Entangled with The Jerk [AXTO...

By desschya

803K 49.5K 1.8K

Berawal dari sebuah kecelakaan dialami Juliet Carmen Axton, yang mengharuskan seorang Victor Melvin Dwight, C... More

WARNING
PROLOGUE [New Version]
01. Accident
Story Characters
02. Take Care Of
03. Who Are You?
THE DEVIL HELL (New story)
04. Annoying Man
05. Kisser
06. Go
07. Ex Boyfriend
Senandika (New Story)
08. My Familly (1)
09. Alkohol
10. Stupid Girl
11. Went
13. Who?
14. Touch Mine
15. Substitute
16. Angel-Hearted Devil
17. Sweet Smile
18. Kisser
NEW STORY
19. Juliet Attack
20. Still Loving You
21. Secret Mission
22. Secret Mission (2)
23. Worry
24. My Anxiety Part
25 You Are Mine Now
26. My Kitten
27. Melviner Company
28. Sun Garden
29. Identical
30. Be My Girl
31. My Queen
32. A Man's Promise
33. A Sudden Shot
34. Come with Me to Hell
35. Move Stocks
36. Try to Open Up
37. Dropped
38. Was Revealed
39. Numb
40. Disappeared
41. New York
42. still mine!
43. One Place
44. In Front of You
ATTENTION!
DELLURA
45. Will Return?
The Cruel Boyfriend 2
46. Important Secret
47. Over Protective
48. Having Fun
49. Begamo
50. Grateful to Have You
EPILOG

12. The Cold Man is Back

14.5K 1K 21
By desschya

DON'T COPY MY STORY!!!

***

Beberapa bulan setelah kejadian itu tidak ada hubungan lagi antara Victor dan Juliet, mereka masih menyepakati tentang kebohongan publik tersebut. Media terus mengincarnya membuat Juliet tidak tahan, dia khawatir masa lalunya akan terbongkar di media massa.

Untungnya Victor berhasil mencuri perhatian wartawan, dia mengatakan jika kekasihnya, Juliet, sedang mengerjakan tugas akhirnya dan diminta untuk tidak mengganggunya. Juliet sangat bersyukur itu terjadi, Victor membantunya tanpa dia minta. Padahal mereka berdua sudah jarang bertemu kembali.

Victor sudah berada di Hongkong beberapa bulan lalu untuk membangun cabang barunya di sana.

Kini Juliet berada di universitasnya, fokus untuk menyelesaikan tugas akhirnya, akhirnya sidang skripsi telah dia lewati dengan baik dan sangat menakjubkan.

Kedua temannya, Hellen dan Brice memberikan sebuah buket bunga dan boneka yang lucu. Mereka memberikan ucapan selamat kepada Juliet.

"Akhirnya sahabatku yang aku sayangi lulus empat tahun," ungkap Brice dengan memeluk gemas Juliet.

"Dia sangat pandai, aku tidak meragukannya lagi," kata Hellen terkekeh dan mengusap lengan Juliet lembut.

Disaat seperti ini, seorang pria datang membuat degup jantung Juliet berdetak dengan kencang. Dia melihat pria itu menghampiri dengan buket bunga mawar merah yang besar, tersenyum tulus kepadanya.

"Selamat atas kelulusanmu, baby," kata Jordan dengan memeluk erat Juliet.

Kini Jordan memang telah kembali ke New York dan menetap di sana, mereka sudah berhubungan baik kembali sejak tiga bulan ke belakang.

"Terimakasih, Jordan," kata Juliet tersenyum tulus, pria itu masih romantis tentunya.

"Sebelumnya Nick izin tidak datang kemari merayakannya. Istrinya sedang demam tinggi," kata Jordan, Juliet mengangguk mengerti.

Nick baru saja menikah dengan wanita yang dia cintai dua minggu yang lalu. Wajar pengantin baru tidak ingin jauh-jauh untuk berpisah.

"Oh iya ke mana kekasihmu itu, apakah dia masih berada di Hongkong?" tanya Hellen kepada Juliet yang menjadi kaku.

Jordan mendengarnya langsung memutar kedua bola mata dan itu disadari Juliet.

