POSSESSIVE DEVIL

By SitiUmrotun

29.3M 1.4M 173K

[ tanpa edit ] Bella merasakan banyak hal aneh terjadi pada dirinya. Sebuah cincin berwarna putih dengan ukir... More

Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Dua Belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat Belas
Bagian Lima Belas
Bagian Enam Belas
Bagian Delapan Belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua puluh
Bagian Dua Puluh Satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga
bagian dua puluh empat
Bagian Dua Puluh Lima
Bagian Dua Puluh Enam
Bagian Dua Puluh Tujuh
Bagian Dua Puluh Delapan
Bagian Dua Puluh Sembilan
Bagian Tiga Puluh
Possessive Devil

Bagian Tujuh Belas

595K 44.5K 11.4K
By SitiUmrotun

Suara detik jarum jam terus berbunyi, menemani Key dan Allfred yang masih sibuk dengan benda pipih yang disebut-sebut sebagai kotak sihir ajaib oleh Allfred, yang tidak tau menahu tentang benda itu. Pasalnya di kerajaannya tidak ada benda semacam itu.

Tinggal di bumi memang bukan yang pertama kalinya bagi Allfred. Tapi selama itu, Allfred hanya menghabiskan waktu di hutan sejak remaja. Memainkan pedang dengan gerakan gesit, mengasah kemampuan memanahnya atau sekadar singgah untuk mencari udara segar untuk menyegarkan otaknya yang dipenuhi ribuan hapalan mantra sihir.

Key menghela napas, melihat betapa katrok nya sang pangeran. Ia sedikit memaklumi, pangeran yang satu ini memang sudah sangat ketinggalan zaman.

"Jadi, kalau pangeran bingung, pangeran bisa buka google. Klik ikon yang ini, terus bilang OK GOOGLE, kalau udah ada suara, baru pangeran ngomong apa yang mau pangeran cari tau," tutur Key menjelaskan secara perlahan pada Allfred tentang cara bagaimana menggunakan google voice untuk mencari sebuah informasi.

"Gampang sekali, tak perlu susah-susah menghafal mantra. Apa aku bisa menanyakan semua hal sama google, Key?" tanya Allfred penasaran.

"Iya pangeran, silahkan dicoba."

Allfred mengangguk, ibu jarinya dengan hati-hati sekali bergerak hendak menyentuh ikon mikrophone untuk menguji google voice. Belum sempat ibu jarinya menyentuh ikon itu, Allfred sudah menjauhkan kembali.

"Apa ini tidak berbahaya Key jika aku salah sebut mantra?"

Key lagi-lagi menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar. Pangeran dihadapannya ini benar-benar membuatnya terkena serangan darah tinggi, key yakin sebentar lagi Key akan terkena stroke akut juga, menghadapi seorang pangeran katrok, ndeso, menyebalkan, sok polos, mana hidup lagi.

"Tidak pangeran, mantranya cukup bilang OK Google," sahut Key menarik paksa senyumnya.

Allfred mengangguk paham dengan penuturan Key barusan. Ia segera mendekatkan ponsel ke wajahnya. Dengan semangat, ibu jarinya menyentuh ikon mikrophone yang terpampang jelas di layar ponsel berukuran 5.5 inchi itu.

Key mencuramkan alisnya hingga hampir menyatu saat Allfred hanya diam tak mengucap sepatah kata apapun. Bukannya tadi ia sudah menyuruh Allfred untuk mencoba menggunakan google voice.

"Kok kotak ajaibnya diam, Key? Aku sudah merapalkan mantra OK Google dan pertanyaannya juga" Allfred menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kapan?" tanya Key. Pasalnya key tak mendengar apapun yang keluar dari bibir Allfred.

"Tadi, di dalam hati. Kau tau kan? Di kerajaan kita selalu mengajarkan bahwa mantra cukup dirapalkan dari hati saja," sahut Allfred dengan wajah tanpa dosa.
Demi langit, bumi, dan isinya, Key sudah tidak sabar dan ingin menampar bolak-balik Allfred sekarang juga.

Sudah terlalu kesal pada Allfred, Key merampas ponsel di genggaman Allfred dengan paksa.

