Secret Fantasy ✧°• [Ongniel]

By jaetoyoung

120K 12.6K 2.4K

;; OngNiel area, jan salah lapak, bahasa semi-baku, cerita sangat sangat mainstream. iseng aja ini mah INI... More

(1) cuap cuap me
(2) [#1] stupid
(3) [#2] Office Mate
(4) [pt.2] Office Mate 🔞
(5) [#3] Nothing Without You
(6) [#4] My angry boy
(7) [#5] Teacher
(8) [#6] 비
(9) [pt.2] Nothing Without You
(10) [pt.2] Teacher
(11) [pt.3] Office Mate
(12) [#7] Precious Than Anything
(13) [#8] You Know?
(14) [#pt.4] Office Mate
(15) [#9] 지겨줄게
(15) [#10] Nakal!
(16) 지겨줄게 pt.2
(18) [pt.3] Precious Than Anything
(19) [#11] I miss you
(20) [#11] Kindegarden
(21) [#12] Skuter
(22) [pt.2] Kindegarden
(23) [pt.3] Kindergarden
(24) [#13] Daddy
(25) [#14] Meet you make my day gets better
(26) [pt.2] Meet you make my day gets better
(27) [pt.3] Meet you make my day gets better
(28) [pt.5] Office Mate
(29) [SEQUEL] I miss you
(30) [pt.2] You Know
(31) [pt.6] Office Mate
(32) [pt.4] meet you makes my days get better

(17) [pt.2] Precious Than Anything

2.8K 378 41
By jaetoyoung

Guanlin meminum americano yang tersedia di depan mejanya. Hari ini hari libur kebetulan ia ada janji dengan seseorang.

"hyung! maaf aku terlambat!" tiba tiba seseorang muncul lalu langsung duduk di kursi didepan Guanlin. Guanlin kaget.

"siapaya?"


"hyung jangan bercanda! aku ini sudah berlari untuk kesini!"


Guanlin menghembuskan nafasnya, "kau sangat terlambat Yoo Seonho!" Guanlin mengetuk jam tangannya.

"maaf hyung. sumpah jalanan macet. bahkan aku ini keluar dari taksi lalu langsung berlari untuk kesini. maafkan aku hyung.." Seonho menggosok gosokan tangannya.

"hm baiklah. mana prmu? sini kulihat." tagih Guanlin.

"oh!" Seonho teringat. Ia segera menarik tasnya dan mencari bukunya. Bukannya ketemu ia malah mengorek tas itu makin dalam, "loh mana ya? perasaan aku taro disini?" gumam Seonho.

Guanlin memandangi Seonho yang sedang sibuk sendiri. Seonho itu adik kelas Guanlin di sekolah. Tingkahnya sangat mirip dengan adiknya. Selalu ceroboh, cerewet, dan juga lucu. Ya lucu.. sampai Guanlin menyukai adik kelasnya ini.

Jika ditanya bagaimana bisa Seonho kenal dan berbicara dengan kakak kelas es ini, salahkan ayah Guanlin yang mempromosikan anaknya bisa membantu Seonho dalam mengerjakan segala macam tugas. Kejadian ini dimulai ketika Daniel kedapatan seorang anak sekolah duduk di meja sekretarisnya sambil bergelut dengan prnya.

Ya, bisa dibilang Hwang Minhyun ㅡsekretaris Daniel merupakan kekasih dari Yoo Seonho.

Kenyataan pahit memang. Mau bagaimana lagi? Guanlin hanya bisa menelan kenyataan pahit.


Lama mereka berdiskusi pada akhirnya ponsel Seonho berbunyi.

"sebentar hyung." Seonho mengambil ponsel yang ada di kantong celananya. Ia tersenyum ketika melihat nama yang ada di layar ponselnya.

"halo hyungiee~"

Guanlin menggaruk kepalanya, sudah tau betul siapa yang menghubungi adik kelasnya ini.


