BitterSweet | K.NJ / M.YG | B...

By NB_MSG

8.3K 1.5K 1K

Kim Namjoon is a keeper And Min Yoongi is a challenger Which one will Hyejin choose? Disaat dua pria dengan... More

Prolog
Ch 1 - Jenuh
Ch 3 - God of Destruction
Ch 4 - Hidden File
Ch 5 - Stay the night
Ch 6 - Satu Atap
Ch 7 - Hyesong
Explanation
Ch 8 - Dag Dig Dug
Ch 9 - Yoongi's Way
Ch 10 - Nightmare
Ch 11 - Namjoon vs Yoongi
Ch 12 - Serba Salah
Ch 13 - Drunk
Ch 14 - The Promise
Ch 15 - Flashback pt. I
Ch. 16 - Remedy
Ch. 17 - Game On 💦
Ch 18 - Fate?
Ch 19 - Confession
Ch 20 - Such a Fool
Ch 21 - Romance/Love is (not) over
Ch. 22 - Flashback pt. II
Ch 23 - Squad Invasion
Ch 24 - Flashback pt. III
Ch 25 - Heart Attack
Ch. 26 - Hard to say goodbye
Ch. 27 - See ya!
Ch 28 - Ending?
Ch. 29 - Reconcilement
Hiatus (Yay or Nay?)
Ch. 30 - Cemetery

Ch 2 - that blonde guy

459 90 58
By NB_MSG

"Hyejin-ah, tamu mu sudah datang," Seogyu berteriak padaku dari depan ruang on-air saat aku sedang berkoordinasi dengan para staffku.

Bocah ini, tidak bisa kah ia mendekat dulu baru bicara padaku.

Kulihat ia menyerobot segelas kopi dari tangan salah satu staff coordi ku, membuatku memutar bola mataku melihat kelakuannya.

Pandanganku beralih pada pria berkulit pucat berambut blonde yang berjalan disebelah Seogyu. Kuperhatikan dengan seksama penampilannya, Eyelinernya yang cukup tebal membuat mata kecilnya terlihat lebih tajam, ia menggunakan Plain black T-shirt dipadukan dengan navy blue jeans dan army green parka.

Georgeous. Pikirku

"Agust D, right?," tanyaku saat pria itu sudah berdiri tepat dihadapanku. Ia mengangguk kecil, sambil tetap mengunyah permen karetnya.

"Nice to meet you," kusodorkan tanganku untuk berjabat tangan dengannya, dan 'wow' jari-jari yang panjang, serta tonjolan-tonjolan pembuluh darah yang terlihat dibalik kulit pucatnya cukup menarik perhatian. Segera kualihkan pandanganku dari tangannya.

"So, Agust D-ssi apa kau sudah siap? Seperti yang sudah kau ketahui, Kita akan bicara mengenai mixtape mu, menjawab pertanyaan para fans yang sudah mereka kirim di twitter dan kau akan menyanyikan 2 buah karyamu secara live. Jika ada yang kau butuhkan, mereka ini staff-staff yang akan membantumu. Yeoreobun, perkenalkan ini guest star kita, Mr. AgustD, please take care of him," aku menyadari beberapa jaw drops dari staff-staff wanita saat melihat makhluk tampan disebelahku.

"Yoongi, panggil saja Yoongi. AgustD hanya untuk keperluan on stage," suaranya yang husky dan body language nya yang santai saat berbicara membuatnya terlihat.. Menarik. Shit, apa yang kupikirkan. Aku segera menyadarkan diriku.

"Good luck, bradah," Seogyu menepuk pundak Yoongi yang dibalasnya dengan senyum miring, membuat alisku naik sebelah melihat keakraban mereka.

And, what is bradah??


¤¤¤¤¤


"Queen, mianhae.. Aku tidak bisa menjemputmu nanti. Jin sedang di Seoul, namun besok pagi ia sudah harus kembali ke Jepang. Jadi ia mengajakku bertemu malam ini," suara Namjoon diseberang saluran terdengar sangat menyesal.

Aku tidak suka saat dia terlalu merasa bersalah karna hal-hal kecil, apa dia pikir aku akan marah semudah itu.

