Sorry...

By shininglight97

154K 10.8K 182

[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya... More

!!! A N N O U N C E M E N T !!!
CAST
1
2
3
4
5
6
7A
7B
8A
8B
9A
9B
10A
10B
11
12
13A
13B
14
15
16A
16B
17
18
19
20
21
22
23
24
26A
26B
27
Epilogue

25

3.6K 261 2
By shininglight97

“Because I don’t wanna let you go…”

**

“Kalau kau tidak peduli lagi denganku. Kenapa kau mencari seperti ini?” tanya Seul Hee saat Jimin memutar tubuhnya. “Kenapa, Jimin?”

Jimin terdiam dengan pertanyaan Seul Hee. Dia bahkan tidak tau kenapa dia memilih berlari untuk mencari Seul Hee. Atau dia tidak ingin mengakui jika dia khawatir pada Seul Hee.

“Aku dan Hoseok oppa hanya dekat karena Hoseok oppa bilang dia ingin seperti Yoon Gi oppa yang memperlakukanku seperti adiknya sendiri.”

Jimin memutar tubuhnya, “Kenapa kau menjelaskan itu padaku, hm?” tanya Jimin sambil mendekatkan tubuhnya dengan Seul Hee.

“Karena aku merasa jika itu yang kau pikirkan.”

“Lalu? Kau mengira aku cemburu melihat itu?” tanya Jimin lagi.

“Aku harap begitu.” Lirih Seul Hee.

“Jika kau bisa menjelaskan semua itu kenapa tidak kau jelaskan masalah itu padaku lebih dulu, hm? Kenapa kau membiarkan aku hidup seperti orang gila selama hampir 6tahun,hm?” tanya Jimin yang tiba-tiba mengarah ke masalah mereka. “Jawab Seul Hee.”

Seul Hee menatap dalam mata Jimin. Bahkan tanpa sadar mereka berdua sudah menangis, tapi air mata mereka berhasil ditutupi air hujan yang membasahi wajah dan tubuh mereka.

“Karena aku takut untuk mengingat itu kembali saat aku belum selesai. Aku… Astaga, Jimin-ah..” tiba-tiba Seul Hee panik saat melihat darah mengalir dari hidung Jimin.

Refleks Seul Hee menyeka darah yang mengalir dari hidung Jimin dengan tangannya. Jimin pun melihat darah yang mengalir dibantu oleh air hujan di tangan Seul Hee.

“Kita pulang ya.” Ucap Seul Hee.

Jimin hanya terdiam karena tiba-tiba kepalanya terasa sakit lagi. Jimin pun tidak bisa menahan tubuhnya lagi, akhirnya dia menjatuhkan tubuhnya bersamaan dengan Seul Hee yang tidak bisa menahan tubuh Jimin.

Seul Hee memeluk tubuh Jimin dengan tetap menyeka darah itu dari hidung Jimin. Jimin mulai meremas dan menjambak rambutnya, juga berteriak kesakitan. Seul Hee yang melihat itu mencoba menahan tangan Jimin.

“TOLONG!!!” teriak Seul Hee yang berusaha mencari bantuan.

“Seul Hee? SEUL HEE!!!” bersamaan dengan itu Seul Hee mendengar suara Hoseok dan Jungkook yang memanggil namanya.

“Jungkook? JUNGKOOK AKU DI SINI!!!” teriak Seul Hee.

**

“Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Seul Hee. Tidak ada yang salah di sini.” Ucap Yoon Gi karena Seul Hee terus saja menangis dan meminta maaf setelah melihat keadaan Jimin.

“Tapi dia sampai mimisan, Oppa.” Rengek Seul Hee.

“Sejak pagi tadi Jimin Oppa memang bilang tubuhnya tidak enak, dan karena dia hujan-hujanan dia jadi sakit, Seul Hee. Tapi itu bukan salahmu. Kau pergi juga karena kau mendengar permbicaraan mereka kan?” ucap Ji Na yang mencoba menenangkan Seul Hee.

“Entah apa lagi nanti yang aku perbuat untuk merusak hidupnya, Ji Na.” lirih Seul Hee.

“Seul Hee.”

“Tidak. Yang Jimin katakan benar. Aku hanya bisa merusak hidupnya saja.” Jerit Seul Hee.

Jungkook mendekati Seul Hee dan memeluk tubuh Seul Hee dengan erat. “Sudah.” Bisik Jungkook.

“Cara ini sia-sia, Jungkook-ah. Semuanya sia-sia karena aku.”