Hellen dan Brice mengetahui jika Juliet mempunyai kekasih. Bahkan seluruh dunia tahu jika Juliet adalah gadisnya Victor Melvin Dwight, pengusaha tampan dan terkaya setelah Axton Company. Kedua sahabatnya sempat protes dan marah karena Juliet tidak pernah bercerita dan terdengar dekat bersama seorang pria, lalu tiba-tiba mempunyai pacar.

Mereka ingin sekali berkenalan dengan Victor lewat Juliet, sayangnya pria itu memiliki jam terbang tinggi dan tidak mempunyai waktu, bahkan untuk kekasihnya sekalipun. Kekasih pura-puranya.

"Dia sibuk dengan proyek barunya, kau tahu kami punya kesibukan masing-masing. Maksudku, kita belum sempat bertemu lagi beberapa bulan. Setelah kami dari Seattle, dia terbang kembali ke Hongkong," kata Juliet menutup kegugupannya.

"Jadi kalian sudah tidak bertemu beberapa bulan?" tanya Hellen menatap Juliet terkejut, Juliet menganggukan kepalanya saja.

"Kami masih berhubungan lewat video call dan telepon," kata Juliet tersenyum, dan semuanya hanya kebohongan.

Juliet sudah ingin memutuskan hubungan palsu ini, dia sangat tidak nyaman apalagi orang-orang menatapnya berbeda tidak seperti dulu. Victor masih enggan membuka suara untuk merencanakan kapan mereka mengakhiri semuanya.

Dia dan Victor tidak saling menghubungi lewat media sosial, bahkan Juliet tidak tahu akun milik Victor sama sekali. Juliet bingung harus berkata seperti apa.

"Pacarmu itu tidak memberi kejutan untukmu di hari paling penting ini?" tanya Brice dengan menaikkan satu alisnya.

"Tidak, mungkin dia sibuk," kata Juliet santai.

"Sebenarnya siapa pacarmu, Jordan apa pria tampan itu?" tanya Brice malas.

"Astaga, putuskan saja. Dia tidak peduli akan kelulusan sahabatku ini, bahkan mantanmu saja datang untuk merayakannya," ungkap Hellen melirik Jordan yang mengangkat kedua bahunya.

"Siapa yang menyuruhmu memutuskanku?" tanya seseorang datang dengan beberapa pengawalnya.

Pria yang memakai kemeja bewarna putih dengan dua kancing atas terbuka, lalu kacamata hitam terpasang memperlihatkan hidung mancungnya dan ketegasan wajahnya.

Juliet tergejolak kaget begitupun yang lainnya, kedatangan pria ini tidak disangka-sangka. Bukankah dia masih bekerja di Hongkong?

"I miss you," lirih Victor memeluk pinggang Juliet dan memberikan tatapan lembut kepadanya. Hal itu terlihat oleh Jordan kedua kalinya setelah sekian lama,

"Selamat atas kelulusanmu, maaf aku pergi terlalu lama."

Juliet hanya tersenyum saja, dia merasa canggung bertemu kembali dengan Victor dengan keadaan seperti ini. Pria itu memeluk pinggangnya posesif di hadapan sahabat dan Jordan yang menekan rasa cemburu kuat-kuat.

Juliet merasa kaku dan bingung harus melakukan sesuatu, karena mereka sudah lama tidak berjumpa. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang, lebih kencang saat Jordan selalu membuat kejutan kepadanya.

Juliet memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan wajah dia yang berubah merah.

"Hai perkenalkan aku Hellen dan ini Brice, kami sahabat Juliet," kata Hellen tersenyum ramah, mencoba menghilangkan rasa bersalahnya begitu juga Brice.

"Aku mempunyai kejutan untukmu," kata Victor menunduk menatap Juliet dan tidak mengacuhkan ucapan kedua sahabatnya Juliet.

Menarik Juliet menjauh dari mereka bertiga, tanpa sepatah katapun yang diucapkan Victor.

Sial, aku diabaikan pria ini, menyesal aku untuk menyapanya.

Tenang Brice, aku ada dipihakmu.

Kedua batin Hellen dan Brice saling berbicara dalam diam.

***

Mereka berdua ada di restoran bintang lima, dengan konsep elegan. Restoran mahal tentunya dan tidak banyak orang, hingga mereka bisa menikmati makanan penuh sukacita dan begitu privasi.

