Our Fake Life | RolePlayer

By itsmaplestory

89.6K 8.5K 1.6K

"RolePlayer is FAKE but Real Feeling" Hidup dalam kebohongan. Fake face, fake love, fake life, fake world. Ma... More

Present
Introducing
Kemerdekaan
Gone
Wrong Way
About Couple
Sick
Farewell
Times
❝ Fake World, Real Feeling ❞
Bagaimana jika...
Percakapan Pukul 3 Dini Hari Bersamanya Di Akun Roleplayer
❝ Fambest ❞
Never Be Yours
FAKER
Thanks, Babe
couple or cousin?
Nightmare
Ruang kosong
Aku bukan transgender
Balasan
Meet Up
Sorry, I'm leaving
Ku, Kau dan Kemusuhan
Secret Love with Mr.Grey
Left for You
Kak!
「CLBK (Cinta lama belum kelar)」
Satu owner?
F(i)rends? (1/2)
Just Best Friend?
Lose a Life
Disguise
Love & Hate
MAPLE STORY OPEN MEMBER
TATA CARA LRP
Ingin Putus
Yang Tak Henti Mendamba
Bad Love
Aku Jenuh, Aku Lelah
Untuk kamu
Fairies?

Friendship

3.5K 388 41
By itsmaplestory

Aku iri.

Iri pada keluarga yang setiap akhir pekan pergi liburan bersama, tiap pagi bersenda gurau dimeja makan, saling membantu saat ada kesulitan, dan saling mengerti saat ada kesalahpahaman.

Kapan aku bisa seperti itu?

Mustahil, itu hanya angan-anganku saja.

Tuhan sudah memberiku takdir, untuk terlahir dan hidup dikeluarga yang kurang baik. Terutama dalam hal keharmonisan, huh, di keluargaku sepertinya itu adalah hal yang sangat langka.

Laras, begitulah aku dipanggil. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, ah tidak, harusnya anak kedua dari tiga bersaudara. Sayangnya, kakakku sudah pergi ketempat-Nya sejak 2 tahun lalu. Dia mengalami depresi berat, dan akhirnya memilih untuk mengakhiri semua cerita pahitnya di dunia ini.

Sakit rasanya, jika mengingat bagaimana dia meninggalkanku dan adikku dengan cara seperti itu. Sosok dewasa dan penyayang yang selalu melindungi adik-adiknya, kini sudah tiada.

Apa yang membuat kakakku seperti itu?

Keluargaku, tentu saja.

Ayah dan ibuku selalu bertengkar hebat tiap ada masalah kecil. Aku tidak mengerti kenapa, mereka suami-istri tapi tiap harinya seperti orang asing yang tidak saling kenal. Mereka lebih seperti musuh yang disatukan dalam satu rumah.

Tiap ada hal kecil yang tidak sesuai dengan apa yang mereka mau, pasti langsung terjadi cek-cok panjang yang berujung pertengkaran fisik. Dan parahnya, itu sering terjadi dihadapan aku dan adikku. Apakah itu pantas?

Tentu tidak.

Dulu mungkin ada kakak yang melindungi dan menenangkan kami, tapi sekarang? Aku yang harus menggantikannya. Adikku masih terlalu kecil untuk tahu hal-hal keji seperti itu.

Tapi untungnya, nenek dan kakek mau membantuku, mereka membawa adikku untuk tinggal bersama dan merawatnya. Aku lega, setidaknya adikku kini tidak perlu lagi melihat hal yang bukan sewajarnya dilihat oleh anak usia 4 tahun.

Jangan tanya soal persetujuan Ayah dan Ibuku. Mereka tidak peduli soal itu, yang mereka tahu soal merawat anak adalah memberi makan, menyediakan tempat tinggal, dan memberi uang. Miris.

Yah, setidaknya mereka ada sedikit usaha menghidupi anak-anaknya. Meski pada kenyataannya, kami lebih membutuhkan perasaan mereka sebagai orangtua dibandingkan itu semua.

----

Hari ini, adalah hari minggu yang buruk. Pasalnya, cuaca sedang mendung dan mungkin akan turun hujan deras. Ahh sayang sekali, padahal aku ada rencana menonton film keluaran terbaru hari ini.

Aku keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Mungkin dengan sarapan pagi, aku bisa mendapat ide untuk menghabiskan akhir pekanku dirumah. Itulah aku, perut harus diisi barulah pemikiranku cemerlang, hehe.

