Luhan memaksakan diri untuk kembali masuk.
"Hikss... hikss..."
"Kau mengertikan maksudku"
"Hiksss... i i yaa..."
"Bagus". Kris menatap zitao tajam.
Luhan pov:
Aku melihat tao menangis saat kris berbicara dengannya.
Aku yakin pasti kris ingin memanfaatkan kepolosan tao lagi.
Ingat kris, jangan pernah kau mendekati tao lagi atau aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu.
"Heh! apa yang kau bicarakan hah!!". Ujar luhan dengan kemarahan.
"Kami hanya bicara tentang hubungan kami, iyakan sayang"
"Lalu kenapa dia menangis?"
Kris menatap zitao agar dia menjawab pertanyaan luhan.
"Hm... i iyaa lu.. aku ti dak apa-apa"
"Kau jangan bohong padaku tao, katakan yang sebenarnya"
"Sudahlah luhan!! kau jangan ikut campur urusanku!!"
"Aku adalah sahabat zitao, jadi wajarlah kalau ak-"
"Lalu kenapa kalau kau sahabat tao hah!! apa urusannya denganku?"
"Dengar ya kriss!! aku peringatkan jangan dekati zitao mulai sekarang karena kau sama sekali tidak punya hak atas zitao". Luhan menunjuk tepat diwajah kris.
"Kau itu yeoja, jadi jangan berani macam-macam denganku". Ujar kris.
"Su dahh.. ak ku.. mo honn ja ngan... ber teng.. kar"
"Keluar kau kriss!!"
"Lihat saja kau luhan, aku akan membalasmu"
"Jika kris hyung ingin menghukum luhan maka kau harus melewatiku dulu". Ucap sehun tegas.
"Baiklah jika itu yang kalian inginkan"
Lalu kris pergi meninggalkan rumah sakit.
"K kriss...". Panggil zitao.
"Lu han aku mo honn... pang gilkan.. dia kem ba li..."
"Biarkan saja dia pergi tao"
"T ta pi...-"
"Sudahlah tao kau perlu istirahat sekarang". Ucap chanyeol.
"Ahh.. Ne"
Luhan pov end.
2 hari kemudian...
"Dok sekarang dia boleh pulangkan?"
"Iya boleh"
"Ah terima kasih dok"
"Sama-sama"
~
"Hati-hati kalau jalan". Luhan membantu zitao berjalan.
"Lu apa aku.. boleh pulang?"
"Tentu saja, kan sekarang kau sudah sembuh"
"Kita bawa saja tao ke mobilku". Ucap sehun.
"Iya sehun itu lebih baik, iyakan baek?". Jawab chanyeol melirik baekhyun.
"Hmm, bilang saja kalian ingin bermesraan dimobil chanyeol oppa". Ucap luhan.
"Ihh nggak, aku sama sekali tidak ada niatan seperti itu". Jawab baekhyun sambil mengerucutkan bibir.
"Kau terlihat imut baekhyunnie". Mencubit pipi kekasihnya.
"Aww yeollie sakit tau"
"Mianhae"
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah zitao.
~
"Sebaiknya kau tidur tao". Ucap luhan.
"Iya lu"
"Zitao sayang, kau tidak apa-apa?". Nenek ami memeluk erat cucunya.
"Iya nek, aku baik kok"
"Maafkan nenek karena tidak bisa menjenguk kamu dirumah sakit"
"Tidak masalah nek"
"Sebenarnya nenek ingin menjenguk kamu, tapi temanmu melarang nenek"
"Mian tao, aku yang melarang nenek agar dia tidak kerumah sakit. Karena aku takut kalau nanti nenek fisiknya tidak kuat". Ujar baekhyun.
"Aku mengerti baek"
"Sekarang kau masuk ke kamar dan istirahat ya". Nenek ami membawa zitao ke kamarnya.
"Nenek?"
"Iya sayang"
"Maaf aku selalu membebani nenek"
"Tak apa sayang, nenek tidak menyalahkan kamu"
"Apa nenek sudah tau penyakitku?"
