CRUSH ✔️

Oleh Caaay_

255K 32.9K 3.8K

Punya crush itu dikasih perhatian dong! Bukan dijahilin! Kamu punya crush? Apa yang akan kamu lakukin buat na... Lebih Banyak

Prolog
1. Boneka Santet
2. Kutub Es SMA Sakar
3. Upil
4. Kentut Rendy
5. Nyusahin!
6. Jatmi
7. Gue Suka Lo
8. Gosokan Ale-Ale
9. Getar Getir Cinta
10. Bodoh
11. Gede-gedean
12. Tuan R
13. Kepergok
14. Hoodi
15. Untuk Reynan
16. PMS
17. Pengroyokan
18. Geng Motor
19. Sisi Lain Rendy
INSTAGRAM
20. Anak Mama
21. Mr. Protective Raka
22. Bimbang
23. Kisah Baru
24. Depresi
25. Bullying
26. Semotor Dengan Rendy
27. Pacar
28. Pulang Bareng
29. Upacara Bendera
30. Dihukum
31. Pengakuan
32. Meragu
33. Dugaan
35. Bukan Prioritas
36. Bertemu Mama Rendy
37. Tidak Biasanya
38. Jaga Jarak
39. Terima Kasih Pacar
40. Sebuah Usaha Melupakan
41. Sebuah Kejujuran
42. Jadilah Rendy Seperti Dulu
43. Mantan Terindah
44. Masa Lalu Bersama
45. Minta Ijin
46. Dia Adalah Upilku
47. Tidak Sabar Ingin Bertemu
EPILOG

34. Sayang

3K 495 18
Oleh Caaay_

"Ehe tercyiduk...."

---000---

Vania dan Keyla berjalan menuju kantin. Hari ini Vania tidak membawa bekal karena Tiara kecapekan dan si Bibik kebetulan juga lagi demam. Jadilah dia tidak membawa bekal. Vania justru senang kalau Mamanya tidak membawakan dia bekal, dia bisa bebas jajan apa pun. Sebenarnya Vania merasa sedikit risih karena diperlaukan layaknya anak TK yang setiap hari dibawakan bekal.

"SAYANGG...!"

Suara teriakan itu menggema di koridor, membuat siswa-siswi yang lewat menoleh ke seseorang yang berteriak tadi.

Keyla sangat terkejut mendapati ternyata Tristan lah yang berteriak, itupun juga untuk memanggilnya. Tristan melangkahkan kakinya semakin lebar mendekati Keyla sembari menenteng kresek dan tersenyum.

"Sayang, kamu nggak perlu ke kantin. Ini aku udah beliin kamu makanan...." Tristan mengeluarkan isi dalam kantong kresek yang dia bawa. "Cimol kesukaan kamu." Ucapnya seraya tersenyum manis.

"Ayok kita ke kelas." Tristan menggenggam pergelangan tangan Keyla. "Makan cimol bareng."

"Nggak ada nggak ada! Keyla ke kantin bareng gue." Vania mendengus sebal. "Ini cimol lo makan aja sendiri!" Vania mengembalikan kresek hitam di tangan Keyla pada Tristan.

"Ayok Key!"

"Sayang...!" Teriak Tristan saat Keyla berlalu pergi tanpa mengucap sepatah kata pun padanya.

Kantin disesaki oleh siswa-siswi yang sedang makan dan antri memesan makanan.

"Gue mau soto sama es jeruk."

"Lo cari tempat duduk dulu aja, biar gue yang mesen makanan." Kata Keyla.

Vania duduk di bangku panjang yang terletak di sudut kantin, depan Kedai Bu Jiun. Vania suka duduk di situ, tidak tau karena apa, tapi yang jelas Vania suka duduk di situ kalau sudah berada di kantin. Waktu pertama kali Vania memasuki kantin dulu dia juga duduk di sini, dan saat dia kembali sambil membawa semangkuk bakso ternyata bangkunya sudah di duduki oleh Rendy. Ah kalau mengingat-ingat itu Vania menjadi kesal.

Tiba-tiba Rendy datang meletakan semangkok soto dan es teh di meja, kemudian dia duduk di depan Vania.

"Eh, Boneka santet. Tumben ngantin?"

"Upil lo jangan duduk sini. Pindah situ aja tuh..." Vania menunjuk bangku panjang yang ada di meja lain. "Di situ masih kosong."

