APPETENCE - The Kingdom of Sh...

By PrythaLize

587K 91.6K 7.4K

[Fantasy & (Minor)Romance] Carmelize selalu berakhir bermimpi tentang sebuah kerajaan setiap malam. Hanya ad... More

Note
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
APPETENCE

15

16K 3K 173
By PrythaLize

Langit biru kelamlah yang menyambut kedatangan Carmelize begitu ia sampai di Kerajaan Bayangan.

Ya, Carmelize menyadari bahwa dia telah menginjak Negeri Bayangan yang tak pernah lagi didatanginya sejak empat tahun yang lalu.

Sama seperti sebelumnya, Carmelize selalu sampai di depan pintu gerbang Kerajaan Bayangan, dan di sinilah dia, berdiri di luar gerbang dan langsung masuk untuk membuktikan bahwa dia masih bisa menembusi benda padat.

Dia berhasil. Itu tandanya dia benar-benar sedang berada di tempat penuh nostalgia itu. Dalam mimpinya.

Kerajaan itu masih berdiri kokoh, sama seperti terakhir kali Carmelize melihatnya. Batu hitam masih menghiasi dan membungkus seluruh Kerajaan Bayangan. Di batu yang paling dekat dengan tanah, mulai didominasi oleh lumut. Carmelize selalu berakhir melihat batu yang ditumpuk di depan gerbang.

Carmelize mulai masuk ke dalam pelan-pelan dan bertemu kembali dengan air mancur yang pancurannya nyaris tidak pernah menyemprotkan air. Tak lupa pula dengan patung kuda dan seorang prajurit yang mengangkat pedangnya. Semuanya masih terlihat sama seperti terakhir kali yang melihatnya.

Takut jika semua pemandangan yang dilihatnya menggelap dan hancur lebur seperti terakhir kali, Carmelize memutuskan untuk lebih waswas terhadap sekitarnya.

Dia juga telah memutuskan untuk memperhatikan satu keluarga ini dari jauh, karena jika dia bertemu kembali dengan Putri River, dia tidak yakin kalau Putri River akan senang bertemu dengannya lagi. 

Salah satu destinasi yang paling sering dicarinya setiap dia sampai di Negeri Bayangan adalah di ruang makan kerajaan, tempat pertama kali datang.

Dalam perjalanan ke ruang makan, Carmelize tidak bertemu dengan satupun pelayan atau prajurit yang biasanya berjaga. Mungkin mereka sedang menghadap raja dan ratu seperti yang pernah terjadi, dulu.

Sambil berjalan perlahan, Carmelize mengobservasi kiri dan kanan lorong yang dilewatinya untuk mulai mencerna satu per satu gambar yang ada di ukiran tembok.

Beberapa tahun yang lalu, dia tidak mengerti dengan jalan cerita yang ada di sana. Dulu, Carmelize selalu mengabaikan ukiran gambar yang ada di tembok itu.

Hari ini, dia mengerti bahwa ukiran di tembok menceritakan tentang seorang putri dan kedua kakaknya yang berjuang melawan seekor naga yang berniat untuk menghancurkan Kerajaan mereka.

Carmelize membaca ukiran itu dari belakang ke depan, yang membuatnya tahu bahwa akhir cerita itu mengisahkan bahwa mereka bertiga berhasil melakukannya.

Pintu yang ada di ruang makan dalam keadaan tertutup rapat, hal yang tidak biasa bagi Carmelize. Dia mencoba mendengar suara dari dalam, namun ia dengar hanyalah keheningan. Tidak ada tanda-tanda seorang pun dalam.

Saat mengintip di dalam, yang benar saja. Tidak ada seorang pun di dalam. Berkat keberadaan jendela kerajaan, semua yang ada di sana terlihat jelas. Semua barang di sana tertata rapi; kursi, piring, sendok, garpu, pisau dan bahkan lilin putih.

"Kemana semua orang?" gumam Carmelize sambil memulai pencariannya di lantai atas.

Dimulai dari kamar Putri River, yang selalu berisikan seorang River yang berisik. Tidak ada tanda-tanda atau suara Putri River yang selalu membuat orang-orang dari kejauhan, bisa menerka keberadaan putri itu.

Carmelize memeriksa ke dalam dan tidak menemukan Putri River di dalam sana, sesuai prediksinya.

Langsung menembusi kedua kamar para pangeran, Carmelize juga tetap tidak bisa menemukan mereka. Keadaan kamar mereka semua sama saja, masih tertata rapi dan keadaan pintu tertutup.

Carmelize pun menjelajahi satu persatu tempat yang pernah dikunjunginya di kerajaan ini. Ini bukan pertama kalinya ia menghadapi keadaan seperti ini, mengelilingi satu istana untuk mencari keberadaan Putri River. Maka dari itulah, dia mencoba untuk tetap tenang, walaupun hal janggal satu-satunya di sana adalah bahwa dia tidak menemukan siapapun yang lewat.

Halaman belakang kosong, membuat Carmelize mulai berkeringat dingin. Di sana, Carmelize baru menyadari bahwa pohon-pohon sangat lebat dan rumput-rumput tinggi semakin banyak, seolah tidak terawat lagi.

Ke koridor kerajaan, dapur, ruang belajar, bahkan halaman tengah khusus untuk melatih pedang dan panah.

Tidak ada siapapun di sana.

Carmelize berhenti di aula istana yang merupakan tempat para peramal berbaris untuk meramal ketiga pewaris kerajaan. Yang dulunya ramai, kini terlihat sangat kosong.

