Sorry...

Galing kay shininglight97

154K 10.8K 182

[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya... Higit pa

!!! A N N O U N C E M E N T !!!
CAST
1
2
3
4
5
6
7A
7B
8A
8B
9A
9B
10A
10B
11
12
13A
13B
14
16A
16B
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26A
26B
27
Epilogue

15

3.2K 270 3
Galing kay shininglight97

“I saw it coming, I didn’t know you were such a part of me.”

***

A month later

Busan, 2019

“Kalian tidak suka ya tinggal di sini?”

“Aigoo, bukan begitu, Seul Hee. Kami sudah terlalu lama di sini, Yoon Gi oppa harus kembali bekerja, dan aku juga sudah mendapat tawaran baru. Jadi kami harus kembali ke Daegu…” jawab Ji Na yang melihat Seul Hee terlihat sedih saat mereka siap-siap untuk kembali ke Daegu.

“Jungkook juga sudah mulai bekerja di sini, pasti aku akan kesepian di rumah…”

Yoon Gi tersenyum dan menjatuhkan telapak tangannya di atas kepala Seul Hee.

“Kalau kau kesepian, kau bisa menghubungiku, atau datang ke Daegu. Aku akan mennjemputmu jika Jungkook tidak bisa mengantarmu. Jarak Daegu-Busan tidak terlalu jauh kan?”

Seul Hee hanya mengangguk lemas. Yoon Gi tersenyum tipis dan mengacak rambut Seul Hee, lalu dia membisikkan sesuatu pada Seul Hee.

“Jangan sakiti dirimu lagi. Ini bukan akhir..”

Seul Hee diam, dia bingung apa yang dimaksudkan oleh Yoon Gi. Sampai akhirnya Ji Na memeluknya.

“Jangan sakit lagi…” bisik Ji Na yang terdengar menahan tangis. Seul Hee hanya mengangguk dan mengusap punggung Ji Na. Tidak lama setelah itu pun mereka melambaikan tangan dan berpisah. Seul Hee terlihat menahan sedihnya kali ini.

“Aku akan mencoba untuk tidak pulang larut seperti di LA lagi..” ucap Jungkook yang menangkap kesedihan Seul Hee itu.

“Kalau bisa tidak apa-apa, tapi jika kau tidak bisa jangan memaksakannya lagi hanya untukku, aku tidak mau kau mendapat masalah lagi karena aku..”

“Aku tidak…”

“Mulai sekarang jangan tutupi masalahmu lagi dariku, Jungkook-ah. Aku tidak apa-apa, aku juga tidak akan sakit lagi jika itu yang kau takutkan. Jika kau tutupi terus, aku akan sakit jika mengetahuinya…”

Jungkook tersenyum tipis.

“Aku mengerti…”

***

_Seul Hee Pov_

Sekarang mulai sepi, setelah Jungkook pergi bekerja rasa sepi itu langsung menyelimutiku. Memang tidak berbeda dengan keadaan sebelumnya, tapi aku masih tidak bisa jika tinggal di dalam rumah yang sepi. Jungkook juga membeli rumah yang lumayan besar untuk kami, dia masih ingin memberikan kesempurnaan untukku.

“Bukankah hobi-mu dengan Ji Na sama? kenapa kau tidak melanjutkan menulis? Lalu kau coba untuk mengirimnya ke penerbit seperti yang Ji Na lakukan?”

Perkataan Yoon Gi oppa malam itu benar, tapi tiba-tiba aku kehilangan rasa percaya diriku untuk kembali menulis. Apa yang aku tulis? Sedangkan pikiranku hanya tersudut pada Jimin.

“Nona, apa nona ingin aku buatkan teh hangat?”

Tiba-tiba ahjumma datang, ahjumma selalu menawarkanku teh hangat saat melihatku seperti ini.

“Tidak usah, ahjumma. Hmm, ahjumma duduk saja di sini. Temani aku…”

Ahjumma terlihat tersenyum dan duduk di sampingku.

“Ahjumma… Sudah berapa lama bekerja untuk keluargaku?” tanyaku mencoba memulai pembicaraanku dengan ahjumma. Ini hal yang sangat langka sekali aku memulai obrolan dengan orang lain.

“Sama dengan umurmu dan tuan muda, nona..”

“Waah, lama sekali. Hmm, ahjumma pasti punya anak kan?”

Ahjumma tersenyum, lalu dia meraih sesuatu di lehernya, dia melepas kalung yang tergantung di lehernya, sebeuah liontin berbentuk hati. Ahjumma membuka liontin itu dan menujukkannya padaku.

“Nama nya Jun Hee, dia meninggal saat umur 5tahun, karena kecelakaan di Incheon bersama appa-nya…”

Aku menatap foto itu sedih.

