[2] MY SWEET LOVE ; KAI [ON G...

By saacho

54.2K 5.8K 284

Highest rank : #10 in kimjongin #12 in kai | #54 in possesive | #27 in posesif ============================... More

Prolog
1| Begining : Hyera [REVISI]
2| Hit the Trap : Hyera [REVISI]
3| hell-O : Jongin [REVISI]
4| I Found You : Jongin [REVISI]
5| Hello Sugar [REVISI]
6| First Night?! [REVISI]
7| He Made Me Feel Like on Television [REVISI]
9| Touch Her, I'll Kill You
10| Don't Want To Be Far From You [REVISI]
11| When Nothing Goes Right [REVISI]
12| Mine
13 | Trying to Get to Know You Closer
14 | What's Going On? [REVISI]
15 | When I Think 'I Love You' [REVISI]
16 | Actually, I Already Love You [REVISI]
17 | Something Wrong [REVISI]
18 | Stuck With Me [REVISI]
19 | Getting Married? [REVISI]
20 | Run!
21 | New Plan
22 | Something

8| Sweet Before The Storm [REVISI]

3.2K 328 7
By saacho

    "Akk—aaku?" Kai menganggukan kepala nya sebagai jawaban Hyera. Pria itu meletakan tab nya diatas meja lalu menatap Hyera tajam.

"Kau ikut bersamaku hari ini."

"Kemana?"

Kai tetap menatap gadis itu namun kali ini dengan tatapan lembut nya. "Kita ke psikiater."

"Siapa yang ak—"

"Kau butuh psikiater, sugar.."

——————————————————

Hyera tidak tahu kalau dirinya punya kelainan jiwa sejak dulu tapi apa perlu pria dihadapannya ini—Kai—mengatakan secara gamblang bahwa dirinya gila. Hyera sedikit sakit hati disini. Apa dirinya terlihat seperti orang gila disini?

Kai mengesap kopi hangat nya tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari Hyera. "Aku sangat tahu masalahmu, sugar.." Ya, anggap saja pria itu lebih tahu tentang dirinya dibandingkan dirinya sendiri. Ya anggap saja begitu.

Para pelayan pun menyajikan makanan yang telah siap di piring Hyera dan juga Kai dalam diam. Tidak ada yang berani menatap wajahnya mau pun wajah Kai. Sekali lagi, itu semua tak luput dari pengawasan Hyera sejak tadi. Tentu saja mereka takut pada Tuan mereka, tapi Hyera kan bukan siapa-siapa disini. Kenapa harus seperti itu juga padanya?

"Terima kasih.." Lirih Hyera namun masih terdengar oleh pelayan tersebut yang langsung tersenyum sopan pada Hyera. "Sudah kewajiban saya melayani anda, nyonya.."

Seakan tertarik, Kai melirik kearah Hyera sekilas seraya berkata. "Tidak perlu berterima kasih pada mereka. Kau cukup berterima kasih padaku, sugar." Sahutnya menatap Hyera datar.

Hyera mengangguk kikuk lalu tersenyum kecil pada Kai. "Terima kasih—engghh.. Kai. Juga untuk baju ini, aku sangat suka." Hyera memandang pakaian nya dengan mata berbinar senang, tanpa disadari itu semua membuat Kai tersenyum kecil, hati nya sedikit menghangat dibuatnya.

"Kalau begitu cepat makan makananmu dan setelah itu kita berangkat."

Hyera hanya bisa mengangguk patuh dan memakan makanan dengan nya lahap. Peduli setan ia berada di rumah siapa yang lebih penting perutnya terisi penuh dengan makanan enak ini. Kapan lagi kan dirinya makan enak seperti ini?



•••



"Mengingat Ny. Kim selalu berada di dalam rumah, sudah pasti ia akan merasa terganggu atau merasa risih akan kehadiran orang asing disekitarnya. Tapi saya sebagai dokter Ny. Kim sekarang menyarankan anda untuk membiarkan Ny. Kim bersosialisasi dengan orang luar. Itu dapat menyembuhkan ketakutan Ny. Kim dengan cepat. Contohnya, Tuan Kim bisa memperbolehkan Ny. Kim ikut dalam acara sosial dengan para istri kolega bisnis anda atau cara yang lainnya bisa dengan mengizinkan Ny. Kim melanjutkan pendidikan nya seperti kuliah di universitas terbaik, itu bisa menjadi solusi terbaik."

