain dengan gembira. Anak-anak laki-laki bermain dengan Sehun memainkan sepak bola. Sedangkan Jisoo bersama anak-anak perempuan bermain boneka dan menggambar mewarnai.

Kegembiraan dan keceriaan tergambar dari wajah mereka semua. Tawa lepas dari bibir mereka masing-masing.

Tak terasa sudah hampir 3 jam Sehun dan Jisoo berada di sana dan mereka harus berpamitan kepada anak-anak.






•••••••

Sehun sampai di rumahnya dan kini dia sudah siap mendapat omelan dari Hyungnya. Kini dia melihat Hyung sudah berada di depan pintu kamar Sehun dengan melipat tangan di dada.

"Kemana saja kau Sehun-ah? Kau membuatku khawatir hari ini? Kenapa ponselmu mati? Kau tahu hari ini kan jadwalmu check up, Hun-ah" omel JongIn

"Mian Hyung. Aku lupa kalau hari ini aku jadwal. Dan tadi ponselku low battery. Jadi tidak bisa digunakan. Sekali lagi mian,Hyung" alasan Sehun sedikit menunduk

"Baiklah tak apa. Sebagai gantinya besok kau tidak boleh sekolah. Dan seharian besok kau akan kutemani check up bersama Appa juga" ucap JongIn

"Keundae, Hyung besok kita kan harus sekolah"  potong Sehun

"Tenang Appa sudah mengaturnya dan tidak ada tapi-tapian. Kau harus turuti perintah kami. Dan jangan membantah" tegas JongIn

"Nde Hyung"

"Istirahatlah dan jangan lupa minum obatmu. Arraso"

"Ehmmm"

JongIn meninggalkan pintu kamar Sehun dan Sehun memasuki kamarnya.






<<<<<>>>>

Seoul International Hospital

Keesokan Tuan Choi, JongIn dan Sehun sudah berada di ruangan Dr. Park Jung Soo. Sehun sekarang tengah diperiksa Dr. Park sedangkan Tuan Choi dan JongIn menunggu di meja kantor milik Dr. Park. Selesai pemeriksaan Sehun turun dari ranjang pemeriksaan pergi menghampiri Tuan Choi dan JongIn.

"Sehun-ah bagaimana perasaanmu hari ini" tanya Dr. Park yang duduk di kursi kerjanya

"Feel better samchoon" jawab Sehun seadanya

"Obatmu selalu kau minum rutin kan" Dr. Park memastikan

"Tentu samchoon, setiap hari JongIn Hyung memperingatkanku" Sehun berkata bohong. Memang JongIn setiap mengingatkan tapi Sehun tidak pernah meminumnya

"Baguslah kalau begitu pertahankan terus. Sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Cukup kau istirahat, batasi aktivitas, jangan banyak pikiran dan selalu minum obatmu. Dan jangan kabur dari check up rutinku" nasehat Dr. Park

"Baik aku mengerti, samchoon"

"Baik selanjutnya kau JongIn. Mari kita melakukan test itu. Aku akan mengambil sampel darahmu dan sampel sumsum tulang belakangmu" jelas Dr. Park ke JongIn

"Ne, uisanim"  JongIn beranjak dari kursi dan berjalan tapi lengan ditahan oleh Sehun

"Hyung apa kau yakin mendonorkan sumsummu"

"Aku yakin Sehun-ah. Demi kesembuhanmu. Aku melakukan ini untuk menembus kesalahanku karena sudah pernah jahat kepadamu dulu" JongIn menyakinkan Sehun

"Hyung. Aku tidak mempersalahkan itu selama ini. Aku takut terjadi sesuatu hal buruk jika kau mendonorkan sumsum tulang belakang mu" Sehun semakin mengeratkan pegangan tangan di lengan JongIn

JongIn melihat sang Appa memberi kode meminta tolong menyakinkan Sehun

"Sehun-ah. Kau ingin sembuh kan. Setidaknya biarkan hyungmu melakukan test. Kita kan belum juga tahu hasilnya apa" Tuan Choi ikut ambil bicara

