Saber dan Floyd melaju cepat memakai mobil, walaupun begitu, sang leluhur ketiga sudah sangat jauh didepan mereka.
"Hei..."
"Ng ?"
"Sejak kapan Helena sudah menjadi leluhur ketiga seperti itu ?"
"Dari awal aku memanggilnya,s sepertinya dia memang sudah dirasuki, tetapi roh sang leluhur ketiga sangat hebat menyembunyikannya"
"Jadi saat aku berbicara dengannya,dia sudah bukanlah Helena ?"
"Mungkin saja,itu hanya dugaanku,mungkin juga dia dirasuki sesaat setelah kalian berhenti mengobrol"
"Begitu ya"
"Hei..."
"Apa ?"
"Aku hanya sedikit penasaran"
"Tentang apa ?"
"Kau itu..., manusia..., atau bukan ?"
"Huh ?"
"Luka yang diberikan sang leluhur ketiga padamu, terlihat menembus tubuhmu, juga ada sedikit sihir kutukan yang masuk ke dalam tubuhmu, seharusnya kau masih tidak sadarkan diri atau bahkan sudah mati saat ini, tetapi kau masih hidup,aku tidak mengerti"
"Yaah..., mau dibilang manusia, jiwaku memang manusia, tetapi dibilang bukan juga benar"
"Maksudmu ?"
"Mungkin kau tidak percaya,tetapi aku sudah pernah mati satu kali,aku direinkarnasikan kembali dengan perantara tanduk <Bahamut>, dan hasilnya, sekarang tubuhku ini bukanlah tubuh manusia, melainkan tubuh seekor naga diluar tujuh naga terkuat, tetapi sekuat naga ketiga"
"Direinkarnasikan..., dari tanduk naga ?"
"Menurutmu, sang naga hitam memiliki berapa tanduk ?"
"Dua, mungkin"
"Salah, <Bahamut> memiliki tiga tanduk, satu tanduk lagi berada di dahinya, tapi, saat aku mati, <Bahamut> mematahkan sendiri tanduk di dahinya, kemudian dia menjadikannya perantara untuk mereinkarnasikanku"
"Ooh..."
Kecepatan mobil itu bertambah sedikit.
"Hei, apa tidak apa-apa ?"
"Apanya ?"
"Leluhur ketiga dikenal sebagai vampir yang memiliki banyak sekali pasukan, mungkin dia dan pasukannya sedang mengepung sekolah itu sekarang"
"Jangan terlalu khawatir, murid-murid disana tidak selemah yang kita kira, dan lagi, disana ada tiga seperjuanganku dulu"
"Hoo..., memangnya apa jenis <chariot> mereka ?"
"Tidak ada"
"Huh ?"
"Dulu,dua orang temanku dikenal sebagai <ksatria netral>, mereka sama sekali tidak bisa membuat kontrak dengan roh di dalam <chariot>, tetapi, bukan berarti mereka tidak kuat, kekuatan mereka hampir setingkat denganku"
"Bagaimana bisa ?"
"Temanku yang laki-laki, Chevalier Louvain,dia tidak bisa membuat kontrak dengan<chariot>, tetapi, dia bisa menggunakan <chariot> milik orang lain, sedangkan adiknya, Stacia Louvain dia memang tidak bisa menggunakan <chariot> sama sekali, tetapi dia memiliki kekuatan fisik dan sihir yang tiga puluh kali lebih kuat dari manusia biasa, dia juga memiliki senjata berbentuk sabit besar, dia dijuluki <Girl of Grim>"
"Lalu, temanmu yang satu lagi ?"
"Dia adalah senjata roh milik Cheva, senjata roh itu sekuat <chariot> kelas S"
"Jadi begitu, pantas saja kau begitu percaya pada mereka"
"Yaah, aku bukan percaya pada mereka saja, banyak juga murid-murid yang kuat di sekolah itu"
"Ha-ha-ha, memang benar juga..."
Mereka terus melaju lurus selama beberapa menit, namun kemudian...
'Zrrrrt'... Floyd menginjak rem dan langsung membelokkan mobilnya seperti seorang drifter. Saber kaget karena itu.
"He... Hei, apa yang kau lakukan ?"