"Nggak mau." Rendy melahap sotonya, menyedot bihun sampai kuahnya muncrat kemana-mana.

"Ih kalau makan pelan-pelan!"

Rendy tersenyum lebar sampai membuat pipinya tertarik ke atas dan matanya menyipit.

"Upil buruan pindah!" Vania mendorong lengan Rendy tetapi Rendy tidak juga pindah. "Ini tempatnya Keyla."

"Dia suruh aja duduk sana, masih kosong juga." Rendy menunjuk bangku yang Vania tunjuk tadi.

Tak berselang lama Keyla datang membawa nampan berisi soto, es jeruk, es teh dan satu piring nasi goreng. Keyla menaruh nampan itu di meja depan Vania. Keyla masih berdiri karena seluruh bangku telah terisi.

"Di kelas lo ada anak baru ya? Katanya dia cantik."

"Hmm iya. Mira."

"Gue sering liat dia bareng sama anak kelas X IPA 1."

"Anak kelas X IPA 1 yang mana?"

"Itu anak kelas X IPA 1 yang kemarin dapet peringkat 1 paralel. Siapa namanya? Gue lupa."

"Oh si Rendy."

"Itu di depan lo orangnya, Rendy."

Vania menatap Rendy yang tetap diam seolah dia tidak mendengarkan pembicaraan kedua siswa itu yang berada tepat di depannya itu. Tentu saja Rendy mendengar pembicaraan mereka, kecuali kalau dia bolot barulah dia tidak dengar.

"Ren, lo pacaran sama Mira?" Tanya siswi yang duduk tepat di depan Rendy.

Rendy menggeleng.

"Tapi gue liat –"

"Kalau udah selesai makan tuh cabut bukannya ghibah. Lo pikir nih kantin punya Mbah lu!" Sahut Vania ketus.

Makanan kedua siswi yang berada di depan Vania itu sudah habis tak bersisa tapi mereka masih belum beranjak juga dari kantin. Vania menatap mereka tidak suka. Mereka pun juga menatap Vania tidak suka. Kedua siswi itu beranjak dari bangku mereka setelah sebelumnya berdecak kesal dan melayangkan tatapan tajam pada Vania.

"Key duduk."

Keyla duduk di bangku yang bekas ditempati siswi tadi.

Vania menoleh pada Rendy dan mendapati Rendy tengah menatapnya sembari menyedot es teh dalam gelas yang sedikit lagi akan habis. Mengabaikan Rendy, Vania mulai memakan sotonya. Keyla juga melahap nasi gorengnya sembari bermain ponsel.

Sruttt... sruuttt... sruutt...

Rendy terus menyedot-nyedot es tehnya walaupun sudah habis. Dia menyendok potongan es batu kecil-kecil ke mulutnya dan mengunyahnya layaknya sebuah permen.

Klutuk...klutuk...klutuk

"Lo kalau makan nggak usah aneh-aneh bisa nggak sih?"

Rendy menautkan kedua alisnya kemudian menggeleng. "Gue masih haus. Minta es jeruk lu!"

Rendy mengambil gelas Vania.

"Eh, eh! Itu es gue! Kalau haus beli es lagi dong!"

"Minta dikit aja Tet."

"Nggak ada nggak ada! Itu-punya-gue." Vania menarik gelas es-nya lagi. Terjadi aks tarik menarik gelas es teh yang sengit diantara mereka berdua.

CEKREK

Sebuah cahaya flash tiba-tiba menyoroti mereka. Vania dan Rendy seketika menoleh ke asal flash yang ternyata dari ponsel Keyla.

"Ehe tercyiduk...." Keyla nyengir.

---000---

Vania mendengarkan penjelasan Bu Yuni di depan sana sembari meletakan kepala di meja. Dia sudah tidak minat lagi untuk belajar. Vania melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Vania mulai menghitung mundur detik-detik bel pulang dibunyikan.

KRIIING.... KRIING.... KRINGG...

"Keyla... sayang..., dengerin aku dulu dong yank." Kata Tristan yang tiba-tiba sudah ada di samping Keyla.

Vania memasukan semua buku-bukuku ke dalam tas dengan terburu-buru kemudian ngacir keluar kelas. Meninggalkan dua insan itu yang sedang berseteru.