"Atau mungkin membiarkan Ny. Kim mengikuti sebuah komunitas yang ia gemari. Setidaknya biarkan Ny. Kim berbaur atau berada ditengah-tengah keramaian. Perlahan Ny. Kim akan terbiasa dengan orang asing."

Seperti itulah kata dokter yang Hyera ketahui bernama Sohee, ia hanya terdiam dan duduk manis di samping Kai. Bahkan kedua orang tersebut seperti tidak menyadari keberadaan nya yang sejak awal hanya berbicara berdua saja. "Terima kasih atas saran nya dan Sohee, aku ingin kau melakukan yang terbaik kepada istri ku ini." Sohee menganggukan kepala nya dan tersenyum sopan pada Kai. Semua orang tentunya tahu siapa Kai itu—terkecuali Hyera
.

"Selamat bertemu dua minggu ke depan, Ny. Kim." Ujar dokter tersebut menjabat tangan Hyera sedikit meremas genggaman nya. Hyera mengernyitkan kening nya menahan sakit atas remasan dokter tersebut. Kenapa dokter ini terlihat seperti tidak menyukainya?

Kai pun menarik pinggang ramping Hyera posesif selama mereka berdua berjalan di koridor rumah sakit menuju parkiran. Hyera mencoba untuk melepaskan rengkuhan Kai berkali-kali namun hanya sia-sia saja. Pria itu tetap merengkuh pinggang gadis nya dengan erat tidak mau gadis itu seperti tidak ingin berjauhan dari Hyera.


Kai membuka pintu mobil lalu mengisyaratkan Hyera untuk masuk ke dalam mobil, Hyera pun masuk ke dalam mobil dan duduk dalam diam seraya memandang Kai yang tengah berjalan menuju pintu kemudi.

"Pakai sabuk pengaman, sugar.."

Maklum saja, Hyera jarang keluar rumah berarti ia juga jarang naik mobil seperti ini jadi dirinya hanya menatap Kai heran. Pakai sabuk pengaman? Batin nya bingung. Kai baru sadar jika gadis itu pastinya jarang naik mobil lantas menarik sabuk pengaman nya dan memakaikan Hyera. Sangat dekat. Hyera dapat menghirup aroma tubuh pria itu dengan leluasa. Sangat harum. Aftershave dan Mint menyapa hidung nya dengan jelas. Hyera berani bertaruh pasti parfum pria ini sangatlah mahal mengingat harum nya yang sangat wangi ini.

"Bernafas, sugar. Aku tidak ingin kau mati dalam waktu dekat." Canda Kai mengalihkan pandangan Hyera kepadanya terkejut karena tertangkap basah sedang menikmati aroma tubuh pria itu. Ia berbalik menatap jalanan di depan nya seraya menahan malu.

Kai terkekeh melihat tingkah gadis itu yang sedang malu. Padahal Kai akan sangat mengizinkan gadis itu jika ia menginginkan untuk menghirup aroma tubuh nya kapan pun tanpa perlu malu-malu seperti ini.

                   Mereka berdua pun sampai di sebuah gedung tinggi bertuliskan K&J Corp. di depan gedung tersebut. Kai memberhentikan mobil nya di depan lobby perusahaan lalu keluar begitu saja namun tak lupa untuk membukakan pintu mobil Hyera dan menarik gadis itu keluar dari dalam mobil.


Ia tersenyum hangat pada Hyera—seketika membuat jantung gadis itu berdetak cepat—mengenggam tangan Hyera dengan erat. "Ini.. gedd—"

"Milikku. Ini perusahaanku." Potong Kai  kembali merengkuh pinggang Hyera dengan erat sembari menuntun gadis itu berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan milik nya.

Hyera tidak tahu berapa kaya pria disampingnya ini dan juga tidak ingin mengetahuinya daripada kepala nya pusing. Mengingat betapa tinggi nya gedung perusahaan pria itu, ia jamin pria ini pasti sangatlah kaya. Sangat. Jangan berburuk sangka dulu pada Hyera, ia tidak ingin harta pria itu. Dan lagipula jika dapat harta pria itu ia juga pasti akan bingung mau dikemanakan uangnya.

