BitterSweet | K.NJ / M.YG | B...

By NB_MSG

8.3K 1.5K 1K

Kim Namjoon is a keeper And Min Yoongi is a challenger Which one will Hyejin choose? Disaat dua pria dengan... More

Prolog
Ch 2 - that blonde guy
Ch 3 - God of Destruction
Ch 4 - Hidden File
Ch 5 - Stay the night
Ch 6 - Satu Atap
Ch 7 - Hyesong
Explanation
Ch 8 - Dag Dig Dug
Ch 9 - Yoongi's Way
Ch 10 - Nightmare
Ch 11 - Namjoon vs Yoongi
Ch 12 - Serba Salah
Ch 13 - Drunk
Ch 14 - The Promise
Ch 15 - Flashback pt. I
Ch. 16 - Remedy
Ch. 17 - Game On 💦
Ch 18 - Fate?
Ch 19 - Confession
Ch 20 - Such a Fool
Ch 21 - Romance/Love is (not) over
Ch. 22 - Flashback pt. II
Ch 23 - Squad Invasion
Ch 24 - Flashback pt. III
Ch 25 - Heart Attack
Ch. 26 - Hard to say goodbye
Ch. 27 - See ya!
Ch 28 - Ending?
Ch. 29 - Reconcilement
Hiatus (Yay or Nay?)
Ch. 30 - Cemetery

Ch 1 - Jenuh

591 92 55
By NB_MSG


"Jangan lupa makan siang, nanti aku jemput," Namjoon mengecup keningku, yang kubalas dengan kecupan di pipinya.

Ku perhatikan mobilnya berlalu dari hadapanku, baru kulangkahkan kakiku masuk ke dalam gedung pencakar langit tempatku bekerja.

Aku Park Hyejin, 26 tahun, profesiku sebagai seorang Program Director untuk sebuah program televisi dengan rating tertinggi di salah satu stasiun Broadcasting ternama. Bukan ingin menyombongkan diri, namun sebagai orang yang bekerja di balik layar, namaku cukup dikenal. Menjalankan hobi sebagai pekerjaan dan dibayar cukup tinggi, bukankah itu sebuah keberuntungan??

Namun kisah ini bukan tentang perjalanan karirku, kisah ini akan menceritakan tentang kisah cintaku.

Mari ku perkenalkan, lelaki yang mengantarku tadi, Ialah Kim Namjoon, teman masa kecil yang akhirnya resmi menjadi kekasihku 4 tahun yang lalu. Memiliki wajah tampan dihiasi dengan sepasang lesung pipit yang cukup dalam, juga postur dan tinggi badan bak model membuat orang tidak pernah menyangka bahwa dia adalah seorang profesor matematika yang mengajar di sebuah universitas ternama di Seoul.

Ia lebih muda dariku, jangan terkejut, ia memiliki julukan sexy brain bukan tanpa alasan, memiliki IQ diatas rata-rata (148, Fyi) membuatnya mampu menyelesaikan studinya jauh lebih cepat dari orang lain dan di umurnya yang baru menginjak 24 tahun, ia sudah mampu meraih gelar professornya.


------------


"For you," setangkai mawar merah muncul dihadapanku, ku angkat kepalaku yang segera disambut senyuman manis dari Namjoon.

"Gomawoo," aku terkikik, dia selalu manis padaku. Tetapi yang aku rasakan dalam hatiku adalah... hambar. Tidak ingin menyakiti perasaannya, segera ku kecup cepat bibirnya dan memberikan senyuman terbaikku.

"Don't mention it. So, ada tempat yang ingin kau tuju untuk dinner kita malam ini?," tanyanya sambil menggamit lenganku dan berjalan bersama menuju mobilnya.

Ia bukakan pintu untukku, dan tidak lupa ia letakkan tangannya diatas kepala ku, yang biasa disebut orang dengan hand manner, agar kepalaku tidak terantuk atap mobil.

"I'm okay with anything jagiya," sejujurnya aku tidak lapar atau lebih tepatnya aku tidak makan malam karena aku sedang diet.

"Kamu tahukan kalau prasa 'im okay with anything' atau kata "terserah" lebih memusingkan dibanding memecahkan rumus logaritma? Sebut satu nama tempat, dan aku akan membawamu kemanapun itu," ia mulai menjalankan mobilnya.

"Meski pun ke planet tetangga?," candaku.

"You know i will. Your wish is my command, my Queen," jawabnya pasti sambil menggengam tanganku dengan satu tangannya, sementara tangan lainnya memegang roda kemudi.

"Gombal," cibirku.

Kami sudah menjalin hubungan dalam kurun waktu yang cukup lama, namun karena ia menyelesaikan studi master dan professornya di Toronto, kami terpaksa menjalani long distance relationship. Barulah tahun ini ia kembali ke Seoul, dan ia berjanji akan memperlakukanku bagai seorang Ratu sebagai balasan setelah 3 tahun tidak bisa menjalani perannya sebagai seorang kekasih.


-------------


Aku membaringkan tubuhku di ranjang, merasakan relaks di tulang punggungku yang rasanya kaku setelah seharian bekerja. Kami atau lebih tepatnya aku memutuskan untuk mampir di kedai mie favorit kami tadi. Dan aku menerima ceramah panjang dari Namjoon karena hanya menghabiskan sepertiga dari porsi mie ku. Tanpa sadar aku menghela nafas dengan keras, apa yang terjadi denganku. Saat kami masih berjauhan rasanya setiap hari aku merindukannya, namun sekarang setelah mendapatkan perhatian penuh dan banyaknya kejutan-kejutan manis dari Namjoon, justru aku merasa ada sesuatu yang off, apakah ini yang disebut jenuh?

Kami tidak pernah sekalipun bertengkar. Hal yang sangat bagus. Tapi sepertinya otak dan hatiku mengalami error, karena jujur sekali saja aku berharap ada naik dan turun di hubungan kami.

Ponselku berbunyi menandakan pesan masuk.

Fr: my Sexy Brain

Aku sudah sampai rumah. Apa kau sudah tidur Queen??

To: my Sexy Brain

Kau membangunkanku.

Fr: my Sexy Brain

Oh mian.. Back to sleep Queen. Have a nice dream. Love u ❤❤

To: my Sexy Brain

Nado. Nite


Aku beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum mengambil laptop untuk mengkoreksi ulang hasil editing programku yang akan ditayangkan besok. Aku berbohong pada Namjoon, karena aku tahu bahwa ia tidak akan berhenti mengirim pesan dan memarahiku karena ia tak suka jika aku begadang untuk menyelesaikan pekerjaanku.

Ia terlalu perhatian, it's a good thing but sometimes suffocating.


** TBC **

Holla.. Ini ff pertama yang aku publish disini.. Masih jembret sana-sini, harap dimaklumi.. 😜😜

Selamat Membaca..

Continue Reading

You'll Also Like

790K 47.5K 119
Y/N L/N is an enigma. An outgoing, cheerful, smiley teenage boy. Happy, sociable, excitable. A hidden gem in the rough of Japan's younger soccer pl...
77.6K 2.1K 30
Izuku Midoriya, neglected and bullied due to his lack of a quirk, endured abuse from his family and friends, especially his twin sister Izumi and Kat...
173K 7.9K 104
In the vast and perilous world of One Piece, where the seas are teeming with pirates, marines, and untold mysteries, a young man is given a second ch...
292K 14.1K 94
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...