"iya~ ini aku lagi bersama Guanlin hyung membahas pr~" ucap Seonho sambil melirik Guanlin.


Guanlin mengalihkan fokusnya tidak ingin menganggu privasi Seonho. Ia memandangi jalanan luar dari jendela yang ada disebelahnya.


"eo? benarkah?"


Tiba tiba ponselnya berbunyi. Guanlin mengambil ponselnya yg ada di kantongnya. Ia melihat nama yang tertampil disana lalu mengangkatnya.

"Halo mommy?"


"oh ya Guanlin. kamu dimana sayang?"


"eung.. di kafe, ad apa mommy?" tanya Guanlin sambil melihat jam di tangannya. Tidak biasanya Seongwu akan meneleponnya secepat ini.


"bisa tolong kau jemput Daehwi?"



"loh? memang Daehwi kemana?" tanya Guanlin heran.




"tadi mommy antar ke rumah Jinyoung, tapi mommy tidak bisa jemput, bisa kau tolong jemputkan dia?"



"oh baiklah mom. aku berangkat sekarang.."



"syukurlah terima kasih Guanlin. hati hati ya.."


"ya." lalu Guanlin menutup teleponnya dan ia meletakkan ponselnya ke kantong jaketnya.

"Seonho, kurasa kita bisa membahas prmu kapan kapan. aku harus menjemput adikku.." ucap Guanlin kepada Seonho yang baru saja selesai menelepon.

Seonho mendonggak lalu menyimpan telponnya, "oh begitu hyung? kebetulan aku juga mau pergi."


Guanlin mengangguk lalu berdiri, "oh kalau begitu ayo kita keluar bersama.." ajak Guanlin sambil mengambil kunci mobilnya yang ada di meja. Seonho mengangguk lalu membereskan barangnya dan berdiri.

Guanlin dan Seonho berjalan berdampingan menuju pintu keluar. Sampai diluar Guanlin merapikan rambutnya yang sedikit acak acakan akibat angin yang bertiup.

"Seonho kau mau kemana?" Tanya Guanlin menghadap Seonho. Tidak enak ia jika langsung pergi meninggalkan Seonho.

"oh aku-"


"Seonho!~" tiba tiba seseorang berteriak dan memanggil Seonho. Guanlin dan Seonho menoleh ke sumber suara. Orang itu berjalan mendekati mereka berdua.

"Hyungiee~"



Guanlin membungkuk hormat ketika mengetahui orang itu Sekretaris Hwang, yang merupakan kekasih Seonho.

Guanlin perih rasanya. tapi ya bagaimana lagi? tidak mungkin kan ia merebut kekasih orang?




••••••••••••••••••••••


"Oh nak Guanlin"


Guanlin membungkuk hormat
"aku disuruh mommy untuk menjemput Daehwi disini."



Wanita paruh baya itu memanggil anaknya serta seorang anak lain. Terlihat Daehwi yanh sedang membereskan barang barangnya dan memasukkannya ke tas ransel miliknya. Guanlin hanya tersenyum lebar.


"Kak Guanlinn~" seru Jinyoung sambil berlari menuju pintu. Disebelahnya ada Daehwi yang juga ikut berlari.

Guanlin tersenyum lalu ia mengusak rambut Jinyoung, "haai.." Lalu Daehwi berjalan ke sebelah kakaknya.

"baiklah kami permisi dulu bibi Yoon.." Guanlin kembali membungkuk hormat diikuti Daehwi. Tak lama dari itu, Guanlin dan Daehwi mulai menuju rumah mereka.





••••••••••••••••••••


"liburan?"



"Yeeee!~ ayo daddy kita liburaaaaan~" ini si kecil yang berseru kegirangan sampai loncat loncat di sofa.



Guanlin menyerngit, "kenapa tiba tiba?" percis tanggapan yang diberikan Seongwu.