"Gawat"
"Ng ?"
Pandangan Floyd terlihat serius, Saber melihat arah yang dilihat Floyd, seketika itu, Saber terlihat kaget.
"A... Apa ini ?"
Kawah super besar menganga di depan mereka, diameternya sekitar lima kilometer. Kedalamannya sekitar dua puluh meter.
"Begitu ya, cara yang bagus, leluhur ketiga"
"Hei, apa mobil ini bisa terbang ?"
"Walaupun aku bilang mobil ini sudah dimodifikasi dengan sihir, tetap saja ini hanya mobil biasa"
"Kira-kira, berapa kilometer lagi untuk sampai di Machenhaft Academy ?"
"Seratus dua puluh kilometer lagi, jika kita memakai kecepatan maksimal, kita akan sampai dalam waktu satu jam tanpa halangan"
"Begitu ya..."
Saber melepas sabuk pengamannya, kemudian melompat keluar dari mobil.
"Hei !"
"Terima kasih !"
"Huh ?"
"Kau sudah menjaga Helena, dan juga mengantarku sampai saat ini, tapi aku tidak bisa melibatkannya lebih jauh lagi"
"Apa maksudmu ?"
Saber melepas kaitan pedang hitam di pinggang kirinya, tapi dia tidak mencabut pedang itu.
Saber kembali berada di sebuah ruangan gelap dengan Black.
"Hei, kau yakin ingin melakukannya ?, tingkat keberhasilan trik ini hanya empat puluh persen lho"
"Ya, aku akan bertaruh, aku yakin akan berhasil !"
Black tersenyum kepada Saber.
"Baiklah, aku akan membantumu jika gagal"
"Terima kasih"
Black memeluk Saber dari belakang.
Kembali ke dunia nyata, aura hitam dan merah mengelilingi Saber,mata Saber berubah menjadi mata <Bahamut>, tetapi tubuhnya tidak.
"Tu..., tunggu, apa yang akan kau-"
"Meningkatkan kecepatan..."
Aura-aura hitam itu berkumpul di kaki Saber.
"Pengurangan tingkat gravitasi sebesar dua puluh lima persen..."
Saber bersiap seperti seorang sprinter.
"Teknik peningkatan kekuatan fisik satu..., Cahaya hitam"
Saber mulai melompat, dan..., ia meluncur seperti cahaya.
<Cahaya hitam> adalah jurus unik yang hanya bisa dipakai oleh Saber. Jurus ini meningkatkan kecepatan Saber sampai sepuluh kali lipat.
<Cahaya hitam> bisa dibilang jurus setengah sihir, karena jurus ini tidak memakai teknik sihir apapun saat mengaktifkannya, tetapi, mana dibutuhkan untuk memperkuat otot dan tulang kaki agar tidak patah atau hancur saat memakai jurus ini.
Sebenarnya, <Cahaya hitam> merupakan bagian pertama dari lima bagian teknik penguatan tubuh. Bagian kedua adalah <Mjolnir> yang memperkuat pukulan, bagian ketiga adalah <Burung elang si pemangsa> yang mempertajam penglihatan, bagian keempat adalah <Badak abu> yang memperkuat ketahanan tubuh, dan bagian kelima adalah <Asteroid> yang memperkuat serangan apapun yang diluncurkan.
Dengan peningkatan kecepatan oleh <Cahaya hitam>, Saber bisa sampai di Machenhaft Academy dalam waktu tiga puluh menit.
-Tunggulah aku, semuanya !!
---------------------------------------------------------
13 Oktober 2047.Jam 21.12. Machenhaft Academy.
Penyerangan tiba-tiba dari para vampir membuat para murid panik. Murid-murid dari peringkat atas berada di garis depan dalam melakukan pertahanan.
Disisi lain, sang kepala sekolah, Keira Luz, sedang melihat keluar melalui jendela besar dari ruangannya.
'Braak'..., seseorang langsung masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
"Kakak !!"
Dia adalah seorang gadis berambut pirang yang sedikit lebih cerah dari kakaknya, Eleanor Luz, atau yang lebih dikenal dengan nama Lucia Danneberg . Ia datang dengan wajah yang sangat serius.
"Ada apa, El ?"
