Annan mengeratkan tas biru donkernya sambil berjalan menyebrangi lapangan untuk cepat sampai ke parkiran.
Di tengah jalan, dia justru bertemu dengan Aria.
What a coincidence.
“Hey!” sapa Annan setelah berhasil mengimbangi langkah cewek itu.
Aria menoleh, sempat tertegun sejenak karena mengira cowok yang menyapanya barusan adalah Aga. Meskipun sudah sering ditelepon Annan, Aria masih saja salah mengindentifikasi suara Aga dengan Annan.
“Hey,” balas Aria akhirnya, tapi kembali melongok ke kiri dan kanan, entah mencari siapa.
“Muka lo kusut banget?” tanya Annan, memelankan langkahnya agar tetap sejajar dengan Aria.
“Sejarah tersusah sepanjang abad, ya, ulangan tadi itu!!” jawab Aria dengan nada kesal, masih belum menatap Annan yang sekarang tertawa karena sumpah serapahnya.
“Sejarahnya yang susah atau lo-nya yang udah terlanjur benci sama Pak Bowo?” tanya Annan setelah tawanya habis.
Aria menghentikan langkahnya di depan ruangan tata usaha, membuat Annan berhenti juga.
“Gua nungguin Kania. Lo balik aja sana,” usir Aria terang-terangan, membuat Annan sadar kalau dia harus cepat-cepat pulang.
“Bye!” Annan melambaikan tangannya menjauhi cewek itu ke parkiran.
Aria hanya tersenyum sekilas. Annan memang beberapa hari terakhir terus menghubunginya, membuatnya tersenyum, dan memiliki teman mengobrol di saat Kania bucin, tapi rasanya ada yang salah.
“Kapan sih, lo ngerti kalo Annan tuh beda sama Aga?”
Aria menoleh, mendapati Kania yang berkacak pinggang.
“Apa?” tanya Aria, takut salah dengar atau berhalusinasi.
“Perasaan lo sama Annan tuh, gimana sih? Kasian kalo selama ini lo baik sama dia gara-gara di otak lo tertanam kalau dia itu Aga.” Kania mengangkat bahu, lalu menyeret Aria keluar dari lingkungan sekolah.
“Nggak tahu.”
A/N:
#TeamAnnan / #TeamAria? 🙌
Btw, UAS dah pada selesai blm nih? Masa blm selesai ugha;(