Mereka pun masuk ke dalam lift dan hanya sebentar saja telah sampai di lantai 3 dimana ruangan Kai berada. Kenapa ruangannya berada dilantai 3? Kenapa tidak seperti CEO lainnya yang memilih berada di lantai teratas? Ia hanya malah harus menunggu di dalam lift mengingat jumlah lantai di gedung ini tidaklah sedikit, Kai tentu nya tidak mau. Apalagi saat terjadi gempa, ia pasti akan sangat lama untuk mendapat pertolongan. Maka dari itu, ia memilih lantai 3 sebagai ruangan nya berada.

Sekretaris nya bangkit dari duduk nya guna menyapa boss besar nya, "Siang, Tuan Kim." Sapaan itu hanya menjadi angin lalu saja. Kai langsung masuk ke dalam ruangannya bersamaan dengan Hyera yang menatap wanita cantik tadi memelas kasihan. Ya ampun apa susah nya membalas sapaan wanita tadi.

Kai menarik Hyera untuk duduk diatas sofa yang berada diruangan nya tersebut, dirinya pun berjalan kearah meja kebesarannya dan duduk disana—masih memandang Hyera dari sana tajam. "Aku akan bekerja sebentar. Kau tunggu manis disana, sugar.." Setelah itu Kai sibuk dengan berkas-berkas yang berada di meja nya, menyisakan Hyera yang hanya bisa duduk diam sembari menatap setiap gerak-gerik pria itu.

               Hyera memandang Kai bosan, bayangkan saja sejak tadi pria itu sibuk dengan berkas-berkas yang entah apa itu Hyera tidak perduli. Dan ini sudah mau memasuki jam makan malam, tapi pria itu masih sibuk disana dengan kacamata bacanya. Hyera menghela nafas nya kasar lalu memanjangkan kaki nya diatas sofa tidak nyaman. Berkali-kali ia mengubah posisi guna mencari posisi yang nyaman bagi nya tapi ia ternyata hanya di landa kebosanan parah. Pria itu bahkan tidak menganggapnya ada sama sekali di ruangan ini. Sibuk dengan kertas-kerta itu.

Ia merasa menjadi patung sekarang. Mana perutnya sejak tadi merengek minta diisi makanan. Masa bodo lah. Hyera akan mencoba bicara dengan Kai kalau ia sangat lapar.

Hyera pun bangkit dari sofa lalu berjalan pelan kearah meja kerja Kai dengan menautkan kedua tangannya gugup. Sebelum Hyera mengeluarkan suaranya, Kai lebih dahulu menyela gadis itu tanpa menoleh sedikitpun kearahnya. "Sebentar, sugar. Aku sedang sibuk sekarang." Ujar pria itu tanpa menoleh kearah Hyera dan tetap sibuk dengan berkas-berkasnya.

Hyera gelagapan. Ya hampun bukan itu maksudnya. "Aku lapar." Bisik Hyera menundukan kepala nya dalam menghindari tatapan Kai yang menajam saat gadis itu mengeluarkan suaranya dan menyentuh perutnya malu-malu.

Kai melepaskan kacamata baca nya seraya memijit keningnya lelah. Ia bahkan lupa jika sudah membiarkan gadis itu bosan dan kelaparan sejak tadi. Terlalu asik dengan pekerjaannya. Beginilah kehidupannya selama ini.

Kai bangkit dari kursi kerjanya lalu berdiri dihadapan Hyera—berusaha untuk memandang wajah gadis itu—ia menarik dagu gadis itu guna melihat wajah manis yang sangat ia sukai itu. Kai tersenyum lembut pada Hyera. "Maafkan aku, sugar.." Lirih Kai mengecup puncak kepala Hyera sembari memejamkan kedua mata nya menyalurkan bahwa ia merasa sangat bersalah pada gadis itu.

Ia meraih tangan Hyera, mengenggamnya dengan erat lalu menariknya mengikuti langkah lebarnya dalam diam. Hyera hanya bisa pasrah mengikuti kemana Kai membawa dirinya sampai mereka telah berada di parkiran perusahaan. Mereka pun masuk ke dalam mobil.

              Awalnya Hyera heran. Kenapa Kai membawa nya ke sebuah gedung besar lagi? Namun kali ini tidak terlihat seperti kantor melainkan sebuah rumah susun mewah. Atau bisa di bilang Apartment. Entahlah Hyera tidak tahu karena sejak tadi Kai terus mengenggam tangannya sampai tiba didepan lift.

