All Of Sudden // h.s

By salsofc

41.8K 3.3K 146

Kisah yang tidak terduga dari seorang mahasiswi yang dulu menyamar menjadi seorang gadis culu dan lugu, namun... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Epilogue
Bonus Chapter

Chapter 4

4K 384 14
By salsofc

Sudah pukul 4 sore lebih 56 menit. Baiklah 4 menit lagi pukul 5 sore. Perlu kau ketahui jika aku sudah siap sejak pukul 4 sore. Aku pun sudah berusaha sebisa mungkin untuk terlihat tenang dan nyaman. Tapi hasilnya? Nihil.

Hotpants jeans abu abu yang berantakan di bagian ujung dan kaos V-Neck berwarna kelabu gelap melengkapi gayaku sore ini. Gelang karet hitam kesayanganku pun sudah terpasang manis di pergelangan tangan kananku.

Ting tong..                          

Oh Tuhan! Matilah aku. Panik, panik, A-KU-PA-NIK!

Setelah berputar putar tidak jelas, akhirnya aku berjalan ke arah pintu apartemenku namun sebelum aku membuka pintu, aku merapikan penampilan ku, menarik napas dalam dalam dan—

-Author’s POV-

“Hai”

“Hai”

“Apa aku terlambat?”

Skylar menggeleng seraya menarik kedua sudut bibirnya. “Ayo masuk.” Skylar membuka lebar lebar pintu apartemennya.

Setelah Harry masuk, Ia menutup pintu dan menerima mantel Harry. Ditaruhnya trench coat cokelat itu digantungan yang tersedia di samping pintu.

Harry agak takjub melihat isi apartemen Skylar. Desain interiornya begitu detail sementara aura klasik sangat kentara di detik pertamanya ia menginjakkan kaki ke dalam. Apartemen gadis cantik ini memang identik dengan warna cream. Tenang dan damai.

Saat Ia masuk pun, Ia langsung disambut satu set sofa putih berdiameter lebar yang terdiri dari satu sofa panjang dan dua sofa tunggal yang disusun berbentuk huruf U dan diletakkan tepat di depan perapian yang sudah menyala. Tidak ada meja tamu, ruang kosong di hadapan sofa itu ditutup sebuah karpet cokelat tua berbulu halus nan empuk dan ada banyak bantal kapuk berwarna cokelat dengan tingkatan warna berbeda dari yang paling tua sampai yang senada dengan warna sofa. Bantal bantal lembut tersebut disusun bertumpuk di pojok pojok bawah sofa. Sangat sederhana.

“Apakah ini dirimu?” Tanya Harry menunjuk sebuah foto gadis kecil sedang bertopang dagu diatas piano dan memajukan bibir bawahnya.

Ia langsung tertarik saat melihat sebuah meja buffet panjang berisi figura foto foto yang terdapat di samping ruangan yang diyakininya ruang televisi. Dindingnya pun di pasangi foto foto yang Harry yakini foto keluarga Osborne.

“Ya. Jelek sekali bukan?” Skylar mengangguk dan tertawa kecil.

Well, you look so beautiful here.” Harry menunjuk sebuah figura foto tanpa frame atau figura yang terlihat hanya menjepit foto diantara dua kaca yang berisikan foto foto candid Skylar yang banyaknya kurang lebih 42 foto. 6 vertikal dan 7 horisontal.

Skylar mendegus tertawa. “Terima kasih. Itu hadiah ulang tahun terbaik kedua untuk ku tahun kemarin. Setelah dari Zayn tentunya.”

Harry mendelik dan menatap Skylar dengan mata menyipit. “Zayn?”

“Dia sahabatku, Tuan. Kami bersahabat sejak kami masih kecil, bahkan sebelum aku bersahabat dengan Rachel—gadis yang tadi ku ajak bertukar surat.” Skylar menjelaskan status Zayn dengan singkat dan tertawa kecil di kalimat terakhir yang ia ucapkan. Ia melihat perubahan raut wajah dosennya dari yang tadinya curiga lalu berubah menjadi tegang dan sekarang, lega?

“Dia memberikan hadiah apa tahun kemarin?” Tanya Harry penasaran.

“Oh, kau tak akan percaya, Tuan. Dia benar benar memberikan hadiah terbaik dari semua hadiah terbaik yang pernah aku dapatkan seumur hidupku.” Skylar tersenyum bangga sementara Harry menaikkan kedua alisnya menandakan ia menunggu kelanjutan kalimat gadis di hadapannya. “Ia memberikanku sebuah buku sketch berukuran A3 setebal 100 halaman.”

Harry menautkan kedua alisnya. Bingung. “Hanya itu?”

Oh ya Tuhan, darimana hebatnya hadiah seperti itu? Pikir Harry mengernyit dalam hati.

Jika aku sudah mengenalmu sebelum kau berulang tahun, aku jamin hadiah dariku akan kau anggap hadiah terbaik yang pernah kau dapatkan seumur hidupmu, gadis muda.

“Tidak. Di dalam buku sketch itu sudah terisi penuh gambaran diriku dan Zayn dari kami masih bayi hingga sekarang. Bisa kau bayangkan bagaimana perjuangannya mencari foto foto masa kecil ku dan menggambar 100 gambar hanya untuk hadiah ulang tahunku? Aku benar benar mencintainya, Tuan. Dia sahabat terbaik yang pernah aku miliki.” Tutur Skylar dengan senyum yang mengembang dan semangat yang menggebu gebu.