"Its okay jagiya.. Aku akan pulang bersama Chaeri atau mungkin naik taxi kalau seandainya Jungkook menjemputnya, atau mungkin aku hanya akan ikut bersama mereka berdua walau harus jadi obat nyamuk," aku mencoba bercanda namun sepertinya malah membuat Namjoon semakin merasa bersalah.

"Hm, aku khawatir kalau kau naik taxi sendirian. Atau kau mau ikut bersamaku saja bertemu dengan Jin?," tanyanya lagi, tidak ingin membiarkanku pulang sendiri.

"Aku juga ingin bertemu dengan Jin, tapi hari ini sangat hectic, sepertinya aku ingin langsung bertemu dengan kasurku setelah pekerjaanku selesai," rengekku. Kudengar ia menghela nafas.

"Kalau begitu aku akan menjemputmu dulu, lalu mengantarmu pulang, baru bertemu dengan Jin," here we go again, Dia terlalu merasa bersalah dan berujung denganku yang merasa tidak enak hati padanya.

"Jagiya listen.. Dari tempatmu ke tempat kerjaku lalu ke apartemenku dan kemudian ke tempat mu bertemu dengan Jin, akan membuang-buang banyak waktu, tenaga dan bensinmu.."

"Aku tidak peduli pada bensinku," ia memotong kalimatku.

"Bukan itu masalahnya Kim Namjoon!!," suaraku sedikit meninggi tanpa kusadari.

Kupijat pelipisku berusaha untuk lebih tenang. Ini pertama kalinya aku terbawa perasaan, biasanya kami selalu bisa mengimbangi emosi masing-masing. Apalagi ini masalah sepele, dan dibalik itu seharusnya aku merasa bersyukur karena Namjoon seperti ini bukti bahwa dia sangat memperhatikanku.

"Maaf Namjoon. Tapi please tenanglah.. Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa jaga diriku. Apalagi hanya untuk pulang sendiri dari kantor. Lagipula siapa yang mau menculikku," suaraku mulai tenang kembali.

"Tapi aku sudah berjanji padamu Queen," suaranya terdengar lemah membuatku sedikit terenyuh.

"Hei, cheer up baby.." aku menyenandungkan lirik sebuah lagu, dan kudengar ia terkikik diseberang sana.

"Listen honey, Aku tidak pernah menuntutmu untuk menjanjikan sesuatu, tapi kau sendiri yang berjanji dan aku lihat kau berusaha keras untuk menepatinya. Jujur, aku sangat bangga punya kekasih yang bisa memegang kata-katanya. In fact, seandainya kamu tidak menjemput atau mengantarku pun tidak akan merubah kenyataan bahwa kamu kekasih paling baik sedunia," entah darimana kalimat-kalimat itu bisa keluar dari mulutku.

"That's why I love you so much Park Hyejin," aku tidak bisa menahan senyumku saat mendengarnya.

Sampai beberapa menit yang lalu aku masih merasa jenuh dengannya, namun sekarang aku tersenyum-senyum sendiri seperti orang bodoh.

"I love you too Kim Nam Joon," heol, sudah berapa lama aku tidak mengucapkan kalimat itu.

Biasanya aku hanya mengatakan 'nado', 'me too', bahkan terkadang hanya 'i know'.

"Wow, its a been a while," celotehnya, membuat hatiku sedikit tersentil.

Oh, dia menyadarinya.


¤¤¤¤¤


Sayang sekali ternyata Chaeri sedang lembur malam ini, jadi aku tidak bisa pulang bersamanya. Baiklah, sudah lama juga aku tidak naik taxi sendiri.

Aku berjalan menyusuri koridor saat kudengar derap langkah dibelakangku. Ku tengok ke belakang bahuku untuk melihat kebelakangku dan ternyata orang itu sudah mengarahkan pandangan kearahku .

"Oh hai Yoongi-ssi. Kau baru mau pulang?," aku memperlambat langkahku agar bisa sejajar dengannya.

"Mhm.. Seperti yang kauliat..," ia menjawab dengan gaya tak acuhnya sambil tetap mengulum lollipopnya.

"Ah begitu..," entah mengapa berbicara dengannya membuatku jadi bertingkah canggung seperti ini.