Seongwu tiba tiba datang dari arah ruang laundry lalu mendudukan tubuhnya di sebelah Daniel, lalu Seongwu mengambil satu persatu kain dan melipat baju di sofa. "Memangnya kau tidak mau?" tanya Seongwu.

Guanlin diam sejenak.


"ayolah hyungg~ Daehwi ingin ke jepaang~" bujuk Daehwi kepada Guanlin sambil bergelayutan di leher kakaknya.

Guanlin tampak berpikir sejenak. Lalu ia mengangguk, "baiklah..."




Daniel dan Seongwu tersenyum.

•••••••••••••

Kang sekeluarga akhirya tiba di Tokyo. Setelah mengurus segala paspor dan memindahkan barang mereka ke troli, Daniel mendorong troli barang mereka keluar dari bandara.


"sudah semua?" tanya Daniel pada Seongwu yang ada di sebelahnya.

Seongwu hanya mengangguk. Ia menggendong Daehwi yang tertidur di lengannya. Sedangkan Guanlin membawa tas Seongwu agar mommynya tidak repot.

Semenjak pesawat mulai terbang, Daehwi tertidur. Baguslah pikir mereka supaya anak kecil itu tidak rewel ketika sudah di ketinggian. Bahkan hingga sekarang mereka sudah mendarat, anak manis itu masih tertidur di pelukan ibunya. Seongwu juga tak tega untuk membangunkannya, sudahlah biarkan ia bangun sendiri nanti.

"biar aku yang gendong Daehwi mommy.." ucap Guanlin tiba tiba. Ia pikir ibunya kerepotan.

"tidak usah. Kau bantu daddymu saja.." tolak Seongwu sesekali merapikan mantelnya yang tertarik keatas akibat ia menggendong Daehwi.

Guanlin menghembuskan nafasnya pelan lalu berdiri di sebelah ayahnya.

Kang sekeluarga berjalan hingga melalui tempat kedatangan dimana orang orang biasanya menunggu kedatangan. Tapi tidak satupuj mereka menemukan kertas yang dipegang oleh seseorang yang diminta untuk menjemput mereka.

Karena tidak mempunyai kendaraan di Jepang, Daniel mencoba seluruh koneksinya di Tokyo untuk menyewa supir selama mereka di Jepang. Tentu hal ini juga sudah di setujui oleh Seongwu. Oh tentu hitung hitung hemat biaya.

"Daniel mana supirnya?" tanya Seongwu sambil menoleh kepada Daniel.

"hm tak tahu juga.." Daniel sedikit mempoutkan bibirnya. Ia mengeluarkan ponsel yang ada di kantongnya hendak menghubungi orang yang menjemputnya.


tiba tiba..


"Maaf Tn. Kang.. saya supir yang ditugaskan untuk menjemput anda dan sekeluarga.." ucap orang itu sambil berbungkuk beberapa kali. "maaf atas keterlambatan saya."


Daniel sedikit tersenyum, "tidak apa,"


Sopir itu menghela nafas lega ketika mengetahui Daniel merupakan atasannya tidak marah akibat keteledorannya, "baiklah, mobilnya lewat sini tuan.." sopir itu mengarahkan tangannya dan diikuti oleh Kang sekeluarga.




•••••••••••••••••••

Setelah sepuluh menit dari bandara, Daniel dan keluarganya tiba di hotel tempat mereka akan menginap. Tampak Daniel yang ada di meja resepsionis hendak memesan kamar. Sedangkan Seongwu dan Guanlin disuruh untuk berisitirahat di sofa yang disediakan di ruang lobi.

Seongwu melihat keadaan hotel. Hotelnya sangat mewah. Pasti sangat mahal pikirnya. Suaminya itu memang terlalu totalitas jika membahagiakan keluarganya.

Oh, Daehwi sudah bangun.



"moom.." Daehwi mengucek matanya.