Sesampainya diruang makan, aku duduk dan mulai mengambil selembar roti tawar. Aku menggigit ujungnya dan menahannya dengan mulut, sementara kedua tanganku sibuk menuangkan susu ke gelas.

Selang beberapa menit, aku merasakan hawa kehadiran. Dan benar, Ayah dan Ibu baru saja keluar dari kamar mereka. Jujur, aku paling suka momen ini. Momen disaat Ayah dan Ibu keluar dari kamar dan menuju ruang makan secara bersamaan. Mereka terlihat akur, untuk beberapa saat.

“Pagi Ayah, Ibu” sapaku setelah bersusah payah mengunyah dan menelan langsung roti tawar tadi.

Mereka hanya berdehem singkat, dan duduk dikursi masing-masing. Lalu memulai sarapan dengan tenang, begitupun aku yang melanjutkan sarapanku.

Suasana menjadi hening. Ya, memang sering 'sih seperti ini, jadi aku sudah terbiasa.

Oh! Aku teringat sesuatu.

“Ehm, minggu depan ada pertemuan orangtua dengan komite sekolah, apa kalian bisa datang?” tanyaku hati-hati.

“Ibu tidak bisa, banyak urusan” jawab Ibu dengan cepat.

Ahh, jawaban yang sudah sering kudengar.

“Urusan ini, urusan itu, urusanmu selalu banyak dan tidak pernah selesai,” cibir Ayah tanpa menoleh ke arah Ibu yang ada dihadapannya.

“Coba bercermin, kau juga sama saja,” balas Ibu tak mau kalah.

“Urusanku penting, tidak seperti urusanmu”

“Penting mana dengan anakmu? Sampai lebih mengutamakannya,”

“Kau sendiri? Apa kau mementingkan Laras?”

“Jangan tanyakan itu padaku, pertanyaan itu lebih cocok untukmu”

“Ooh, sudah merasa cukup baik dalam mengurus anak? Tidak tahu diri”

“Apa-apaan maksudmu itu, hah?!”

Brak!

“Bisakah sehari saja kalian tidak ribut?!” ucapku kesal.

“Heh! Bicaralah dengan sopan pada orangtuamu!” bentak Ayah seraya menatapku tajam.

“Jangan membentak anakmu!” kata Ibu marah.

“Halah anak dan Ibunya sama saja! Tidak tahu sopan santun!”

“Ini semua karena kau!! Kau yang mengajarkannya jadi kasar!”

“Berani sekali kau menuduhku! Itu hasil didikanmu tahu!!”

Aku berdiri dan keluar dari ruang makan menuju kamar. Membiarkan kedua manusia itu melanjutkan perdebatannya.

Hancur sudah hari minggu ku yang damai.

Sampai di kamar aku masuk dan menutup pintu, serta menguncinya. Dengan pasrah aku membanting tubuhku ke kasur, dan memejamkan mata.

Prang!

Aku sedikit terkejut dengan suara pecahan dari bawah, ah mereka mulai lagi. Suara-suara pertengkaran pun mulai terdengar. Aku menutup telingaku dan meringkuk dikasur.

Perlahan air mata jatuh, dan mulai deras menjadi tangis. Aku menangis dalam diam, mencoba menahan emosi yang dalam ini.

Drrtt.. drrt..

Aku mengabaikan getaran ponselku yang menandakan sebuah notifikasi. Aku terus menangis dan sesekali berteriak kecil.

Drrt.. drrt.. drrt..

Drrt.. drrt.. drrt..

“Arghh! Siapa 'sih?!” geramku kesal.

Aku bangun dari posisi, duduk ditepi kasur dekat nakas kecil. Aku mengusap wajahku sekilas, menetralkan emosi, dan berikutnya mengambil ponselku yang terus bergetar.

Ku lihat, ada banyak notifikasi baru. Ah, rupanya dari dunia keduaku, RolePlay. Disini aku bermain peran sebagai gadis periang dan lucu, berbeda jauh memang dengan diriku didunia nyata yang pendiam. Ah iya, di RolePlay aku bernama Nuyya dan menggunakan profil Eunha GFriend sebagai face claim*.

Sambil sesenggukan, aku membuka salah satu grup chat yang kuberi pin. Minggu pagi seperti ini, biasanya grup itu sepi karena banyak member yang masih tidur. Tapi kali ini tidak, lumayan ramai.

