Half A Heart [Harbara] ✓

By zhipawo

22.5K 1.9K 631

[sudah selesai, dan tidak ada yang di private] "Ya, dan aku salah. Aku selalu bertingkah selayaknya kau adala... More

1. meet
2. introduce
cast
3. story
4. happiness
5. time
kena tag, kawan-kawan!
6. terror
7. trouble
9. first day
10. a truth
11. blood
12. cry
13. plan
14. hate
15. second truth
16. jealous?
17. university
18. work
19. big plan
20. valentine
21. kidnapping
22. infinity
23. meet him
24. Harry?
25. pray for good things
26. ending
another (harbara) story

8. interview

607 63 6
By zhipawo

🎵 jangan by Marion Jola ft. Rayi Putra

~~~~~

"Halo sayang, kau sudah berangkat?"

"Ya, ini aku sedang berada dalam bus. Ingat Harry, saat aku sampai kantor kau harus profesional!"

Mendengar gadis ku berbicara dari sebrang sana, aku hanya bisa terkekeh. Ku bayangkan wajahnya saat mengucapkan kata ini. Astaga!

"Ya, sayang. Hati-hati, saat sampai di kantor kau ke resepsionis dan sebutkan namamu. Nanti ia akan mengantarkan mu ke ruangan ku."

"Ya, sampai jumpa."

Ku harap Zoe bisa memenuhi kriteria kantor ini. Karena aku sudah berjanji, jika ia tidak memenuhi kriteria pegawai disini, ia tak akan ku terima. Semoga saja Zoe bisa.

Selagi menunggu Zoe, aku membaca berkas-berkas tentang kantor ini. Seperti kerja sama antar perusahaan, dan proposal penaikan gaji karyawan, dan lain-lain.

Kring kring...

"Permisi sir, nona Zoe McAvoy sudah datang? Apa boleh saya bawa ke ruangan anda?"

"Ya, bawa ia kemari."

"Baik sir."

Professional Harry, profesional. Sial kata-kata itu sekarang terngiang di otak ku saat ini. Baiklah, aku harus profesional. Tapi apakah aku bisa? Semoga.

Tok tok tok

"Masuk!" Teriak ku, karena jika tidak teriak dia pasti tak dengar.

Muncul lah gadis ku dengan karyawan ku. Kekasih ku ini selalu cantik saat memakai apapun. "Sir, ini nona Zoe McAvoy."

Aku mengangguk dan menyuruh Zoe masuk, lalu karyawan ku itu pergi kembali untuk bekerja lagi. Aku menggaji nya bukan untuk mengantar Zoe saja kan?

"Silahkan duduk."

Zoe mengangguk dan duduk di hadapan ku. Aku menghela nafas ku dengan perlahan agar ia tidak tahu bahwa aku sedang gugup.

"Di kantor ini sedang membutuhkan asisten pribadi ku, apa kau bersedia jika kau diterima?" Ia mengangguk.

"Ya, sir."

"Baiklah, bisa kau tunjukkan surat lamaran mu?" Zoe mengangguk dan memberi ku surat lamaran nya. Aku membaca sangat detail.

Ia sangat pintar, rata-rata nilainya saat high school adalah 9. Aku sangat bangga dengan gadis ku ini. "Baiklah, kita mulai interview nya."

Setelah setengah jam menginterview Zoe, aku sangat terkagum oleh nya. Ternyata ia mengerti permasalahan perusahaan. Sekali lagi ku katakan, aku bangga pada kekasih ku.

"Baiklah nona Zoe McAvoy, kau diterima. Besok kau sudah bisa masuk kerja, datang jam 7 tidak ada alasan untuk terlambat. Sementara waktu, kau bekerja di ruangan ku." Ia mengangguk semangat dan tersenyum.

"Ya sir, terima kasih. Aku tak akan mengecewakan mu." Aku mengangguk dan tersenyum kepada nya.

"Kuharap begitu, kau bisa pergi dari sini." Ia tersenyum lalu bangkit dari tempat duduk nya. Aku ikut bangun dari tempat duduk ku dan menjabat tangannya.