Seongwu mebgalihkan fokusnya kpd Daehwi yang ada dipangkuannya, "sudah bangun hm?.."


Daehwi mengangguk lalu menidurkan kembali kepalanya ke dada Seongwu. Mungkin masih terlalu lemas. Kesadarannya belum kembali.


Seongwu tersenyum lalu membelai surai anak itu, "Guan.. minum adikmu.." suruh Seongwu.

Guanlin yang ada di sebelah Seongwu sedang bermain ponsel segera mengambil minum yang ada di tas Daehwi lalu ia berikan kepada ibunya. Seongwu memberikan minum itu kepada Daehwi dan diterima dengan baik. Daehwi meminum minumnya. Merasa cukup, Daehwi menjauhkan botol itu dari mulutnya. Seongwu menutup botol itu lalu kembali memberikannya kepad Guanlin untuk kembali disimpan.


Setelahnya tidak lama kemudian Daniel kembali berjalan kepada mereka.

"bagaimna?" tanya Seongwu mendonggak melihat suaminya.

"aku memesan dua kamar. satu untuk kita dan satu lagi untuk anak anak. bagaimana?" ujar Daniel sambil menunjukkan dua kunci di tangannya.


Seongwu mengangguk paham. Guanlin sangat mampu mengurus adiknya jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.



"yasudah ayo kekamar untuk beristirahat.." Daniel mengambil Daehwi dari pangkuan istrinya dan menggendong anak itu.




Seongwu tersenyum, lalu ia berdiri dan diikuti Guanlin.




••••••••••••••••••••

Di dalam ruangan anak anak, Seongwu berdiri di depan kedua anaknya yang sedang menghadap kepada dirinya. Ia hendak memberi pengarahan sebentar.


"baiklah. seperti biasa, Guanlin.. jika ada apa apa segera telepon mommy.. dan Daehwi jangan nakal nakal, dengarkan perintah kakakmu.." Seongwu melihat kedua anaknya bergantian.



"baik mom." jawab keduanya.





Seongwu tersenyum, ia mengelus surai kedua anaknya, "oke baguslah kalau begitu. mommy ke kamar dulu..." Seongwu melambaikan tagannya dan berjalan menuju pintu lalu masuk ke kamarnya.


Ia membuka sepatunya dan melihat Daniel yang sedang menggulung lengan kemeja putihnya.


Sadar Seongwu masuk ke kamar, Daniel menolehkan kepalanya kepada Seongwu, "bagaimana anak anak?"




"seperti biasa Guanlin bisa diandalkan.." Seongwu berjalan menuju meja yang menyediakan air mineral botol lalu mengambil dan membukanya satu. Ia menegak air itu.




"huhh semenjak landing aku belum minum air..." keluh Seongwu diakhiri senyuman lalu kembali meneguk air itu lagi sampai tersisa sedikit.



Daniel sedikit terkekeh. Istrinya memang terlihat menggemaskan.



Daniel mengambil mantel miliknya yang tadi ia letakkan di atas kasur.





"jadi bagaimana kau akan berbicara dengan Guanlin?.." tanya Seongwu tiba tiba. Daniel terdiam sedikit.



"kau tidak mengajak kami kemari hanya untuk jalan jalan kan?.."




"sumpah Daniel sayang.. hubungan kalian benar benar tidak enak. kau harus berbicara dengan Guanlin.." Seongwu mengelus lengan Daniel sambil menatap wajah suaminya.



Meski respon Daniel sedikit terlambat, ia tersenyum kepada istrinya lalu membalas elusan tangan Seongwu, "jangan khawatir.. aku akan berbicara dengannya.."







••••••••••••••••

Seongwu menurunkan Daehwi dari gendongannya ketika anak manis itu memberontak diturunkan untuk berjalan bersama kakaknya menikmati jalanan tokyo.


Seongwu dan Daniel tersenyum teduh sambil melihat anak anak mereka dari belakang.


