Million Words✔

By chippymeg

129K 10K 229

"There's a million words i should've said" More

cast
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29 - END
Bonus Chapter
NEW STORY

24

3.7K 300 4
By chippymeg

Nayeon hanya bisa bertahan 3 hari untuk tidak melakukan pekerjaan apapun dan hanya tinggal di apartemen saja. Bisa dibilang Nayeon seorang workaholic, ia sangat mencintai pekerjaannya. Nayeon kembali ke kantor setelah beberapa hari untuk istirahat dirumah. Dokter sudan mengizinkan Nayeon untuk bekerja, namun dengan syarat bekerja dengan porsi kecil, maksud dokter yakni Nayeon harus mengurangi jam kerjanya dari biasanya.

"Naboong-ie! kau sudah membaik?" tanya Jisoo yang baru saja datang dan langsung menghampiri meja Nayeon.

"Eoh..aku sudah membaik Jichu-ya." jawab Nayeon dengan aegyo-nya.

"Kau sakit apa Nayeon-ngie?"

"Hanya kecapaian, mungkin karena habis melakukan perjalanan jauh." bohong Nayeon.

"Yak! bagaimana bisa kau jatuh sakit setelah honeymoon eoh?! memangnya kau melakukan berapa ronde? goda Jisoo.

"Yak! Kim Jisoo!"

Walaupun tubuhnya sudah membaik, namum berbeda dengan perasaannya. Nayeon bisa melupakan masalahnya saat berada di kantor, karena ia merasa tidak sendiri, pikirannya sibuk dipenuhi dengan project-project. Sedangkan saat berada di apartemen, perasaan sedihnya kembali muncul, ia merasa kesepian tanpa Yoongi yang biasanya selalu ada disampingnya.

.

"Nayeon-ah kau tidak pulang?"

"Sebentar lagi aku segera pulang Jisoo-ya, sedikit lagi selesai." jawab Nayeon yang tak mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Eoh..baiklah, jangan memaksakan dirimu, kau sudah beberapa hari ini selalu lembur, jagalah kesehatanmu."

"Aku selalu menjaganya Jichuu." Nayeon mengerling kepada Jisoo yang sedang bersiap-siap unuk pulang.

"Aisssh..kau ini, kalau begitu aku duluan."

.

Langkah kaki menyusuri lantai rumah sakit dengan tergesa-gesa. Bibir kering menghiasi wajah pucat pria itu, pupilnya berusaha mencari-cari pintu kamar tempat wanitanya berada.

Beberapa saat lalu Yoongi menerima panggilan, dan mendapat kabar jika Nayeon sedang dirawat inap karena jatuh pingsan saat di kantor. Yoongi yang sedang berada ditengah-tengah rapat pun segera keluar ruangan dan menuju rumah sakit tempat Nayeon berada.

Akhirnya Yoongi menemukan Nayeon sedang terlelap. Wajah Nayeon terlihat pucat, bahkan bibirnya tak merah seperti biasanya. Yoongi tersenyum miris, ia lega bahwa Nayeon baik-baik saja, tidak terjadi hal yang fatal pada Nayeon. Yoongi mengelus lembut punggung tangan Nayeon, bahkan ia tak bisa berkata-kata, penyesalan selalu muncul diakhir.

Terdengar seseorang membuka pintu kamar rawat Nayeon. "Maaf apa anda adalah suaminya?" seorang perawat bertanya pada Yoongi.

"Iya saya suaminya, ada apa?"

"Dokter ingin menumui anda di ruangannya."
Yoongi mengangguk dan segera keluar menuju ruangang dokter.

.

"Mereka baik-baik saja, anda tak perlu khawatir hanya saja kondisi sang ibu sangat lemah."

"Mereka?" bingung Yoongi, setahu Yoongi yang jatuh sakit hanya Nayeon.

"Maksud saya Nayeon-sshi dan janin yang ia kandung."

"Maksud dokter, istri saya hamil?!"

Dokter mengangguk, "Anda belum diberitahu oleh istri anda? Beberapa hari yang lalu, Nayeon-sshi kesini mengeluh karena ia selalu muntah ketika mulai memasukan makanan di mulutnya dan itu terjadi karena ia sedang mengandung janin berusia 3 minggu." jelas dokter.

.

Yoongi kembali ke kamar rawat Nayeon. Ia melihat Nayeon yang sedang melamun ke arah luar jendela. Nayeon menoleh sebentar ke arah suara pintu yang terbuka untuk memastikan siapa yang masuk. Melihat Yoongi menuju ke arahnya Nayeon membuang pandangannya kembali menatap kosong ke luar jendela.

"Hei, dokter bilang setelah infusnya habis, kau sudah bisa pulang." Nayeon masih tak menatap Yoongi.

"Dokter juga bilang kalau janinnya baik-baik saja, walaupun begitu kau harus tetap menjaga kesehatanmu." lanjut Yoongi.

Nayeon mendengarkan Yoongi dengan baik, walaupun ia sama sekali tidak menatapnya. Tapi dalam hatinya ia sangat lega mendengar bahwa janinnya baik-baik saja.

