DARKA (Update kembali)

By khairanihasan

21.3M 1.1M 113K

#1 in teenfiction 10.6.2017 [TELAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA] "Mulai sekarang lo jadi pacar gue... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31a
31b
32
33 a
33b
34
35
36
37
38
39a
39b
40a
41
42
43a
43b
44a
44b
45
46a
46b
46c
47
48
49
50

40b

293K 15.1K 2.4K
By khairanihasan

Persiapan pelakasanaan debat telah selesai, semua anggota OSIS memiliki kebebasan sekarang. Lantas mereka semua langsung berhamburan, ada yang sangat patuh takut ketinggalan pelajaran seperti bagas, Eca dan Fira langsung kembali ke kelas mereka. Ada yang langsung ke kantin, ke UKS sekedar numpang istirahat. Ada juga yang langsung bergerak menuju lapangan, sekedar mengisi kekosongan seperti yang dilakukan Darka dan ketiga temannya sekarang.

Mereka berempat masih berjalan di koridor kelas sepuluh, menuju lapangan basket. Sudah seminggu ini mereka tidak pernah bermain basket karena kesibukan mereka di acara PENSI sekolah nanti. Hari ini untuk pertama kalinya, mereka punya waktu luang. Menghabiskan waktu bermain basket, itulah yang mereka pilih sekarang.

"Si Fahri songong amat, mentang-mentang terpilih ngewakili sekolah didebat besok, udah bikin status aja dia, alay lagi." Celoteh Vino, masih memperhatikan ponselnya. Sambil terus berjalan.

Yang lain ikut menoleh ke arah Vino, sangking penasarannya.

"Lo ngestalk tu anak Vin?" heran Bima. Yang lain jadi ikut-ikutan mengintimidasi Vino. Vino jadi tercengir sendiri.

"Gue pakek akun kloning, biar tau dia ada ngatai kita nggak?" jelas Vino sambil tercengir.

Darka, Bima dan Dani kompak mengangguk. Keahlian Vino dalam stalking orang, bisa diancungin jempol.

"Statusnya apaan Vin?" tanya Dani jadi kepo.

"Tiada kerja keras yang menghianati hasil." Sebut Vino membaca status Fahri.

Darka terkekeh geli, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Alaynya berlebihan, nggak cocok jadi anak IPS." Sela Darka.

"Anjir, jadi cocoknya?" tanya Dani.

"Anak alay, biar lalala yeyeye sekalian," Ledek Darka sambil tertawa. Dari kemarin dia sudah gatal menahan mulutnya, untuk tidak mengatai Fahri. Mumpung tidak lagi di ruang OSIS, Darka akan mengatai Fahri sampai dia puas.

"Anjir, tapi keren kalau si Fahri jadi anak alay!" sambung Dani.

"Rambutnya dilurusin," celetuk Vino.

"Mukanya dibedakin," sambung Bima.

"Kukunya diwarnain!" sambung Darka.

"Tinggal jalan, seribuan bang." Praktek Vino, membuat tawa mereka pecah di depan kelas X-1. Tapi hanya sebentar, selanjutnya Bu Bety keluar dari kelas memberi pelototan pada mereka. Membuat tawa mereka berhenti, lantas segera melanjutkan langkah mereka.

***

Darka dan ketiga temannya, telah berada di lapangan basket. Mencurahkan rasa kangen dengan hobi mereka. Vino, cowok itu sangking kangennya sampai-sampai menciumi bola basket. Vino yang lebay!

Bima menguasai penuh permainan, sedari tadi tidak ada yang mampu merebut bola darinya. Darka sendiri sampai kewalahan, kalau sudah begini Darka hanya ingin ke kantin.

"Anjir lo Dar," maki Vino tiba-tiba. Mungkin dia sudah lelah merebut bola dari Bima, sekarang jadi mengalihkan perhatian dengan memaki Darka dengan tiba-tiba.

Mereka jadi bingung, padahal Darka tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kenapa sih lo tai?" protes Darka. Menghentikan aksinya merebut bola dari Bima.

"Lo buat gosip yang nggak-nggak lo kan?" ketus Vino serius. Seketika mereka berhenti bermain basket. Fokusnya hanya melihat Vino.

"Apaan, lo pikir gue mak-mak rempong apa!" sewot Darka.

"Lo lebih dari rempong, bahlul." kesal Vino lagi.

Bima dan Dani jadi menikmati pertengkarannya, sangking menikmatinya Dani sampai duduk di lapangan. Melipat kedua kakinya, dan mengadahkan tangan di dagu. Siap melihat drama berikutnya.

