[2] MY SWEET LOVE ; KAI [ON G...

By saacho

54.3K 5.8K 284

Highest rank : #10 in kimjongin #12 in kai | #54 in possesive | #27 in posesif ============================... More

Prolog
2| Hit the Trap : Hyera [REVISI]
3| hell-O : Jongin [REVISI]
4| I Found You : Jongin [REVISI]
5| Hello Sugar [REVISI]
6| First Night?! [REVISI]
7| He Made Me Feel Like on Television [REVISI]
8| Sweet Before The Storm [REVISI]
9| Touch Her, I'll Kill You
10| Don't Want To Be Far From You [REVISI]
11| When Nothing Goes Right [REVISI]
12| Mine
13 | Trying to Get to Know You Closer
14 | What's Going On? [REVISI]
15 | When I Think 'I Love You' [REVISI]
16 | Actually, I Already Love You [REVISI]
17 | Something Wrong [REVISI]
18 | Stuck With Me [REVISI]
19 | Getting Married? [REVISI]
20 | Run!
21 | New Plan
22 | Something

1| Begining : Hyera [REVISI]

3.9K 369 6
By saacho

Tittle : My Sweet Love // Author : Sashka (@saacho) // Genre : Romance, Sad // Cast : Kim Jongin (EXO) , Jung Hyera (OC) // Length : Chaptered // Rate : PG-17

Disclaimer : Cerita milik saya. Cast milik Tuhan yang maha esa, kecuali OC hasil pemikiran saja sendiri saya. No Plagiat!

Summary : Hanya demi meraih sebuah kebebasan Hyera dengan baik keluar dari rumah. Tapi tentunya ia tidak tahu apa yang akan ia jumpai diluar sana nantinya.

——————————————————

              Hyera melangkahkan kaki mungilnya tak bersemangat menuruni tangga, berjalan pelan menuju ruang makan. Melihat kedua orang tuanya semakin membuatnya tak bersemangat, bahkan saat ia mendudukan bokongnya dikursi dekat mereka, tidak ada satupun Ayah atau Ibunya menoleh kearahnya. Tidak peduli.

Ia memasukan sesuap nasi tidak bernafsu, kedua matanya terus mengamati kedua orang tuanya. Sampai Sang nyonya besar mengeluarkan suaranya, "Siang nanti guru barumu akan datang. Jangan lupa untuk bersikap sopan padanya, aku tidak ingin mendapat teguran bahwa anak sepertimu berperilaku buruk." Ujarnya sinis tanpa menoleh kearah Hyera sedikitpun.

Membuat gadis itu hanya mendengus kesal dan kembali memakan sarapannya. "Ayah dan Ibu akan pergi sebulan ke Inggris," Hanya memberi informasi bukan meminta izin padanya. "Dan aku tidak ingin kau keluar rumah barang sedikitpun. Dunia luar itu kejam, Hyera. Untuk gadis sepertimu sangatlah tidak cocok." Lanjut Ibunya.

Hyera hanya bergumam tidak menanggapi Ibunya. Lagi pula, rencana yang ia sudah buat harus berjalan dengan baik. Tidak boleh gagal kali ini. Ia bangkit dari kursinya lalu bergantian menatap kedua orang tuanya datar. "Aku selesai. Terima kasih atas sarapannya." Ujarnya lalu meninggalkan meja makan dan kembali ke dalam kamarnya. Kembali memikirkan rencananya.

Sesampainya di kamar, ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang seraya memandang langit-langit kamarnya sendu lalu menyembunyikan tangisannya dibalik kedua tangannya. Ia sungguh tidak tahan. Tapi hanya sebentar lagi semuanya akan selesai. Tidak ada Ibu dan Ayahnya yang kejam lagi. Ia bebas. Ia akan bebas. Hyera tidak pernah gila. Orang tuanya lah yang gila, bukan dirinya.