“Oh, apakah ia pemuda dengan wajah asia itu?” Harry mengangguk angguk tanda mengerti dan kembali memandang foto candid Skylar

“Ya. Tapi lebih tepatnya Pakistan.” Skylar ikut memandangi foto fotonya.

“Lalu foto foto ini, apa ini dari orang tuamu?”

“Bukan.” SKylar menunduk dan tersenyum kecut. “Foto ini dari Liam. Mantan pacarku.”

Jantung Harry langsung mencelos. Mantan pacar? Kenapa masih dipajang kalau ini hadiah dari mantan pacar? Baiklah bukan urusanku. Tapi kenapa masih dipajang? Lupakan.

“Tuan Styles? Kau tak apa?” Skylar menyentuh pundak Harry.

“Huh? Oh ya, aku tak apa. Kenapa?”

“Wajahmu tiba tiba memerah. Kupikir kau kenapa napa.”

“Oh tidak tidak. Aku tidak kenapa napa.” Harry memaksakan sebuah senyum. Dan kembali melihat foto set Skylar.

Harry tidak bohong soal kalimat yang tadi keluar dari mulutnya jika Skylar terlihat cantik di foto set tersebut, Skylar memang cantik entah di foto ataupun di dunia nyata. Ia pun mengakui jika ia belum pernah bertemu dengan gadis yang sangat mudah beradaptasi seperti Skylar.

Bisa kau bayangkan, mereka baru bertemu kurang dari 12 jam, dan mereka terlihat sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama. Bahkan, seorang Harry Styles yang biasanya malu malu dengan seorang wanita berkelakuan sebaliknya pada Skylar dan dengan percaya dirinya mengunjungi anak muridnya itu ke tempat tinggal secara langsung.

“Mm.. Tuan, apa kita bisa mulai sekarang? Atau kau masih mau melihat lihat isi apartemenku?” Sekali lagi Skylar menyentak Harry dan membuatnya hampir meloncat.

Ya Tuhan apa yang terjadi padaku? Ujar Harry dalam hati.

“Oh ya tentu. Kita bisa mulai sekarang.”

“Oke. Tapi sebelumnya kau mau minum apa? Diluar sedang hujan, sepertinya kita butuh sesuatu yang hangat.” Skylar memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan tersenyum simpul.

Nah! Harry baru sadar jika Skylar hanya menggunakan hotpants jeans abu abu dan kaos V-Neck yang lumayan tipis sehingga menampakan kesemampaian tubuhnya. Ditambah rambut yang ditata high messy bun menambah kesan seksi dalam diri Skylar.

Harry stop! Ia menggelengkan kepala cepat dan tersenyum. “Apa saja boleh. Kupikir kau benar, kita membutuhkan kehangatan.”

Skylar menaikan satu alis, sementara Harry yang melihat perubahan mimik wajah Skylar langsung tersadar jika Ia menggunakan kosa kata yang salah. “Ma-maksudku, kita butuh minuman hangat.”

“Ya tentu.” Skylar mengangguk sambil berusaha menahan tawanya dalam senyum. “Duduklah dahulu, aku akan membuatkan hot chocolate.”

Sementara Skylar melangkah ke dapur, Harry mulai menempatkan dirinya di atas karpet dan memainkan game kesayangannya. Minion Rush. Sebut Harry kekanak kanakan, tapi itulah kegemarannya akhir akhir ini.

“Kau suka bermain Minion Rush rupanya.” Ujar Skylar dari arah dapur dan duduk disamping Harry.

“Ouh, i-ini—“

It’s okay, I love Minion Rush too.”

“Well, It’s pretty embrassing.” Gumam Harry.

No. No, it’s not. Ini malah membuktikan jika Tuan Styles masih bisa bersenang senang, tidak seperti Tuan Scott yang selalu serius.” Skylar tersenyum dan saat itu juga Ia baru sadar jika penampilan Harry berbeda dari yang tadi pagi Ia lihat. Malam ini, Harry mengenakan sepasang celana jeans hitam dan kaos berwarna hitam yang lumayan ketat sehingga otot otot perutnya dapat terlihat lumayan jelas.

“Aku minum ya?” Ujar Harry menyadarkan Skylar.

“Huh? Oh ya ya. Silahkan. Silahkan diminum Tuan.” Skylar ikut meminum hot chocolate yang ada di tangannya.

By the way, kau jangan memanggilku Tuan Styles, terlalu kaku. Panggil saja aku Harry. Toh umur kita hanya berbeda 3 tahun.” Harry tersenyum seraya meletakkan gelas hot chocolatenya di karpet.

“3 tahun? Kau semuda itu?” Skylar mengerjapkan matanya.

“Kau pikir aku setua apa, huh? Apa wajah tampanku kurang membuktikan jika aku masih muda?” Harry menyeringai.

Well, I thought you were 30. Dan mungkin kau memakai perawatan wajah supaya tetap awet muda, seperti botox mungkin.” Skylar mengendikkan bahu.

Ya Tuhan. Kau pikir aku gila sampai sampai aku menggunakan botox huh?”

“Maybe. And I’m so sorry. I didn’t know it, okay?”

“It’s okay. Let’s begin.”

***

Aha! New chapter is up.

Oh I love this chapter. Zayn tuh keliatan banget perjuangannya buat ngasih hadiah ke Skylar.

Btw, sketch book ukuran A3 100 halaman itu beneran ada loh, gue aja kaget pas kemarin gue jalan jalan hahaha

Enjoy this chapter, and vomment maybe?

With love, S x

Continue Reading

You'll Also Like

189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
362K 38.1K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
959K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
978K 59.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...