Tidak ada satu pun dari lima kursi besar di sana terisi oleh orang yang ingin dilihatnya.

Jam pasir yang melayang di dekat langit-langit juga berhenti menintikkan pasir. Semua pasir berkumpul di tabung bawah dan tidak berputar kembali untuk membiarkan pasir itu kembali jatuh.

Gelisah dan ketakutan, hanya itu yang dirasakan Carmelize.

Istana Bayangan masih sama seperti sebelumnya, namun sangat kosong dan lebih mengerikan. Situasi akan jauh berbeda jika seandainya ada Putri River di sini yang menjelaskan keadaan yang terjadi di sini.

Apakah mungkin mereka semua menghadiri acara penting? Tetapi apakah mungkin semua pelayan dan prajurit juga ikut? Itu jelas tidak mungkin.

Tempat terakhir yang bisa dipikirkan Carmelize hanyalah ruang rahasia yang dulu dipakai oleh raja dan ratu untuk mengetahui ramalan anak-anak mereka tanpa diinterupsi apapun.

Tembok itu putih, tanda tidak ada sihir apapun yang menahannya, tetapi Carmelize pikir, tidak mungkin ada lagi sihir, karena semua sihir kerajaan telah digunakan untuk mengantarkannya pulang dan tidak pernah kembali lagi.

Carmelize masuk ke dalam ruangan itu. Alangkah kecewanya dirinya saat mendapati ruangan itu juga kosong, tidak ada siapapun di sana.

Hanya ada selembar kertas yang akhirnya membuat Carmelize menghampiri.

Ada tulisan aneh, aksara Kerajaan Bayangan yang tidak dimengerti olehnya sama sekali.

"Apa ini?" tanya Carmelize seorang diri.

Tuk.

Suara kecil itu dapat terdengar berkat heningnya tempat itu.

Carmelize jelas-jelas mendengar bahwa suara itu berasal dari bawah lantai yang dipijakinya saat ini.

Tuk ... Tu ... k.

Ya, tidak salah lagi.

Carmelize duduk di lantai, lalu mencoba mendekatkan kepalanya ke lantai, berharap bahwa dia bisa menembusi lantai, walau dia jelas bisa berdiri dan duduk di atasnya.

Dia tahu bahwa ada ruang bawah tanah di istana ini, tapi tidak pernah tahu bagaimana bisa mencapai tempat itu.

Dan kenyataannya, kepalanya berhasil menembusi lantai itu, dan hal yang dilihatnya adalah ...,

.

.

Tumpukan tengkorak manusia yang menggunung menjadi satu.

Ada banyak tali yang menggantungkan leher manusia, dan tampaknya tulang tengkorak yang lepas dari tubuhnya dan berlaga dengan tengkorak lain di bawahnya itulah yang didengar oleh Carmelize sedaritadi.

Tepat saat Carmelize nyaris berteriak, seluruh tubuhnya berhasil menembusi lantai, lalu ia terjatuh ke bawah.

Tentu saja, Carmelize tidak merasakan sakit sedikitpun, namun hal yang selanjutnya dilihatnya adalah cahaya yang sangat minim, dari sela-sela tengkorak yang bertumpukan.

Carmelize dalam keadaan duduk, mendongak dan melihat bahwa tengkorak paling atas ada jauh di atas sana. Lalu memejamkan mata dan menunduk bergetaran dan bertatap kembali dengan ribuan tulang berulang.

Kenyataan bahwa di ruang seluas ini memiliki tumpukan tulang berulang yang banyak itu, membuat Carmelize menjerit histeris.

"AAAAAAAAAHHHHHHHH!"

Memejamkan mata erat-erat sambil menjerit keras, tiba-tiba Carmelize merasakan seseorang mendekapnya erat.

"Carmel, kau tidak apa-apa?"

Suara Ibunya, yang membuatnya membuka kembali matanya. Ia berhenti menjerit, dan saat bersitatap kembali dengan manik mata ibunya, dia menangis dengan sangat menyedihkan.

"Kau mimpi buruk?" tanya ibunya sambil kembali mendekapnya dan mengelus rambutnya.

Carmelize tidak menjawab pertanyaan ibunya.

Dia tidak akan pernah mengungkapkan mimpi terburuk yang pernah dilihatnya, dan firasat yang mengatakan bahwa beberapa dari ribuan tulang berulang di sana adalah milik anggota keluarga Kerajaan Bayangan.

Sungguh, kali ini Carmelize berharap bahwa yang dilihatnya itu hanyalah mimpi belaka.

Tbc

15 Juni 2018

a/n

Kebayang ga sih kalau kalian yang ada di posisi Carmel? Pasti serem kan ya? Wkwkwk.

See ya tomorrow

Cindyana

Continue Reading

You'll Also Like

272K 32K 48
VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Lan Hua, seorang putri dari Kerajaan Yuan Ming terkenal karena kebodohannya. Namun, tidak banyak yang t...
1.8M 55.5K 13
Highest rank #1 in Fantasy The Land of Wind Series #1 VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY (18+) Chao Xing tidak pernah menganggap jika dir...
69.6K 13.6K 32
[Fantasy - Adventure] Orang tua Viona sudah meninggal sejak lama, sejak ia kecil. Namun, di umurnya yang ke-19 ini, sebuah rahasia besar baru terungk...
140K 11.1K 72
Tahun 3012, tiba-tiba sebuah portal dimensi terbuka dan monster bermunculan. Saat itu bahkan tekhnologi canggih seperti nuklir tidak mampu melenyapka...