INFINITE GOLCHA! Reunion ( Co...

By yueandrian

28.9K 3K 383

Setelah lima belas tahun mereka bertemu kembali. INFINITE telah menjadi ayah, dan anak-anak mereka adalah GOL... More

Pagi Para Appa
Berkunjung Ke Rumah Sunggyu [edisi Nam Triple]
Berkunjung Ke Rumah Sunggyu [ edisi Ho-Brothers ]
Berkunjung ke rumah Sunggyu [ edisi Kekecauan Jangjun]
Berkunjung Ke Rumah Sunggyu [ edisi Lee Family]
Berkunjung Ke Rumah Sunggyu [Sungjong vs Myungsoo]
Berkunjung Ke Rumah Sunggyu [Makan bersama]
Pergi ke Taman Bermain
Bonus 1
Menginap di Rumah Sunggyu
Bonus 2
Bonus 3
Bonus 4
Pagi Di rumah Sunggyu, bag 1
Bonus 5
Pagi Di rumah Sunggyu, bag 2
Perjalanan menuju tempat Fanmeeting
Fanmeeting Runion bag 1
Bonus 6
Fanmeeting Runion bag 2
After Fanmeeting
Bonus 7- Golcha Reunion
Special bonus for ending 1 : Nam Family
Special bonus for ending 2 : Nam Family
Special bonus for ending 3: Lee Family
Spesial bonus for ending 4 : Kim Family
Spesial bonus for ending 5 : Jang Family
Spesial bonus for ending 6 : Kim & Nam Family
Spesial bonus for ending 7 : REAL ENDING! Variety Show Keluarga

Bermain Bersama di Sungai Han

857 100 2
By yueandrian

Sebelum sore, mereka telah kembali dari taman bermain. Myungsoo mengusulkan untuk menaiki wahana perahu bebek di sungai Han. Dan berkat ide gila Sungyeol [lagi?] mereka melakukan perlombaan.

Kecuali Sunggyu dan Donghyun yang menjadi wasit dadakan, para Appa [bersama anak-anak mereka] menaiki perahu berwarna pink dan biru berlomba satu sama lain.

"Hyung! pedal yang cepat ! Jangjun Hyung mengejar kita!" Joochan berseru di belakang Jaehyun menepuk- nepuk tempat duduk kakaknya panik.

Keluarga Nam telah menjadi yang pertama sejak perlombaan di mulai. Tapi seperti yang dilihat keluarga lain juga tidak mau kalah.

"Ayo Appa! Ayo Samchon!" Tag berseru di belakang kedua Lee bersaudara, mengumankan yeal- yeal untuk menyemangati mereka berdua.

"Hyung kami duluan! Annyeong!" Daeyeol melambai saat kapal mereka melewati Woohyun dari arah kanan. Sungyeol disampingnya juga ikut melambai, sambil tertawa-tawa.

"Yah! Yah! Mau kemana kalian!" Woohyun kalang kabut. Satu persatu kapal lain mulai mengejarnya. Dia berpikir itu karena beban kapal dan tenaga pengayuh yang kurang. Dia tidak bisa berharap banyak pada Jaehyun dan dengan dua awak di belakang.  "Ini tidak adil!" Woohyun tanpa sadar mengerutu.

Tepat saat itu  juga keluarga Jang melewati mereka juga."Joochan-ah, annyeong!~" Jangjun berseru mengerakkan kedua tangan yang menyebabkan Joochan kecil makin histeris.

"Appa!! Jangjun hyung melewati kita!!!" 

"Bomin juga melewati kita." Jibeom yang duduk di belakang Woohyun berkata dengan tenang, menyeruput jus kemasan di tangannya.

"Mwo?" Woohyun menoleh dan melihat Hoya dan Sungjong melambai padanya dari arah Sungyeol pergi.

"Yah! kalian!!"

"Mianhae hyung." Sungjong berkata tapi senyumnya memperlihatkan hal berbeda.

"Appa~ kita kalah! kita kalah!" Joochan merengek. Mood anak itu makin buruk saat Sunggyu berteriak dari tepi sungai.

"Woohyun-ah. Kamu yang terakhir sekarang!" tertawa, dengan tangan  membuka pembungkus permen lalu menyuap isinya ke mulut Dongyun.

"Mashisseo?"

"Hm!" Donghyun menganguk. Mendongak, lalu tersenyum pada Appanya.

Lima belas menit kemudian mereka semua kembali ke tepi sungai. Berjalan bersama menuju taman yang tidak jauh dari tempat itu.

Terlihat dari wajahnya Joochan masih sangat kesal. Woohyun telah berusaha menghiburnya, tapi Joochan menghindarinya. Dia menghindari semua orang, kecuali Jibeom. 

Anak itu terus mengikuti kemanapun adiknya pergi. Berusaha membuat si kecil  tersenyum lagi dengan candaannya yang kaku. Usaha itu setidaknya membuahkan hasil, Joochan sedikit  menarik-narik sudut  bibirnya saat Jibeom bernyanyi dengan gaya robot untuknya.

Woohyun yang melihat itu merasa lebih tenang. Bangga pada anaknya, saat mereka saling menjaga.

"Tag-ah kita menang! kita menang!"

Woohyun memutar mata pada teriakan Sungyeol. Ini adalah salah satu waktu dimana dia berharap bisa memukul Sungyeol. 

Bagaimana dia bisa tidak melihat keadaan?

Beruntung Daeyeol lebih sensitif dari kakaknya. Dia memberi isyarat ke Sungyeol. Lalu berjalan mendekati Joochan dan Jibeom.  Mengendong si kecil Nam dan menghiburnya dengan balon.