"ternyata mereka sudah besar ya.." Daniel memeluk pundak Seongwu.



Seongwu tersenyum lalu mengangguk.




"aku terlalu sibuk sampai tidak tahu kalau Guanlin sudah sebesar ini dan Daehwi sudah bisa berlarian ke sana kemari.." Daniel tersenyum hambar.



"dimana peranku sebagai kepala keluarga..."



Seongwu menoleh kearah Daniel sekilas, "hey jangan berbicara seperti itu niel.."



"maafkan aku Seongwu. kau membesarkan mereka sendirian.." Daniel mengelus rambut Seongwu sayang.


Seongwu memeluk pinggang Daniel, "Daniel kau ayah yang hebat. Jangan seperti itu honey.. kau terbaik."




•••••••••••••••••••

"mom! momm! foto Daehwi disini!~" Daehwi berdiri dengan dibelakangnya pemandangan yang indah.

Seongwu menoleh ketika anak manisnya memanggil, ia tersenyum "oh? okaay~ siap siap yaa.." Seongwu mengoper kopinya ke tangan Daniel lalu ia menyalakan kamera digitalnya.

Daniel memegang kopi Seongwu lalu tersenyum teduh.

"satu.. dua.. tiga..."


cekrek



"liat liat liaaat!!" Daehwi segera berlari ke mommynya, Seongwu berjongkok dan memperlihatkan kepada anaknya hasil fotonya.


Daehwi sibuk melihat fotonya. Seongwu tertawa lalu ia mendonggak, melihat Daniel dan Guanlin hanya diam satu sama lain sambil melihat pemandangan.



"hey!" panggil Seongwu. Seketika Daniel dan Guanlin menoleh, mereka melihat kebawah untuk melihat Seongwu.


"kalian berfotolah bersama. Mommy akan mengambilnya.."




"heh!?/heh!?" respon keduanya.




"ti-tidak usah sayang.. nanti kau repot.." Daniel menolak dengan wajah panik.


begitupun Guanlin, "terlihat kekanakan mom.. mommy dan daddy saja.."



Daehwi melihat daddy dan kakaknya bergantian.



Seongwu menggeleng lalu berdiri dan menggaet masing masing tangan keduanya. tangan Daniel ada di lengan kanannya dan Guanlin sebaliknya. Seongwu menarik keduanya di tempat Daehwi berdiri tadi.



"kalian harus menurut dengan yang dipanggil mommy." Seongwu berucap.



Seongwu melepaskan tangannya lalu melihat dua kesayangannya yang sudah berdiri beerdampingan dengan gugup.



Seongwu tersenyum, "nah begitu~ bagaimana mereka cocok kan Hwi sayang?" tanya Seongwu kepada anak manisnya.


Daehwi mengangguk lalu mengacungkan kedua jempolnya. "daddy dan hyung terlihat tampann~"




Seongwu terkekeh, "okee," Seongwu mengangkat kameranya untuk memotret. Tapi sungguh kedua orang itu terlihat sangat tegang dan kaku.



Seongwu mencebik, "ey~ natural sedikit! orang akan mengira kalian musuhan..."




Guanlin menggaruk tengkuknya dan Daniel berdehem.



"Daewhi sayang bisa tolong mommy untuk mengambil minuman milik mommy di daddymu?"



"oh tentu!" Daehwi langsung berlari menuju daddynya dan mengambil minuman yang ada di tangan kiri Daniel. Lalu ia kembali ke sebelah mommynya.


"aigoo anak baik.. nah sekarang Daniel! coba rangkul Guanlin dengan tangan kirimu."



Daniel terlihat ragu tapi akhirnya ia meletakkan tangannya di pundak Guanlin, "seperti ini?" Seongwu mengangguk antusias. Guanlin gugup seketika. Sungguh posisi yang canggung.






"Nah Guanlin sekarang cobalah santai! kau jago berpose! mommy sudah liat semua foto di SNS mu dan itu sangat feeds able nak~" Seongwu berteriak.






