Secret Fantasy ✧°• [Ongniel]

By jaetoyoung

120K 12.6K 2.4K

;; OngNiel area, jan salah lapak, bahasa semi-baku, cerita sangat sangat mainstream. iseng aja ini mah INI... More

(1) cuap cuap me
(2) [#1] stupid
(3) [#2] Office Mate
(4) [pt.2] Office Mate 🔞
(5) [#3] Nothing Without You
(6) [#4] My angry boy
(7) [#5] Teacher
(8) [#6] 비
(9) [pt.2] Nothing Without You
(10) [pt.2] Teacher
(11) [pt.3] Office Mate
(12) [#7] Precious Than Anything
(13) [#8] You Know?
(14) [#pt.4] Office Mate
(15) [#9] 지겨줄게
(15) [#10] Nakal!
(16) 지겨줄게 pt.2
(17) [pt.2] Precious Than Anything
(19) [#11] I miss you
(20) [#11] Kindegarden
(21) [#12] Skuter
(22) [pt.2] Kindegarden
(23) [pt.3] Kindergarden
(24) [#13] Daddy
(25) [#14] Meet you make my day gets better
(26) [pt.2] Meet you make my day gets better
(27) [pt.3] Meet you make my day gets better
(28) [pt.5] Office Mate
(29) [SEQUEL] I miss you
(30) [pt.2] You Know
(31) [pt.6] Office Mate
(32) [pt.4] meet you makes my days get better

(18) [pt.3] Precious Than Anything

2.4K 369 91
By jaetoyoung

"Guanlin kau tak apa?"


Guanlin mengusap mulutnya dengan tisu yang tersedia. Ia menyandarkan kepalanya dan menutup matanya, "eum, tidak apa mom.."

Seongwu menatap Guanlin khawatir, "kau tidak biasanya seperti ini.."

Guanlin memandang ibunya dan tersenyum kecil, "tidak usah dipikirkan.. ini biasa mom.."

"Baiklah, jika ingin muntah lagi bilang ke mommy hm?.." Seongwu mengelus tangan Guanlin pelan. Lalu Guanlin hanya mengangguk.

Setelah dua minggu menghabiskan liburan di Jepang, akhirnya keluarga Kang memutuskan untuk kembali pulang ke Korea. Tapi ternyata sebuah masalah dengan kesehatan Guanlin datang ketika mereka sudah tiba di tanah kelahiran. Mungkin masih menyesuaikan jadi Guanlin muntah muntah di dalam mobil yang sedang menuju dari bandara ke rumah yang lumayan jauh.

"Apa kita berhenti dulu?" Tanya Daniel menoleh ke belakang, melihat Guanlin yang membaringkan kepalanya ke pundak Seongwu.


Guanlin menggeleng, "tidak usah dad. aku baik baik saja, nanti tinggal makan obat saja ketika sampai rumah..."

Daehwi melihat kakaknya sakit hanya bisa menatap kakaknya khawatir sambil mengelus paha kakaknya. Daehwi dan Seongwu duduk di pinggir pintu, dan Guanlin yang ada di tengah mereka berdua. Sedangkan Daniel ada di depan bersama seoranh supir yang menjemput mereka tadi.



"Baiklah.. ahjussi percepat saja.. biar guanlin cepat makan obat..."




"Baik tuan."





•••••••••••••••••••••••••••


Sesampainya di rumah, Seongwu langsung masuk dan menuju tempat obat obatan dan mengambil obat yang tepat untuk Guanlin. Setelah mendapatkannya ia langsung memberikannya pada Guanlin, lalu ia menyuruh Guanlin untuk segera meminumnya. Setelah itu Seongwu menyuruh Guanlin untuk beristirahat dikamarnya. Tentu Daehwi ikutan dan berakhir tertidur di sebelah kakaknya.

Seongwu meneguk air mineral. Selesai meminumnya sampai segelas, Seongwu meletakkan gelas itu di meja. Tiba tiba Daniel datang dan memeluk pundak Seongwu, "semua baik baik saja Seongwu..."





•••••••••••••••••••••••••

Esoknya Guanlin langsung membaik. Ia langsung bermain dengan Daehwi.


