The Mirror (END)

By Aurelia_nwh91

7.5K 1.1K 679

Cermin itu, sebuah media terbukanya ruang komunikasi dengan mereka yang tak kasat mata. Tersimpan begitu saja... More

Prologue
Chapter 1 (Cermin)
Chapter 2 (Dia)
Chapter 3 (Gerbang Dialog)
Chapter 4 (Perjanjian)
Chapter 5 (Bencana)
Chapter 6 (Dilemma)
Chapter 7 (Masa Lalu)
Chapter 8 (Tragedi)
Chapter 9 (Mianhae)
Chapter 10 (Confession)
Bukan Update
Chapter 11 (Petunjuk)
Chapter 12 (Another Suspect)
Chapter 13 (The Way to Find You)
Chapter 15 (Sacrifice)
Chapter 16 (Kilas Balik)
Chapter 17 (Let It Go)
Chapter 18 (Akhir dari Segalanya)
Voting New FF
Epilogue
Announcement
PENTING!!!!
Bonus Chapter (Us)

Chapter 14 (Fakta)

255 41 57
By Aurelia_nwh91

Happy Reading
😻😻😻
***

Tingkat kesadaran Cho Rong mulai buyar. Yang ada di dalam pikirannya hanya satu, mencari cara untuk bisa bertemu kembali dengan Ho Won.

Ketika atensinya melihat sebilah pisau di atas nakas, ia buru-buru mengambilnya. Menempelkannya di atas pergelangan tangannya sendiri. Bersiap mengirisnya, karena ia pikir Ho Won pasti akan mendatanginya.

Grep

Prang

Pisau itu tiba-tiba sudah jatuh terlempar menghantam dinding dan tergeletak di lantai. Cho Rong tersentak kaget, lalu menatap seseorang yang kini tengah menggenggam erat tangannya. "Ho Won-ah, neo wasseo?"

Itu Ho Won. Benar dugaannya, hantu itu pasti datang. "Ya! Park Cho Rong, neo micheoseo?!" Ho Won menatap wajah Cho Rong yang pias dengan kesal. Bagaimana bisa gadis itu bertindak bodoh seperti ini.

"Kau mau mati? Jangan buat aku khawatir seperti ini, jebal!!" Ho Won lebih menggeratkan genggamannya. Membiarkan hawa dingin terus menyelimuti gadis itu.

Alih-alih menangis, Cho Rong malah melemparkan senyumnya. "Kalau kau tidak ingin aku bertindak bodoh, tetaplah di sisiku. Jangan pernah pergi," ancam Cho Rong.

Ho Won hanya bisa mengangguk pasrah, lalu segera melepaskan pegangan tangannya dan berpindah posisi saat Woo Hyun datang bersama seorang dokter dan dua orang perawat di belakangnya.

"Cho Rong-ah, gwaencanha?" tanya Woo Hyun cemas.

Cho Rong hanya diam. Membiarkan para perawat memeriksanya. Sedangkan pandangannya terus fokus menatap Ho Won. Takut jika hantu itu lagi-lagi meninggalkannya.

Woo Hyun yang diabaikan, segera mengikuti arah pandang Cho Rong. Lalu membuang napasnya berat.

"Kondisinya sudah stabil, tapi sebaiknya pasien menginap dulu, agar kesehatannya pulih," tutur sang dokter halus. Woo Hyun hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.

Setelah pemeriksaan selesai, sang dokter dan dua perawat itu pamit undur diri. Meninggalkan Cho Rong, Woo Hyun dan Ho Won tentunya.

Atensi Cho Rong terus jatuh pada kehadiran Ho Won. Sambil terus tersenyum. Membuat Woo Hyun merasa diabaikan. "Ekhm, Cho Rong-ah, apa kepalamu masih sakit?" Woo Hyun kembali membuka suara, membuat Cho Rong sedikit tersentak. "Ne?!" Cho Rong memindahkan atensinya pada wajah Woo Hyun yang sudah terlihat masam.

"Hah, sudahlah. Lebih baik kau istirahat saja. Aku keluar sebentar. Tidak apa-apa, kan?" ujar Woo Hyun lemah setengah kesal.

Cho Rong lantas menggeleng cepat. "Umh, tidak apa-apa."

Dengan langkah sedikit tidak rela, Woo Hyun melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Cho Rong. Meninggalkan gadis itu sendirian di dalam sana.

Ketika Woo Hyun sudah tak ada lagi di dalam sana, Ho Won mulai mendekat ke arah Cho Rong. Berdiri di samping ranjangnya. "Gwaencanha?" tanya Ho Won pelan. Ia nampak sedikit khawatir melihat wajah Cho Rong yang pias.

"Umh, gwaencanha."

"Jangan bertindak bodoh, jebal. Aku tidak sanggup melihat kau terluka." Ho Won mendudukkan tubuhnya di atas kursi yang tadi diduduki Woo Hyun.

Cho Rong hanya bungkam.

"Ada yang ingin aku katakan, tapi--" Ho Won kembali bungkam. Ia bimbang, haruskah ia menceritakan apa yang ia ingat atau tidak, mengingat kondisi Cho Rong yang sedang tidak stabil.

Kening Cho Rong mengernyit bingung. "Wae? Ada yang ingin kau katakan?"

"Umh, geugae--"

"Arggh, malhae! Jangan buat aku penasaran!" desak Cho Rong kesal. Menunggu penjelasan dari Ho Won yang bertele-tele.