"ey mommy kuker sekali!" Guanlin protes karena malu. Gualin jadi sedikit tersenyum.









ckrek









akhirnya Seongwu sukses memotret kedua kesayangannya. Ia melihat hasilnya. Wow tidak buruk.









••••••••••••••••

Untuk menutup hari ini, Daniel mengajak anggota keluarganya untuk makan malam di salah satu restoran yang sangat disarankan ketika mendatangi Tokyo. Tentu ia tahu hal ini dari Minhyun, sekretarisnya.


"Daehwi suka makanannya sayang?" Tanya Daniel ketika melihat anak kecil manis itu makan dengan lahap.


Daehwi sedikit mendonggak dan mengangguk, "suka dad~ hari ini semua Daehwi sukaa~" jwab Daehwi dengan gembira. Seongwu yang mendengarnya tersenyum teduh lalu menghapus noda saus yang ada di ujung mulut Daehwi dengan jempolnya. Seongwu melirik Guanlin yang sibuk dengan makanannya.




"Guanlin suka makanannya, nak?" Tanya Seongwu sambil mengambil irisan daging.



"Eh?" yang ditanya mendonggakan kepalanya. Guanlin kaget karena tiba tiba ditanya, ia segera mengangguk. "Eum mom.." jawab Guanlin singkat.


Seongwu tersenyum lalu memberika potongan daging itu ke piring Guanlin, "baguslah.. makan yang banyak Guanlin.."





"Daehwi.. mau ikut dengan mommy?.." Seongwu meletakkan alat makannya.



"Kemana mom?"




Daniel mendonggak dan melihat istri dan anak bungsunya.





"Bagaimana makanan penutup Daehwi mommy belikan permen?" Tawar Seongwu sambil menaik turunkan alisnya jenaka kepada Daehwi.





Wajah Daehwi seketika berbinar, "waa jinjja? Daehwi mauuu~"


Seongwu tersenyum, "tidak jauh dari sini tadi mommy liat ada toko permen. Mau kesana?"




Daehwi mengangguk semangat.



"Oke, ayo~" Seongwu berdiri dari bangkunya dan memakai mantel yang tadinya tersampir di bangku.





Guanlin yang melihat mommynya berdiri langsung memberikan atensi penuh terhadap mereka berdua.




"Wait, wait Seongwu..." Daniel menghentikan tangan istrinya ketika mendengar ajakan Seongwu terhadap anak bungsunya. "Ke toko permen?... kau bilang kita harus mengontrol permen dan cokelat untuk Daehwi..." cegah Daniel.




Daehwi yang mendengar larangan Daddynya secara tidak langsung hanya merengut kecewa. Sebab biasanya Mommynya akan menyerah ketika sudah diingatkan oleh Daddynya.






"Eyy liburan seperti ini mana enak masih menuruti peraturan~ iya bukan Daehwi?" Daehwi yang tadi merengut langsung tersenyum dan menganggukan kepalanya sangat setuju.



Seongwu melepaskan tangan suaminya lalu mengedipkan sebelah matanya, lalu membisikkan sesuatu, "your chance.." dan tersenyum.




Daniel berusaha mengerti maksud istrinya.




Seongwu menurunkan Daehwi dari bangkunya dan memakaikan anak itu mantel, "mommy akan kembali beberapa saat lagi.. kalian lanjutkan saja makannya.."



Guanlin hanya mengangguk pelan, sangat pelan.





Lalu Seongwu memegang tangan Daehwi dan membawanya keluar, menuju toko permen yang dimaksud.