Daniel datang dari kamarnya dan mendudukan dirinya di sofa, ia mengusak surai Guanlin, "sudah membaik hm?"


Guanlin menoleh ketika mengetahui ada yang mengusak rambutnya, "hmm.." lalu kembali bermain dengan Daehwi.



••••••••••••••••••••

"Wuaa Seonho dengar hyung ke Jepang?"

Guanlin mengangguk pelan. "Yaa begitulah...."

Seonho memakan eskrimnya, "Daebak! Seonho kenapa tidak diajak?" Tanya Seonho.

"Kau kan bisa pergi dengan Tn. Hwang.." ucap Guanlin sambil menoyor kepala Seonho.

Guanlin dan Seonho sedang berjalan bersama menuju rumah mereka. Memang kadang seperti ini. Seonho akan berjalan disampingnya sambil memakan eskrim, sedangkan Guanlin hanya berjalan dengan memasukkan tangannya ke kantong celana seragamnya.


"Guanlin..." tiba tiba ada suara manis yang terdengar dari belakang sambil memanggil nama Guanlin. Guanlin dan Seonho menoleh ke belakang.

"Jadikan kerja kelompok hari ini di rumahmu?.." tanya orang itu.

Seonho memiringkan kepalanya. Guanlin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "eum.. hari ini ya? Memang kubilang hari apa?.."


Orang itu mengangguk, "kau bilang hari senin. Dan itu hari ini.."

Guanlin mengambil ponselnya yang ada di kantong celananya dan memeriksa hari serta tanggal yang tertera disana. oh ternyata benar, hari ini janji yang telah ia buat.

"Oh iya benar. Maaf aku lupa.."



Orang itu tersenyum, "tidak apa.. kita bisa mengatur hari lain jika kau tidak siap hari ini.."



"Oh oh tidak. Tugasnya hampir tenggat waktu.. aku bisa hari ini, tidak masalah.."



Seonho yang sadar daritadi menjadi obat nyamuk, akhirnya bertanya kepada Guanlin, "hyung.. siapa kakak ini?.." tanya Seonho sambil menunjuk orang yang memakai seragam sama dengan mereka.


"Oh.." Guanlin akhirnya sadar Seonho masih disana. "Kenalkan ini Park Jihoon. Dia teman sebangkuku. Jihoon, kenalkan ini Yoo Seonho, adik kelas kita, kerjaannya hanya menyusahkan orang lain.." kenal guanlin.

Seonho langsung memukul punggung Guanlin ketika dibilang menyusahkan orang lain. Guanlin hanya meringis smbil menatap tajam Seonho.

Jihoon hanya tertawa ketika melihat tingkah mereka berdua yang lucu, "salam kenal Seonho.. panggil saja Jihoon atau terserah senyamanmu.."

"Oh ya kak Jihoon.. salam kenal juga hehe~" Seonho membungkukan badannya.

"Oh yasudah ayo kita kerumahku..." ajak Guanlin kepada Jihoon.

"Lalu aku!?" Tanya Seonho terasa di telantarkan.

Guanlin mengambil ponselnya di kantong celananya. Ia menelepon seseorang, "oh ya Tn. Hwang.. bisa tolong kau jemput Seonho di minimarket yang ada di dekat sekolah? Jika kau dimarahi daddy bilang aku yang memberi perintah.."



"Baiklah tuan. Bilang ke Seonho saya akan datang..."


"Eum." Lalu Guanlin memutus telponnya. "Kau tunggu disini. Tn. Hwang akan datang. Jangan kemana mana, jangan mau diajak oleh siapa siapa kecuali Tn. Hwang.. paham? Aku ada kerja kelompok jadi aku tidak bisa mengantarmu pulang." Jelas Guanlin. Seonho mengangguk patuh.



••••••••••••••••••••

Hari berlalu, Kang sekeluarga sarapan di meja.

Daniel selesai akan sarapannya dan berdiri.

"Sayang, mana jasku?." Tanya Daniel kepada Seongwu.

"Ow!" Seongwu langsung berdiri dan mengambil sebuah jas dan dipakaikan ke bahu Daniel.