"Appa aku tidak mau JongIn mendonorkan sumsum tulangnya. Aku tidak ingin terjadi hal buruk menimpa JongIn Hyung nanti"

"Sehun tenanglah. Itu tidak akan terjadi " Dr. Park ikut ambil alih menenangkan Sehun

"Kau bohong samchoon. Aku pernah mendengar operasi pencangkokan sumsum tulang belakang beresiko bagi pendonor. Kau pernah berkata itu kepadaku dulu" ketakutan Sehun semakin menjadi

JongIn yang mendengar itu pun juga merasa takut begitu pula dengan Tuan Choi. JongIn berusaha tenang kali ini

"Biarkan Hyung mengikut test dulu" JongIn menepuk pundak Sehun.

Sehun melihat tangan JongIn yang ada di pundaknya.
"Kuharap hasilnya tidak akan cocok"
Sehun keluar dari ruangan Dr. Park diikuti dengan Tuan Choi

JongIn dan Dr. Park menatap kepergian Sehun.
"Adikmu dari dulu memang keras kepala. Dia selalu memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri" ujar Dr. Park

"Kita lakukan test sekarang uisanim. Aku ingin segera menyusul Sehun" ujar JongIn

"Baiklah. Ikutlah denganku. Dan hasil bisa kita lihat besok" titah Dr. Park



Malam hari suasana hening di meja makan. Hanya ada JongIn, Sehun dan juga Jaemin. Tuan Choi dan Ny. Choi pergi ke China sore tadi. Sehun melamun sambil menyantap makanannya.

"Sehun Hyung kau kenapa?" Tanya Jaemin yang melihat Sehun melamun

"Aku tidak apa-apa Jaemin-ah" jawab Sehun

"Apa kau sakit, Sehun-ah. Wajahmu sedikit pucat?" JongIn khawatir karena Sehun menjadi diam setelah pulang dari rumah sakit tadi.

"Gwenchana. Hyung tak perlu khawatir. Aku baik-baik" Sehun memberi senyum palsu

"Apa kau yakin Sehun Hyung?" Tanya lagi Jaemin

"Hyung baik-baik saja Jaemin tampan" Sehun mengacak rambut Jaemin

"Jagalah kesehatanmu Hyung. Aku tak mau kau sakit lagi" ujar Jaemin tulus. Sehun mengangguk dan tersenyum

"JongIn Hyung besok ada latihan basket kan?" Sehun kini kembali ke pada mood nya.

"Ehmmm. Wae?"

"Aku boleh ikut latihan kan. Kan sebentar lagi kita akan bertanding lagi dengan Myungsei High School lagi. Pertandingan final kita" ucap Sehun setengah memohon

JongIn diam berpikir sejenak dan kemudian mengangguk
"Baiklah. Jika besok kau lelah berhenti latihan sebentar. Dan jangan paksakan dirimu jika kau merasa lelah. Arrachi" JongIn mengizinkan

"Gomawo, Hyung" ucap Sehun senang




<<<<<>>>>>

Hari latihan basket tiba. Sehun dan semua anggota tim basket (JongIn, Chanyeol, BaekHyun, Suho, Xiumin, Johnny, Taeyong, Yuta dan JaeHyun  ) sudah berkumpul di lapangan basket sekolah. Pertandingan final basket akan di adakan 2 Minggu lagi. Dan mulai sekarang mereka harus lebih sering melakukan latihan demi kemenangan tim basket mereka lagi.

Latihan mereka dimulai dengan dibagi dua tim : tim JongIn beranggotakan Suho, Xiumin, Taeyong dan Jaehyun sedangkan tim Chanyeol beranggotakan Sehun, BaekHyun, Johnny dan Yuta.

Mereka semua berlatih dengan serius layaknya sekarang mereka sudah menghadapi final. 30 menit latihan belum ada kata lelah dari mereka. Mereka terlihat bersemangat apalagi Sehun.