"Ini dimana?" Tanya Hyera pada Kai saat memasuki lift. Kai hanya mengedikkan bahu nya tak acuh. "Salah satu asetku." Jawabnya singkat. Saat pintu lift terbuka langsung ruang tamu dan jendela besar menyapa mereka berdua. Tak henti nya membuat Hyera dibuat terkagum-kagum kali ini.



Sangat luas dan mewah untuk yang ke sekian kalinya. Hyera berjalan menaiki tangga lalu berdiri tepat di depan kaca besar yang menyuguhkan pemandangan malam hati kota Seoul. Hyera bahkan sampai lupa cara nya membuat mulutnya tertutup rapat hanya karena asik memandang pemandangan malam didepannya. Sangat indah.

Ia tersentak terkejut saat tiba-tiba pinggang nya di rengkuh oleh tangan besar dan kuat—Kai—pria itu menghirup aroma rambut Hyera dari belakang seraya memejamkan kedua mata nya. Menikmati keintiman yang sedang terjadi diantara nya dan juga gadis-nya.

Hyera sampai menahan nafas nya. Jantung nya bahkan berdetak cepat, membuat dirinya dilanda kepanikan. Apakah ia akan mati?! Ya hampun.. Jangan sampai.

"Masakan nasi goreng untukku."

Hyera mengernyitkan kening nya heran saat tiba-tiba pria itu berbisik ditelinga nya namun semakin kencang rengkuhan dipinggangnya. Hyera tak yakin pria itu berbisik padanya. Atau itu hanya suara khayalan nya saja?

Kai memutar tubuh Hyera agar menghadap kearahnya. Lebih tepatnya ia memaksa tubuh gadis itu berputar. "Masakan aku." Terdengar seperti rengekan anak berusia lima tahun semakin membuat Hyera bingung.

"Aku akan mandi dan berganti pakaian." Kai mengelus pipi Hyera dengan lembut. "Dan kau bisa memasakan aku nasi goreng selama aku mandi." Lanjut Kai lalu menuntun Hyera menuju dapur mengingat gadis itu tentunya tidak tahu dimana letak dapur berada.

Seperginya Kai, Hyera hanya terdiam di depan kulkas yang terbuka. Menatap isi kulkas dengan tak percaya. Isi kulkas pria itu sangatlah lengkap. Hyera sampai bingung harus memakai bahan apa. Lagi pula dari mana pria itu tahu dirinya bisa memasak. Bisa saja kan ia tidak jago dalam hal ini dan menghancurkan dapur pria itu?

Hyera menggulung rambut nya sehingga menjadi sebuah gumpalam di kepala nya lalu menusuknya menggunakan sumpit yang ia temukan di dalam lemari piring. Hyera tak percaya diri nya begitu pintar bisa memiliki ide seperti itu. Sungguh keren.

Ia memotong bahan-bahan yang akan ia masukan bersama nasi goreng dengan serius. Ia sampai membuka kardigan yang melekat ditubuhnya tadi karena merasa sangat gerah walaupun ia menggunakan rok pendek tapi tetap saja terasa panas. Hyera jadi ingin mandi setelah ini.

Hyera tidak yakin makanannya akan terasa nikmat karena sejak tadi ia mendesah kecewa saat memecahkan telur atau memasukan bahan-bahan saat ingin digoreng. Mungkin karena ia sedang tidak dalam mood yang baik beberapa hari ke belakang ini. Jadi ia hanya akan bisa pasrah jika pria itu tiba-tiba muntah di depan wajah nya.

Ngomong-ngomong, bukan kah tadi yang lapar dirinya tapi kenapa sekarang malah pria itu yang minta dibuatkan makanan? Terus ia makan apa sekarang? Makan angin? Ya hampun.

Hyera menghela nafas nya lelah setelah menata piring berisikan nasi goreng yang barusan ia masakan diatas meja bersama dengan segelas air mineral disamping kanan nya. Hyera tidak tahu, perutnya sudah terasa penuh cuman karena melihat hasil masakannya tadi. Entahlah, dirinya sudah tidak bernafsu lagi.