Jungkook terdiam, dia hanya bisa mengeratkan pelukannya dan menahan rasa sakitnya untuk kembali melihat Seul Hee seperti ini.

Yoon Gi mendekat dan mengusap kepala Seul Hee. “Kurang 2 minggu lagi. Setelahnya kita akan pulang. Setidaknya kami ingin membiarkanmu berada di tempat yang sama dengannya. Setelah itu kami akan menyerahkannya kembali padamu, tapi bukan berarti kami juga berhenti membantumu, hm? Kau masih punya kami, Seul Hee.” Ucap Yoon Gi.

“Aku ingin menjaganya malam ini, Oppa.” Ucap Seul Hee sambil melepaskan pelukan Jungkook.

“Tapi kau butuh istirahat, Seul Hee.” Tahan Jungkook.

“Aku mohon izinkan aku untuk ini.” Pinta Seul Hee.

Yoon Gi melirik Jungkook dan memberi kode untuk menyetujui permintaan Seul Hee. Akhirnya Jungkook memberi Seul Hee anggukan untuk menyetujui permintaannya.

*FLASHBACK ON*

“Kau sudah menyelesaikan tugasmu dengan baik, Seul Hee. Hmm, bolehkah aku meminta bantuanmu kali ini?”

“Apa itu, Sam?”

“Sebentar lagi akan ada murid baru yang datang. Ah sebenarnya dia adalah keponakanku Dia pindahan dari Incheon, dia baru saja kehilangan semua harta yang dia miliki karena keluarganya bangkrut, dan mungkin dia akan takut untuk bersosialisasi di sini. Dan juga hanya kita yang tau masalah ini, hm? Jadi aku ingin memintamu untuk menemaninya. Kau mau kan?”

Seul Hee tersenyum dan mengangguk, “Tentu saja, Sam. Kau jangan khawatir. Aku juga akan merahasiakan masalah itu. “

“Gomawo.. Ah! Itu dia! Jae Bum-ah~” panggil Sam yang meninggalkan Seul Hee sejenak untuk menjemput namja yang bernama Jae Bum itu, lalu kembali ke hadapan Seul Hee bersama dengan Jae Bum.

“Nah, Sayang. Jni adalah Seul Hee. Dia akan menjadi teman pertamamu di sekolah ini. Bersikaplah dengan baik padanya, hm?”

Jae Bum tersenyum dan mengangguk. Dan dari sanalah mereka saling mencoba untuk berkenalan.

Seul Hee membawa Jae Bum berkeliling ke seluruh lingkungan sekolah. Langkah mereka terhenti saat mereka berdiri di lapangan basket.

“Ada apa, Jae Bum-ah?” tanya Seul Hee.

“Ah, ani.” Jawab Jae Bum.

Seul Hee tersenyum dan beralih untuk mengambil bola basket yang berada di tengah lapangan itu.

“Aku tau kok kau melihat bola ini kan? Mau main sebentar?” tawar Seul Hee.

Mereka pun mulai bermain, dimulai dari Jae Bum yang mengalah untuk memberikan peluang untuk Seul Hee dan berakhir pada Jae Bum yang akhirnya menunjukkan bakat aslinya pada Seul Hee.

“Ah, jadi tadi kau hanya mengalah padaku, eoh?” kesal Seul Hee di akhir permainan mereka.

Jae Bum tertawa, “Tidak juga. Kau cukup hebat ternyata. Kau juga suka bermain basket?”

“Hmm, suka. Tapi Jimin melarangku untuk tidak terlalu sering bermain.”

“Jimin?” Jae Bum terkejut saat mendengar nama itu.

Seul Hee mengangguk dan tersenyum malu, “Dia namjachinguku. Namanya Park Jimin.” Ucap Seul Hee dengan malu-malu.

“Park Jimin.” Gumam Jae Bum.

“Kau kenapa, Jae Bum?”

“Tidak. Ayo kita berkeliling lagi.”

**

“Murid baru?”

“Ne. Tidak satu kelas denganku, tapi Im sam menitipkan nya padaku. Dia adalah keponakan Im sam. Katanya seperti itu, tapi kau tau kan Im sam suka mengasuh anak orang lain dan dia bilang kalau dia itu adalah keponakan atau juga anaknya.”

Jimin mengangguk, “Jadi dia namja, hm?”

Seul Hee mengangguk dan menaruh dagunya di atas pundak Jimin, lalu mencolek hidung Jimin, “Tidak berpikiran macam-macam kan?” tanya Seul Hee.

Jimin berdecak dan membuang pandangannya, “Terlihat kalau dia tampan.” Gerutu Jimin.