Teletubbies SQ (5)

-Pesan yang belum dibaca-

Agerr : Mandi dulu mendingan, biar wangi

Chila : Rt @Agerr

Eunsoooo : Sudah wangi padahal, masih disuruh mandi_-

Nath : Wkwkwk

Eunsoooo : @Nath ketawa mulu bisanya, heran

Nath : Tertawalah sebelum ditertawakan

Agerr : Mantap nat wkwk

Eunsoooo : Yyyyy --"

Chila : Read by 4, yang keluar 3

Eunsoooo : Hayooolohh yang sider terciduk

Nath : Engga ada sider, kan pas kita 4 yang read 4

Agerr : Bodoh, dikira si Chila bisa nge-read chat sendiri kali ya

Eunsoooo : Maklumin lah, kecilnya di kasih abu gosok bukan ASI jadi ya gini

Nath : Apa salahku?

Chila : Banyak

Nath : Apa salah ibuku?

Agerr : Iyain.. iyain..

Nuyya : ...

Eunsoooo : Masih aku biarin, belum aja aku yasinin

Nath : Waduh, di yasinin wkwk

Agerr : @Nuyya titik doang, sok high deh

Nuyya : Y

Nath : Kenapa nuy, tumben irit ngetiknya

Eunsoooo : Biasanya ada something

Nuyya : G

Chila : Di jawab yang benar sayang

Agerr : Ada masalah cerita aja nuy

Nath : Aw mau juga dipanggil sayang

Eunsoooo : Diam kamu sukijan @Nath

Nath : /diam/

Nuyya : Hehe, biasalah masalah kecil

Eunsoooo : Kecil apa kecil

Agerr : Masalah kenapa lagi nuy?

Nuyya : Ya gitu, ada infinity war tadi wkwk

Chila : Orangtuamu ribut lagi?

Nuyya : Hehe

Eunsoooo : Astaga, sudah nuy biarkan, jangan dibuat stres sendiri

Agerr : Kamu habis nangis pasti ya?

Chila : ^2

Nuyya : Ih, engga nangis kok

Eunsoooo : Liar~~ UwU

Chila : ^2

Agerr : Hayoo @Nuyya

Nuyya : Iya iya ih, aku habis nangis! Puas nah?!

Chila : Lanjutin nangis nya sana

Nuyya : Engga, aku mau tabung airmatanya buat kapan-kapan lagi aja

Nath : Nabung tuh uang, bukan airmata lagian nanti airmata kamu engga akan jadi berlian

Agerr : Maaf, aku tertawa :(

Eunsoooo : @Nath sukijan diam, jualan tempe aja sana

Nath : /kaburrr/

Chila : Eh kok malah pada bercanda sih

Agerr : Loh, justru ini cara ampuh buat ngehibur chil

Eunsoooo : Iya, setidaknya @Nuyya jadi engga sedih lagi

Nath : Tempe nya mba, mas

Eunsoooo : @Nath pergi kamu

Agerr : Sebagai teman, meski cuma virtual, tugas kita kan menghibur yang sedih supaya senyum temannya kembali lagi

Chila : Okay, I like your style @Agerr

Sementara mereka sibuk, aku tersenyum kecil membaca pesan-pesan mereka. Agerr, teman virtualku di dunia RolePlay yang ber-face claim Taehyung BTS, berhasil mengembalikan senyumku berkat kalimatnya. Chila, Eunsoooo, dan Nath juga berhasil membuat suasana hatiku membaik.

LINE!

Aku kembali terfokus ke ponsel, saat ada notifikasi pesan pribadi. Ah, Nath mengirimkan sesuatu.

Nath

Nath : (Mengirim pesan suara)
Nath : Dengarkan lagunya, mood kamu dijamin balik lagi 😎

Aku memutar lagu yang ia kirimkan. Ah, Nath bodoh! Apa-apaan lagu ini, membuat tawaku keluar. Sial:(

Kalian tahu? Ku pikir Nath benar-benar mengirim lagu, ternyata rekaman suara buang angin:( Ingin kesal tapi malah tertawa:(

Nuyya : Nath, kalau tiba-tiba kamu muntah paku jangan salahkan aku😤😤 [Read]

Nath : Apa itu? Karma online?