Daniel merapikan kemejanya. Seongwu meraih dasi kerja Daniel dan memperbaikinya. Seongwu melirik jam dinding. Lalu melihat anak anaknya yang sedang makan.

"Eheey.. kalian cepatlah. Kalian akan terlambat. Mommy tinggal ambil mantel, lalu mengantar kalian.."

Kedua kakak beradik itu mengangguk dan menyelesaikan makanan mereka. Masing masing meminum susu dan terakhir Guanlin berdiri dan membantu Daehwi turun dari bangkunya.


Tiba tiba Daniel mencium bibir Seongwu, ia memundurkan langkahnya, dan melihat kedua anaknya, "hari ini bukan mommy yang mengantar kalian. Mulai sekarang sampai seterusnya, daddy yang akan mengantar kalian sebelum pergi ke kantor." Ucap Daniel lantang.

Semuanya membeku. Termasuk Seongwu.

'Iwh sok hebat sekali org ini..' -ksw


'Hahhh...' -kgl

'Uwaaa~ daddy kayak superman gitu~' -kdh





•••••••••••••••••••••

Daniel meletakkan kedua tangannya di pinggang. Guanlin yang duduk di sofa hanya menunduk. Seongwu hanya berdiri di belakang sofa.


"Jelaskan pada daddy, nilai macam apa itu Kang Guanlin?.."



"Ma-maafkan aku.. aku akan berusaha lebih keras dad.."


Daniel menghembuskan nafasnya kasar, "nilaimu benar benar jatuh, anak muda! Mau jadi apa kau dengan nilai seperti itu? Bahkan jika aku memasukkanmu ke perusahaanku itu juga tidak bisa diterima akal sehat oleh karyawan lain! Jangan berharap nilai sepeti itu bisa kau banggakan, tuan Kang!" Daniel memarahi Guanlin.

Hari ini penerimaaan nilai evaluasi. Gunlin tau nilainya jelek, jadi ia berencana hanya akan memberikan kepada mommynya tapi ternyata Daniel melihat sebuah kertas tergeletak di meja rias Seongwu lalu segera membaca kertas itu yang menyatakan bahwa itu adalah hasil evaluasi belajar Guanlin. Dengan dihiasi banyak angka berwarna merah disana.

Seongwu hanya menggigit bibirnya ketika mendengar semua bentakan suaminya.

"Apa maksudmu hanya memberikan kepada mommymu hah!? Ingin menyembunyikan ini dariku?! Maaf jika ini pertama kali bagiku untuk peduli pada hal seperti ini, tapi untuk pertama kalinya aku kecewa padamu Kang Guanlin! Apa kau bermain saja selama ini? Kau mulai berpacaran diluar sana?.."

Guanlin meneguk ludahnya kasar, "tidak d-dad.. aku tidak berpacaran.." ia menunduk kecewa terhadap dirinya sendiri. Memang sejujurnya ia tidak terlalu fokus terhadap pelajaran ketika seorang anak baru yang merupakan teman sebangkunya datang. Ternyata selama mereka di Jepang, seorang yang baru sudah duduh di sebelah bangkunya. Bukan karena sang anak baru itu yang selalu menganggunya akibat menanya ini itu, tapi yang salah ia selalu merasa serba salah ada di dekat anak baru itu. Ia juga seperti tidak tenang. Jadi ia tidak bisa mengerti apa yang dijelaskan oleh guru.


"Lalu bagaimana bisa nilai itu tertera disana!?" Daniel menujuk kertas yang ada di atas meja.


Seongwu merasa sudah cukup Daniel marah. "Sudahlah Daniel.. Guanlin bilang ia akan berusaha lagi.." Seongwu berjalan mendekati Daniel dan mengelus pundak suaminya untuk menenangkan pria berbahu lebar itu.


Daniel menghembuskan nafasnya kasar, "aku tidak akan pernah melihat nilai seperti itu lagi Kang Guanlin." Lalu pergi meninggalkan Guanlin menuju kamarnya dengan Seongwu.






•••••••••••••••••••••••••

Tidak terasa, Guanlin sudah semakin dewasa bahkan sudah menginjak umur dua puluh tahun.


"Dad.."



"Hm?.."


"Daddy yakin akan melakukan ini?.."