"Awassss!" Vania menerobos gerombolan murid yang pada berdesakan melewati pintu kelas. Setelah berhasil melewati pintu kelas dia berlari menuju kelas XI IPA 1. Siapa lagi kalau bukan Reynan yang akan Vania temui?

"Jangan lari-lari Tet! Ntar lo jatoh kejodot lantai!" Teriak Rendy.

"Tenang aja Pil, gue mah jago lari, nggak bakalan ke jed –"

DUKK

Belum sampai Vania selesai bicara dia sudah kejedot. Vania mendengar jelas kalau Rendy sedang menertawainya. Vania memegangi dahinya yang tidak sengaja kejedot dada bidang seseorang.

"Lo nggak papa?"

Vania mengangkat kepala. "Eh Kak Zidan. Nggak papa kak."

"Hmm... Kak, Reynan masih di kelas?" Tanya Vania.

"Dia –"

"Ahhh, biar gue cari aja sendiri lah. Makasih Kak Zidan....!"

Zidan menghembuskan napasnya berat sembari menggeleng menatap kelakuan mantan gebetannya itu. Vania kembali menaiki tangga menuju kelas XI IPA 1.

Vania menyembulkan kepala di pintu kelas, melongok, mengecek keberadaan pacarnya. Tapi pacarnya tidak ada di kelas. Reynan kemana? Seorang cewek yang Vania ketahui temen sekelasnya Reynan datang dari arah koridor. Saat dia sudah ada di depannya Vania tanyai dia.

"Kak Reynan ke mana? Kok di kelas nggak ada? Dia udah pulang duluan ya? Oh... dia pasti ke ruang OSIS. Yaudahlah gue mau ke ruang OSIS dulu, mau nyari Reynan."

Vania putar balik untuk menuju ruang OSIS, tetapi sebelum dia berjalan, pergelangan tangannya di tahan gadis itu.

"Lo itu nanya-nanya sendiri lo jawab sendiri. Terus main pergi gitu aja. Gimana sih dek?"

Vania nyengir.

"Reynan udah pulang dari tadi siang."

"Hah? Dia bolos?"

"Dia bukan bolo. Dia tadi sakit. Makanya disuruh pulang sama Pak Gerry."

"Gimana ceritanya pacarku bisa disuruh pulang?"

"Tanya aja ke pacar lo langsung. Gue mau pulang dek."

Vania menghela napas lelah. "Reynan dari kemarin nggak bisa dihubungi."

Memang sejak kemarin Vania tidak bisa menghubungi Reynan, saat dia telpon nomor Reynan selalu tidak aktif. Tadi pagi Vania sempat melihat Reynan lewat di koridor depan kelasnya. Reynan tersenyum tipis padanya.

Namun setelah Vania meletakan tasnya di kelas dan menghampiri kelas Reynan, Reynan tidak ada di kelas, kata salah satu temannya dia ada di ruang OSIS. Dan akhirnya pun Vania kembali ke kelasnya lagi, tidak mungkin juga Vania masuk ke ruang OSIS, karena itu bukan areanya. Vania bukan pengurus OSIS.

"Tadi sejak jam pelajaran pertama si Reynan udah batuk-batuk terus. Mukanya juga pucet. Terus gue samperin, gue deketin dia, gue pegang jidatnya kan tuh. Jidatnya panas."

"Nah terus kan gue suruh dia ke UKS tapi dianya kagak mau. Sampai pelajaran pertama dia masih ikut. Terus dia juga ikut olahraga, nah waktu main basket dianya pingsan. Udah deh, dia disuruh pulang Pak Gerry."

"Terus Reynan pulang sendiri?"

"Nggak, tadi dia dianterin si Zidan."

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

28.5K 1.9K 46
Organisasi Scorpion harus beralih tugas mencari dalang dibalik kematian seorang siswi Scorpius High School dan berlanjut pada pembunuhan berantai. "T...
3.2K 972 51
Siapa yang tidak kaget jika tiba-tiba saja dirinya menemukan kaset yang berisi permohonan pertolongan karena dirinya akan dibunuh? Valerian dan Amars...
79.6K 4.8K 48
Untuknya, lelaki tidak sempurna yang sanggup menyempurnakan luka yang kupunya. Dia tidak beku, dia hanya sedang tidak ingin disentuh. Dia tidak kejam...
508K 12.5K 41
This is the Fanfict of the Jingga series by Esti Kinasih.