Give Your Heart A Break (5 Se...

Autorstwa hemmookie

19.8K 954 75

Luke Hemmings, lelaki dingin yang baru kembali dari Gold Coast setelah sebelumnya dimutasi oleh orang tuanya... Więcej

Give Your Heart A Break (5 Seconds Of Summer)
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
ANNOUNCEMENT
Chapter 15
PENTING
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Penting Gerenting!!

Chapter 9

829 42 1
Autorstwa hemmookie

Alone

           Luke mencium kening Carrie. Jacob berlenggang pergi tanpa sepengetahuan Carrie. Dan disisi lain, seseorang memperhatikan dengan tatapan kesal. "Sialan, dia unggul." gerutu orang itu.

---------------------------------------------------------------------

~Author POV~

             Hari Senin yang cerah. Carrie sudah berada disekolah. Dan kini tengah berada diloker, mempersiapkan buku-bukunya. Dia ingat, ada pelajaran Sejarah dan dia satu kelas dengan Luke. Saat dia mengeluarkan catatannya, dia melihat selembar kertas.

Kau tahu? Aku sebal padamu. Jauhi mereka, terutama Luke!!!!

-SA

                Carrie hanya membacanya dengan bingung. Tulisannya, seperti Carrie kenal. Tapi, siapa? "CARRIE!!!!!" teriak Ashton yang berlari. Dengan sigap, Carrie meremas kertas itu dan memasukan keloker. "Hai, Ash!!" sapa Carrie tak kalah ceria. "Kau tahu, aku masih senang kita juara, kemarin." ujarnya. Carrie hanya tersenyum. Ya, kau senang. Tapi tidak denganku. celoteh Carrie kesal dalam hati.

                Tak lama, Calum, Michael, dan Luke datang. "Kau terlalu bersemangat!!" ujar Calum. "Bagaimana tidak? Kita juara. Kita akan ke London dan menandatangani record deal." jawab Ashton. Luke yang mendengar itu, melirik Carrie yang tertunduk, kemudian mendongak sambil tersenyum tipis. Luke tahu, Carrie benar-benar sedih.

               Carrie, yang awalnya tidak menyadari Luke memperhatikannya, kini menyadarinya. Dia hanya tersenyum tipis, dan mengangguk lemah menandakan dia baik-baik saja. "Carrie, sebaiknya kita ke kelas sekarang!" ajak Luke.

"Memangnya kalian satu kelas?" tanya Michael.

"Ya. Sejarah." jawab Carrie.

"Oke kalau begitu, sampai bertemu nanti." ujar Calum.

"Eh, tapi tunggu. Ash, apa Jacob masih di Sydney?" tanya Carrie.

"Jacob? Kenapa kau menanyakan Jacob?" tanya Ashton heran.

"Tidak. Aku hanya ingin bertemu. Kemarin kami sempat mengobrol sebentar, namun dia melupakan sapu tangannya."

"Oh, kalian sudah saling kenal, toh. Mungkin pulang sekolah, aku minta dia menjemputku. Jadi, kau bisa bertemu dengannya?"

"Oh, baiklah. Terimakasih."

-------------------------------------------------------------------------

~Luke Hemmings's POV~

"Eh, tapi tunggu. Ash, apa Jacob masih di Sydney?" tanya Carrie.

"Jacob? Kenapa kau menanyakan Jacob?" tanya Ashton heran.

"Tidak. Aku hanya ingin bertemu. Kemarin kami sempat mengobrol sebentar, namun dia melupakan sapu tangannya."

"Oh, kalian sudah saling kenal, toh. Mungkin pulang sekolah, aku minta dia menjemputku. Jadi, kau bisa bertemu dengannya?"

"Oh, baiklah. Terimakasih."

             Kalian tahu? Saat Carrie menanyakan soal Jacob, sepupu Ashton yang menjadi member band lain dan yang memberikan sapu tangan disaat dia menangis, membuat hatiku sakit. Ya, kalian bayangkan, jika orang yang kalian suka mencari orang lain yang menjadi orang pertama yang mengulurkan sapu tangan disaat dia menangis?