Daniel mengangguk yakin, "Daehwi tidak ada, mommy juga pergi mengantar Daehwi.."

"Tapi tetap saja.. bukankah ini berlebihan?..." Guanlin menunjuk dengan matanya puluhan botol minuman kaca yang berwarna hijau terletak diatas meja ruang tamu.

Daniel menggeleng lalu mengambil satu, ia membukanya, "hari ini kau genap dua puluh tahun. Kita harus merayakannya dengan minum minum Guanliniee~"

Guanlin hanya melihat ayahnya sambil menggelengkan kepalanya. Heran ternyata ayahnya seorang pemabuk.

Hari ini tepat Guanlin berumur 20 tahun. Dimana umur yang sudah ukuran hal hal dewasa sudah diperbolehkan. Sebenarnya tadi siang, Kang sekeluarga sudah merayakan ulang tahun Guanlin di sebuah restoran dengan salah satu anggota tambahan yang merupakan kekasih dari Guanlin. Siapa lagi jika bukan Jihoon..
Seongwu yang menyuruh Guanlin untuk membawa kekasihnya, untuk memperkenalkan kepada sang daddy dan Daehwi. Seongwu sudah tahu duluan karena anak ini terlihat lebih sering meminta untuk pulang sekolah jangan dijemput atau dia akan berjalan kaki dan menggunakan bis. Hmm bukannya Ong tidak pernah merasakan cinta. Hanya saja dulu Daniel terlalu kampungan dgn hal hal menjijikan yang dilakukan suaminya itu. Haduuhh sudah, mari kita bahas Guanlin.



Tapi rupanya sang ayah belum puas. Ketika Daniel tau istrinya akan mengantar Daehwi menginap di rumah Jinyoung sebagai bentuk liburan, ia langsung pergi ke minimarket dan membeli banyak botol minuman alkohol. Sudah lama kan dia tidak mabuk mabuk. Jadi lebih baik diwujudkan bertepatan dengan ulang tahun anak sulungnya. Ditambah lagi ia sangat tahu jika istrinya sudah bertemu dengan tante Yoon Jisung yang merupakan ibu dari Park Jinyoung, dan suaminya nya yang bernama Park Seongwoo, mereka bisa berbicara mengenai gosip gosip yang ada sampai pagi hari. Wuaa nice timing kan?


Daniel mengarahkan bibir botol itu menuju gelas dihadapan Guanlin yang pendek. Sebenarnya disebelah gelas itu ad yang lebih besar, tapi karena ini baru bagi Guanlin, jadi Daniel memilih menuangkan ke yang lebih kecil.

Guanlin hanya memandangi air itu mengalir menuju gelasnya. Guanlin meneguk ludahnya kasar.


Lalu Daniel menuangkan juga miliknya, dan mengangkat gelas itu keatas.


Guanlin jadi ikut ikutan ngangkat gelasnya.



"Untuk Guanlin yang sudah 20 tahun! Selamat sudah menjadi anak sulung yang dewasa dan bisa dibanggakan. Bagaimanapun keadaanmu, daddy sebagai ayahmu sangat bangga memiliki anak sulung yang bisa menjadi panutan keluarga. Dan kau juga hebat sudah memiliki kekasih diusia muda seperti ini!" Ucap Daniel lantang.

Guanlin hanya tersenyum kecil,


"Untuk Guanlin! Cheerss!~"






Ctinngg!











"Eyyy begitulah Jisung-ssi, sudah kubilang dia itu bukan wanita baik baik.."





"Aigooo sudah menjadi bincangan tetangga bagaimana pula dia itu masih bisa menampakan wajahnya Seongwu-yaaa..." Jisung mencoel lutut Seongwu, lalu membisikkan sesuatu kepada Seongwu, Seongwu sedikit mencondongkan badannya pada Jisung, "kudengar dia juga masuk ke apartemen lelaki lain!..." ucap Jisung dramatis.


Seongwu membolakan matanya lalu menutup mulutnya menggunakan tangan, "omo omoo! Benar benar wanita tidak tahu malu... wuaaah benar benar wanita murah.. aigoo aigoo..."