“Saat berumur 4tahun, dia ingin sekali bertemu denganmu. Dia bilang anak perempuan Jeon sajangnim cantik sekali, dia ingin berteman denganmu, tapi aku tidak pernah membawanya sampai dia pergi. Ah, maaf nona. Aku jadi cerita banyak..”

“Gwenchanayo, ahjumma. Harusnya aku seperti ini setiap hari padamu, karena hanya kita berdua setiap hari di rumah jika Jungkook pergi bekerja kan?”

Ahjumma tersenyum dan mengangguk.

“Aku terlalu angkuh dulu, sampai-sampai aku tidak tau jika ahjumma terlalu baik padaku…”

“Kau tidak seperti itu, nona. Aku tau nona adalah orang yang baik, hanya saja nona tidak terlalu terbuka dengan orang lain…”

Aku tersenyum.

“Aku tidak baik, ahjumma. Aku bahkan membuat orang yang menyayangiku pergi meninggalkanku, semuanya karena aku..”

“Nona…”

“Ahjumma tidak perlu membelaku, aku tau ahjumma tau jelas semuanya, tidak mungkin tidak tau. Saat eomma dan appa pulang tanpa membawa nyawa mereka, betapa menyedihkan nya aku menerima tatapan tajam dari semua keluargaku. Mereka seperti ingin membunuhku saat itu juga, hanya ahjumma dan Jungkook yang ada di pihakku saat itu. Aku tau Jungkook membawaku ke LA bukan hanya untuk berobat, tapi Jungkook juga takut aku menerima cacian keluargaku lagi..”

“Tuan muda tidak ingin kau terluka sedikitpun, nona..”

Aku mengangguk dan tersenyum lirih.

“Dia rela kehilangan masa muda nya hanya untuk menjagaku. Bahkan dia hampir kehilangan sahabatnya karena aku..”

_Seul Hee pov End_

***

Seoul, 2019

“Lukisan ini sudah selesai sekitar 1 bulan yang lalu, lukisan ini menggambarkan suasana dini hari yang dingin, tapi terlihat hangat walaupun diselimuti embun…” jelas Hoseok yang mewakili Jimin untuk menjelaskan makna lukisan itu.

“Hmm, aku sudah mengira nya sebelum ini, tapi aku tidak tau makna yang lebih jelasnya, kau memang sangat berbakat tuan Park..”

Jimin hanya tersenyum tipis.

“Aku akan kembali lagi besok, aku yang akan membawa lukisan ini sendiri..” ucap orang itu lagi dan bersiap untuk pulang, setelah itu Jimin dan Hoseok mengantarkan orang itu dan kembali ke galeri Jimin.

“Setelah sampai langsung bekerja. Bagaimana perasaanmu?”

Jimin hanya tersenyum tipis untuk menanggapi godaan Hoseok.

“Apa yang terjadi di Busan, hm?” tanya Hoseok yang langsung duduk di meja kerja Jimin, tepatnya dia ingin mengunci Jimin untuk menjawab pertanyaannya, tidak ada penolakan kali ini.

“Cih. Kau selalu to the point, hyung..”

“Karena aku selalu menerima alihan pembicaraan darimu..”

Jimin menelan ludahnya, baiklah, Hoseok terlihat sangat serius kali ini.

“Kau ingin aku menceritakan apa?”

Hoseok terlihat mengangkat tangannya yang mengepal, lalu saat dia melepaskan kepalan tangannya itu Jimin langsung melebarkan kedua matanya. Dia terkejut dengan apa yang ditunjukkan Hoseok padanya.

“Seseorang yang kau tutupi dariku selama ini adalah dia kan? Seseorang yang membuatmu tidak ingin kembali ke Busan. SH. Dia orangnya kan?”

“Dari mana kau mendapatkan ini, hyung?” tanya Jimin yang langsung merebut kalung itu dari tangan Hoseok.. ya, Hoseok mendapatkan kalung Jimin yang berinisialkan namanya dan juga nama Seul Hee.

“Aku menemukan itu di lokermu saat kau bilang untuk mengambil surat persetujuan itu. Kalung itu terjatuh saat aku mengambil surat persetujuan itu…”

Jimin menarik napasnya dalam-dalam dan menutup kedua matanya.

“Apa yang ingin kau dengar, hyung?”

“Kau bertemu dengan seseorang itu lagi?”

Jimin mengangguk dan menarik napasnya dalam-dalam lagi.

“Nama nya Seul Hee. Dia… Dia yang membuat hidupku kacau, keadaanku yang hancur saat itu… Dialah penyebabnya. Aku tau Yoon Gi hyung pasti menceritakan sedikit tentangnya padamu kan?”

Hoseok mengangguk.

“Yoon Gi hyung hanya memberitahuku sedikit, bahkan dia tidak menyebutkan nama yeoja itu. Dia bahkan tidak menceritakannya secara rinci padaku, dia hanya bilang untuk tidak mengingatkanmu pada masa lalumu itu. Jika aku memintamu untuk menceritakan semuanya padaku sekarang, apa kau sudah siap?”