"Samchon, aku juga mau balon!" Daeyeol menoleh, Tag kecil kini berdiri di samping Jibeom dan merengek. 

"Aku juga!" Jibeom juga ikut meminta padanya dengan mata memelas seperti anak kucing.

Daeyeol berjongkok, masih dengan Joochan di dalam gendongannya. Dia mengelus kepala kedua anak itu. 

"Kalian mau warna apa?" Dia berniat menyangupi permintaan mereka, sampai suara melengking mengangu pendengarannya. 

"DAE SAMCHOOOONNN!!" Jangjun berteriak,  berlari mendekat ke arah mereka  "AKU JUGA  MAUUUUU!!!" Suara  yang keras itu membuat anak-anak yang lain berpaling, ikut memandang  ke tempat  Daeyeol berdir,  lalu ikut berlari mengerumuninya.

"Samchon aku juga mau!"

"Samchon aku juga!!"

"Dae Samchon beri aku satu!"

Mereka semua  berteriak, merengek, mengelilingi Daeyeol  dan tuan penjual balon. Daeyeol mengendus pasrah. Dia menurunkan Joochan lalu berkata,  "Oke! Samchon akan belikan kalian satu-satu."

"YEAYYY!" Mereka berseru bersamaan.

"Sekarang berbaris!"

"NDE!" seperti tentara kecil mereka menurut saat Daeyeol meminta.

Daeyeol menyerahkan balon itu ke mereka sesuai urutan, lalu membayarnya ke penjual setelah mendapat satu yang terakhir untuk dirinya sendiri.

***

"Kupikir Daeyeol bisa mengurus mereka semua sendirian." Sunggyu berkata di samping Dongwoo.

"Kamu juga bisa seperti dia hyung." Dongwoo berkata tanpa menoleh, yang kemudian mendapat tatapan cemberut dari Sunggyu.

"Hentikan itu. Aku tidak akan pernah mencobanya."

"Kenapa? Itu akan menyenangkan hyung!" Sungyeol berseru tidak jauh dari tempat Sunggyu berdiri.

"Bagimu, tidak bagiku Sungyeol-ah!"

"Sunggyu hyung, tidak akan sangup menghadapi mereka semua Yeol. Kita mungkin harus membuat dia terjebak-"

"Yah! Jangan coba-coba Nam Woohyun!" Sunggyu memperingatkan.

"Itu pasti menyenangkan." Hoya berkata menerawang ke depan di ikuti tawa Sungong

"YAH!!" Sunggyu berteriak lagi. Dia lalu menoleh ke laki-laki terakhir, andai Myungsoo juga merencanakan sesuatu. Tapi Myungsoo hanya menatap Sunggyu dan mengeleng. 

Sunggyu menyipitkan mata, dia yakin sempat melihat senyum samar di bibir Myungsoo. Apa itu hanya perasaannya?

***

"Ayo sudah waktunya kita pulang~." Sungjong berkata,  menghampiri Joochan yang tertawa-tawa bersama Donghyun dan Jaeseok.

Tiba-tiba terdengar suara gedebuk dari arah belakang Sungjong. Di mana Daeyeol sedang bermain kejar-kejaran bersama Bomin dan Jangjun. Mereka menoleh bersamaan dan terbelalak saat melihat Jibeom terjatuh.

"Oh, Jibeom-ah!" Daeyeol segera menghampirinya. "Kamu baik- baik saja?" Dia mengecek tubuh Jibeom, memeriksa andai anak itu terluka. Sungjong dan yang lain ikut menghampiri Jibeom saat anak itu menggeleng.

"Aku baik-baik saja." Jibeom berkata lirih hampir tidak terdengar. Tapi dengan wajah sedih, anak itu menunjuk ke langit.

Balon berwarna merah muda terbang ke angkasa.

Daeyeol kembali menghadapi anak itu. Mengelus kepalanya lembut. Jibeom tidak menanggis, justru saudara di sampingnya- Jaehyun yang terlihat akan meneteskan air mata karena kemalangan saudaranya. Dia menepuk-nepuk pungung Jibeom pelan memberi dukungan. 

Daeyeol tersenyum dengan interaksi itu. Dia kembali ke Jibeom, mengelus rambut anak itu lalu, "Jangan sedih, kamu bisa memiliki balon ini."

Jibeom menerima balon ungu dari tangan Daeyeol, lalu tersenyum. Daeyeol juga ikut tersenyum kembali.

"Sekarang ayo kita pulang!~" katanya lalu  berdiri, mengandeng Jibeom dengan tangan kiri dan Tag di sisi yang lain. 

Sungjong di belakang mengikuti mereka bersama delapan anak  lain ke tempat para Appa yang sedang mengemasi barang ke bagasi mobil.

=======================================================

Selamat hari libur!! Saya kembali hari ini untuk mengupload 3 cerita. Mungkin agak lama karena signal internet di tempat saya agak lemot. Mohon di tunggu ya. 

Continue Reading

You'll Also Like

64.3K 8.1K 29
Summary : Karena sebuah kesalahan yang kau buat sedari awal, tidak bisa dilimpahkan pada siapapun.
864K 42K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
35.4K 2.9K 24
Setiap manusia punya batas keabsahannya bukan?
2.3K 327 7
Ini cerita tentang Daniel dan Mahen, dua anak kembar yang segala hal tentang mereka justru berbeda, lalu tentang Satria seorang anak penyintas broken...