Jisung mengangguk, "memang seharusnya pria sempurna macam Park Chanyeol jangan pernah menikah dengan Byun baekhyun itu..."

"Apa suaminya belum tahu tabiat istrinya ya?" Tanya Seongwu sambil menyeruput tehnya.



Jisung menyeringai lalu menepuk pelan bahu Seongwu, "kalau tahu mungkin baekhyun itu sudah dicampakkan hahaha..."



Seongwu ikut terkekeh jahat,


"Hati hati Tn. Kang diembat juga oleh Baekhyun.."


Seongwu memukul paha Jisung pelan, "ey dia itu tidak mata keranjang! dia pria baik baik yaaa...."


















"OMO! Lihat bajuku berbentuk Ayaaaaaam~~ Guanliiiinnn~ liaaaat akuuuuuu~"



Kang Guanlin menggeleng pelan melihat daddynya sedang lompat lompat diatas sofa sambil mengigau ayam dari tadi. Mungkin kesadarannya sudah hilang dari tadi.

Siapa bilang Daniel itu pria baik baik? Kang Daniel si super sempurna sedang lompat lompat di atas sofa akibat mabuk. Wajah merah dengan rambut acak acakan. Tangan yang kadang berayun ayun, dan sedari tadi mengaku memakai baju berbentuk ayam goreng berkulit krispy. Sungguh ingin berkata kasar tapi dia ini ayahnya.

"Dad.. berhenti.. kau sama sekali bukan ayam goreng..." Guanlin mendesah kesal meladeni ayahnya. ingin sekali ia menelepon Mommynya untuk pulang dan mengurus onggokan daging ini sebelum semakin parah. Tapi kepalanya juga terlalu pusing akibat minuman alkohol ini hanya untuk berjalan menuju kamarnya dimana ponselnya berada.

Daniel berhenti, ia memandang Guanlin sedih, ia mempoutkan bibirnya. "Uhuhuungg guanlin jahat! Daritadi hanya berbicara nieliee bukan ayam! Padahal sudah seenak ini ayamnyaa~ ppokk pppok~~ nyam nyaaaam~" lalu Daniel menepuk nepuk perutnya dan melemparkan seolah olah sesuatu ke mulutnya.

Guanlin belum mabuk maksimal, kepalanya hanya pusing tapi malah makin terasa menderita akibat gigauan ayahnya.


Terlalu stress dengan ucapan ayahnya, Guanlin menuangkan isi botol ke dua belas mereka ke gelasnya. Lalu Guanlin meminumnya dengan kasar..

Daniel menunjuk Guanlin, "oo! Guanlin suka minummmm~ yeee guanlin suka mabuuuukkk~" lalu Daniel menepuk nepukan tangannya sambil berputar putar gembira masih diatas sofa.



Guanlin meletakkan gelas itu ke meja tak kalah kasar juga, "Yak Kang Daniel!!! Kau bukan ayam mengerti tidaaak?!!!" Guanlin berteriak dengan wajah memerahnya, mungkin pergabungan mabuk dan emosi. Hmmmm









Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Dan Seongwu belum pulang semenjak kepergiannya dari jam 11 malam.

"Aigoo aigoo tidak terasa sudah jam segini Jisung-ssi.." Seongwu langsung berusaha berdiri dari duduknya. Benar kata Daniel, jika mereka bersatu maka akan terjadi acara gosip sampai pagi.

Jisung melirik jam, "Omo! Mian seongwu-yaa.. apa Daniel akan memarahimu?" Tanya Jisung khawatir sambil berdiri.


Seongwu senyum tipis, "gwenchana.. ia pasti sudah tidur jam segini.." lalu berjalan menuju pintu keluar rumah Jisung.

Jissung pun ikut berjalan dibelakangnya, "ohh baguslah.. hati hati ketika berkendara Ong sayang.." ucap Jisung.


Seongwu mengangguk dan memakai sepatunya, "gomawo Jisung-ssi. Maaf sudah merepotkan.. aku titip Daehwi.."

"Eyyyy jgn berlebihan seperti itu.. Jinyoung suka temannya menginap, aku tak apa Seongwu.."

Seongwu tersenyum lalu membuka pintu, "aku akan jemput Daehwi lusa.. titip salamku pada Jinyoungie eum?.."