“Waah, kau cemburu.” Goda Seul Her.

“Karena aku menyayangimu.” Jawab Jimin.

Seul Hee tersenyum dan mencium pipi Jimin, “Aku juga mencintaimu, Jimin-ah.”

Jimin tersenyum dan memeluk pinggang Seul Hee. “Aku kan bilang kalau aku menyayangimu.”

Seul Hee juga tersenyum, “Memangnya berbeda?”

Jimin menggelengkan kepalanya dan memeluk Seul Hee lagi.

**

Two month later.

“Hari ini aku harus mengerjakan tugas bersama Jae Bum, Jimin-ah. Maaf.” Ucap Seul Hee sedikit takut.

“Kau tau kita sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari, Sayang.” Keluh Jimin.

“Iya, aku rau. Aku minta maaf, tapi tugas ini juga penting, Jimin.”

“Tugas apa, hm? Bukankah kalian tidak sekelas? Kenapa harus mengerjakannya dengan Jae Bum saja?’ tanya Jimin sedikit emosi.

“Bukankah kau sudah tau jika Im sam menitipkannya padaku? Kenapa kau jadi seperti ini?” tanya Seul Hee yang terlihat kecewa pada Jimin. “Kau tidak percaya padaku?”

“Aku percaya padamu, tapi tidak dengan namja itu!”

“Wae?” tanya Seul Hee menantang.

“Sayang… Dia adalah orang baru dan kalian semudah itu menjadi dekat. Jangan kau pikir semua orang di dunia ini adalah orang baik!” marah Jimin.

“Bukankah pertemuan pertama kita juga pertemuan singkat?” tantang Seul Hee, dia tidak menyadari apa yang dikatakannya itu membuat Jimin terkejut dan sedikit marah karena dia melibatkan tentang mereka pada masalah ini.

“Apakah kau sudah mengenal baik keluarganya? Apa kau sudah tau asal usulnya sampai-sampai kau membelanya di depanku seperti sekarang?” lirih Jimin.

“Karena kau selalu seperti ini. Haruskah kau mencurigai kami seperti ini terus, Jimin-ah?” lirih Seul Hee kali ini.

“Harusnya kau tau karena aku takut kehilanganmu, Seul Hee.” Jawab Jimin yang terdengar seperti bisikan.

Raut wajah Seul Hee berubah menjadi sedih saat Jimin mengatakan itu, dia menyesal sudah menentang Jimin dengan pertanyaan yang ternyata menyakiti Jimin secara tidak langsung.

Seul Hee mengambil langkah mendekat dan memeluk tubuh Jimin, “Aku minta maaf.” Bisiknya disela tangisannya.

Jimin mengangguk dan membalas pelukan Seul Hee, “Aku tidak mau kehilanganmu.”

**

“Ini aku memesankan Iced Cappuccino untukmu.” Seru Jae Bum yang membawa dua gelas iced cappuccino di hadapan Seul Hee.

Seul Hee terlihat kikuk dan seperti mencoba merangkai kata-kata untuk berbicara dengan Jae Bum.

“Wae? Ada masalah?” tanya Jae Bum yang melihat tingkah Seul Hee.

“Eung. Tidak. Hanya saja. Aku… Aku tidak boleh meminum kopi.” Jawab Seul Hee pada akhirnya.

“Eoh? Wae?” tanya Jae Bum lagi.

“Jimin melarangku karena penyakit lambungku.” Jawab Seul Hee lagi.

“Ah begitu, tapi kalau hanya sekali-kali saja meminumnya kan tidak apa-apa. Bukahkah melarang keras sampai tidak boleh sama sekali itu berlebihan?” tanya Jae Bum yang membuat Seul Hee terdiam, “Aku tau kau juga ingin meminumnya kan? Lagipula akan sayang jika tidak diminum.” Tambah Jae Bum.

“Hmm, baiklah.”

Tanpa mereka tau Jimin mengikuti mereka sejak tadi, dari matanya sudah tergambar jika dia sangat marah, tapi Jimin berusaha untuk memendam amarahnya itu, dia ingin tau setiap perkembangan yang mereka lakukan setelahnya.

Jimin pun menunggu mereka sampai selesai. Tidak lama mereka pun selesai dan keluar daru café itu. Seul Hee yang awalnya keluar dengan senyuman di wajahnya itu pun menjadi tegang saat melihat Jimin berdiri tidak jauh dari sudut pandang mereka.

“Jimin-ah.” Panggilnya.