Jimin menatap Hoseok sejenak.

“Aku kira kau memang sudah harus tau kan, hyung?”

Hoseok mengangguk tidak yakin.

“Baiklah. Dia adalah yeoja pertama. Dia adalah yang pertama untuk semua yang kurasakan. Dia adalah cinta pertamaku, kekasih pertamaku, ciuman pertamaku, dan… seseorang yang menyakitiku untuk pertama kali…”

Hoseok mengambil posisi baiknya untuk mendengarkan cerita Jimin, dia bahkan masih melihat Jimin menahan emosinya selama dia bercerita pada Hoseok.

“Awalnya semua baik-baik saja, kami selalu bersama. Kami seperti orang yang paling bahagia saat itu, sampai suatu ketika.. Aku merasa Seul Hee berubah, saat itu memang aku sedang sibuk, mungkin aku tidak terlalu menangkap perubahannya, lalu kami bertemu kembali. Dia selalu sibuk dengan ponselnya, dia tidak mau aku memegang ponselnya sama sekali, dia selalu marah saat aku ingin mengambil ponselnya…”

“Awalnya dia tidak seperti itu?” tanya Hoseok. Jimin menggelengkan kepalanya.

“Dia bahkan dengan otomatis memberikan ponselnya padaku saat kami bersama. Karena aku tidak ingin kami sibuk dengan ponsel masing-masing saat kami bersama, dan dia menyanggupi semua itu. Aku tidak mengambil pusing soal itu..”

Hoseok mendengarkan Jimin dengan baik sambil memantau perubahan wajah Jimin, takut dia akan kambuh lagi.

“Lalu setelah itu… Saat itu ada acara sekolah, dia pergi. Ji Na bilang dia sudah pulang sejak sore, tapi Seul Hee belum juga kembali ke rumahnya sampai malam hari. Aku berlarian kesana-kemari mencarinya, lalu saat kami bertemu, kami bertengkar. Aku emosi karena dia sama sekali tidak memberi kabar, tidak masalah jika dia tidak memberi tahuku.. Dia bahkan tidak memberitahu Jungkook dan Eomma-nya…”

“Jungkook?”

Jimin mengangguk dengan pertanyaan Hoseok. Benar. Hoseok tidak mengenal Jungkook.

“Dia adalah adik kembar Seul Hee..”

Hoseok mengangguk mengerti dan mempersilahkan Jimin untuk melanjutkan ceritanya.

“Itu adalah pertengkaran hebat pertama kami, aku yang berbicara keras padanya, dan dia membalas semua perkataanku. Itu bukan Seul Hee yang ku kenal.. Yang membuatku terkejut adalah… Aaah!”

Jimin meringis sambil memegang kepalanya. Hoseok menahan tangan Jimin yang mulai menarik rambutnya.

“Aniya, hyung. Aku tidak apa-apa. Aku masih bisa melanjutkannya…”

Hoseok pun menurut walaupun dia sedikit ragu.

“Saat pertengkaran itu terjadi, dia memintaku untuk tidak bertemu dengannya, 1 bulan… 2 bulan kami tidak bertemu, lalu aku datang ke rumahnya, semua kembali baik-baik saja, tapi aku tidak mengerti saat itu kami sering bertengkar, aku mencoba mengalah padanya, tapi akhirnya aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak memarahinya, sampai saat itu kalimat yang membuatku terkejut setengah mati itu keluar dari mulutnya…”

“Apa?”

“Dia bilang… Dia bilang dia lelah bersamaku, dia tidak bisa bersama denganku, dia tidak bisa terus menerus kuatur. Aku. Aku tidak mau itu terjadi, hyung. Aku mencoba meyakinkannya, bahkan aku bilang padanya aku akan berubah. Berubah untuk sikap yang bahkan tidak pernah menyakitinya, hyung…”

“Apa Seul Hee terlihat membuat-buat pertengkaran kalian?”

Jimin terdiam dengan pertanyaan Hoseok, lalu dia mengangguk lemas. Pertanyaan Hoseok begitu tepat kali ini.

“Apa ada orang lain, Jimin-ah?”

Jimin kembali terdiam. Dia terdiam dengan tatapan kosong kali ini, bahkan dia tidak menjawab panggilan Hoseok yang beberapa kali memanggilnya.

“Aah!! AAAH!!”

Jimin kembali merintih kesakitan, bahkan dia berteriak karena tidak bisa menahan rasa sakit di kepalanya. sampai akhirnya Jimin tidak sadarkan diri.

TBC

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

438K 30.7K 96
lanjutan dari Fanfiction " MY BOYFRIEND IS KIM TAE HYUNG [Pscyo] "
93.4K 10.5K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
2.3K 110 28
Aku merasa baik-baik saja sampai akhirnya aku merasa cemas. Aku merasa aman saat aku tidak bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun seorang ingin...
1M 83K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...