Kai tersenyum kecil—lebih menyerupai sebuah seringai kecil—saat melihat siluet tubuh Hyera tengah berdiri di samping meja makan dengan tatapan kosong. Kai mengernyitkan keningnya tak suka melihat ekspresi wajah Hyera seperti itu. Kai melangkah kaki nya mendekati tubuh Hyera lalu merengkuh tubuh mungil tersebut dalam dekapan hangatnya. "Sugar.." Lirih Kai menenggelamkan kepala nya di ceruk leher Hyera mesra.

Tubuh Hyera meremang, helaan nafas Kai begitu terasa di leher nya membuatnya merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelum nya, bergejolak seperti rasa yang begitu mebuncah ingin keluar. Jantungnya juga berdetak dengan cepat.

Oksigen.

Hyera butuh oksigen. "Ayo kita makan bersama." Kai duduk diatas kursi lalu menarik lengan Hyera sehingga gadis itu langsung terjatuh diatas paha Kai dengan tidak elit. Kai terkekeh melihat ekspresi wajah Hyera yang terkejut, kedua mata nya seperti ingin meloncat keluar dari tempatnya.

"Makan, sugar." Perintah Kai saat gadis itu hanya terdiam kaku diatas paha nya. Mungkin terkejut, tapi entahlah Kai tidak perduli. Yang ia perdulikan gadis itu makan dengan baik saat ini.


•••

   Kai mengacak rambutnya kasar lalu bangkit dari atas ranjang dan berjalan malas ke dalam kamar mandi.

Hari ini, ia berencana untuk bersantai dengan gadis nya—Hyera—seharian penuh. Namun kini itu semua hanyalah rencana belaka. Asisten nya—Lee Chunho—nelpon nya dan mengatakan bahwa akan ada pertemuan mendadak dengan investor dari Perancis dan itu semua tidak bisa di wakil kan mengingat betapa profesional dirinya.

Jadi, Kai hanya bisa pasrah dibawah guyuran shower dan membayangkan jika tubuh nya masih berada diatas ranjang, tidur nyenyak bersama dengan Hyera. Betapa indahnya.

Kai pun keluar dengan handuk yang melilit di sekitar pinggang nya, ia menatap sekilas kearah tubuh Hyera yang masih tertidur diatas ranjang dan kembali berjalan menuju wardrobe, mengambil sepasang jas dan dalaman beserta bawahan nya. Memakai pakaian nya seraya melirik sekilas kearah Hyera, berjaga-jaga jika gadis itu tiba-tiba terbangun dan mendapati dirinya tengah bertelanjang bulat. Dan ia tidak siap untuk hal itu.

Setelah rapih, Kai berjalan mendekati ranjang seraya menyampirkan jas dilengan kiri nya. Ia tersenyum kecil menatap wajah teduh milik gadis itu saat tertidur. Mengelus pipi Hyera secara perlahan dan lembut. "Aku pergi dulu, sugar.." Dikecup kening Hyera lamat-lamat. Menghantar rasa nyaman pada gadis itu lalu beranjak dari sana meninggalkan gadis itu yang tengah tersenyum dalam tidurnya.

                       Hyera menggerakan tubuh nya terganggu, ia menguap saat kedua mata nya terbuka sempurna. Mendesah lega saat mendapati sampingnya telah kosong. Pria itu sudah pergi.

Hyera menurunkan kaki mungil nya dari atas ranjang dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi sembari mengucek kedua mata nya. Di dalam kamar mandi sudah tersedia sepasang baju wanita yang terlihat sangat lucu, Hyera bahkan tersenyum lebar saat melihat warna baju itu pink. Ia sangat suka warna pink.


Lantas Hyera masuk ke dalam bilik dan berdiri dibawah guyuran shower. Hari ini tidak ada berendam, ia terlalu senang hingga tak sabar mengenakan baju warna pink itu. Hyera membalut tubuh mungil nya dengan handuk saat sudah selesai mandi. Ia sudah bersiap mengenakan pakaian tadi sampai merentangkan baju tersebut. Kenapa pria itu selalu memberinya pakaian yang ia sukai?