"Oke okee.. pergilah.."

Seongwu mengangguk dan melambai kearah Jisung. ia sedikit berlari ke arah mobilnya yang terparkir tepat depan pagar rumah Jisung. Ia langsung mengandarakannya menuju rumah.









"Ehehehe~ jihooonie kiyowooo~ ia paling imut ketika melakukan satu tambah satu GWIYOMIIII!!! wuaaaaaa~ aku cinta jihoon~~~~"

Aroma khas alkohol sudah ada dimana mana. Mungkin sampai pintu utama juga baunya sudah sampai sana. Tampak juga ayah dan anak yang sudah lemas. Arah matanya sudah tak jelas lagi. Tampak dari mata mereka yang sudah terbuka tertutup. Guanlin yang meletakkan kepalanya dia atas meja sambil mengigau tidak jelas.

Tidak kalah dengan Daniel, pria berbahu lebar itu kini terkapar di atas lantai dingin dengan botol hijau yang ia genggam di tangannya. matanya menatap langit langit rumah.

"Ehehe.. nieliee mi..mirip ayam eheemmehheemm.." Daniel menggumam sambil terkekeh diakhir.

"Daddy sudah gila... hey! Kalian! Jgn dekat dekat daddyku! Iya Kang Daniel! Ahahaha dia bodoh! Masa dia mirip ayaam?!!! PFFFTTT!! dasar bodoh!!" Guanlin menunjuk orang orang khayalannya. "Omo omo! Jihoonku~ jangan dekat dekat dengan dadddy~ dia bukan ayah mertuamu~ aku tidak punya ayah, ayahku seorang ayam., PFFTT!" Guanlin menahan tawanya.




Tapi tiba tiba wajahnya menjadi sedih, "mommy... mommyku yang malaang~ aku sayang mommy.. knp harus menikah dengan orang bodoh inii.. mommmy kuuuuu~" Guanlin meraih salah satu botol ketika tiba tiba ada wajah Seongwu disana. ia memeluk di pipinya dan mengelus botol itu sambil menangis tersedu sedu.



"Ceongwuu~"

"Nieliee rindu tteongwuuuu"

"Wuu manahh wuuuu~ Niel minta ciummmmmmm~" Daniel mengigau masih dengan tubuh telentangnya. Sudah tidak mampu lagi dia untuk berdiri. Mabuk berat.

"EH DDEONGWUUU!?? CIUMM!!!" Daniel langsung memonyongkan bibirnya ketika ia melihat lampu yang sedari tadi dia pandangi tiba tiba menjadi wajah Seongwu.


"Yak! Apa yang kalian lakukan!??"


Oh ternyata ini Seongwu beneran, bukan khayalan seperti botol Guanlin. Seongwu menjatuhkan rahangnya ketika melihat betapa banyaknya botol hijau di ruang keluarga. Dengan anak sulungnya yang terlihat menyedihkan dengan memeluk botol. Dan suaminya, Kang Daniel yang terlentang.




"Pesta ulang tahuuuunnnn~ yeaaaaaaahhhhh~" Daniel berucap senang meskipun sudah tidak jelas lagi.




Guanlin yang mendengar ribut ribut segera mendonggakan kepalanya. Ia mengedipkan matanya berkali kali dan ternyata ada Seongwu, mommynya.

"Momm...." Guanlin melepaskan botol itu dan dibiarkan menggelinding. ia langsung berdiri dan berjalan sempoyongan menuju sang mommy. Ia berhenti di depan Seongwu, badannya hampir jatuh tapi cepat cepat ditahan Seongwu.


Bisa dicium Seongwu anak sulungnya ini sangat berbau alkohol, "kau mabuk Kang Guanlin?!"



"Mommyku yang malaaaang... jangan bersama daddy lagi.. ceraikan dia mommm.. dia berubah menjadi ayaamm..huhuuu mommyku yang malangg..." ucap Guanlin sambil menunjuk daddynya yang ad di lantai.

Daniel yang mendengar hanya terkekeh, "hehe ppok ppok.. nyam nyam.."