"Dasar pangeran katrok. Google gak denger omonganmu kalau diucap dalam hati," desis Key menahan emosinya yang menaik.

Allfred menatap garang ke arah Key.

"Hey! Berani-beraninya kau! Kenapa kau marah padaku? Itu yang salah kotak sihir itu, tuli, tak bisa mendengar mantraku. Coba saja kau yang mencoba, pasti tidak akan berhasil!" bentak Allfred tak terima dengan perkataan Key barusan.

Key mendekatkan ponsel ke wajahnya, ibu jarinya menyentuh ikon mikrophone.

"OK GOOGLE! CARA BERSABAR MENGHADAPI ORANG IDIOT" ucap key dengan suara menggelegar. Ia sudah cukup kesal dengan Allfred atas segala kebodohan yang diderita oleh Allfred. Stock kesabaran Key sudah di ambang batas, mendekati hilang.

"Apa kau sudah gila?"

"Liat pangeran, ini bisa" key menunjukkan pada Allfred layar ponselnya yang menampilkan artikel sesuai yang ia tanyakan tadi.

"Tadi Mbah Google nya ngambek kali, ya? Jadi gak muncul pas aku panggil pake mantra itu," komentar Allfred. Lalu Allfred meraih kembali ponselnya dari tangan Key.
Ia sudah penasaran ingin mencoba.

"OK GOOGLE! CARA MEMBUAT WANITA JATUH CINTA" teriak Allfred, lebih keras dari key tadi. Karena dari yang Allfred cerna, berbicara dengan kotak sihir ajaib untuk memanggil google harus dengan suara lantang.

Key menepuk jidatnya cukup keras. Ia sudah lelah, celingukan mencari keberadaan kamera untuk melambaikan tangan, seperti di acara televisi yang pernah ia tonton. Dimana peserta yang menyerah hanya perlu melambaikan tangan ke arah kamera.

Key mendesah pelan, bukan desahan akan kenikmatan, tapi desahan penuh kemungkaran. Tak mau jika dirinya akan gila nantinya, ia memutuskan untuk meninggalkan Allfred.

"OK GOOGLE! COWOK PALING TAMPAN DI DUNIA" Key menutup rapat kedua telinganya mendengar suara Allfred kembali.

"Dasar pangeran idiot," batin Key kesal.
Key menaiki anak tangga satu persatu, menuju kamarnya di lantai dua dan meninggalkan sang pangeran yang terus saja berteriak "OK GOOGLE!"

Key sudah tidak ada stock kesabaran lagi menghadapi pangeran idiot itu yang otaknya mirip menara condong.

"OK GOOGLE! CARA MEMBUAT ANAK!"
Key hampir saja terjatuh selepas mendengar suara Allfred.
Apa-apaan? Bertanya cara membuat anak?
Apa pangeran itu sudah tidak waras?

••

Bella terbangun dari tidurnya. Ia langsung mengedarkan pandangan ke sekitarnya dan tak menemukan siapapun disini termasuk Allfred. Hari sepertinya sudah siang, terlihat dari sinar mentari yang memaksa menerobos masuk ke dalam kamar Bella melalui celah fentilasi kamarnya.

Disibakkannya selimut tebal yang membungkus tubuhnya itu. Bella duduk di ranjang, melepas ikatan rambutnya, lalu mengikatnya kembali.

"All!" panggil Bella. Memastikan apakah Allfred ada di sini atau tidak.

"Allfred! Mahluk menyebalkan! Dimana kau?" panggil Bella kembali.

Masih sama, tak ada sahutan atau tanda-tanda keberadaan ghaib Allfred. Bella menyunggingkan senyum, ia segera berlari ke arah handuk yang menggantung lalu bergegas ke kamar mandi.

Kesempatan tidak datang dua kali, dan inilah saatnya Bella kabur dari mahluk aneh itu. Mumpung mahluk itu tidak ada disini. Bella harus cepat-cepat bergerak, sebelum mahluk itu datang dan menggagalkan rencana kaburnya.