"Temanmu yang memberitahu nenek"
"Jadi nenek sudah tau kalau aku kegu-"
Saat zitao ingin meneruskan ucapnnya tiba-tiba luhan memotong percakapan mereka.
"Dia hanya kelelahan saja, dan kau harus banyak beristiharat". Ujar luhan.
"Akhir-akhir ini kau sering pulang sore tao". Ucap nenek ami.
"I iya... maaf"
"Sekarang tidurlah sayang"
Cuupp..
Nenek ami mencium kening zitao dan menutup pintu kamar.
Lalu luhan dan nenek ami meninggalkan zitao.
"Nek, besok lusa aku akan mengantar tao ke sekolah"
"Terima kasih luhan, kamu banyak membantu kami"
"Ah itu tidak masalah nenek"
"Sekalian kamu bilang ke guru, kalau besok tao ijin tidak masuk sekolah dulu"
"Baiklah nek". Jawab luhan.
"Nek, kalau gitu kita pamit dulu ya". Ucap baekhyun.
"Hati-hati dijalan ya"
"Iya nek"
Hari mulai menjelang pagi...
Kriing... Kriing...
"Ahh sudah pagi"
"Aww.. kenapa perutku masih sakit"
"Aku jadi merasa bersalah karena menggugurkan bayiku, tapi ini semua salah kris bukan"
Tok tok
"Tao? Kamu sudah bangun nak?"
"Iya baru saja, masuklah nek"
"Nenek membawakan sarapan untukmu"
"Terima kasih nek"
"Oh ya tao, sebenarnya apa kamu punya masalah?
"Tidak ada"
"Kalau memang kamu ada masalah, bilang sama nenek ya. Kenapa teman kamu satunya tidak kesini?"
"Teman siapa?"
"Ah nenek lupa, iyaa.. namanya kris"
"Hmm itu, entahlah". Jawab zitao malas.
Ting tong...
Ting tong...
"Siapa tamunya?"
Nenek ami membukakan pintunya.
"Iya?"
"Pagi nek"
"Oh kamu ayo masuk. Pasti cari zitao kan". Ucap nenek tersenyum.
"Nenek tau saja"
"Masuk saja ke kamar zitao, dia sedang istirahat"
Pria tinggi itu berjalan menuju kamar zitao.
"Hy"
"Hahh?"
"Bagaimana keadaanmu?"
"Kau lagi, kenapa kau kesini hahh!!"
"Tentu saja aku ingin melihatmu"
"..."
"Aku tau, kita kehilangan bayi kita". Dia duduk didekat zitao.
"Lalu apa urusanmu!!"
"Kenapa kau tidak bisa menjaga diri sayang? Atau kau sengaja menggugurkannya?". Namja itu menatap zitao tajam.
"..."
"Kenapa diam, hmm"
"..."
"Apa kau tidak merasa bersalah pada bayi itu"
"Sudahlah hentikan! Aku tidak mau membicarakannya!!"
Cuupp...
Dia mencium bibir zitao.
"Hmpph"
"Hmpphh shh"
Zitao menarik wajahnya, tapi laki-laki itu justru menarik tengkuknya lebih dalam.
"Akhh"
"Hmptthhh"
"Ahh hen tikanhh"
"I Miss You Baby"
"Ahhh shh". Zitao tak bisa menahan desahnya.
"Kita bermain satu ronde sayang"
"Akhh jaa ngannn"
Kris meremas payudara zitao.
"Ahh kriss.."
"Call me daddy, baby"
Kris perlahan mendorong tubuh zitao ke kasur, posisinya menindih kekasihnya sekarang.
"Akhhh jangan kris, nenek akan tau nanti"
"Satu ronde saja"
"Jangan, perutku masih sakit"
"Tapi kau harus menepati janjimu saat dirumah sakit"
"Ba iklahh..."
.
.
.
.
.
.
To be next ~~>