Perspektif Kontraproduktif

Por aditmkm

618 27 2

Di sebuah asrama Kristen yang super ketat, Adit yang orang Jawa tulen terpaksa bersahabat dengan Danu, seoran... Mais

2. Jangan Kebanyakan Nonton Anime
3. Jangan Sering-Sering Makan Makanan Instan
4. Jangan Tidur Waktu Seminar
5. Jangan Lupa Kalau Ada Tugas
6. Jangan Malu-Malu Ambil Barang Gratisan
7. Jangan Mandi Tengah Malam
8. Jangan Buang Sampah Sembarangan

1. Jangan Sampai Terlambat Masuk Kuliah

191 5 2
Por aditmkm



Kalau kenakalan diukur dari seberapa sering seseorang menantang aturan, maka anak paling nakal ada di antara anak-anak asrama. Dengan aturan asrama yang seketat itu, pilihannya hanya dua: hidup seperti robot yang tak melawan, atau nakal tipis-tipis sambil menjaga kewarasan.

Pagi itu, di kamar asrama, Adit berusaha membangunkan Danu, "Nu. Bangun nu."

Danu membuka matanya yang masih penuh kotoran secara perlahan. Dilihatnya sahabatnya sedang berusaha membangunkannya sambil menggoyang-goyangkan bahunya. Terganggu dengan itu, ia menjawab, "Ogah ah."

Adit pun terkejut lalu menjawab, "Lah. Udah siang nu!"

Danu menatap Adit dengan sinis. "Ini jam berapa?"

"Jam enam."

"Jam enam mah masih pagi atuh dit." Jawab Danu sambil menarik selimutnya ke atas.

Adit menarik kembali selimut itu, "Ya tapi kita kelas jam tujuh nu!"

Danu menoleh ke arah Adit, "Bukan jam enam kan?"

"Bukan," Jawab Adit setengah ragu.

"Ya udah" Danu menarik kembali selimut itu ke atas sambil berkata,

Adit yang semula berdiri di sebelah tempat tidur Danu, memilih duduk di kasur itu. Adit bertanya sambil menggaruk kepalanya, "Kamu gak siap-siap apa gitu? Mandi-mandi kek apa kek?"

Tangan Danu meraih tangan Adit, "Apakah di dalam perkuliahan, kita diwajibkan untuk mandi?" Danu menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kita diwajibkan untuk datang! Bukan mandi!"

"Ya jorok lah nu!"Adit mengeluh, "Sakit ini orang."

"Ya kalo gua sakit, mestinya gua berhak dong istirahat di kamar." Danu memalingkan wajahnya.

"Aku udah gak ngerti lagi lah nu sama kamu." Adit menghela nafas panjang. "Halah, bodo amat lah nu. Tak tinggal kamu nu!" Adit pun beranjak dari kasur itu, lalu pergi meninggalkan kamar itu.

Tak sampai semenit, Adit kembali lagi masuk ke kamar itu dan melihat Danu masih terbaring di tempat tidurnya, "Ya ampun nu. Bangun!" Segera Adit melangkah ke kasur Danu dan kembali menggoyangkan tubuh Danu, "Nu. Kuliah nu! Bangun!"

Danu berusaha menangkap tangan Adit. Adit pun berusaha menghindar. Sambil bertikai dengan Adit, Danu berkata, "Iya. Iya! Tahu gua kalo ada kuliah!" Akhirnya kedua pergelangan tangan Adit dapat dipegang oleh Danu.

Adit yang kelelahan pun menyerah, "Ayolah nu. Bangun, mandi sana lo. Biar sehat."

Danu menatap Adit dengan serius, "Tujuannya biar sehat ya?"

"Iya!" Adit melepaskan cengkraman tangan Danu. "Ayolah nu. Ini kita belum ambil makan juga!"

Danu menjawab "Masih sempat."

Adit berusaha menjelaskan, "Gini nu. Kita jalan kaki dari asrama ke kampus itu sepuluh menit....."

"Kan asrama kita udah ada di kampus!" Danu menyela.

Adit melanjutkan, "Ya maksudku ke gedung B. Dari asrama kita ini ke gedung B kan sepuluh menit nih. Kalo ditambah makan lima belas menit, udah dua puluh lima menit. Kalo kamu mandi sekarang, masih sempat kita masuk kelas gak telat."

Danu terdiam sejenak lalu menjawab, "Ya udah. Gua mandi sekarang."

"Nah gitu dong."

"Mandiin!"

"Apaan sih nu?"

"Lah gua bangun, lu bangunin. Kenapa mandi gak lu mandiin sekalian?"

Adit yang semakin jengkel sudah tidak mau lagi menanggapi kata-kata itu. "Udahlah! Kamu sekarang bangun, terus mandi!"

"Ini udah bangun."

"Bangun di mana-mana berdiri, Danu!"

"Ya gimana mau berdiri kalo lu ada di sini, Adit!"

"Ga ngefek, nu!"

"Ngefek dit! Gua jadi gak nyaman buat bangun."

"Kamu dibangunin kog ngelunjak sih nu?"