Sepergian Seongwu dan Daehwi seketika susasana di meja makan canggung. Guanlin dan Daniel hanya sibuk dengan makanan mereka masing masing. Sejujurnya gampang saja bagi Daniel untuk berbicara apa saja kepada Guanlin, begitupula Guanlin, dia bisa saja menceritakan apapun kepada ayahnya tapi hubungan mereka sudah terlanjut dingin. Sosok Daniel yang sudah mengecewakan hati sang anak sulung dalam mengurus keluarga sudah tertanam di dalam Guanlin. Ataupun Daniel yang sudah terlampau merasa bersalah tidak tahu harus berbicara dimulai dari mana.





"Guan.." Daniel akhirnya memberanikan diri mengelurkan suara meski tidak menatap anaknya.






Guanlin memberhentikan alat makannya.





"Bagaimana sekolahmu?"







"... baik dad." Jawab Guanlin singkat.




Keadaan hening kembali datang. Tidak ada lagi percakapan.







"bagaimana dengan daddy?" Tiba tiba Guanlin membuka suara, "daddy punya cuti untuk berlibur dengan keluarga?"


padahal ini pertanyaan sederhana, tapi kenapa terasa menusuk ketika di dengar Daniel?





"Daddy CEOnya.. masalah libur itu terserah daddy.." jawab Daniel.





"dengar Guanlin. Ada yang ingin daddy bicarakan denganmu.." Daniel berkata tegas. cukup basa basinya pikir Daniel.





Guanlin meletakkan alat makanannya, lalu mendonggakan kepalanya untuk melihat ayahnya.





Daniel meneguk ludahnya sekali, "maafkan daddy. Daddy sadar selama ini sudah melukai hati kalian. Terutama terhadapmu sebagai anak sulung. Sungguh daddy minta maaf..."




Guanlin diam mendengarkan.




"Daddy sadar tidak pernah datang kesekolahmu dan Daehwi untuk menghadiri pertemuan orang tua, memarahimu atas nilai evaluasimu yang jelek, bahkan tidak pernah mengantar kalian berdua ke sekolah. Daddy sadar semua itu tidak bisa daddy lakukan akibat selalu saja memikirkan pekerjaan. Lalu semua itu dilakukan oleh mommymu. Daddy tahu kau tidak suka kan ketika mommy melakukan itu semua? Jadi Daddy minta maaf Guan.." Daniel menjelaskan sambil menatap sendu anaknya. Guanlin menundukan wajahnya ketika mendengar penjelasan daddynya.





"Daddy tidak marah ketika mendegar kau marah saat itu. daddy hanya marah karena saat itu terdengar terlalu benar adanya dan daddy tidak terima. Tapi ketika kupikirkan, kau ada benarnya dan daddy menjadi malu kepada diri daddy sendiri sebagai ayahmu..."






"Jadi jika kau memaafkan daddy.. mulai kita kembali ke Seoul, kita akan memulainya dari awal hm?.. daddy akan bekerja sesuai dengan jam dan akan pulang tepat waktu, bersama mommy dan membimbing kalian dalam belajar. Kita akan melakukan semuanya bersama, okey?... daddy janji.."






Guanlin menghembuskan nafasnya pelan. jika seandainya Guanlin bukan lelaki sejati, mungkin kini ia sudah menangis mendengar penuturan ayahnya.







"D-dad.. jangan berlebihan, kau ti-tidak seburuk itu.." ucap Guanlin pelan sambil memilin jarinya.






Daniel tersenyum senang. Jika sudah terbata seperti itu ia tahu Guanlin sudah mulai membuka hatinya. Ia mengusak rambut Guanlin.




"Dasar anak Kang Daniel ini..." ucap Daniel gemas.









•••••••••••••••••••••••

Setelah Seongwu dan Daehwi kembali ke restoran, Daniel bisa melihat betapa banyaknya permen yang dipegang oleh Daehwi ditambah lagi istrinya juga memakan satu lolipop. Jika mereka bukan keluarganya, mungkin Daniel akan mengumpat. Entah bagaimana lagi nasib gigi Daehwi nantinya. Guanlin yang melihat ekspresi kaget, frustasi, ternyata sangat lucu dan ia hanya bisa tertawa.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Dan kini Seongwu sudah duduk sambil bersender di kepala kasur dan membaca buku yang ia bawa dari Korea. Daniel masih mandi tampak terdengar dari suara air dari kamar mandi.