Biasanya aku adalah tipe yang cepat akrab, orang banyak menyebutku social butterfly, dalam artian positif.

(Ket: social butterfly (in a good way) artinya: tipe orang yang ramah dan easygoing, bisa membaur dengan siapa saja atau bisa juga dianggap populer, in a bad way means: bahasa halus untuk menyebut a hoe or a slut)

Kami berjalan beriringan menuju front door, dalam suasana canggung. Atau mungkin hanya aku yang berfikir begitu, karna kulirik sekilas kearahnya sepertinya ia tidak merasakan atmosfir kecanggungan karena sibuk dengan lollipop dan ponsel ditangannya.

Sepertinya dia memang tidak peduli dengan keberadaanku, hal yang wajar karena ia memang tidak mengenalku sebelumnya dan bertemu hanya karena urusan pekerjaan, dan sepertinya dia tipe orang yang tidak suka basa-basi atau repot-repot mengakrabkan diri dengan orang lain, aku nya saja yang terbiasa mengakrabkan diri kepada siapapun yang kutemui, maklum pekerjaanku mengharuskan ku mengenal banyak orang, semakin banyak kolega semakin banyak keuntungan.

"Kau pulang sendiri?," pertanyaannya membuyarkan lamunanku, yang tanpa kusadari kami sudah berjalan melewati front door.

"Ya begitulah. Bye..," tanpa menunggu jawabannya, aku bersiap melangkahkan kakiku untuk berjalan kedepan gedung dan mencari taxi.

"Butuh tumpangan?," kalimatnya menghentikan pergerakanku.

Aku berbalik, melihat dia dan... sepeda motornya. Wait, sejak kapan ada sepeda motor disitu, atau karna aku melamun tadi sehingga tidak sadar bahwa ada sepeda motor terparkir.

"Oh, aku lupa. Sepertinya tidak semua perempuan suka naik sepeda motor," ia berdecak dan mulai memakai helmnya saat melihatku yang diam saja sambil menatap motornya.

Apa dia baru saja menyindirku dan berfikir bahwa aku tipe perempuan yang hanya bisa naik mobil ataupun melihat sesuatu dari penampilan luar saja.

"Apa maksudmu? Aku bahkan bisa mengendarainya," jawabku sambil memutar bola mataku.

Aku berjalan mendekatinya, dan menengadahkan tanganku dihadapannya. Alisnya naik sebelah, sebelum akhirnya ia tertawa simpul.

"Kau mau menyetir? Tapi sayang, aku tidak akan membiarkan anakku dikendarai oleh seorang wanita. Naiklah, aku akan mengantarmu," ia mulai menaiki motornya, akupun mengikutinya.

Aku tersenyum dalam hati, mengingat ia menyebut motornya dengan sebutan 'anak'. Ia terdiam sejenak seperti sedang berfikir, lalu melepaskan helmnya dan menyerahkan padaku, membuat dahiku berkenyit. Seperti tahu yang kupikirkan, ia menjawab...

"Cuma ada satu helm dan aku tidak mau mengambil resiko jika terjadi apa-apa pada tempurung kepalamu."

... sambil memakaikan helm itu kepadaku secara asal, karna aku tak kunjung meraihnya.

STOP

apa yang terjadi padaku?

Kalimatnya tadi sungguh jauh dari romantis, agak kasar malahan. Namjoon tidak mungkin pernah mengatakan kalimat semacam itu.

But, why my heart beating a little bit faster now?

** TBC **

Kindly pencet tombol bintang dan berikan sepatah dua patah kata untuk chapter ini ya.. 😀😀



Continue Reading

You'll Also Like

172K 4.5K 39
" She is my wife, stay away from her!" " Keep trying she will remain mine. " " Show me your scars, I want to see how many times you needed...
63.6K 1.3K 47
*Completed* "Fake it till you make it?" A messy relationship with a heartbroken singer in the midst of a world tour sounds like the last thing Lando...
75.9K 1.7K 32
!Uploads daily! Max starts his first year at college. Everything goes well for him and his friends PJ and Bobby until he meets Bradley Uppercrust the...
796K 29.7K 105
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...