Juliet masih terus menatap Victor yang hanya fokus dengan makanannya, sampai bunyi sendok berdenting saat pria itu menaruhnya. Lalu menatap Juliet dingin.

"Kau terus menatapku saat sedang makan."

"Kenapa?" tanya Juliet polos dengan wajah tidak berdosanya.

"Makanlah, piringmu masih setengah utuh."

"Aku ingin berbicara denganmu," kata Juliet dengan serius, wajah Victor datar namun matanya masih bersinar dengan tajam ke arah Juliet.

"Kau akan berbicara setelah memakan makananmu, aku tidak ingin bicara jika kau belum memakannya."

Juliet mengembuskan napasnya dengan pasrah, lalu dia memakan makanan yang dihidangkan di hadapannya dalam diam. Setelah makanannya habis Juliet langsung kembali menatap Victor yang daritadi terus melihatnya makan dengan tatapan datar.

"Kau pulang sejak kapan?" tanya Juliet.

"Kemarin."

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku sebelum aku tahu kedatanganmu pulang."

"Bukan urusanmu."

"Aku tidak bisa menghubungimu, aku tidak mempunyai nomor teleponmu, aku tidak tahu sosial mediamu."

"Kau tidak perlu menghubungiku, anak buahku mulai sekarang akan terus mengawasimu."

Juliet mengernyitkan dahinya kebingungan.

"Apa maksudmu?"

Victor menyerahkan handphonenya ke arah Juliet, dan gadis ini melihat artikel yang menggosipkan dirinya sedang bersama seorang pria bukan Victor di sebuah cafe. Juliet tahu itu adalah Jordan mereka selalu bersama saat Victor pergi ke Hongkong.

Artikel itu mengatakan jika Juliet sedang berkencan dengan seseorang, disaat hubungan tidak jelasnya dengan Victor belum ada kepastian apa mereka sudah putus atau tidak. Beberapa komentar Juliet lihat, dari komentar yang tidak peduli, yang menanggapi postif jika Jordan adalah saudara atau temannya.

Tapi ada satu komentar yang mengatakan begitu menyakitkan.

Jalang, memacari beberapa pria di New York kau tidak pantas dengan Victor

Berselingkuh disaat kekasihnya sedang mencari uang untuk membuatmu bersenang-senang, apa kau bercanda?

Murahan sekali

Aku harap dia segara memutuskan hubungannya.

Komentar terakhir yang dibaca Juliet tanpa sadar hatinya merapalkan kebenaran itu. Namun, dia ingin putus baik-baik dimata publik tidak dengan berita 'skandal dirinya dengan pria asing si belakang Victor' sangatlah menjijikan, dan merusak reputasinya.

"Jahat sekali komentarnya," ungkap Juliet lalu melirik Victor dengan cemas.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya.

"Aku tidak tahu."

"Tapi pemberitaan itu tidak benar, mengapa hidupku menjadi rumit sekali, Victor."

Pria ini tertegun saat Juliet pertama kali memanggilnya dengan nada cemas, dan membuatnya merasa resah juga.

"Itulah sebabnya aku pulang, kau bukan hanya merusak reputasimu di depan publik. Melainkan aku juga, orang-orang akan berkomentar seorang pria sukses dan tampan sepertiku diselingkuhi, aku tidak ingin disebut pria bernasib malang yang ditinggal selingkuh."

Juliet berdecih sebal. "Sangat percaya diri sekali kau mengatakan dirimu tampan." Walau memang benar kau sangat tampan, lanjut Juliet dalam hati.

"Tidak ada yang boleh meninggalkan Victor Melvin Dwight, harusnya aku yang meninggalkan bukan ditinggalkan," katanya dengan tajam, tersirat sebuah makna yang dalam.

Dia melihat ke arah Juliet dengan tatapan bersinar tajam.

"Tetaplah berpura-pura dalam drama ini hingga berita itu hilang."

***

Juliet membersihkan dirinya setelah pulang ke apartemennya, menyegarkan kembali tubuhnya yang lelah. Dengan masih memakai lingerie kimono berwarna merah miliknya, dan handuk yang menutupi rambut basahnya.