Ia benci kedua orang tuanya. Mereka tidak pernah perduli akan keadaannya, namun selalu mengekang dirinya melakukan apapun. Ia tidak boleh keluar rumah. Tidak boleh bersikap kasar. Ia harus bertingkah laku seperti seorang putri kerajaan. Padahal memiliki darah kerajaan saja tidak.

Usianya kini telah memasuki 22 tahun, dan ia bahkan tidak pernah benar-benar tahu apa itu kehidupan luar.Ia pernah dulu sekali, keluar dari dalam rumah itu pun hanya keluar tidak pernah berinteraksi dengan orang lain atau orang asing. Hyera ingin seperti gadis lainnya yang mempunyai banyak teman, seperti gadis yang ia tonton ditelevisinya.

Orang tua nya tak pernah mengajaknya keluar rumah. Selalu mengurung dirinya di penjara yang disebut rumah bagi mereka. Jika bisa, ia ingin sekali berteriak didepan wajah kedua orang tuanya. Mengutarakan apa yang ia rasakan saat ini. Ia ingin merasakan berada ditengah keramaian sekali saja. Apa ia hanya boleh keluar rumah jika mengalami hal yang tidak mengenakan saja ya?

Walaupun ia merasa risih dan juga takut berbicara dengan orang asing, tapi ada rasa penasaran yang tinggi dalam dirinya. Ia ingin merasakan berbicara dengan orang asing. Ia ingin dan sangat ingin. Ia ingin merasakan bagaimana mempunyai teman.

Dahulu, ia pernah bertemu dengan seorang pria. Pria yang bisa dikatakan merebut hatinya. Ia jatuh cinta pada pria itu. Ia sangat yakin kalau dirinya jatuh cinta. Tapi sayang, ia tidak ingat wajah pria itu. Hanya ada sebuah tanda yang ia ingat tentang pria itu. Dan cukup sulit untuk menemukan pria itu, kan?

Yang dirinya ingat hanyalah. Pria itu berumur 17 tahun saat itu dan dirinya berumur 12 tahun. Berarti pria itu berusia 27 tahun saat ini. Cukup matang, pasti pria itu menjadi pria dewasa yang tampan. Hyera yakin sekali. Ia selalu menduga-duga bagaimana wajah pria itu sekarang. Semoga ia dipertemukan dengan pria itu.

Hyera terkekeh pelan seraya menangkup kedua pipi nya yang memanas tersipu saat memikirkan pria itu kembali. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka lebar, Ayahnya berdiri diambang pintu kamar melipat kedua tangannya di dada. "Selama kami pergi, jangan berani langkahkan kakimu keluar rumah sedikitpun! Ingat, diluar sangatlah berbahaya untuk orang macam dirimu!" Ancam Ayahnya lalu pergi begitu saja.

Selalu seperti itu saat ingin pergi. Selalu mengancam dirinya. Terkadang Hyera berpikir, apakah ia benar anak kandung kedua orang tuanya? Kenapa orang tuanya tega memperlakukannya seperti ini? Apa salahnya?

Ia kembali terisak, isakan semakin menggema di kamarnya. Ia begitu sakit hati atas apa yang Ayahnya katakan. Ia sakit hati namun mereka semua tidak peduli bahkan sampai menutup kedua mata dan telinga mereka. Mereka tidak akan pernah peduli dengan dirinya. Ia hanyalah sampah bagi mereka. Maka dari itu, rencananya harus berhasil kali ini. Ia harus pergi dari rumah ini. Ya benar.

Hyera pun bangkit dari atas ranjang, mengendap-ngendap keluar kamar menuju belakang rumah, ia tahu tidak ada siapapun di dalam rumah hanya saja orang tuanya memasang cctv. Tapi ia tidak peduli jika orang tuanya memarahi dia karena telah keluar dari dalam rumah tanpa izin. Ia hanya ingin bebas. Ingin merasa dunia luar seperti apa. Lagi pula mereka juga tidak akan peduli pastinya, kan.

