Your Voice; Taehyung

sebutnamakamu által

201K 25.9K 5.3K

Nyatanya, dia selalu mendengar suara hatimu. Több

1하나 - Tetangga
2둘 - Jatuh Hati
3셋 - Pelukan
4넷 - Rahasia
5다섯 - Supermarket
6여섯 - Kesal
7일곱 - Emosi
8여덟 - Sadar
9아홉 - Kapan
10열 - Sakit
11열하나 - Lebih baik
12열둘 - Mayat Hidup
13열셋 - Menyakitkan
14열넷 - Hujan
15열다섯 - Hampa
16열여섯 - Berharap
17열일곱 - Hilang
18열여덟 - Menang
19열아홉 - Sembunyi
20스물 - Aneh
21스물하나 - Jatuh
22스물둘 - Keluar
23스물셋 - Berhenti
24스물넷 - Masalah
25스물다섯 - Salah
✨✨
26스물여섯 - Senang
27스물일곱 - Berdebat
28스물여덟 - Tertidur
29스물아홉 - Pertemuan
30서른 - Prioritas
31서른하나 - Kehadiran
32서른둘 - Separuh
33서른셋 - Rahasia pt.2
34서른넷 - Kalah
35서른다섯 - Melupakan
36서른여섯 - Pernyataan
38서른여덟 - Bunga itu
39서른아홉 - Rumit
40마흔 - Mimpi
41마흔하나 - Pergi
42마흔둘 - Pertengkaran
43마흔셋 - Kembali
🌛🌛
44마흔넷 - Kedatangan
45마흔다섯 - Membohongi
46마흔여섯 - Beban
47마흔일곱 - Perbedaan
48마흔여덟 - Keinginan
49마흔아홉 - Meleleh
sebuah pemberitahuan

37서른일곱 - Mengamati

2.1K 396 101
sebutnamakamu által

Vote diatas 120 lanjut. Sip.

.
.

Hari itu, semuanya berubah.

***

Hyori's POV

Sepanjang perjalanan, Taehyung sama sekali tidak berbicara.

Ia hanya terus berjalan. Bahkan, menoleh padaku saja tidak.

Tidak ada lagi Taehyung yang akan menyamakan langkahnya denganku.

Tidak ada lagi Taehyung yang ceria, berisik, dan suka menggodaku.

Tidak ada.

Aku tak bisa menyalahkan kenapa sikapnya begitu padaku, jadi yang bisa kulakukan hanya diam.

Aku tahu dia sakit hati atas sikap yang kulakukan tadi, tapi aku juga merasakan hal yang sama.

Aku juga sakit. Sampai rasanya ragaku tercabik-cabik hingga mau mati.

Langkahku terhenti saat kakinya berhenti tepat di depanku.

Aku mendongak, menatap punggung lebarnya dengan tatapan sendu.

Seperti tahu dengan apa yang kupikirkan, Taehyung berbalik dan balas menatapku.

Ia menunduk, menatapku dengan sorot mata sayu tapi tetap tajam seakan membunuhku.

Kulihat matanya memerah, giginya bergemelatuk antara menahan marah atau tangis.

Aku sendiri ikut sakit melihat pemandangan Taehyung saat ini.

Semua ini salahku.

"Pulanglah."

Ia berucap pelan. Suaranya terdengar sangat serak seperti akan menangis.

Aku diam. Tidak mengiyakan ataupun membantah ucapannya. Bahkan aku tak mengalihkan pandanganku dari matanya.

Ia terlihat tidak senang dengan kelakuanku. Ia kembali berucap, tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Hyori pulanglah."

Penuh penekanan, namun tetap lembut seperti biasanya ia berucap padaku.

Jujur aku takut. Ia tidak terlihat seperti Taehyung. Ia seperti orang lain.

Kali ini aku menggeleng. Aku tidak mau pergi. Aku harus menjelaskan sesuatu padanya.

"Shirreo."

Taehyung menarik napas. Ia mulai terlihat marah. "Kubilang pulang."

Aku menarik tangannya, mencoba meminta kesempatan, tapi ia langsung menepisnya.

"Taehyung, aku——"

"Tidak sekarang. Aku lelah." Ia menyelaku.

Bahkan aku belum mengatakan apapun.

Mataku mulai berair. Taehyung mulai bersikap kejam padaku.

"Tapi ak——"

"Kau tidak dengar? Kubilang tidak sekarang," sahutnya ketus.

Ia berbalik, dan masuk ke dalam apartemennya dengan menutup pintunya keras.

Aku tersentak melihatnya seperti itu. Ia berubah menjadi kasar, sekaligus menyeramkan

Hatiku mencelos. Rasanya sakit, perih, semuanya bercampur aduk.

Air mataku menetes. Mataku memerah dan mengabur karena air mata. Pipiku memanas.

Mengingat ia meninggalkanku sendirian di depan pintu membuatku cukup terpukul.

***

11.00 A.M KST.

Siang ini bahkan tidak lebih baik dari tadi pagi. Aku bangun kesiangan dengan keadaan kacau.

Mataku bengkak, rambutku berantakan, bibirku pucat, dan hidungku tersumbat karena menangis.

Aku menyentuh kepalaku yang berdenyut nyeri. Sesekali mengusap mataku yang masih beradaptasi dengan cahaya yang masuk melewati jendela kamarku.

Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawa, aku berjalan menuju dapur. Perutku lapar setengah mati.

Tapi di tengah jalan aku mengurungkan niatku. Aku kembali ke kamarku.

"Kupikir sebaiknya aku makan di luar," gumamku.

Aku mengangguk sendiri, lalu mengambil jaketku dan merapikan penampilanku.


.
.
.

"Silahkan kembaliannya. Datang lagi lain kali."