Yoongi mengambil kursi dan meletakannya tepat di samping ranjang Nayeon, walaupun Nayeon tak menatapnya namun Yoongi melakukan sebaliknya, ia menatap Nayeon dengan intens.

"Nay, kenapa kau tak memberitahuku?" ucap Yoongi lembut dan berhati-hati.

Nayeon tesenyum sinis. Walaupum begitu tanpa sadar ia sudah mengeluarkan bulir air dari matanya. "Apa kau tak ingat? kau tidak pulang selama 1 minggu, tidak mengabariku dan bahkan tidak berusana utuk memperbaiki hubungan kita!! teriak Nayeon dengan terisak.

Yoongi berdiri dan menarik Nayeon dalam dekapannya. Nayeon tak menolak saat Yoongi memeluknya. "Dan kau lebih memilih mantan kekasihmu itu! Apa kau tak tahu aku di sini juga membutuhkanmu?!" gumam Nayeon yang masih di dalam dekapan Yoongi.

Yoongi mengecup puncak kepala Nayeon. "Maafkan aku Nay, maafkan aku."

"Oppa pulanglah! Jin oppa akan menjemputku jadi tak usah khawatir." ketus Nayeon.

Yoongi melepaskan dekapannya dan menatap Nayeon. "Maksudnya?"

"Aku sudah menelfon Seokjin oppa untuk menjemputku."

"Aku akan mengantarmu pulang, jadi kenapa harus menelfon kakakmu sedangkan aku sudah ada di sini?"

"Aku ingin Seokjin oppa menjemputku!"

"Nay tolong jangan seperti ini." Yoongi berusaha menyentuh rambut Nayeon, namun Nayeon menghindari sentuhan Yoongi.

"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau dan aku juga begitu."

Yoongi menghela nafasnya, ia ingat perkataan dokter tadi. Wajar jika wanita hamil meminta sesuatu yang kadang tidak masuk akal, Yoongi harus memakluminya.

.

Suara pintu terbuka. Terlihat 3 pasang mata berada di balik pintu, melihat kedatangan orang-orang tercintanya Nayeon merasa sangat bahagia.

"Nayeon-ah! kau kenapa?!" Ny. Im segera berjalan menuju Nayeon, ada kepanikan di rajut wajah Ny. Im. Tak hanya Ny. Im, Appa dan Oppa Nayeon juga terlihat khawatir setelah mendengar kabar jika Nayeon masuk rumah sakit lagi.

Nayeon hanya tersenyum bahagia saat Eommanya mengelus kepala Nayeon.

"Nayeon hamil Eomma." Berita bahagia itu akhirnya keluar dari bibir Nayeon.

Semua sontak membelalakan mereka, tidak percaya akan perkataan yang baru saja mereka dengar.

Ny. Im manatap pada Yoongi yang berada di seberangnya. "Apa itu benar Yoongi?"

"Benar Eommo-nim, sudah berjalan 4 minggu."

Ucapan selamat keluar dari bibir orang-orang  yang sudah membesarkan Nayeon. Baik Yoongi maupun Nayeon, mereka mendapatkan pelukan selamat.

.

Permintaan Nayeon untuk pulang ke rumah orangtuanya pun tidak dikabulkan oleh orangtua Nayeon. Bukan karna mereka tidak mau ingin menerima Nayeon lagi, namun Ny. Im tahu kalau Nayeon dan Yoongi sedang bertengkar.

Sangat terlihat jika terjadi sesuatu diantara mereka berdua. Yoongi berusaha mendekati Nayeon, tapi Nayeon selalu menolak dan lebih memilih Seokjin dengan alasan karna ia sangat merindukan oppanya. Seperti saat Yoongi berusaha untuk menyuapi Nayeon, tapi Nayeon menolak dan menyuruh Seokjin untuk menyuapinya.

"Eomma appa tak akan mencampuri masalah kalian, kalian harus selesaikan masalah kalian!" ucap Ny. Im pada Yoongi dan Nayeon.

"Eomma! tapi aku ingin pulang ke rumah." rengek Nayeon, namun sama sekali tidak digubris oleh Ny. Im.

Bukan Nayeon namanya, jika ia dengan mudah menuruti perkataan eomma-nya. Nayeon masih saja bersikeras memohon untuk pulang ke rumah orangtuanya. Bahkan Nayeon memohon ke appa dan oppa-nya, namun mereka tidak mengabulkannya.

***

I'm so glad for having amazing readers, thank youu for vote & comment❤

Continue Reading

You'll Also Like

25.4K 1.3K 18
Tittle: Love Scription Genre: Romance, Criminal, Fanfiction Disclaimer: Masashi Kishimoto Pairing: SasuSaku, NejiTen By: Lia_CherryBlossom Describe: ...
76.7K 4.6K 15
The 2nd story of SasuSaku by @DNMlta Teacher and Me . . Intro . . Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei 🙏 . . . Bukan cerita yang menarik-me...
229K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
103K 4.7K 14
"Maafkan aku, aku egois karena aku mencintaimu meski kau tidak menginginkanku" hinata "aku benci kau! yang meracuni hatiku. dan membuatku menyadari k...