Ia harus menemui Kevin dan menceritakan semua yang terjadi padanya saat ini. Tak mungkin ia terlalu lama menyembunyikan semuanya dari Kevin. Ia butuh seseorang yang bisa membantunya. Siapa tahu, dengan Bella berbagi dengan Kevin, Bella bisa merasakan beban hidupnya yang terus dibebani oleh mahluk aneh itu berkurang.

Semoga saja Kevin menemukan jalan keluar dari masalah. Kalau memang tidak ada cara lain, Bella berniat mendatangi dukun ternama untuk memberantas Allfred. Tak mungkin mahluk seperti Allfred bisa dikalahkan oleh manusia biasa, memerlukan dukun yang semoga saja bisa membinasakan Allfred.

Tak butuh waktu lama, Bella keluar dari kamar mandi. Dengan terburu-buru ia mengenakan pakaiannya lalu merapikan tatanan rambut dan terakhir memoles tipis wajahnya dengan peralatan make up yang sudah terjejer rapi di meja riasnya.

Bella meraih alas kaki dan tas miliknya, bergegas pergi meninggalkan apartemennya sebelum mahluk aneh itu datang.

"Astaga naga!" pekik Bella kaget tatkala melihat laki-laki berpostur tinggi semampai  berdiri dihadapannya dengan posisi membelakanginya. Tanpa melihat wajah laki-laki itupun Bella sudah tahu itu siapa.

Ya, Allfred Xeimoraga. Laki-laki yang selalu saja menyebalkan menurut Bella. Muncul dimanapun dengan tiba-tiba, tak terduga dan membuat Bella kaget.

Bella menelan salivanya susah payah. Ia pastikan rencananya gagal.

"Mau kemana kau? Bukannya kau dihukum tiga hari tak boleh keluar apartemen? Ini baru hari kedua? Apa kau tak bisa berhitung? Biar ku ajari, satu dua tiga. Dasar istri pembangkang!" ucap Allfred dengan suara penuh keseriusan.

"Hm, aku ada urusan penting, aku harus mengerjakan tugas bersama teman kampus, ini tugas kelompok," alibi Bella. Bella harap Allfred tidak bisa membaca pikirannya.

Allfred terdiam, Bella tak tahu apa yang Allfred lakukan saat ini, karena posisi Allfred yang membelakanginya. Tak lama kemudian, Allfred menyerahkan secarik kertas padanya. Tahu dengan maksud Allfred, Bella segera menerima secarik kertas itu.

"Daftar pelanggaranmu hari ini," ucap Allfred saat kertas itu sudah berada di tangan Bella.

14. Berpikir untuk menemui kekasih sialannya, sebelum mandi tadi.
15. Berniat memanggil DUKUN untuk membinasakan suami tampannya, dasar istri durhaka!
16. Sok kecantikan, mandi dan dandan sebelum pergi. KECANTIKAN SEORANG ISTRI HANYA PERLU DITUNJUKAN PADA SUAMINYA SAJA, CAMKAN ITU.
17. Berbohong pada suami, dengan alasan tugas kampus.
18. Tidak bisa berhitung, hingga berencana kabur di hari kedua masa hukumannya.

Glek. Bella menelan salivanya susah payah.
"Masih mau kabur? Silahkan! Nanti tinggal ku tulis saja di daftar pelanggaran seorang istri" ucap Allfred dengan nada mengejek.

"Aku gak bohong, aku mau ngerjain---"

"Perlu ku tambah lagi kasus pelanggaranmu? Jangan sampai kau di vonis dengan pelanggaran berat, istri pembangkang!" desis Allfred memotong ucapan Bella.

Bella menghela napas kasar. Ia tak bisa melawan seorang Allfred, mungkin kali ini ia tidak bisa kabur, tapi tidak dengan lain kali. Hari ini bukan keberuntungannya.

"Sembilan belas. Mencoba kabur lagi di lain hari," ucap Allfred membuat Bella ingin sekali menendang tubuh laki-laki yang ada dihadapannya ini.

"Dua puluh. Berencana melakukan kekerasan dalam rumah tangga dengan menendang suami tampannya," ucap Allfred kembali.

Bella masuk kembali ke dalam apartemennya, menutup pintu apartemen dengan keras, menimbulkan suara yang cukup nyaring.