Di menit-menit terakhir mereka latihan ketika Sehun akan melempar bolanya ke dalam ring. Sehun merasakan tiba-tiba tangan kaku dan menyebabkan lemparan Sehun meleset.

Prittt..........

Peluit tanda berakhirnya latihan ditiup oleh sang pelatih. Mereka semua berhamburan ke pinggir lapangan kecuali Sehun masih terdiam di tengah lapangan sambil menatap telapak tangannya dan menggerak-gerakan jari-jari tangannya.

"Sehun-ah" teriakan Chanyeol sukses membuat Sehun tersadar dari diamnya yang berada tak jauh dari tengah lapangan.

Chanyeol mengisyaratkan Sehun untuk segera ke pinggir lapangan menggunakan kepalanya.

"Nde hyung" Sehun berlari menuju pinggir lapangan.


Istirahat latihan masih berlangsung, Sehun duduk di kursi pemain, mendribble bola basket sambil melamun mengingat perkataan Appa dengan JongIn tempo hari
"Suatu saat nanti Sehun juga bisa saja akan merasakan anggota tubuhnya lemah seperti lumpuh. Jika itu menyerang sistem tulang dan persarafannya. Yang Appa takutkan Sehun akan lebih frustasi lagi jika dia suatu saat dia tidak bermain basket seperti impiannya" kata-kata sekarang terngiang di kepala Sehun.

"Sehun-ah" Chanyeol mengagetkan Sehun dengan menepuk pundaknya

"Kau mengagetkanku,Hyung" kesal Sehun

"Mian. Lagi pula dari tadi aku melihatmu melamun. Ada apa hah ?" Chanyeol mengambil bola yang dipegang Sehun dan duduk di sebelah.

"Tidak ada apa-apa, Chan hyung"

"Kalau ada yang mengangjal di hatimu, coba ceritakan ke Hyung. Kau percaya kan dengan Hyung" Sehun mengangguk

"Waktu latihan tadi tanganku tiba-tiba merasa kaku dan sulit digerakkan,Hyung" Sehun mulai bercerita

"Sejak kapan mulai merasakan itu?" Tanya Chanyeol

"Baru kali ini, Hyung" lirih Sehun

Sehun dan Chanyeol kini sama-sama diam keduanya sama-sama bingung tidak mengerti.

"Nanti aku akan beritahu mengenai hal ini kepada Appa, nde. Jangan terlalu dipikirkan Sehun. Kalau kau kebanyakan pikiran tidak baik untuk kesehatanmu, nde" ujar Chanyeol menghibur Sehun

"Satu lagi,Hyung. Jangan beritahu tentang ini kepada JongIn hyung " pinta Sehun, Chanyeol mengangguk mengerti.

"Kau mau latihan lagi?"

"Aku istirahat sebentar lagi dulu, Hyung"

"Aku latihan lagi,nde" Chanyeol berlari ke tengah lapangan dan berlatih lagi.


Masih di tempat sama masih di area lapangan basket lebih tepatnya di ruang ganti. JongIn menerima pesan dari Appanya bahwa hasil test kemarin sudah keluar. Dan hasil dari test tersebut menunjukkan bahwa sumsum tulang belakang JongIn TIDAK COCOK dengan Sehun.

JongIn menggenggam erat ponsel dan tangan bergetar.
"Mianhae Sehun-ah" tanpa disadari airmata JongIn mengalir.









TBC


Maaf UP nya lama. Hp author kemarin habis kecopetan. Dan chapter 21 sebenarnya sudah jadi harus diketik ulang.


Maaf typo berterbangan


Jangan vote dan komen


Terima Kasih, Thanks you, Gomapto sudah disempatkan membaca









Continue Reading

You'll Also Like

10.3K 898 17
❝Jisung tau, Jisung ga pantes buat di maafin.. tapi untuk terakhir kalinya, Jisung minta maaf. Maaf dan terimakasih,❞ ©Jslpynslmny_ start:31 Maret 20...
1.4M 124K 65
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
221K 23.7K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
1.4M 19.6K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...