Jimin mengangkat kepalanya dan menatap Seul Hee datang. “Sudah tugasnya?” tanya Jimin dengan nada datar juga.

Seul Hee mengangguk. Jae Bum yang berdiri di belakangnya pun bersikap acuh tak acuh pada Jimin.

“Kau tidak mengikutiku kan?” tanya Seul Hee dengan suara pelan saat dia sudah berdiri di dekat Jimin.

“Kalau iya kenapa? Aku ingin menjagamu saja.”

Jae Bum tertawa remeh saat mendengar jawaban Jimin. Hal itu membuat Jimin meliriknya dengan tatapan tajam.

“Kita pulang saja ya?” ajak Seul Hee yang merasa suasana ini menjadi tidak enak. Seul Hee menahan tubuh Jimin yang sudah mencoba mendekat pada Jae Bum.

“Apa yang kau tertawakan, huh?” tanya Jimin yang mengabaikan perkataan Seul Hee.

“Ani. Hanya saja kau berlebihan sekali. Haruskah kau seperti memenjarakan yeojachingumu sendiri, huh?” tanya Jae Bum yang berhasil membuat emosi Jimin memuncak.

Dengan sekuat tenaga Seul Hee menahan tubuh Jimin agar tidak berkelahi dengan Jae Bum. “Jangan.” Bisiknya dengan menatap kedua mata Jimin.

Jimin membalas tatapan itu lalu membuang tatapannya ke segala arah. “Baik, kita pulang sekarang.” Jawabnya yang langsung meraih tangan Seul Hee.

Seul Hee pun hanya melirik Jae Bum tanpa mengatakan apapun lalu meninggalkannya.

“Sampai jumpa besok, Seul Hee!” seru Jae Bum yang sengaja memainkan emosi Jimin.

Dan benar. Jimin tidak bisa menahan dirinya lagi untuk tidak menghajar Jae Bum. Jimin menghempaskan genggaman tangan Seul Hee dan mengambil langkah besar untuk menghampiri Jae Bum, dengan satu layangan pukulan yang berhasil memukul rahang kiri Jae Bum.

BUUGG!!

“Astaga, Park Jimin!” pekik Seul Hee yang mencoba untuk menarik tubuh Jimin kembali. “Ini daerah umum! Kau mau diamankan, huh! Ayo kita pulang!” ucap Seul Hee. “Maaf, Jae Bum. Aku pulang.” Tambahnya lagi untuk Jae Bum.

Setelahnya dia membawa Jimin agar menjauh dari tempat Jae Bum berada. Mereka sudah sampai di sebuah bukit kecil yang tidak ada banyak orang di sini.

Jimin berdiri dan menatap kesal ke arah pemandangan bukit yang memperlihatkan jalan raya Busan di bawahnya sambil mengatur napasnya yang masih terengah-engah. Sesekali dia berteriak kesal setiap menghembuskan napasnya dengan kasar.

Seul Hee mendekat dan memeluk Jimin dari samping, mengusap pundak Jimin untuk sekiranya mengurangi emosinya. Seul Hee tidak mau beradu argumen lagi dengannya yang pada akhirnya hanya menciptakan pertengkaran di antara mereka.

“Sudah tenang?” tanya Seul Hee setelah mendengar napas Jimin yang sudah kembali normal.

Jimin hanya diam tidak ingin menjawab apapun yang Seul Hee katakan.

“Maaf. Aku membuat kesalahan lagi.” Ucap Seul Hee. “Aku tidak akan mengelak lagi. Aku juga terima jika kau marah padaku dan mengabaikanku seperti ini. Aku mengaku salah.” Tambahnya sambil menyandarkan kepalanha di pundak Jimin.

Jimin masih terdiam, tapi kali ini dia mengusap lengan Seul Hee melingkar di pinggangnya 

*FLASHBACKOFF*

Continue Reading

You'll Also Like

1M 94.2K 49
[TERBIT] Sebagian part sudah tidak lengkap! *** "Kau tahu kan, pernikahan kita adalah kesalahan." "Aku tahu. Kau tidak perlu mengingatkan." Taehyung...
10.9K 2.8K 61
sebuah ramalan konyol yg merubah kehidupan taehyung selamanya,dia bahkan sampai harus menyembunyikan jati dirinya 🐺🌙 📍aku tau dia bisa jadi berbah...
456K 46K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
44.4K 3.7K 17
"Hwang Sinb! I love you."- Jk "Untuk saat ini kau cukup mendengar kalimat itu. Tetapi bisakah suatu saat nanti, aku yang ingin mendengar itu darimu...