"Bukan 'ada apa', bagaimana ini ?, para vampir itu sangat banyak, kita sudah dikepung diluar !"
"Vampir-vampir itu tidak terlalu kuat, kalian pasti bisa mengalahkan mereka"
"Mereka memang lemah, tapi mereka sangat banyak !!, setidaknya kakak harus membantu kami !!, dan lagi, dimana Saber ?"
"Aku tidak bisa menjawabnya, tapi dia pasti akan datang beberapa saat lagi, oh ya, kalian tahan dulu vampir-vampir menyebalkan itu sebentar, benar katamu, sepertinya aku harus membantu"
"Bagus, kalau begitu, aku akan pergi"
"Oh ya,El..."
"Apa ?"
"Kalau kau bertemu dengan sang leluhur, kau harus menggunakan naga itu"
"Memangnya dia sekuat itu ?"
"Kekuatan pukulan biasanya saja sekuat pukulanmu dalam kekuatan maksimal"
"Begitu..., baiklah, aku mengerti !!"
Lucia pergi berlari dari ruang kepala sekolah.
Memang benar, dalam legenda, leluhur ketiga memiliki pasukan vampir mencapai empat puluh milyar lebih pasukan. Bisa dibilang, leluhur ketiga adalah <raja dunia bawah>.
Kepala sekolah berjalan keluar. Perkembangan luar terlihat sangat menakutkan. Pasukan vampir terus datang menyerbu, tembakan dimana-mana, darah terus bercipratan.
Kepala sekolah mencabut pisau belati yang ada di pinggangnya, dia mengangkat berlari itu ke atas.
"Bereinkarnasilah, makhluk dunia bawah yang menjadi simbol kegelapan, kacaukanlah kedamaian"
Aura hitam berputar di sekeliling kepala sekolah. Berbeda dengan aura <Bahamut>yang memiliki sedikit aura merah, aura kepala sekolah benar-benar hitam kelam.
"Ghoul..."
Kata-kata menyeramkan keluar dari mulut kepala sekolah.
Aura hitam kelam berputar di sekeliling kepala sekolah. Armor hitam menutupi dada dan punggungnya. Serta kain hitam seperti perban menutupi lengan dan kakinya.
"Bangkitlah,senjata terkutuk dunia bawah..."
Perban-pernah hitam di lengan kepala sekolah terlepas.
"Astaroth..."
Perban-perban itu melayang.
Seekor vampir melompat ke atas kepala sekolah, tetapi....
"GRRAAA !!!"
Dalam sekejap, vampir itu tercabik-cabik menjadi banyak potongan. Perban-perban itu berlumuran darah.
<Astaroth>, senjata terkuat <chariot> Ghoul, sebelum diaktifkan,<Astaroth> terlihat seperti perban hitam biasa, tetapi, setelah diaktifkan, perban-perban hitam <Astaroth> berubah menjadi senjata mematikan yang lebih tajam daripada pedang, saking tajamnya, senjata ini bisa membelah batu besar hanya dalam satu tebasan.
"Baiklah,ayo kita mulai pestanya !"
---------------------------------------------------------
Saber terus berlari secepat suara.
"Ng,apa itu ?"
Saber merasa melihat sesuatu didepannya.
Rambut pirang halus itu...
"Helena ?"
Helena berlari dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat daripada Saber.
"HELENA !!!"
Mendengar teriakan Saber, Helena berhenti perlahan. Saber juga berhenti dua puluh meter di belakang Helena.
"Waah, kau sudah sadar ya..."
Helena berbalik, matanya merah menyala, senyum sinis muncul di wajahnya, sudah bisa diketahui kalau dia bukan Helena.
"Saber..."
"Helena, jangan bercanda, ini pasti kau bukan ?"
"Ya, tentu saja ini aku, apa kau tidak bisa melihatnya ?"
"Syukurlah, aku kira kau-"
Helena mendekat dengan sangat cepat, mengepalkan tangannya, kemudian mengarahkannya ke perut Saber.
"A...pa..."
'Buuukk'
Saber terkena pukulan telak di perutnya, ia terpental hingga tiga puluh meter.
"UHUK !!!"
"Fuh... Gyahahahaha !!"