"Ya lu ngebangunin gak ikhlas!"

Adit berdiri "Oh gitu!"

"Nah gitu kek dari tadi." Danu pun berdiri, "Minggir. Gua mau mandi."

Danu mengambil peralatan mandinya lalu masuk di kamar mandi kecil yang terletak di dalam kamar, tepatnya di dekat beranda. Dari dalam kamar mandi, Danu berseru, "Dit!"

Adit dari kasur menjawab, "Apa nu?"

"Tungguin!" Kata Danu.

Adit pun menunggu Danu yang sedang mandi. Sempat terpikir di benaknya, "Kenapa aku nurutin Danu sih?"

Adit yang sensitif masalah waktu mendekati pintu kamar mandi. Adit berseru, "Masih lama nu?"

"Yaelah dit. Baru juga buka baju."

Dari luar kamar mandi, mulai terdengar suara air yang mengenai tubuh Danu. Adit pun percaya kalau Danu benar-benar mandi. Adit memutuskan untuk kembali menunggu di kasur Danu. Beberapa menit kemudian, Danu keluar dari kamar mandi. Ia segera mengeringkan tubuhnya dan memakai seragam untuk kuliah.

"Lama banget nu. Udah telat ini!" Keluh Adit.

Danu melihat HP-nya lalu berkata, "Baru juga tujuh kurang lima belas. Belum telat."

"Ya tapi kita udah gak sempet kalo mau ambil makan."

Sambil mengancingkan bajunya Danu berkata, "Ya udah. Kan ngambil makan maksimal jam delapan. Nanti sekitar setengah delapan, kita izin ke toilet aja. Terus makan." Setelah selesai memakai celananya, Danu berkata, "Yuk sekarang lari!" Tanpa menunggu Adit, Danu lari keluar dari kamarnya.

Adit pun berlari menyusul. "Nu. Kan masih ada sepuluh menit lebih!" seru Adit sambil menyusul Danu. Mereka berdua menuruni tangga untuk keluar dari asrama mereka.

Sambil berlari melewati lapangan, Danu menjawab "Sepuluh menit kan jalan kaki dari asrama ke gedung B. Tapi kampus kita di gedung B lantai 6. Liftnya ngantre panjang. Musti lewat tangga kita!"

Sesampainya mereka di gedung B, mereka beristirahat sejenak. Adit dan Danu bukanlah orang-orang yang terbiasa berolahraga. Adit melihat HP-nya. "Nu! Lima menit lagi nu!"

"Ayo!" Dengan sisa nafas mereka, mereka melanjutkan berlari menaiki tangga menuju lantai enam. Lantai satu dan dua masih dapat mereka lalui dengan cepat. Lantai tiga dan empat mereka mulai berjalan kaki. Mereka sempat berhenti sejenak di lantai lima. Akhirnya sampailah mereka di tangga terakhir di lantai enam.

Tenaga mereka seketika itu pulih ketika menginjakkan kaki di lantai enam. Danu berseru, "Dit! Itu Pak Musa!"

"Lari nu!" Pak Musa adalah dosen mereka. Mereka berlari untuk mendahului Pak Musa yang sedang berjalan ke arah kelas.

Danu dan Adit berhasil masuk ke kelas sebelum Pak Musa masuk. Adit dengan nafas terengal-engal berkata pada Danu. "Hampir kita telat nu!"

"Tapi enggak kan?"

"Coba kalo kamu tadi nurut aku buat bangun lebih awal. Kita gak perlu lari-lari!"

"Loh. Katanya tujuannya supaya sehat."

"Ya tapi gak gini juga nu!"

"Sebelum ini, emang pernah jogging pagi?"

"Enggak sih?"

"Ya udah. Berterima kasihlah ke gua!" Danu menepuk pundak Adit

"Sakit ini anak!"

"Heh! Gua ini sehat! Gua bersedia jogging. Lu yang gak mau. Lu yang sakit!"

"Aku udah gak ngerti lagi lah sama kamu nu." Adit menggelengkan kepalanya.

Pak Musa masuk dan menyapa kelas, "Selamat pagi semua."

Seluruh mahasiswa di kelas itu menjawab, "Pagi pak."

Pak Musa memanggil, "Adit, Danu."

Adit dan Danu dengan kompak menjawab, "Ya pak?"

Pak Musa bertanya, "Kalian kuliah tidak bawa apa-apa? Tas kalian mana?"



Jangan sampai telat masuk kuliah karena kalo telatnya udah numpuk kalian bakal di-DO!

Continuar a ler

Também vai Gostar

13.8M 1.8M 71
[ 𝙋𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩𝙖𝙣! 𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙨𝙖𝙩! ] . Amanda Eudora adalah gadis yang di cintai oleh Pangeran Argus Estefan dari kerajaan Eartland. Me...
434K 47.9K 94
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
130K 13.5K 64
Bersahabat sejak bayi membuat mereka bertujuh menjadi terikat secara tidak langsung, setelah bertahun-tahun berlalu dan satu persatu mereka semua ber...
21.3M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...