Bisa dilihat ada permen yang dipegang Daehwi ada di atas meja. ya, Daniel memutuskan untuk menahan itu semua kecuali yang dimakan oleh anaknya. Takut jika tidak diawasi Daehwi akan memakan semuanya habis tanpa gosok gigi. Mana mau dia nanti Daehwi sakit gigi seperti dia dulu ketika berumuran dua puluhan.



Setelah beberapa menit, Daniel keluara dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk di lehernya. Seongwu melirik sebentar kepada Daniel dan kembali membaca bukunya.


Jika dulu masih awal awal pernikahan mereka Daniel tampak sangat menawan dan seksi dengan tampilan topless seperti ini ketika keluar kamar mandi dan akan membuat Ong Seongwu terpesona sampai memerah tapi sekarang ia akan mengatakan,







"Daniel pakai bajumu. Nanti masuk angin. Siapa yang mau ngurusin? Aku hanya bawa obat deman anak ya..."






Daniel mengusak rambutnya dengan handuk, ia mengambil kaos dari dalam koper dan memakainya, "iya iya Kang Seongwu... padahal dulu kau paling tidak tahan melihat tubuhku.." ucap Daniel sambil mendekati Seongwu yang ada dikasur.




"Omong kosong. Mana pernah. Adanya kau yang selalu tidak tahu diri, tahu tahu pas pagi baju kaosku sudah ada di lantai." Elak Seongwu sambil membuka halaman selanjutnya.




Daniel terkekeh, ia membaringkan tubuhnya di samping Seongwu, ia menidurkan kepalanya di paha Seongwu yang ada di balik selimut.




"Eh udahan dong baca bukunya. Aku disini Seongwu..." ucap Daniel sambil pout. Memang dari berpacaran sampai sekarang hal yang paling Seongwu sukai adalah membaca buku. Jika orang orang akan bermain ponsel sebelum tidur sampai melupakan pasangannya, Seongwu berbeda, ia malah membaca buku sampai kacamata bacanya sering patah akibat ketiduran ketika membaca.



Seongwu melepaskan kacamatanya dan meletakkan buku di meja nakas lalu kacamatanya itu dia atas buku tersebut. Ia menyibakkan selimutnya sampai tampak kepala Daniel dipahanya.



"Nah gitu dong.."



Seongwu menarik leher yang ada di leher Daniel dan memakainya untuk menggosok rambut suaminya, ia menggosoknya telaten, "bagaimana? berhasil?.."




"Kau tidak akan menikah denganku jika sesuatu yang kukerjakan tidak berhasil.." ucap Daniel sombong.


Seongwu tersneyum gembira, "eing!? Jadi kau berhasil?!" Tanya Seongwu tidak percaya.




Daniel mengangguk, lalu mencubit pipi Seongwu, "ekspresimu biasa aja.. kau terlalu imut ketika begitu.." Daniel tersenyum tampan.





Seongwu senang. Sangat senang bahkan. Ia menundukkan kepalanya dan menciumi bibir Daniel berkali kali, "wuaaa~ memang suami Ong Seongwu terbaikk~"





"Iya muach dong- mmph muach yak- muach mmph- Seongwu!- muach hei ber- muach henti muach yyaak!!" Daniel sampai kesusahan berbicara akibat hujaman ciuman berkali kali di bibirnya akibat Seongwu.









Tbc
Very long chap. Padahal mah isinya bertele tele hufffttt lah

Continue Reading

You'll Also Like

552K 2.8K 18
Cerita ini bagian dari @fantasibersama
342K 31.2K 83
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
146K 15.2K 20
[Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar membaca ta...
768K 77K 44
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...