"Ya! Sabar sedikit. Aku hanya ragu mengatakannya," Ho Won menggaruk belakang kepalanya bingung. "Soal gantungan itu, aku mendapatkan gantungan itu saat aku tengah sekarat. Ada seseorang yang mendatangiku lalu pergi begitu saja meninggalkanku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas saat itu."

"Mworago?"

Entah ada angin apa, Eun Ji tiba-tiba saja datang dan berdiri tepat di belakang Ho Won. Membuat hantu tampan itu segera bangkit dan berdiri di sisi Cho Rong yang satunya. Ia ketakutan.

"Kau, apa kau ada kaitannya dengan gantungan itu juga?" Eun Ji kini mulai membuka suara. Ia benar-benar penasaran.

Ho Won hanya mengangguk pelan. Seperti anak anjing yang ketakutan.

"Kalau begitu, kau tau siapa pemilik gantungan itu?" desak Eun Ji lagi.

Ho Won kali ini hanya bisa menggeleng.

"Dia juga memiliki kasus yang sama denganmu, Eun Ji-ya. Bedanya, kasus kematian Ho Won tidak diperpanjang seperti kasusmu," jelas Cho Rong.

Tiba-tiba petir menggelegar keras. Memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar. Seisi ruangan berteriak. Terutama Ho Won. Ia malah mengambil kesempatan untuk memeluk Cho Rong.

Lampu ruang rawat Cho Rong padam seketika. Membuat keadaan sedikit meremang. Dan saat itu juga, Eun Ji sudah jatuh terduduk di atas lantai. Memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Eun Ji-ssi, waegeurae?" tanya Cho Rong histeris. Ia melepaskan dekapan Ho Won. Mencopot selang infus yang menancap di punggung tangannya karena menghambat geraknya, lalu menghambur mendekati Eun Ji yang tengah menahan kesakitan.

Pakaian hantu cantik itu kembali lusuh dengan noda darah. Wajahnya kembali menyeramkan, namun Cho Rong tidak peduli. Ia terus memanggil nama Eun Ji. Berharap hantu itu kembali normal.

Seperti tak ada lagi oksigen yang memenuhi alveolusnya, Eun Ji terus berusaha untuk mengatur napasnya yang tersenggal. Ingatannya kembali pada masa lalu. Masa saat di mana ia tengah sekarat.

Gelap.

Sesak.

Tak ada cahaya sama sekali yang ia tangkap. Semua terlihat sama. Eun Ji bahkan tidak bisa bernapas sama sekali.

Wajah Cho Rong semakin panik. Begitupun dengan Ho Won di belakangnya. Entah apa yang terjadi pada hantu itu.

Brak.

Pintu kamar rawat Cho Rong terbuka lebar. Ada Woo Hyun di sana. Laki-laki bersurai hitam itu segera berlari mendekati Cho Rong. Meraih tangan gadis itu, lalu memeluknya. "Gwaencanha?" tanyanya.

"Ne, keundae--" Cho Rong tiba-tiba menggantungkan kalimatnya, begitu melihat Eun Ji yang entah kenapa menghilang dengan tiba-tiba.

Lampu ruang rawat tersebut kembali menyala. Cho Rong membuang napasnya lega.

"Kau istirahatlah. Aku akan memanggilkan dokter," ujar Woo Hyun tenang. Tidak memperdulikan kehebohan Cho Rong yang sempat ia lihat tadi.

Cho Rong hanya bisa mengangguk, membiarkan Woo Hyun pergi meninggalkan ruangan itu.

***

Sementara itu, seorang laki-laki paruh baya menatap pantulan wajahnya sendiri dari kaca jendela dengan netra keriputnya. Sambil bersiul, ia menyerutkan sebilah balok kecil menggunakan pisau ukir. Membentuk pola favorithya. Rubah.

"Cucumu ternyata masih hidup, Detektif Nam," gumamnya, lalu kembali menyerut balok kecil itu.

Ia menatap lamat-lamat hasil karyanya. "Bocah itu akan aku singkirkan."

Tok tok

Pintu rumahnya terketuk. Laki-laki paruh baya itu mendecak sebal, karena aktifitasnya terganggu.

Ia membanting pisau ukirnya ke atas lantai. Bersamaan dengan pola rubah yang baru selesai diukir bagian kepalanya. Dengan langkah kesal, ia keluar dari ruang rahasianya. Menguncinya dengan gembok besar, lalu menutupinya dengan lemari pakaian berwarna coklat.

Tok tok

Rupanya tamunya sangat tidak sabaran. Itu semakin membuatnya kesal.

Ceklek

Laki-laki itu membuka pintu. Menyembulkan sebagian tubuhnya dari balik pintu. Melihat siapa yang datang bertamu.

"Eoh, Kim Halabeoji. Aku membawakan sup ikan untukmu."

***

TBC

Eaak,
Tbc lagi...

Gimana fakta yang barusan?
Kalian tercengang?
Sudah bisa menyimpulkan akar masalahnya?

Hoho,
Tinggal beberapa chapter lagi, FF ini mau end.
Sedih, tapi tak apa lah.
Demi FF baru.

Aku tunggu vomment kalian, yeoreobun!!!

Annyeong!
Salam,
Aurelia
17 November 2017

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
1M 86.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
520K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
103K 9.9K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...