"Sinting lo Vin," kesal Darka tidak terima. "Gue buat gosip apa coba?" tanyanya pada diri sindiri. Dia sudah lelah merebut bola dari Bima yang tidak pernah berhasil, haus yang telah melanda. Vino malah cari masalah, membuat Darka jadi kesal saja.

"Tai, lo bilang sama Indah gue titip salam! Kapan gue bilangnya coba? Pakek bilang gue ngatai dia gendut lagi." jelas Vino yang masih kesal.

Darka jadi tersenyum menahan tawanya, kali ini dia baru menyadari kesalahannya itu. Tapi, memang Darka peduli. Sedangkan Bima dan Dani makin tambah bingung saja.

"Oh masalah yang ono, itu gue khilaf Vin."

"Tai lo khilaf, tu anak pasang status terus ngetag ke gua, njir."

Dani menaikkan salah satu alisnya, sepertinya dia mulai mengerti.

"Alay si Indah, cocok sama lo Vin!" celetuk Dani.

"Ceritanya si Indah nyindir lo di sosmed?" Tanya Darka tanpa rasa bersalah.

Vino menatap Darka tajam. "Ia njir, gara-gara lo tuh." Kesalnya.

Darka masih terkekeh geli. Hanya membayangkannya saja sudah lucu, apalagi dia membaca status Indah langsung. Dia pasti akan berguling-guling di kasur menahan tawa.

"Statusnya apaan? kepo gua!" Bima terjangkit penyakit kepo.

Vino memberi tatapan sinisnya, melihat temannya secara bergantian. "Awas lo pada ketawain gua ya, gue tendang nanti." Ancam Vino, tapi mereka bertiga tidak peduli.

Vino mengambil ponsel di saku celananya. "Denger nih, terutama lo njir." Tunjuk Vino ke arah Darka sebelum dia membacanya.

"Katanya gue gendut, sorry ya mas jadi orang nggak usah sok kegantengan. Lo pikir gue mau apa sama lo!!! Pakek tanda seru tiga." kesal Vino.

Dalam hitungan detik tawa Dani, Darka dan Bima pecah.

"Itu mah di tolak, sebelum nembak hahaha." ledek Dani.

"Sakit njir, di tolak melalui status." ledek Bima ikut-ikutan. Menambahkan kelucuan di antara mereka.

"Kalo gua mah mending cuci kaki bobo manis aja." kekeh Darka.

"Anjir lo!" kesal Vino. Dia jadi ingin menabok wajah Darka sekarang.

Dani masih terkekeh, dia sangat senang melihat Vino di pojokkan. Sampai dia memutar kepalanya melihat ke arah lapangan Voli. Di sana terdapat anak IPA 1, dan ada Indah di sana yang sedang bermain voli.

"Anjir, liat tuh Vin orang yang nolak lo di sosmed," Tunjuk Dani. Vino menoleh kesal.

"Apaaan, kesal gue. Mau gue benem tuh muka sempat nonggol di hadapan gue." ketus Vino sadis.

"Sadis amat lo." Tutur Dani.

"Awas ngemis cinta!" ledek Bima. Menambah kelucuan antara mereka.

Anehnya Darka hanya diam tidak merespons.

"Kok rada aneh ya?" celetuk Darka. Masih memperhatikan lapangan, membuat yang lain ikut-ikutan memperhatikan.

"Apaan?" Dani menoleh melihat Darka. "Bola volinya ada, tiang net nya ada, yang penting lapangannya juga masih ada. Apanya yang aneh?" jelas Dani.

Tidak ada jawaban dari Darka cowok itu terus memperhatikan lapangan voli, ada keanehan di sana. Bukan keanehan yang dituturkan Dani, tapi hal lain. Kenapa dia baru menyadarinya sekarang, Chinta tidak ada di sana padahal di sana ada Eca dan Indah yang selalu bersamanya.

Darka mengingat kembali, tadi pagi Chinta mengirim pesan dia akan diantar Pak John ke sekolah. Jadi Darka tidak perlu menjemputnya, sebenarnya sudah dua hari ini Darka tidak berangkat barsama dengan cewek itu, pulang pun sama. Chinta selalu diantar Pak John dua hari ini.

Darka tidak mempermasalahkan hal itu, dia tahu Chinta masih marah. Setidaknya Chinta masih mau membalas pesannya itu lebih dari cukup sampai cewek itu tidak marah lagi padanya. Tapi kalau Chinta tidak ada di lapangan kemana gadis itu sekarang? Apa dia tidak masuk sekolah? Darka ingin mengetahui hal itu.

***

Darka dan temannnya telah berada di kantin.