Ia pergi dari ruangan ini, sedetik kemudian aku mengambil ponsel ku dan menelfon Zoe. Aku senang ia bisa bekerja disini.

"Halo, Harry aku sangat bahagia."

"Aku juga, akhirnya. Besok ku antar atau?..."

"Tidak Harry, aku naik bus saja."

"Baiklah, kau ingin kemana setelah ini?"

"Entahlah, seperti nya aku hanya di apartemen. Aku tak memiliki kegiatan lain."

"Aku akan ke apartemen mu, kita rayakan keberhasilan mu sayang."

"Ya sudah, sampai jumpa."

Aku harap Zoe betah bekerja disini, dan semoga dengan adanya ia bekerja disini Zoe bisa melanjutkan kuliahnya lagi.

Zoe McAvoy POV

Aku sangat senang, aku diterima kerja di 'Styles Company'. Ini adalah salah satu impian ku untuk menjadi pegawai kantor. Beruntung sekali aku, terima kasih Tuhan.

Saat hendak berjalan menuju lift, aku menyenggol lengan seseorang. "Ma-maaf, aku tidak senga--Niall? Kau disini?" Ternyata ia Niall, kenapa dia disini?

"Oh hai Zoe, sedang apa kau disini?" Tanya Niall dengan senyuman khas nya.

"Aku melamar pekerjaan disini, dan kau?" Tanya ku pada Niall.

"Aku bekerja di perusahaan ini sebagai direktur keuangan, hm sudah bisa dibilang 3 tahun. Kau bekerja disini?" Aku mengangguk, sedetik kemudian Niall tersenyum pada ku.

"Itu sangat bagus Zoe, kau pantas mendapatkan pekerjaan yang lebih baik." Aku mengangguk, mungkin Jeslyn telah memberitahu Niall soal dipecat nya diriku.

"Baiklah Niall, aku harus pergi. Sampai jumpa!"

"Sampai jumpa, hati-hati Zoe."

****

Sekarang aku sedang berada di supermarket untuk membeli bahan masakan, karena bahan-bahan ku sudah habis. Dan nanti Harry juga datang, jadi aku mau tidak mau aku harus belanja.

Saat sedang memilah sayur, ponsel ku bergetar pertanda pesan masuk. Dengan terpaksa ku taruh sayur tadi dan membuka ponsel ku.

From : unknown number
To : my wife, Zoe McAvoy

Hai sayang? Bagaimana kabar mu? Kau menantikan ku? Ah iya, ku dengar kau di pecat. Sialan orang yang mengadukan mu itu! Jangan bersedih, masih ada aku.

Oh iya, bagaimana kabar kekasih mu itu? Apa dia telah menyakiti mu? Jika iya, beritahu aku. Aku selalu disini, untuk mu Zoe.

Baiklah, itu saja. Tunggu aku, aku akan datang merebutmu dari Harry!

Love - J

Astaga, aku mendapat teror lagi. Siapa sih orang ini? Apa yang ia mau dari ku? Dan kenapa ia bisa bilang yang aneh-aneh tentang Harry? Ia tidak tahu apa-apa tentang Harry.

Memilih mengabaikan pesan teror itu, aku kembali memilah sayur dan sekarang membeli bahan-bahan lain. Jika boleh jujur, aku juga bingung ingin memasak apa.

Setelah membayar belanjaan ku, aku berjalan menuju halte untuk menaiki bus. Suasana kota London sore ini, sama seperti biasanya. Banyak mobil berlalu lalang.

Menunggu bus yang sedikit lama, ku dudukan bokong ku di kursi halte karena aku merasa kaki sudah lelah. Setelah menunggu sekitar 10 menit, bus pun belum datang juga.

"Naik apa aku?" Tanya ku yang pasti pada diriku sendiri, pada siapa pula aku bertanya.

Ku lihat mobil Range Rover hitam, sang pemilik mobil pun membuka kaca mobil nya. Luke? Benarkah itu Luke teman Harry yang di caffe saat itu?