Nuyya : Naaathh😤😤😤😤 [Read]

Nath : Wkwkwk jangan sok marah, aku tahu kamu sebenarnya tertawa😂

Nuyya : Menyebalkan😤 [Read]
Nuyya : Tapi, terimakasih:( [Read]

Nath : Sama-sama, itu gunanya aku sebagai temanmu, meski virtual:)

Aku tersenyum lebar, beruntungnya aku memiliki teman dunia maya yang sangat baik.

LINE!
LINE!
LINE!

Aku sedikit terkejut, notifikasi pesan masuk lainnya datang bersamaan bertubi-tubi. Ah, ternyata anggota lain juga mengirimiku pesan pribadi.

Eunsoooo

Eunsoooo : Kamu tahu? meski aku tidak bisa memelukmu secara langsung, aku tetap berusaha untuk menenangkanmu
Eunsoooo : Yahh, walaupun cuma sekedar /peluk Nuyya/, setidaknya perasaanku tersampaikan ke kamu
Eunsoooo : Jangan bersedih lagi, aku ada untukmu dari kejauhan:)

Nuyya : Terimakasih, kamu terbaik😭 [Read]

Eunsoooo : Utututu, kemarilah~ /peluk Nuyya/

Nuyya : /balas peluk Eun/ terimakasih banyakkk😩😳😳 [Read]

Eunsoooo : Sama-sama, itulah fungsinya aku sebagai temanmu🙆

Aku mulai menangis lagi, tapi berbeda dari yang sebelumnya. Ini tangisan bahagiaku. Aku bersyukur, memiliki mereka dihidupku.

Agerr

Agerr : /tatap Nuyya/ Hayoo~ masih sedih ya??
Agerr : /tepuk pelan pipi Nuyya/ jangan sedih lagi, ada aku disini! Berbahagialah, karena kamu memiliki teman yang sangat tampan sepertiku😎

Nuyya : Apa hubungannya dengan kesedihanku bodoh:( lagipula kamu engga tampan! [Read]

Agerr : Hubungkan saja lah, intinya jangan bersedih! Masih banyak yang sayang denganmu!

Nuyya : Yaa~ terimakasih banyakk😣😳 [Read]

Agerr : Sama-sama, jangan lupa untuk terus berusaha bahagia ya!

Lagi-lagi, aku tidak bisa menahan rasa senang ini. Suara pertengkaran, kerusakan barang, yang sedari tadi menganggu indra pendengaranku kini sudah tidak tergubris lagi olehku. Aku terlalu senang, dan bahagia, setidaknya untuk saat ini.

Chila

Chila : Sudah sedihnya? Kalau belum puas, lanjutkan, sampai kamu lega

Nuyya : Tidak, sudah cukup lega hatiku sekarang:) [Read]

Chila : Jangan anggap remeh kami, meski kami hanya teman dunia maya yang memberi dukungan sekedar ketikan, ketahuilah rasa kami kepadamu tulus dan nyata

Nuyya : Aku tahu, sangat tahu itu. Terimakasih, aku sayang kalian💞😳 [Read]

Chila : Aku juga, berbahagialah Nuyya! Bagaimana pun keadaannya, kamu harus semangat menjalani hidup!
Chila : Saranghaeee!! /teriak/

Nuyya : Nado, saranghaeee!!! /balas teriak/ 🙌 [Read]

Aku kehabisan kata-kata. Bebanku hilang seketika. Tak peduli meski nantinya akan ada beban lainnya, setidak untuk detik ini aku merasakan kebahagiaan murni.

Terimakasih, meski kalian hanya teman dunia maya yang tidak diketahui identitas aslinya, kalian tetaplah teman terbaikku.

---

Tidak semua hal buruk terjadi didunia palsu a.k.a RolePlay World. Karena ada sebagiannya, adalah kebahagiaan yang disediakan untuk kamu, pemain RolePlay yang kehilangan hal itu didunia nyata.

---

*face claim = artis/idol yang wajahnya kamu pinjam untuk bermain peran di RolePlay.

---

-Cece-

Happy reading! Keep vote and comments guys!🙌

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 88.8K 40
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...
1.2M 12.3K 24
18+ Pecinta tt garis besar. Pengusaha kaya raya, Aarav Arsenio menyukai gadis montok Whynnie Olivia secara ugal-ugalan. Semua bentuk badan Oliv, Ayan...
424K 16.1K 45
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
97.2K 10.3K 40
Freen Gabriella samantha seorang gadis yang hidup sebatang kara, orang tua nya meninggalkan nya saat usia 18 tahun, Freen Gabriella samantha menyukai...