Darka menyandarkan tubuhnya di tembok dengan kaki yang berada di atas bangku. Keributan kembali terjadi diantara mereka, tapi tidak dengan Darka. Cowok itu tidak memperdulikan perkataan teman-temannya, sekalipun lawakan yang dituturkan Vino dan Dani. Cowok itu terlalu sibuk dengan ponselnya.

Darka tidak henti-hentinya menelpon Chinta. Sudah belasan kali Darka menelponnya, tidak ada tanda-tanda gadis itu akan mengangkatnya. Darka semakin bingung gadis itu kemana, di kantin juga tidak ada padahal Eca dan Indah sudah berada di kantin.

Darka kesal gadis itu tidak mengangkat panggilannya, tapi dia tidak bisa berbohong Darka terlalu khawatir dengan keberadaan Chinta sekarang. Anehnya Darka hanya berusaha menghubungi Chinta dengan ponselnya, dia sama sekali tidak bergerak dari duduknya menanyakan keberadaan Chinta dengan Eca dan Indah.

Darka hampir saja menghempas ponsel di meja, kalau tidak mendengar notip pesan di ponselnya. Dengan cepat Darka membaca pesan yang masuk.

Darka tersenyum samar mendapati pesan Chinta, kesal yang terlihat di wajahnya tadi telah hilang entah kemana. Hanya karena menerima pesan dari Chinta.

Chinta: aku nggak bisa angkat telpon, kirim pesan aja ya.

Darka menaikkan alisnya bingung dia semakin penasaran gadis itu berada dimana sekarang.

Darka: dimana? Nggak sklh?

Notip baru, Chinta membalas chat Darka dengan sangat cepat.

Chinta: lgi nemeni mama, ada acara arisan gitu. Jdi nggak bisa ke sklh hari ini.

Darka memicingkan matanya. Dia sedang memikirkan sesuatu, lalu mengetik sesuatu di ponselnya.

Darka: oooh, kok aku nggak percaya ya?

Chinta: kamu mikir aku bohong, ngapain aku bohong?

Darka tersenyum kecut. Cowok itu dapat membayangkan bagaimana wajah Chinta sekarang, cewek itu pasti kesal dengannya.

Darka: enggak, bsk ke sklh kan?

Balas Darka, cowok itu mencoba mengalah. Dia tidak mau menambah kemarahan Chinta yang belum seutuhnya memaafkannya.

Chinta: males ah, acara debat kan? Aku libur aja.

Dada Darka berdesir kuat. Dia sangat mengerti maksud pesan Chinta, cewek itu seperti sedang menyindirnya. Darka membenci hal itu, karena bisa dia pastikan Chinta masih marah kepadanya.

Darka: kok gitu, msh marah sama aku?

Darka harus menunggu beberapa saat, Chinta membalas chatnya lebih lama sekarang.

Notip pesan baru.

Chinta: marah? Aku nggak bisa marah sama kamu.

Darka tersenyum kecut. Nyatanya Chinta marah padanya.

Baru saja Darka ingin membalas pesan Chinta, tapi pesan Chinta kembali masuk.

Chinta: Darka, udh dulu ya. Aku lgi sibuk.

Darka menghela napasnya, ada sorot kekecewaan di matanya.

Darka: yaudh, klau nggak sibuk telpn aku. Ok!

Tidak ada balasan dari Chinta, ini sudah sangat lama. Nyatanya Darka cukup tahu Chinta sedang sibuk, itu yang dibilang Chinta tadi. Tapi dia sangat ingin Chinta membalas pesan terakhir darinya.

Darka mengetik sesuatu lagi di ponselnya.

Darka: aku kangen kamu bawel.

Darka berharap gadis itu membalas pesannya, tapi sayang pesan terakhirnya belum dibaca sampai sekarang.

Ada desiran hebat di dada gue, yang gue nggak tau itu apa! Lo tau bawel, gue takut lo bohong sekarang, gue takut kehilangan lo!

***

Darka, cowok itu sedang berbaring di kasur dengan ponsel yang menempel di telinganya. Wajah Darka terlihat sangat frustasi, dari tadi dia mencoba menghubungi ponsel Chinta. Tapi tidak ada tanda-tanda gadis itu akan mengangkat panggilan darinya. Darka semakin kesal, menutupi matan dengan lengan tangannya.

Malam ini kamar Darka sangat ramai, ramai dengan kehadiran teman-temannya. Bima sedang berbaring di sofa samping lemari baju Darka sambil memainkan ponselnya. Vino dan Dani kedua perusuh itu sedang menatap layar laptop yang menayangkan drama korea di bawah kasur Darka beralaskan karpet berbulu hitam.