"A..., apa yang kau lakukan, Helena ?"
"Ha-ha-ha, kau sungguh naif, Saber..."
Senyuman sinis kembali terpasang di wajahnya.
"Kau tahu aku bukan perempuan itu, dan kau masih saja tidak ingin menerimanya, aku bingung, apa kau itu naif atau bodoh ?"
"A..., apa maksudmu ?"
"Seperti yang kau tahu, aku adalah sang leluhur ketiga vampir yang agung"
"Leluhur..., ketiga ?"
"Ya..."
Saber perlahan-lahan bangkit.
"Kembalikan..."
"Huh ?"
"KEMBALIKAN HELENA !!!"
Saber mengepalkan tangannya, aura hitam berkumpul di tangannya.
"Meningkatkan kekuatan pukulan..."
Saber berlari mendekati Helena.
"Teknik peningkatan kekuatan fisik dua,Mjolnir !!"
Saber meluncurkan pukulan, sayangnya, pukulannya sama sekali tidak mengenai Helena-,tidak Saber sengaja membuat pukulannya meleset, dia tidak bisa memukul <Helena> yang ada di depannya.
"Ada apa ?, kenapa kau tidak memukulku ?"
Saber menggertakkan giginya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang leluhur ketiga.
'ha', sang leluhur ketiga tersenyum, dia memukul perut Saber sampai Saber terpental sejauh dua puluh meter.
"UHUK UHUK..."
"Itulah kenapa aku bilang kau masih terlalu naif, Saber"
Langit terlihat mendung, menutupi cahaya bulan. Tak lama kemudian, hujan turun sangat deras.
Vampir itu mendekati Saber. Ia kemudian menarik kerah Saber.
"Dengar ya, asal kau tahu saja, aku sangat benci kepada orang yang terlalu mempercayai teman sepertimu, kau terlalu mudah untuk dikhianati teman-temanmu, jadi seharusnya tahu jika tanaman yang menurutmu cantik sebenarnya beracun, begitu juga dengan teman-temanmu"
Ia melepaskan cengkeramannya dari kerah Saber.
"Kau harusnya tahu, jika teman yang terlihat sangat baik didepanmu adalah musuh yang sudah siap menyerangmu kapan saja, mereka tak peduli dengan apa yang kau sebut kepercayaan, mereka sudah mengasah tajam pedang mereka, dan selanjutnya hanya tinggal menebasmu !"
Sang leluhur ketiga berbalik.
"Ingat itu baik-baik, naga hitam, Saber Drake !"
Sang leluhur ketiga berlari kembali.
Kata-kata leluhur ketiga terasa lebih dingin dibanding dengan hujan dimakan hari. Seolah tak ingin percaya apa yang dialaminya, Saber duduk terdiam.
Darah terlihat mengalir dari tubuhnya, kelihatannya pukulan sang leluhur ketiga di perut Saber sebelumnya telah memberikan luka berdarah di perut Saber.
"Walaupun begitu..."
Sambil memegang perutnya yang terus mengalirkan darah, Saber bangkit perlahan.
"Sang leluhur ketiga..., kata-katamu..., aku tidak bisa menerimanya"
Saber mencoba mengaktifkan kembali teknik <Cahaya Hitam>nya, tetapi sepertinya dia tidak bisa melakukannya.
"Sihirku hampir habis, ya ?"
Saber menatap jalan didepannya yang agak gelap karena tertutup kabut dan hujan.
"Sekitar lima belas kilometer lagi untuk sampai di akademi Machenhaft, jika dengan kecepatannya yang biasa, dikurangi dengan luka di perutku, maka aku akan sampai di akademi itu empat jam lagi..."
Saber mengunci kembali pedang hitamnya.
"Baiklah, ayo maju !!"
Saber berlari dengan penuh semangat, mungkin luka diperutnya sudah tidak terlalu terasa sakit lagi baginya.
* * *
Yo !. Safari disini. Saya berterima kasih kepada pembaca yang sudah membaca, memvoting, dan mengomentari cerita saya. Saya hanya memberitahukan, bagian selanjutnya dari cerita ini adalah bagian terakhir. Lalu..., bagaimana ya..., pokoknya terima kasih !