           Walau akhirnya kau bisa membuat dia berhenti menangis setelah orang itu. "Luke, sebaiknya kita ke kelas." ajak Carrie. Aku terbangun dari lamunanku. "Ayo!" jawab ku. Kami berdua pamit pada Calum, Ashton, dan Michael. Lalu berlenggang menuju kelas Sejarah. Sepanjang jalan *Author lebay*, aku dan Carrie hanya diam. "Kapan kalian ke London?" tanya Carrie. Lagi-lagi dia yang memulai memecah keheningan.

"Musim panas ini." jawabku.

"Bagaimana dengan kuliah?" tanya Carrie lagi.

"Entahlah. Aku, Michael, dan Calum berencana masuk Norwest Christian College. Tapi, mungkin bisa diatur.

                 Kulihat, Carrie hanya mengangguk saja. Dia tidak mengatakan apapun. "Bagaimana denganmu?" tanyaku balik.

"Aku? Entahlah. Aku ingin menetap disini. Aku mungkin akan mengambil UTS. Tapi lihat nanti. Aku berharap bisa disana seperti Austin." jawab Carrie.

"UTS? Mengambil jurusan apa?"

"Arsitektur."

"Wow, ternyata kau berbeda dari covermu ya?"

"Hahaha, kau ini. Memangnya cover ku kenapa?"

"Ya kau tahu, orang mengira kau dingin dan sombong. Karena kau tahu lah. Tidak dekat dengan seorang manapun."

"Aku tahu. Tapi kau, dan ketiga sahabatmu, berhasil membuatku membuka.diri pada orang-orang. Apalagi sekarang, aku mencoba lebih dekat dengan Abby, Aubrey, dan Belinda."

               Aku hanya tersenyum mendengarnya. Kalian tidak tahu, seberapa bahagia saat dia menyebutkan kalimat itu. Apalagi, namaku pertama yang ia sebut. "Bagus kalau begitu. Setidaknya, masih ada mereka jika aku dan yang lain berada di London. Dan membuat kami sedikit tenang." jawabku.

"Haha, iya. Tapi Luke, bisakah kau membatalkan untuk pergi ke London? Aku tak mau kesepian karena kalian tidak ada disampingku."

            Mendengar permintaan Carrie, membuat hatiku, terasa ditusuk ribuan jarum. Jika begini, sudah kupastikan, aku tidak akan tenang untuk meninggalkan Carrie walau ada Abby, Aubrey, dan Belinda. "Kau ingin aku tinggal?" tanyaku memastikan. Dia hanya diam. "Baiklah kalau itu maumu. Aku akan keluar band dan-"

"Hei, tidak. Aku hanya bercanda, Luke. Kau benar berpikir sampai sejauh itu ya?" potong Carrie cepat.

"Habis, ku pikir, kau benar ingin aku ada disini bersamamu. Tapi jika itu benar, aku akan melakukannya."

"Kau gila, Luke. Ini impianmu. Aku ini, bukan sahabat yang manja. Jangan sekalipun kau korbankan ini semua hanya karena aku. Oke?"

"Kau yakin akan baik saja jika kami pindah ke London?" tanya Luke.

"Ya, aku akan baik-baik saja."

"Promise me?"

"I promise to you."

              Setidaknya, walau hanya berjanji membuat ku tenang. Namun hanya sedikit ketenangan. Bukan banyak ketenangan. Dan perasaanku mengatakan, sesuatu akan terjadi. Semacam, perubahan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

           Pulang sekolah sudah tiba. Aku kini berada di loker. Namun aku melihat Carrie, seperti membaca sesuatu dan meremas kertas itu. Dan membuangnya sembarangan. "Carrie, Jacob sudah datang. Dia ada di tempat parkir." pekik Ashton. "Baiklah. Luke, aku kedepan dulu. Aku tunggu disana ya!"ucapnya yang langsung berjalan bersama Ashton dan Michael. "Jangan cemburu, boy!" ucap Calum.

             Aku memutar bola mataku jengah. "Jangan lama-lama. Cepat!" seru Calum. Aku hanya mengangguk. Tak lama, Calum berjalan menyusul Carrie, Ashton, dan Michael. Segera kututup lokerku. Dan mengambil kertas yang Carrie buang. Dan membacanya.

Beraninya kau dekat dengan Luke-ku. Awas kau! Kau, akan menerima akibatnya!

-SA

            Oke, siapa yang mengaku bahwa aku adalah milik orang ini? Dude, c'mon. I'm not a thing. I'm human. Dengan segera aku berlari menyusul mereka yang sudaj diluar. Saat sampai, kulihat Carrie dan yang lain sedang mengobrol dengan Jacob. "Itu Luke." pekik Ashton.

"Kemari, boy!" ajak Calum.

"Jangan panggil aku dengan itu!" ucapku dingin. Aku tidak suka dipanggil boy, walau kenyataan aku adalah seorang anak laki-laki.

"Sudahlah!" lerai Carrie.

"Ehm, maaf. Tapi Carrie, apa keperluan mu dengan sepupu sok gantengku ini sudah selesai? Aku ingin pulang." ucap Ashton.

"Oh ya. Sudah." jawab Carrie.

"Kau mau kami antar, Carrie?" tawar Jacob.

                Hatiku mulai panas. Apa maksudnya itu? Hei, ada aku yang mnjaga Carrie, bung! "Tidak, tapi-"

"Ayolah, kumohon!" mohon Jacob.

                Carrie memandangku, namun aku mengalihkan. "Aku ada urusan mendadak. Aku duluan!" seru ku tiba-tiba. Tak tahan dengan kondisi ini. Huh, sepertinya aku ingin menyendiri sekarang. Mungki. mengelilingi Sydney? Atau ke Sydney Aquarium? Itu hanya untuk menghibur diri. Aku segera mempercepat jalanku menuju halte.

---------------------------------------------------------------------------

~Carrie Stanton's POV~

"Kau mau kami antar, Carrie?" tawar Jacob.

        Aku harus jawab apa? Aku-kan ingin pulang bersama Luke. Aku akan menolaknya. "Tidak, tapi-"

"Ayolah, kumohon!" mohon Jacob.

         Sialan laki-laki ini. Berani memotong kalimatku. Aku menatap Luke, bermaksud supaya kita mau atau tidak menerima tawaran menyebalkan Jacob ini. Namun dia mengalihkannya. Dan tak lama, mendongak setelah kulihat menghembuskan nafasnya kasar.

"Aku ada urusan mendadak. Aku duluan!" ucap Luke yang langsung berjalan pergi.

         Luke pergi begitu saja? Dia kenapa? "Carrie?" panggil Jacob. "Y-ya?" balasku. "Jadi?" tanya Jacob lagi.

"Apa?"

"Aduh, telmi sekali kau, Stanton. Kau mau kami antar tidak? Lagipula, Luke ada urusan mendadak." sambung Ashton.

"Well, baiklah." jawabku terpaksa.

         Bisa kulihat, senyuman hangat nan menawan, yang bisa menbuat gadis-gadis meleleh. Tapi aku, biasa saja. Kemudian, aku, Ashton, dan Jacob meninggalkan Calum dan Michael. Tapi kami sudah berpamitan. Aku hanya menghela nafas. Apa Luke benar ada urusan mendadak? Entah, perasaan ku tidak tenang.

         Tak lama, ada sms masuk di iPhone ku. Dari Calum? Tumben.

From: Calum 'Kiwi' Hood

Kenapa kau menerima tawaran Jacob itu, huh? Dasar bodoh!!

         Aku menautkan alisku. Apa maksudnya si Kiwi ini?

To: Calum 'Kiwi' Hood

Apa maksudmu, Kiwi?

           Namun, tak ada balasan. Sampai 5 menit kemudian, ada balasan.

From: Calum 'Kiwi' Hood

Dasar Carrie, bodoh!!! -_______-

               Apa maksudnya Calum ini, Tuhan???

---------------------------------------------------------------------

~Ashton Irwin's POV~

           Tiba-tiba ada sms masuk di iPhone ku. Calum?

From: Cal Pal

Dasar bodoh!!! Sahabat mu sendiri sudah menyukai Carrie lebih dulu, daripada sepupu sok konyol dan sok ganteng mu itu. Bukannya kau membantu Luke. Kau lihat tadi, tidak? Luke terlihat lesu. Payah kau!!!

               Astaga, bodoh sekali kau Ashton Irwin!!! Bodoh!! Masa tidak menyadari kalau Luke terlihat lesu? Aduh, bagaimana ini? Aku ragu soal Luke sekarang. Kira-kira dia dimana ya? Aku mengirim pesan pada Luke. Kuharap dia tidak patah hati yang berkepanjangan.

-----------------------------------------------------------------------

~Luke Hemmings's POV~

        Aku sedang di Sydney Aquarium. Melihat berbagai macam ikan yang ada disini. Well, aku sedang tidak mood jika aku pulang sore ini. Tak lama, ada sms dari Ashton.

From: Ashton Irwin

Luke, dimana kau? Kau tidak berbuat aneh-aneh bukan? Hubungi aku, secepatnya!!

          Berlebihan sekali. Aku hanya sedang tidak mood saja. Mereka kira aku akan bunuh diri melihat Carrie yang dibujuk seperti itu oleh si Jacob sok keren itu?

To: Ashton Irwin

Kau kira aku akan bunuh diri melihat Carrie diajak oleh sepupumu yang menyebalkan? Aku bukan orang yang berpikiran dangkal. Aku hanya butuh moodbooster dan waktu ku sendiri.

        Aku segera mematikan iPhone ku. Oh iya, aku sudah memberitahu Mom kalau aku akan pulang jam 8. Kini aku bisa melanjutkan jalan-jalanku dengan tenang.

------------------------------------------------------------------------

~Author's POV~

         Luke berjalan dari halte bis sekitar jam 8:15 pm. Memang tidak jauh Sydney Aquarium dengan daerah rumahnya. Hingga ia melihat seorang gadis tengah bermain basket di lapangan yang beberapa bulan lalu menjadi tempatnya bertemu dengan gadis itu untuk pertama kali.

         Luke memutuskan untuk jalan saja, seperti dia tidak melihat gadis itu. Namun... "Luke, kaukah itu?" panggil gadis itu. Luke berhenti dengan terpaksa. Kenapa kau harus menyadari aku? keluh Luke dalam hati. "Ya." jawab Luke seadanya dan menoleh. Gadis itu tersenyum dan berlari menghampiri Luke.

"Kau habis darimana?" tanya gadis itu.

"Bukan urusanmu." jawab Luke dingin.

"Luke, kenapa kau begitu dingin menjawab pertanyaanku?"

"Biasa saja." balas Luke.

"Kau kenapa sih? Kau marah karena aku pulang diantar Jacob?"

"Carrie, aku lelah, oke? Aku mau pulang."

"Aku butuh penjel-"

"Bisakah kau berhenti? Aku lelah dan aku ingin istirahat."

          Tanpa mendengar gadis yang ternyata Carrie itu berkata lagi, Luke berjalan pergi meninggalkan Carrie yang terpaku menatap punggung Luke yang semakin lama semakin jauh.

-----------------------------------------------------------------------

~Carrie Stanton's POV~

"Bisakah kau berhenti? Aku lelah dan aku ingin istirahat."

DEG!!

       Seperti ditusuk ribuan jarum. Ucapan Luke begitu tajam dan menusuk. Apa benar dia marah karena aku pulang dengan Jacob? Padahal ada Ashton juga didalam mobil. Tanpa basa-basi, Luke meninggalkan aku sendiri. Aku hanya diam dan melihat punggungnya yang semakin lama semakin menjauh. Hingga dia berbelok ke arah kiri.

       Aku ingin menangis. Tapi, aku tak bisa mengeluarkannya disini. Kah tidak boleh menangis, Carrie. Tidak boleh. Segera aku pulang dan membawa bola basketku. Tapi aku dengan berlari.

        Sesampainya dirumah, aku mengeluarkan kunci. Untung tidak ada Austin atau Chord. Austin sedang keluar bersama teman-temannya. Dan akan menginap. Chord? Sedang makan malam dengan Lea. Dia baru berangkat jam 8 tadi. Setelah masuk, aku berjalan menuju studioku. Aku langsung memainkan gitar akustikku.

-----------------------------------------------------------------------

        Ini gila. Hampir sebulan aku tidak berbicara dengan Luke. Bukan aku marah padanya. Aku tidak marah. Tapi Luke yang menghindari aku. Saat aku berkumpul dengan 5SOS. Bahkan saat kami berangkat bersama. Dia benar-benar menghindari aku.

        Saat kelas Matematika, Sejarah, Kimia, dan kelas-kelas lain pun, dia tidak duduk bersama ku. Bahkan, Calum, Ashton, Michael, Abby, Aubrey, dan Belinda bingung dengan hubungan ku dengan Calum. Dan satu lagi, Jacob semakin gencar berhubungan denganku.

         Ashton bilang, dia akan kembali ke Sydney saat liburan musim panas nanti. Tentu saja, Jacob sudah kembali ke Adelaide. Tapi kami masih sering mengobrol via Skype.

         Kini, aku sedang berjalan di koridor sekolah. Jam pulang sekolah sudah lewat sejam yang lalu. Jadi koridor sudah sepi. Aku berjalan dengan lemas. Hari-hariku sepi sekali. Saat melewati ruang musik, aku mendengar suara gitar. Dan sebuah suara orang yang sedang menyanyi. Aku kenal suara ini. Luke Hemmings.

          Aku mengintip dari jendela ruang musik. Dia menekan tuts dan menyanyikan lagu lain.

It never crossed my mind at all

That's what I tell my self

What we had has come and gone

You're better off with someone else

It's for the best I know it is but I see you

Sometimes I try to hide what I feel inside

And I turn around, you're with him now

I just can't figure it out

Tell me why you're so hard to forget

Don't remind me, I'm not over it

Tell me why I can't seem to face the truth

I'm just a little too not over you, not over you

Memories supposed to fade?

What's wrong with my heart?

Shake it off, let it go

Didn't think could be this hard

Should be strong, movin' on but I see you

Sometimes I try to hide what I feel inside

And I turn around, you're with him now

I just can't figure it out

Tell me why you're so hard to forget

Don't remind me, I'm not over it

Tell me why I can't seem to face the truth

I'm just a little too not over you

Maybe I regret everything I said

No way to take it all back, yeah

Now I'm on my own, how I let you go

I'll never understand

I'll never understand!

Tell me why you're so hard to forget

Don't remind me, I'm not over it

Tell me why I can't seem to face the truth

I'm just a little too not over you

Tell me why you're so hard to forget

Don't remind me, I'm not over it

Tell me why I can't seem to face the truth

And I really don't know what to do

I'm just a little too not over you, not over you

[♪A Little Too Not Over You ~ David Archuleta]

          Kenapa dia menyanyikan lagu itu? Apa maksudnya? Aku hanya terpaku. Sehingga tak sadar, pintu ruang musik terbuka dan Luke menyadari aku. Aku hanya menunduk. "Kau mendengar itu semua?" tanya Luke. Aku hanya diam. Tak mau menjawab.

            Karena aku tak kunjung menjawab, Luke berjalan mendekat. Dan seketika, aku merasakan dia memelukku. "I'm gonna miss you, Carrie." bisik Luke ditelingaku. Dan kemudian dia melepaskan pelukannya dan pergi dari koridor ini. Aku masih agak shock. Aku hanya melihat kepergiannya.

            Dengan langkah santai dan ransel yang dikaitkan dilengannya. Khas Luke Hemmings. Tapi masih ada waktu sebulan hingga 5SOS pergi ke London. Tak lama iPhone ku bergetar.

From: Jacob Stewart

Hei, aku ada di Sydney. Cepat keluar! xx

               Aku hanya tersenyum. Kau tahu alasanku semakin dekat dengan Jacob? Untuk melupakan perasaan ku pada Luke. Entah, sejak seminggu semenjak pertengkalan kecilku malam itu dengan Luke, kuputuskan melupakan semuanya. Semuanya yang ku maksud, adalah perasaanku pada Luke. Rasa sayangku, rasa cintaku, dan rasa suka.

                   Dan surat misteri itu tidak pernah lagi ada dalam lokerku. Seperti aku, Luke juga mulai dekat dengan Samantha Abrams. Yang Luke selalu tolak keberadaannya. Kalian tahu? Rasanya sakit jika melihat Luke dan Samantha bersama.  Mereka bercanda dan begitu dekat. Dan mereka, melakukan apa yang dulu Luke lakukan bersama ku.

                  Dalam lamunan ini, kakiku terus berjalan menuju luar sekolah. Dan saat sampai diluar, kulihat Luke sedang berbicara dengan serius dengan Jacob. Lalu sesaat, Jacob melihat kearahku, disusul Luke. Tak lama Luke mengalihkan, berbicara sebenar lalu pergi.

                 Tanpa basa-basi aku segera menghampiri Jacob. Sebelumnya, aku melirik Luke yang berjalan santai menuju halte. "Hei, kapan kau sampai?" tanyaku, memulai cara untuk mengetahui apa yang Luke bicarakan dengan Jacob.

"Tadi pagi?" jawab Jacob lembut dengan senyuman.

"Kau tidak istirahat?"

"Aku meridukanmu, Carrie."

"Aku tersanjung. Ngomong-ngomong, apa yang Luke bicarakan padamu?"

"Oh-uh, bukan apa-apa."

"Seriously? Aku tahu ada yang kalian sembunyikan."

"Tidak, tidak ada." jawab Jacob yakin.

                Aku hanya diam. Pasti ada yang Jacob sembunyikan. Luke pasti mengatakan sesuatu. "Mau langsung pulang atau ke mall? Sekedar jalan-jalan?" tanya Jacob membuyarkan lamunanku.

"Ehm, sure." jawabku. Aku benar-benar membutuhkan sesuatu untuk membuatku tenang dan tidak penasaran dengan apa yang Luke katakan.

"Baiklah."

               Aku dan Jacob segera masuk mobil menuju mall. Walau tak bisa dipungkiri, aku penasaran.

------------------------------------------------------------------------

~Author's POV~

             Jacob dan Carrie tengah berjalan-jalan di satu mall. "Carrie." panggil Jacob. Membuat langkah Carrie dan Jacob berhenti. "Kenapa?" tanya Carrie penasaran. Kini Jacob dan Carrie saling berhadapan. "Turn around!"seru Jacob. Karena penasaran, Carrie memutar badannya. Betapa terkejutnya. Ketika sebuah papan besar dengan sebuah kalimat Carrie Stanton, do you want to be mine? yang juga dihiasi hiasan-hiasan lucu terpampang disana.

          Carrie terkejut dan menutup mulutnya. Dia sangat terharu dan tak menyangka. "Aku ingin kau menjadi milikku. Do you wanna be mine?" tanya Jacob yang kini sudah disamping Carrie dengan sebuket bunga anggrek, kesukaan Carrie. Carrie menoleh, dan tersenyum. Aku harus melupakan Luke. Beri Jacob kesempatan, dan bahagia selamanya. gumam Carrie dalam hati.

"Say that you want!!"

"Say yes, Carrie!!!"

           Banyak yang menyuruh Carrie untuk menjawab iya dan menerima Jacob. "I want. I wanna be yours." jawab Carrie. Seketika, Jacob memeluk Carrie. Dan semua bertepuk tangan ricuh. Mereka seperti turut bahagia. Tanpa Carrie ketahui, Luke melihat itu semua.

-------------------------------------------------------------------------

~Carrie Stanton's POV~

            Aku berjalan menuju lokerku. Ada yang aneh sebenarnya dihari ini. Di bis, aku tidak melihat Luke sama sekali. Saat melewati kantin, tak ada canda tawa dari Ashton, Calum, Luke, maupun Michael. Ada yang aneh. Masa mereka serempak tidak masuk sekolah? Aneh. Oh iya, Jacob tak bisa mengantarku karena dia harus mengantar seseorang.

           Aku tidak mengetahui itu siapa. Karena, walaupun aku dan Jacob adalah sepasang kekasih, tapi permasalahannya adalah miliknya, dan permasalahan ku adalah milikku. Kami akan mengetahui satu sama lain jika kami mengizinkan. Aku membuka lokerku. Dan sebuah secarik kertas disana.

-------------------------------------------------------------------------

          Seharian ini, aku tak melihat 5SOS berkeliaran disekitar lorong sekolah. Kadang aku melihat mereka menunggu di luar kelasku. Namun yang kurasa adalah kosong. Ngomong-ngomong, Madam Liz juga tidak terlihat. Kenapa perasaanku ini, aneh ya?

         Pulang sekolah sudah tiba. Aku berjalan menuju halte. Jacob tidak bisa menjemputku lagi. Mendadak dia harus pulang ke Adelaide jam 1 tadi siang. Katanya sih, dia harus masuk sekolah lagi. Intinya, dia bolos sekolah dan menuju Sydney hanya untuk memintaku menjadi kekasihnya. Kurang gila apa coba?

          Perjalanan pulang kali ini terasa sepi. Tak ada Luke yang bisa diajak mengobrol. Tak ada Ashton, Calum, dan Michael yang selalu ribut. Tak ada lagi suara riuh mereka. Hingga bis berhenti di halte yang biasanya aku turun. Aku berjalan gontai. Saat sampai diperempatan rumah ku dan Luke. Aku menoleh kearah kiri.

          Entah kenapa, aku memilih berjalan kearah kiri daripada kanan, rumahku. Hingga aku berhenti didepan rumah Luke. Aku memasuki rumah indah dan nyaman tempat Luke tinggal. Hingga aku didepan pintu. Samar-samar kudengar isak tangis dari seorang wanita. Suara Madam Liz. "Kalian tahu? Rasanya baru kemarin dia sampai dan kembali lagi dirumah ini." ujarnya.

"Mom, ibaratkan saja Luke kembali ke Gold Coast." seru seseorang bersuara berat.

"Iya, mom. Lagipula, Luke sudah besar. Dia juga bersama Ashton, Calum, dan Michael di London. Dan dia pergi membawa kebanggaan, mom. Setidaknya impiannya tercapai." ucap suara berat yang lain.

              Apa maksudnya itu? London? Luke bersama Ashton, Calum, dan Michael? Mereka berangkat hari ini? Bukannya masih ada sebulan lagi? Aku berlari sekarang. Tunggu, aku berhenti diperempatan itu. Mengambil iPhone ku. "Hai, babe. Aku baru mau menelponmu. Aku sudah sampai di Adelaide. Ada apa? Kau sudah merindukanku?" tanya suara khas diseberang sana.

"Jawab aku, Jacob! Apa kau tadi pagi mengantar Ashton ke bandara?"

"..."

"Jacob Stewart, tolong jawab aku!!!"

"..."

"Jika kau tak menjawab aku, kita pu-"

"Iya. Aku mengantar Ashton ke bandara. Dan member 5SOS yang lain kebandara."

"Mereka pergi kemana?"

"London."

"Apa? Bukannya..."

"Maafkan aku, Carrie. Ashton yang meminta. Dan Luke yang meminta kepindahan mereka dipercepat. Sehingga, tanpa sepengetahuan mu. Luke dan yang lain, menyelesaikan sisa tugas mereka. Dan kemarin, mereka resmi lulus dari SMA."

           Tanpa basa-basi, aku mematikan iPhone dan berlari menuju rumah ku. Aku membuka gerbang. Dan berlari, masuk. "Hai, Carrie, bagaimana..." aku tak mendengat sapaan Chord. Aku melesat menuju kamarku. Aku mengunci dan menuju tempat tidur. Aku tengkurap dan membenamkan wajahku di antara bantal "Apa maksud Luke mempercepat kelulusan mereka sebulan lebih cepat?" teriakku.

            Aku mendengar Chord dan Austin berteriak memutar kenop namun tidak berhasil. Lea juga mengucapkan kalimat bujukan untuk aku membuka kenop dengan lembut. "AKU.HANYA.INGIN.SENDIRI!!!!" ucapku penuh penekanan disetiap katanya. Aku mencoba menelepon Luke, namun gagal.

"Apa salahku?" gumamku sambil menangis.

            Pada akhirnya, aku sendiri juga. Seperti Sandra yang meninggalkan ku. Luke, Calum, Ashton, dan Michael juga meninggalkan aku sendiri disini. Di kota ini, dan di negara ini.

⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~⑨~

Holala...

Chapter 9: Alone

Already posted. Gimana? Gimana? Bagus atau tidak? TIDAKK!!!

Sudah gue duga. Carrie pada akhirnya, sendiri lagi. Luke mempercepat kelulusan 5SOS dan capcusss ke London buat tanda tangan kontrak sama Capitol Records.

What will gonna happen next?

Keep READ, VOTE and COMMENT!!!!!!

Thankss!!!!!

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

71.8K 3.2K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
662K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...
73.8K 7.5K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
40.8K 4.6K 18
Terpaksa Menikah dengan seorang pria yang tidak ia ketahui, tinggal di rumah yang sama dengan pria asing memiliki status suami, tidak membenci namun...