Ada alasan kenapa ketiganya berada di kamar Darka sekarang, bahkan sebelumnya Dani membuat rencana menginap di rumah Darka. Tidak seperti biasanya, entah apa yang ingin mereka lakukan di kamar Darka sekarang. Darka tidak mengambil pusing, dia membebaskan apa saja yang ingin dilakukan temannya asal tidak menganggu pikirannya saat ini.

"Sedih njir, nggak sampek hati gue liatnya." Celetuk Vino, matanya masih fokus melihat layar laptop.

"Drama hidup lo." Sahut Dani.

"Bim, lo nggak mau ikut nonton?" tanya Dani dengan matanya yang tidak lepas dari layar laptop.

"Males gue, lo pada nontonnya yang udah jadul." Celoteh Bima, tangannya sedang mengetik sesuatu.

"Jadul-jadul, lo memang udah pernah nonton?" protes Vino tidak terima.

"Itu mah, udah tiga kali ulang gue." Sahut Bima. "Suruh aja si curut nonton tu, galau banget keliatannya." Bima menunjuk Darka, yang masih uring-uringan di atas kasur. Lantas Dani dan Vino mengalihkan pandangannya ke arah Darka.

"Kenapa lo Dar? Galau lo?" tanya Dani.

Darka mengubah posisinya, sekarang dia bisa melihat temannya secara jelas.

Darka menggeleng, bangkit dari berbaring lalu duduk di kasurnya. Masih sibuk dengan ponsel di telinganya.

"Lo lagi nelpon siapa sih?" tanya Vino heran.

Lagi, Darka hanya menggeleng. Wajahnya berubah jadi kesal, selanjutnya Darka menjatuhkan ponsel dari telinganya.

"Kemana sih tu cewek," gerutu Darka terlihat frustasi.

Dani dan Vino jadi bingung, keduanya mengalihkan pandangannya dari laptop. Fokus melihat Darka.

"Siapa? Chinta?" tebak Dani. Bima yang fokus pada ponselnya, jadi ikut-ikutan melihat Darka.

Darka berdecak kesal, tidak menjawab Dani.

"Hidup lo berantem mulu sama tu anak, lembut dikit kek jadi cowok." Ceplos Vino.

Darka menarik napasnya panjang, mengambil ponselnya kembali. Lantas membawa ponselnya ke telinga. Mencoba menghubungi Chinta kembali.

"ARGHHH." Kesal Darka, menghempas ponselnya di sampingnya.

Darka mengusap kasar rambutnya, cowok itu benar-benar frustasi hanya karena tidak mendapat kabar dari Chinta. Bima, Dani dan Vino jadi menatap aneh ke arah Darka.

"Kesurupan loh?" sahut Vino.

Darka yang sedang kesal memberi tatapan tajam ke arah Vino. Dalam hitungan detik Darka melempar gulingnya ke wajah Vino. 

***

Kasih comentnya untuk part ini ya....

Jadi gini, aku pengen buat pertanyaan gitu untuk kalian tentang Darka. Yg bener nanti bakal aku follback akun wattpadnya sama aku follback juga akun IG kalian (Berlaku untuk yg udh follow aku di IG).

Ini nggak terbatas jadi kalian semua berhak jawab, aku juga nggak bakal bilang siapa yang bener. Krna kalau aku bilang siapa yg bener enak banget kan, org" yg ikutin kalian nanti. nggk payah mikir, eh bener aja jawabannya.

yg jelas, yg aku follback berarti jawabannya bener.

OK!!! INI PERTANYAANNYA!!!

Sejak kapan Darka suka/sayang/cinta sama Chinta???

Yg udh siap jwb, kalau punya akun IG yg udh follow IG aku, terakan juga nama IGnya ya. Siapa tau jwban kamu bener. Biar aku follback keduanya..

Selamat berpikir, yg lupa!!! baca ulang ceritanya :):)


Khairanihasan

10 Juni 2017

Continue Reading

You'll Also Like

22.1K 1.6K 63
[Privat acak. Follow sebelum baca] Ini kisahku, kisah cinta yang selalu berujung dengan miris. Kisah cinta yang selalu berakhir tragis. Luka patah...
109K 7K 46
Berawal dari Graciella Nathania yang dengan tak sengaja mencium cowok di Cafe. Cowok bernama Gavin Giovanno Prayoga yang ternyata adalah saingannya d...
1.1M 91.5K 54
Hanya kamu. Mungkin itu yang bisa Fathan katakan, setelah memutuskan hubungannya dengan Andra. Nyatanya, hati itu masih terus menyuarakan kesedihan s...
2.2M 186K 55
#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA...