Expensive Baby [Update Di Web...

By MaylisaAzhura

1.6M 46.6K 3.6K

"Maukah kau tidur dengan suamiku hingga hamil dan melahirkan anaknya?" Elena Wasley bertemu kembali dengan ke... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
info update & pindah ke webnovel

30

32K 1.5K 88
By MaylisaAzhura

Malam semuanya,
Sebelumnya aku mau bilang, aku memang menjadwal update setiap hari senin dan kamis. Tapi untuk jadwal jam berapa di update itu gk tentu ya. Klo aku sudah selesai menulis bisa update pagi hari tapi klo belum ditulis bisa update malam seperti hari ini.

Happy reading, dear.

.◎°˙♡˙°◎.

Mengetahui siapa sebenarnya wanita itu, elena langsung bangkit berdiri.
"Ibu," sapa elene dengan suara rendah. Namun hal itu masih bisa di dengar Rena dengan sangat jelas.

Ibu?
Kening Rena mengerut. Elise memanggilnya ibu. Matanya memandang curiga ke arah elena.

Menyadari tatapan curiga yang rena berikan, elena langsung berjalan menghampiri.

"Mo-mommy, datang." Elena tergagap saat memanggil rena mommy. Dia kini sudah berdiri berhadapan dengan mommy. Elena berdiri gelisah, gugup dan canggung. Walau Rena bukanlah ibu mertuanya tapi tatapan tajam penuh selidik yang rena berikan membuat elena salah tingkah.

Apa yang harus dia lakukan dan katakan pada wanita paruh baya itu?
Memikirkan hal itu, elena sadar dia harus bersikap baik.

"Silahkan duduk, mo-mommy." Elena masih saja kesulitan memanggil rena, mommy.

Kening rena yang sejak tadi mengerut kini menghilang. Wanita itu duduk di soda dan kembali menatap elena tajam. Dia selalu bersikap seperti itu pada elise.

"Mommy ingin minum apa?" tanya elena.

"Tak usah. Mommy kesini hanya untuk tau kondisi cucu mommy." Nada suara rena selalu saja tak pernah bersahabat, selalu ketua dan acuh.

Elena menghela napas dan duduk di sofa single. Berhadapan dengan rena. Mendengar rena mengatakan cucu membuat elena menunduk dan mengelus perut buncitnya.

"Kandunganku baik-baik saja, Mom. Dokter Diana bilang perkembangan janin baik dan sehat." Mata elena hanya tertuju pada perutnya. Menatap penuh sayang janin yang masih berada dalam perutnya.

"Kau tidak makan sembarangan, kan?"

"Tidak. Aku makan makanan yang dianjurkan dokter."

"Kau tidak mengidam yang aneh-aneh bukan?" Lagi-lagi nada suara Rena sinis dan tak suka. Elena tak terlalu mempermasalahkan cara bicara wanita paruh baya itu.

Elena tersenyum saat teringat malam dimana brian memenuhi keinginan anehnya, saat pria itu mengenakan lingerie milik elise.

"Tidak. Aku hanya sering terbangun di malam hari karena lapar."

"Dengar, kau harus jaga baik-baik kandunganmu. Mommy tak akan pernah memaafkanmu jika sampai kau keguguran. Kau mengerti?" Ancam rena.

Elena mengangguk mantap. Tangannya tanpa sadar memeluk perutnya. Dia juga tak ingin kehilangan bayinya. Setelah Rena berbicara panjang lebar pada elena dia pamit pulang.

***

Kini hari sudah malam, elena, elise dan juga brian tengah duduk santai di ruang keluarga. Mereka tengah menonton tv.

Elise duduk di sofa yang sama dengan brian. Tangannya memeluk lengan kanan brian erat. Sedangkan elena duduk di sofa single.

Wanita itu gelisah. Sejak makan malam dia sudah ingin mengatakan keinginannya. Elena bahkan berlatih dan menyusun kalimat yang tepat agar dia mendapatkan keinginannya itu. Keinginan untuk membesarkan salah satu bayinya.

"Ehem." Elena berdeham untuk mendapatkan perhatian dari elise dan brian. Mereka berdua menoleh.

"Ada yang ingin kubicarakan." Elena menegakkan punggungnya. Menarik napas panjang sebelum berkata, "Seperti yang kalian tau, aku mengandung bayi kembar."

Tatapan brian langsung berubah tajam, dia tau apa yang ingin elena katakan. Wanita itu pasti mau mengatakan jika dia menginginkan salah satu bayi itu.

Keringat keluar dari pelipis elena, gugup menerima tatapan tajam yang menghunus dari brian. Elena mengalihkan pandangan ke arah elise.

"Dan kalian hanya membutuhkan seorang bayi, bukan? Kurasa satu bayi sudah cukup untuk membuat ibu Rena senang. Jadi, aku menginginkan satu bayi." Elena menghela napas, lega sudah mengatakan keinginannya.

"Tidak!" Brian langsung menolak tanpa memikirkan keinginan elena lebih dulu.

Elena sudah memperkirakan penolakan brian ini. Dia mengepalkan tangan dan bertekad akan menentang dan memperjuangkan keinginannya itu.

"Kalian hanya membutuhkan seorang bayi. Jadi, satu bayi sudah cukup. Dan satu bayi biarkan aku yang merawat dan membesarkannya."

"Kedua bayi itu milik kami. Apa kau lupa apa isi perjanjiannya? Bayi yang kau kandung akan menjadi milikku dan elise. Kami yang akan merawat dan membesarkannya."

"Tapi dalam perjanjian, tak tertulis mengenai point tentang bayi kembar. Jadi aku menginginkan satu bayi."

"Tidak! Sudah kukatakan kedua bayi itu milik kami. Bagaimana kau tega memisahkan mereka, kau tidak bisa memisahkan mereka!"

"Kau lebih tega memisahkan mereka dari ibu kandungnya!" Teriak elena kesal. 

Seketika suasana hening. Brian sedikit tercengang mendengar teriakan elena dan wanita itu juga kaget dengan apa yang baru saja dia ucapkan.

Elise sejak tadi hanya diam mendengarkan perdebatan mereka berdua.

Elena menundukkan kepalanya. Dia tak tau harus bagaimana lagi, elena sangat menginginkan salah satu bayinya. "Aku tau tak seharusnya aku menginginkan salah satu dari bayi ini. Tapi, aku tak bisa menghilangkan naluri keibuan-ku. Aku menyanyanginya dan ingin membesarkan salah satu dari mereka."

Elena mendongak, matanya berkaca-kaca penuh pengharapan dan permohonan, "Aku mohon. Izinkan aku memiliki salah satu bayi ini."

Jantung brian berdegup kencang. Paru-parunya menyempit dan dia kesulitan bernapas hanya karena menatap mata elena yang berkaca-kaca. Ada keinginan dan dorongan untuk mendekap wanita itu dan menenangkannya.

Sebuah tangan melingkupi telapak tangan kanan brian. Pria itu menoleh dan bertatapan dengan elise yang menatapnya lekad.

"Brian, satu bayi sudah cukup untuk kita. Jadi, biarkan elena memiliki satu bayi yang lain."

"Elise, ta—"

"Aku tau, kau sudah membayarnya dan bayi itu seharusnya menjadi milik kita. Satu bayi sudah cukup brian. Elena sudah berkorban banyak demi kesepakatan ini. Dia yang mengandung sembilan bulan dan melahirkannya. Aku rasa, dia berhak memiliki salah satu bayi itu."

Brian terdiam memikirkan ucapan elise. Dia berbalik dan menoleh menatap elena. Wanita itu kini sudah menangis. Dan menatap brian dengan lekad. Matanya masih menyorotkan pengharapan. Brian tidak mungkin menghancurkan harapan wanita itu. Lagipula, benar yang dikatakan elise, elena yang bersusah-susah hamil sembilan bulan lamanya. Jadi, apa salahnya jika dia membiarkan elena memiliki salah satu bayi kembarnya.

"Baiklah, kau bisa memiliki dan merawat salah satu bayi kembar."

Airmata elena semakin deras menetes, "Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih." Berulang kali elena mengucapkan terimakasih. Dia sangat bahagia, teramat sangat. Elise juga ikut senang. Dia bangkit berdiri dan menghampiri elena. Memeluk wanita itu erat.

Elena tersenyum lebar. Tangannya mengusap lembut perut buncitnya. Dia bisa merawat dan membesarkan satu bayinya. Dan itu sudah cukup bagi elena. Dia tak akan egois dengan menginginkan keduanya.

***

Di sebuah kamar salah satu apartement mewah, tiara tengah duduk menyandar di kepala ranjang. Wanita itu masih teringat akan kejadian tadi siang. Saat dia melihat elise di rumah sakit.

Usia kehamilan elise sudah menginjak usia empat bulan. Lima bulan lagi wanita itu akan melahirkan keturunan keluarga fernandez.

Tidak! Tiara tak akan membiarkan hal itu terjadi. Tiara tak akan membiarkan elise melahirkan. Jika wanita itu berhasil melahirkan anak brian, kesempatan tiara untuk merebut dan bersama dengan brian akan menghilang. Tiara tak ingin itu terjadi.

Dia menginginkan brian dan tak akan rela kalah dari elise yang hanya wanita biasa. Dia jauh lebih segalanya dibanding wanita yatim piatu itu. Harga dirinya direndahkan saat brian lebih memilih wanita miskin dibandingkan dirinya yang seorang model terkenal dari keluarga kaya raya.

Tiara mengepalkan tangannya saat teringat Rena yang mulai menerima kehadiran elise hanya karena wanita itu mengandung anak brian.

Tiara bersumpah dia tak akan membiarkan bayi itu terlahir ke dunia. Dia akan melalukan berbagai cara untuk menyingkirkan bayi itu. Dan saat bayi itu menghilang, dia yakin rena akan kembali mendukungnya, memaksa brian menceraikan elise. Dam pada akhirnya dia akan menikah dengan brian.

Tiara menyeringai. Wanita itu mulai menyusun rencananya.

___tbc___

260418

See next part.

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 267K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
STRANGER By yanjah

General Fiction

176K 20.3K 30
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
292K 23.7K 65
Sequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue...
451K 15.2K 70
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...