Petugas kasir menyerahkan uang kembalian padaku.

Aku mengangguk pelan sembari mengambil kembaliannya. Lalu memilih bangku paling pojok untuk diduduki.

Aku membuka cup ramyeonku, lalu mengaduknya sebentar sembari menunggunya tidak terlalu panas.

Pandanganku terfokus pada jalanan di depanku. Lalu kembali menatap ramyeonku.

"Ini makanan kesukaan Taehyung," gumamku.

.
.

"Kau yakin tak mau makan? Ini enak."

"Makan malam-malam itu tidak baik."

"Karena membuat gendut?"

"Tidak hanya itu. Pokoknya aku tidak bisa makan terlalu malam."

"Oh arraseo."

.
.

Aku tersenyum miris. Sekarang, tak ada lagi Taehyung yang akan menawariku makan.

Tak ada lagi Taehyung yang tiba-tiba berakting kesakitan atau berteriak aneh seperti orang gila.

Aku menghela napas kasar. Lalu memakan ramyeonku. Sesekali meniupnya karena masih panas.

Kemudian aku mengeluarkan headset dari saku jaketku, lalu memakainya pada sebelah telingaku.

Saat beberapa lagu kesukaanku dimainkan, aku menikmatinya. Namun aku terhenyak saat lagu selanjutnya diputar.

Lagu yang sama saat bersama dengan Taehyung di rooftop.

"Sial lagu ini!" gerutuku kesal. Lalu menggantinya dengan lagu lain.

.


.

"Taehyung sedang mendengarkan apa?"

"Haish, kau mengagetkanku!"

"Aku ingin mendengarnya juga!"

"Mendengar apa?"

"Lagunya. Bersamamu."

.


.

Karena kesal, aku mencabut headsetku dari telingaku dan memasukkannya ke dalam saku lagi.

Aku memukulkan kepalaku ke meja frustasi. "Hhh.. Taehyung! Kenapa?"

Dadaku kembali nyeri. Mataku mulai memerah.

"Kenapa hanya ada kau di pikiranku?" lirihku.

***

Author's POV

Jungkook mengamati gadis yang berada di seberangnya itu sambil sesekali menengok sekitar.

"Jadi mau sampai kapan kau akan bersembunyi di balik mobil dan mengamatinya seperti penguntit, Jeon?"

Jungkook tersentak. Lalu menoleh ke sebelahnya.

"Ya, kau! Sedang apa di sini?" ujarnya sambil berdiri dari posisinya yang semula berjongkok.

Yura terkekeh, lalu berjalan mendekati Jungkook.

"Jalan-jalan?"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. "Yang benar saja."

"Aku jujur. Orang bodoh mana yang tidak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di saat libur panjang seperti ini?" ujar Yura.

Jungkook mengetuk kepala Yura kesal. "Kau menyindirku?"

Yura kembali terkekeh. Lalu menepuk pundak Jungkook. "Baguslah kalau kau merasa."

"Sialan."

"Terima kasih pujiannya," sahut Yura enteng.

Jungkook memutar bola matanya malas. Memilih diam dan tidak berdebat lagi.

"Sebenarnya kau sedang apa sih?"

Jungkook kembali memfokuskan pandangannya ke gadis yang berada di seberang jalan itu.

"Mengamatinya sepanjang hari."

Yura berdecih. "Yang benar saja."

"Ya! Kau meniruku!"

"Biar, lagipula tidak ada hak cipta."

"Tentu saja ada!"

"Tidak ada, Jeon~"

Jungkook mulai kesal. "Lee Yura!"

Yura langsung sumringah. "Omo! Darimana kau tahu margaku? Wah, Jeon. Kau fansku, ya!"

"Berhenti menggodaku!"

"Waaa~ Jungkook fansku~"

"Yura!"

Jungkook yang sudah kesal setengah mati langsung mencekik leher gadis itu. Berniat bercanda.

Yura merasa tercekik. Ia memukuli lengan kokoh Jungkook berkali kali agar mau melepasnya.

"Baik, baik! Aku minta maaf. Kau yang menang."

Yura terkikik sambil menggaruk tengkuknya. Sementara Jungkook kembali fokus memantau gadis di seberang jalan.

"Jadi, kau tahu margaku darimana? Kau mencari tahu?"

Jungkook menoleh sekilas. Lalu kembali fokus. "Aku tahu semua tentangmu."

Mendengar itu, sontak wajah Yura memanas.

"A—apa katamu?"

Jungkook kembali menoleh. Lalu memegang kedua bahu Yura sambil menatapnya intens.

"Kita bahas itu nanti. Sekarang ada hal yang lebuh penting untuk dilakukan."

Yura mengernyit bingung. Tidak mengerti. "Apa?"

Jungkook menarik napas. Lalu tangannya menunjuk ke arah gadis yang sedang duduk di seberang jalan.

"Mengamati gadis itu. Park Shina."

~~~

HOLA><! Gmn? Kangen ga sm ff ini:"))

Udh brp lama si ga update? Ga tahan aku tu buat ga updateee. Apalagi kmrn hbs slesai ujian, fyuh:')

Fyi, bangkitin feels buat nulis ff ini lgi tu susah bgt😫, hrs berkali kali dengerin ost drakor sm baca ff.

Dan karna fiur updatenya ga bisa sering2 dan waktu senggangnya makin dikit, tiap chapter mungkin jdi makin sdikit:(

Aku butuh comment2 kalian huhu. Jgn lupa voment yaaa❤








Btw, next kan ya?

Olvasás folytatása

You'll Also Like

741K 69.5K 49
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
394K 31.8K 63
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
67.1K 12.3K 20
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
84.9K 7.4K 80
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...