Setelah mengenakan nya, Hyera berjalan keluar dan berencana untuk mengisi perutnya dengan makanan yang akan ia temukan di dapur nanti. Dia sungguh sangat lapar padahal tadi malam hanya dia saja yang memakan nasi gorengnya, pria itu—Kai—hanya menatap nya yang memakan lahap nasi goreng tersebut. Jadi apa maksud pria itu menyuruh nya memasak nasi goreng jika hanya dirinya saja yang memakan? Hyera masih bingung dengan pemikiran pria itu.

Hyera berjalan ragu ke arah dapur saat mendengar suara seorang wanita tengah berbicang dengan telfon atau entahlah Hyera tidak yakin juga. Ia mengendap-ngendap kearah dapur. Dan dugaannya benar, ada seorang wanita dengan tampilan yang sangat glamour. Hyera mengernyitkan keningnya heran. Tidak mungkin kan, Kai memperkerjakan seorang pelayan dengan tampilan seperti itu?

Jadi Hyera hanya berdiri di depan pintu dapur bingung harus melakukan apa. Begitu juga dengan wanita itu yang terkejut menatap kearah nya lalu berbicara dengan orang di sebrang telfon sana dan memutuskan panggilan.

Wanita itu menatap Hyera tidak suka. "Apa kau penyelinap?" Tanya wanita itu sarkas. Hyera bahkan dibuat takut dengan nada tak bersahabat itu.

Hyera menggelengkan kepala nya kikuk dan juga takut pada wanita itu. Kedua tangannya tak berhenti saling meremas satu sama lain, menandakan betapa takut dan gugup nya ia saat ini. Wanita itu adalah orang asing. Dan Hyera tentu tidak mau mengeluarkan suara nya pada wanita itu.

"Kalau bukan penyelinap, kau apa?! Wanita bayaran?"

Hyera tetap menutup mulutnya tak ingin berbicara apapun pada wanita itu dan juga tidak berniat mengeluarkan suara nya sedikit pun.

"Sialan! Aku akan panggilkan penjaga didepan jika kau tidak menjawab!" Bentak wanita itu bersiap-siap menelpon salah satu penjaga diluar sana. Hyera semakin bergetar ketakutan. Sudah wanita itu asing sekali juga wanita itu berteriak padanya. Ia takut. Sangat takut.

"F*ck!" Wanita itu berjalan tergesa-gesa kearahnya seraya melayangnya tangannya ke pipi Hyera, menampar keras pipi kanan Hyera hingga meninggalkan bercak kemerahan.

Sangat sakit dan juga perih.

"Aku tahu sejak kau keluar dari kamar Kai kalau kau adalah jalang barunya! Jadi karena dirimu aku ditinggalkan?! Sialan! Kalau begitu mati saja kau, jalang kecil!" Umpat wanita itu memukuli tubuh Hyera berkali-kali.

Gadis kecil itu—Hyera—hanya bisa menahan kepala nya dengan kedua tangan sebagai perisai, tak jarang juga ia meringis menahan sakit saat kuku panjang wanita itu mengenai wajah nya. Hingga tiba-tiba Hyera tidak lagi merasakan sakit dan juga perih, ia juga tidak mendengar geraman dari wanita itu dan terus saja menundukan wajah nya takut. Tubuh nya bergetar hebat.

"SIALAN! JANGAN PERNAH KAU SENTUH GADIS-KU DENGAN TANGAN KOTOR MU ITU!!"

Hyera tahu pria itu datang tapi dirinya tidak begitu yakin dengan suara bentakan yang begitu menyeramkan. Hyera tidak pernah mendengar bentakan ini sebelumnya. Pria itu selalu berbicara lembut padanya. Ia takut. Ia ingin pulang dan bertemu kedua orang tuanya. Ia juga akan berjanji tidak pernah lagi keluar atau kabur dari rumah seperti sekarang. Ia sudah tidak ingin.

Tuhan.. tolong bawa Hyera pulang ke rumah. Hyera takut.

"...Aku tak segan-segan memotong kepala mu jika berani menyentuh gadisku lagi, sialan!"














•tbc•







Jeng jeng jeng

Yey.

Yaampun ini panjang banget loh sampe 2900+ words yaampun ga kerasa sumpah.

Otw yaa.. yang sabar.

Btw jangan lupa vote and comment yaa guys😉

Saranghae, Sashka❤️

Continue Reading

You'll Also Like

396K 27.5K 32
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
137K 12K 72
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
50.8K 4.3K 40
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
112K 16.8K 26
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.