"Hai Zoe, sedang apa kau?" Tanya Luke dari dalam mobil nya.

"Aku sedang menunggu bus, kau sedang apa lewat kemari?" Tanya ku balik.

"Bus akan datang terlambat, sudah lah ayo naik. Ku antar ke apartemen mu." Ingin menolak namun tidak ada satu bus pun datang. Baiklah lumayan, hitung-hitung irit biaya transportasi.

Aku masuk kedalam mobil Luke dan duduk di bangku sebelah Luke. Mobil pun melaju dan tidak ada satu pun dari kami yang berbicara.

"Oh iya Zoe, tadi aku ke caffe tempat kerja mu namun kau tidak ada. Apa kau cuti?" Ucapnya yang sedang fokus menyetir.

"A-aku dipecat Luke." Mendengar ucapan ku, Luke memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. "Maafkan aku Zoe, aku tidak bermak--"

"Tak apa Luke." Ucap ku seraya tersenyum kepadanya.

Luke yang melihat ku tersenyum pun ikut tersenyum. Ku lihat Luke menggeleng-gelengkan kepalanya. "Di-dimana apartemen mu Zoe?" Tanya Luke.

"Kau lurus saja, sampai melihat gedung apartemen pertama. Itu apartemen ku." Ia mengangguk dan kembali melajukan mobilnya.

****

"Terima kasih Luke, oh iya apa kau ingin masuk juga?" Luke tampak memikirkan sesuatu.

"Apa tidak kenapa-kenapa? Hm maksud ku, aku takut Harry marah. Kau tidak tahu kan bagaimana kekasih mu itu marah?" Aku terkekeh mendengar ucapan Luke.

"Tak apa, Harry nanti juga ke apartemen ku. Ayo!" Luke mengangguk dan kami berjalan menuju apartemen ku.

Sesampainya didepan pintu apartemen ku, aku mencoba membuka pintu namun ternyata tidak terkunci. Kurasa Harry sudah datang.

"Silahkan masuk!" Ucapku mempersilahkan Luke masuk.

"Luke, kau disini? Bersama siapa? Zoe?" Pertanyaan Harry terpotong karena melihat ku berdiri di belakang Luke.

"Tadi Luke mengantarkan ku, karena bus nya tidak datang." Mengerti akan ucapan ku, Harry mengangguk. Aku pun langsung menuju ke dapur untuk memasak makanan.

Kulihat Harry dan Luke sedang berbincang-bincang. Ternyata mereka sangat dekat. "Bodoh kau Zoe, Luke adalah sahabat Harry!" Ucapku pelan seraya menepuk dahi ku.

"Ada apa Zoe?" Tanya Harry yang sedang berada di ruang tamu. Kenapa ia bisa tahu? Bahkan aku bicara sangat pelan.

"Tidak, hanya ada nyamuk tadi. Iya nyamuk." Ucapku berdusta. Jelas saja jika aku jujur, aku akan ditertawakan oleh Harry dan tidak menutup kemungkinan Luke juga.

Harry menatap ku dengan mengangkat satu alisnya. Mungkin ia sadar bahwa di apartemen ku tidak ada nyamuk, bodoh sekali alasan ku.

"Benarkah?" Ku anggukan kepala ku, sedetik kemudian Harry mengangkat bahunya dan mengobrol dengan Luke lagi.

Aku menghela nafas pelan dan mengelus-elus dadaku. "Huft, syukur lah."

🤗🤗🤗

Helaw

Gimana gimana? Menurut kalian siapa pelaku teror nya?

Nantikan terus ya, hanya di zhipawo.

Biar kek host acara TV gitu. Muehehe.

Next? Vomment ya+++

Ayaflu.

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

286K 1.6K 8
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
720K 67.2K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
749K 55.6K 52
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
32.1M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...