Seongwu meringis kesal, "aigooo untung Daehwi tidak melihat ini semua. Betapa hinanya daddy dan kakaknya.." Seongwu langsung memanggul tangan Guanlin dibahunya, lalu ia berjalan menuju kamar Guanlin, "yak ayam kau tunggu disini dulu. Setelah mengantar Guanlin aku akan menyebelihmu.." ucap Seongwu penuh penekanan.


"eheummheumm.. pppok ppok..."


Daniel meletakkan guanlin kekasurnya, "tidurlah anak nakal. Ponselmu akan mommy tarik, takut kau tiba tiba menghubungi Jihoon bisa mampus nanti kau buat dia." Ucap Seongwu sambil menyelimuti Guanlin dan menarik ponsel anaknya. Guanlin langsung memejamkan matanya dan tertidur. Saking lelahnya mabuk tampaknya(?)


Seongwu berjalan menuju tempat terbaringnya Kang Daniel. Ia memandangi tubuh itu. Ia menggeleng pelan lalu menari tangan Daniel untuk duduk,

"Bisa kau berdiri? Kau berat.." tanya Seongwu.




Daniel mengangguk pelan. Dia mengoba berdiri, namun ia hampir jatuh kembali jika tidak langsung ditarik oleh Seongwu berdiri. Gerakan dari Seongwu itu mengakibatkan bibir Daniel mendarat sekilas di bibir Seongwu. Seongwu tidak kaget, dia hanya mencoba memapah Daniel yang benar benar sudah teler menuju kamar mereka.



"Omo omoo~ aku berhasil mencium ayam betinakuu~ yeessh!!!" girang Daniel sambil mengusel ngusel kepalanya dengan kepala Seongwu.


"Diam Kang Daniel." Ancam Seongwu. Nafasnya terdengar sedikit endet endet akibat Daniel yang berbobot berat benar benar senderan tubuhnya yang kecil nan mungil ini.

Setelah sampai kamar mereka, Seongwu sebisa mungkin menutup pintu, "yak apa yang kau lakukan dengan Guanlin ha!? Mencekoki anak itu alkohol? Dasar ayah bodoh! Pokoknya Daehwi akan kujaga dengan benar. Aku tidak akan membiarkan anak itu dekat denganmu..."





Lalu berjalan pelan menuju kasur, tenaganya sudah habis hanya membopong Daniel dari ruang keluarga menjuju kamar,






"Berapa botol yang kau minum? Sudah kubilang jangan mabuk mabuk lagi.. kau nakal sekali jadi orang.." Seongwu mengomel.









"Seongwu-ya.." panggil Daniel pelan.







"Apa?" jawab Seongwu pedas.






"perutku rasanya tak enak- uwwwmm.." ucap Daniel. tampak pria itu menggembungkan pipinya seperti menahan sesuatu.



Tau akan sinyal itu, Seongwu langsung panik, "ya ya ya! Jangan muntah dulu!" Larang Seongwu sambil berbalik hendak membopong orang itu menuju kamar mandi kamar mereka.













"Wleeeekk...." terlambat. Semuanya keluar. Makanan serta apapun itu temannya keluar dari mulut Daniel dan mengenai hampir seluruh bagian baju Seongwu. Seongwu memeramkan matanya ketika mendapat serangan itu dari suaminya sendiri. Seongwu diam membeku. Bau yang tak enak mulai tercium di indra penciuman Seongwu. Daniel hanya menghembuskan nafasnya lega dan mengelap mulutnya, tanpa sadar bahwa ia baru muntah di badan Seongwu.





Seongwu mendorong tubuh Daniel ke kasur dengan kasar dan penuh emosi,

















"KANG DANIEL MULAI SEKARANG KAU BUKAN SUAMIKU LAGIIIIIII!!!!!!!!"










dan emosi Seongwu meledak.













END
Voment yang banyak juseyoooo

Continue Reading

You'll Also Like

979K 96.2K 49
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
415K 38.1K 90
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
401K 28.1K 21
Seorang remaja bernama Arshaka Jocasta yang menjadi pusat obsessi para sahabatnya. Arshaka mengidap penyakit langka. Sindrom Kleine-Levin. Di mana s...
76.7K 1K 6
haechan harem kak🙏 JANGAN SALPAK!!