Hyera tersenyun lebar saat melihat seekor burung hinggap diatas batang pohon yang berada di halaman belakang rumahnya. Ia perlahan-lahan mencoba mendekati burung tersebut lalu mengambilnya secara hati-hati.

"Kau enak sekali bisa terbang kemanapun yang kau inginkan." Hyera mengelus bulu burung tersebut lalu tersenyum kecil saat burung tersebut menggigit jari tangannya. "Aku juga ingin menjadi sepertimu. Bebas terbang kemanapun kau inginkan."

Hyera menghela nafasnya lalu menatap tembok belakang rumahnya penuh harap. Jika dirinya benar-benar nekad, ia pasti sudah mencari cara untuk memanjat melewati tembok tinggi tersebut dan pergi bebas. Bebas dari kedua orang tuanya.

Hyera memilih untuk memandangi tembok tinggi itu dalam diam. Besok. Ia akan memikirkan semuanya dengan matang lalu boom. Ia akan bebas untuk selamanya.

•••

             Malam hari, Hyera duduk didepan televisi dengan semangkuk popcorn di pangkuannya. Mengunyah dengan malas dan kembali memandang pria-pria tampan yang ada di dalam televisi nya.

"Membosankan!" Hyera bangkit dari atas sofa dan berjalan kearah pintu belakang, membuka pintu lalu kembali menatap kearah tembok tinggi tersebut penuh harap. Pelayan yang berada dirumah sudah pulang, ia sendirian sekarang. Ia harus melakukannya malam ini.

"Haruskah?" Gumam nya seraya mengigiti kuku nya tak yakin. Tak perlu pedulikan kedua orang tuanya, tapi ia memikirkan reaksi orang tua nya saat datang lalu tak menemui dirinya. Ia takut. Dan sedikit membuatnya goyah tidak ingin pergi.

Tapi itu juga salah mereka karena selalu meninggalkan nya dan juga mengurung nya di dalam rumah ini. Ia juga ingin bebas seperti orang-orang. Usia sudah menginjak 22 tahun namun dirinya tak pernah keluar rumah lebih dari sepuluh kali. Dapat ia hitung dengan jari berapa kali dirinya keluar dari rumah mengerikan ini. Malam ini, Hyera harus keluar. Tekadnya sudah bulat. Ia akan pergi malam ini.

"Maafkan aku, Ayah dan Ibu." Hyera pun berlari ke ruang bawah tanah dan mengambil sebuah tangga yang cukup tinggi lalu meletakkannya ditembok tinggi tersebut dengan susah payah. Walaupun tangga itu cukup tinggi, tetap saja tidak cukup sampai untuk memanjati tembok tersebut. Jadi Hyera kembali berpikir.

Ia kembali memindahkan tangga tersebut ke pohon tinggi,  memanjatnya lalu berjalan perlahan-lahan diranting pohon tersebut yang berkemungkinan akan rubuh. Dengan cepat ia berpegangan pada tembok, berusaha untuk bertahan diatas tembok. "Kumohon sebentar lagi. Tahan, Hyera." Gumamnya menyemangati diri.

Saat dirinya benar-benar berada diatas tembok ia kembali memandang ke dalam rumahnya. Menatap sendu rumah tersebut.

"Sekali lagi maafkan aku.." lirihnya seraya melirik ke dalam rumah lalu menuruni tembok dengan melewati batang pohon yang cukup kokoh untuk menompangnya. Kali ini ia hanya ingin satu hal, kebebasan.


Kebebasan yang akan dimilikinya selamanya. Selama hidupnya. Setidaknya, biarkan dirinya lepas dari jerat kedua orang tuanya terlebih dahulu. Selama tinggal, Ayah dan Ibu yang kejam. Kali ini aku akan membangkang kalian.





•tbc•


[Revisi]

Continue Reading

You'll Also Like

160K 7.9K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
943K 77.3K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
1.1M 11.5K 20
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING!!!🔞 YANG GAK SUKA CERITA BOYPUSSY SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI! CAST N...
1.2M 62.2K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...