"Dasar mahluk sialan, menyebalkan, awas saja kau!" geram Bella yang tengah mengunci pintu apartemennya.

"Dua puluh satu, memfitnah suami dengan kata-kata menyebalkan. Padahal suaminya menggemaskan"

Bella rasanya ingin menangis sekarang juga. Bagaimana tidak, saat Bella memutar tubuhnya, Allfred sudah berdiri dihadapannya masih dengan posisi membelakanginya.

"DIAM KAU!" bentak Bella yang merasa hampir gila mendengar pelanggaran yang diucapkan oleh Allfred.

"Dua puluh dua-------"

"DIAM!!!!!!" Bella berjinjit, menarik rambut Allfred dengan kuat membuat Allfred mengaduh kesakitan.

"Iya sayang, Iya. Aku diam"
Bella melepaskan jambakkan di rambut Allfred.

"Makanya jangan jadi istri pembangkang, ingat Bella! Aku bisa lakukan apapun diluar dugaanmu kalau kau masih saja menjadi pembangkang seperti ini," ucap Allfred saat Bella mulai menangis karena kesal.

Allfred mengeluarkan ponsel dari saku celana yang ia kenakan.
"Aku akan pulang ke istana ku," tutur Allfred.

"Bagus, sekalian saja tak usah kembali ke sini"

"Bella-- apa perlu kutulis lagi  pelanggaranmu hari ini" desis Allfred.

Bella menghela napas kasar.
"Aku tak akan lama, besok pagi aku akan kembali. Aku tak mau nantinya kau kangen padaku. Makanya aku akan cepat kembali kesini, kangen itu berat, jadi jangan kangen ya, sayang. Aku takut kau takkan sanggup"

Bella mengusap air matanya, ia memasang muka layaknya orang yang tengah muntah lalu bergidik.

"Iya, iya" sahut Bella malas.

"Ini kotak sihir ajaibmu. Sekarang aku sudah punya juga, nomor kotak ku sudah ada di kotak ajaibmu, namanya suami tampanku. Kau bisa SMS kan?"

Bella memutar bola matanya dengan jengah. Allfred pikir Bella hidup di zaman apa, sampai bertanya apakah Bella bisa SMS atau tidak?
Hallo! Bella hidup di zaman now!

"Jelas Bisa," ketus Bella dengan nada tak enak didengar oleh Allfred.

"Jangan sombong Bella. Asal kau tahu, aku juga bisa"

"Terserah!"

"Nih kotak sihir ajaibmu, kalau kangen SMS saja yang murah, kalau pulsamu habis, kau bilang saja. Suamimu kaya raya, di istana punya banyak keping emas. Kau tak usah khawatir," ucap Allfred dengan nada sombongnya seperti biasa. Bukan Allfred namanya kalau tidak sombong.

"Rumahmu dimana? Apa disana ada sinyal? Jika tak ada, percuma saja aku SMS"

"Tenang Bella, suamimu ini selain tampan juga punya kekuatan. Nanti sinyalnya aku seret ke istanaku, supaya kita tetap berkomunikasi agar rindumu terobati."

"Pede sekali mahluk ini, siapa juga yang rindu padanya. Sampai nenek-nenek pada rol depan rol belakang aja gak bakalan rindu." Batin Bella.

"Ekhem masih aku denger, Bella! Tunggu aja nanti hukumannya. Aku pergi dulu, jangan kangen" detik berikutnya Allfred mencium Bella dengan gerakan sangat cepat tak terlihat oleh mata Bella. Lalu menghilang dalam sekejap mata saja.

Bella mengusap pipi bekas ciuman Allfred yang masih terasanya.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 236K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...
21.4K 1.2K 7
Karna penghianatan tunangannya, secara tidak sengaja Viera bertemu dengan pria misterius. Pria yang tak Viera tahu namanya itu sempat menolongnya. Ta...
583 77 17
" setiap jalan memiliki cerita sendiri, begitu pula hidup, ia bagaikan jalan, berbagai cerita terdapat padanya. dan ini adalah hidupku, dengan cerita...
908K 87.6K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...