Duduk di sofa tidak jauh dengan ranjangnya, pikirannya sedang berkelana ke mana-mana. Lamunan Juliet buyar saat melihat teleponnya berdering, nama Jordan tertera di sana membuat Juliet langsung mengangkat teleponnya.

'Hai Juliet'

"Hai Jordan, ada apa kau menghubungiku?" tanya Juliet kepada Jordan di seberang sana.

'Entahlah, aku hanya ingin menghubungimu saja. Mungkin aku rindu dengan mantan tersayangku ini'

Terdengar suara kekehan di sana membuat Juliet ikut terkekeh. Sampai raut gelinya berubah di wajah gadis yang diterangi sinar rembulan tersebut.

Mengingat pemberitaan itu, dia harus membatasi jaraknya dengan Jordan.

"Jordan aku ingin berbicara," kata Juliet dengan nada serius.

'Katakan saja jika kau ingin berbicara, love'

"Aku ingin kita saling menjaga jarak sementara," kata Juliet dengan ragu, sampai dia tidak mendengarkan suara ramahnya Jordan.

Seketika hening selama lima menit, sambungan masih terhubung dengan pria itu. Namun keduanya masih bungkam tidak mengeluarkan suara.

Mereka sama-sama berada dalam pikirannya, berkecamuk dengan perdebatan dalam otak yang berbeda.

'Kau serius dengan itu?' tanya Jordan akhirnya selama sekian lama mereka saling diam.

"Iya, aku hanya tidak nyaman saat Victor –maksudku kekasihku sudah pulang."

'Kau hanya menjadikanku pelampiasan saat kekasihmu tidak ada?'

Terdengar nada geraman di sana.

"Tidak! Tidak bukan itu, hanya saja kita sedang digosipkan. Aku tahu dalam sebuah artikel kalau kau adalah selingkuhanku, lalu aku melakukan skandal bersama pria lain disaat Victor tidak ada. Aku tidak pernah menjadikanmu pelampiasan, semua yang kita lakukan saat itu aku sangat tulus. Tapi aku takut publik menganggapku wanita tidak tahu diri," ungkap Juliet dengan cemas, berharap Jordan mengerti akan posisinya.

Hembusan napas kasar pria itu terdengar begitu jelas di telinga Juliet.

'Aku mengerti, aku tidak mau publik menganggap kau wanita tidak benar. Namun jika aku menghubungimu, apakah aku masih bisa?'

"Kau bisa menghubungiku kapan saja Jordan."

'Baiklah aku mengerti, jaga kesehatanmu.'

"Kau juga, jangan lembur dan memaksakan diri saat bekerja."

'Juliet, aku mencintaimu'

Degup jantung Juliet berdetak dengan sangat kencang, dia merasakan ucapan itu sangat tulus. Dia menggigit bibir bawahnya, dan tidak menjawab perkataan Jordan setelah pria itu mengatakan cintanya.

Entahlah Juliet rasa perasaannya sulit untuk dibaca, ada rasa senang jika Jordan mengatakan itu. Dalam lebuk hatinya dia ingin sekali kembali ke dalam pelukan pria itu, tapi mengapa disaat dia dekat dengannya debaran itu tidak sehebat dulu?

'Hahaha lupakan saja, anggap aku sedang melantur, rasa ngantukku menyerang saat ini. Selamat malam Juliet, mimpi indahlah, aku harap bisa memimpikanmu kembali jatuh cinta kepadaku. Aku tidak akan pernah berhenti bermimpi, karena di mimpi aku tidak pernah mengenal kata akhir.'

Sambungan telepon terputus. Juliet melihat handphonenya dengan nanar.

"Selamat malam juga Jordan, bermimpilah sesukamu. Tapi jangan mimpikan aku yang tidak akan bisa menjadi mimpi akhirmu."


*To be Continue*

Jangan lupa komen dan kasih bintang yah, tinggalkan jejak kalian setelah membaca. Bentuk support kecil kalian sama aku hehe.

Btw kalian jangan lupa mampir ke instagram; desycahyaaa hahaha.

See u semuanya.

®Desschya,
25 April 2020.

Continue Reading

You'll Also Like

336K 23.2K 32
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
368K 6.4K 17
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
6.6M 334K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
425K 17.4K 34
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...