Mystical Savior

By Arisk_

43.5K 3.1K 269

Ren Katsuo telah ditakdirkan menjadi Pemimpin Pasukan Mistis «Savior» untuk mengalahkan monster yang pernah m... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 17.2
Chapter 17.3
Chapter 17.4
Chapter 17.5
Chapter 18
Chapter 18.2
Chapter 18.3
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 20.3
Chapter 20.4

Chapter 20.2

261 16 3
By Arisk_

Ren dan Akari masih bertarung dengan monster yang jumlahnya semakin banyak. Tenaga mereka berdua sudah terkuras banyak di tempat ini.

Untuk menyelematkan Natsumi dari Goro, mereka tidak ada waktu lagi untuk menghadapi monster tersebut.

Tapi mereka masih bingung memikirkan sebuah cara, mereka tidak akan bisa meloloskan diri dari monster sebanyak itu. Monster itu seperti monster yang pernah dilawan Akihisa pada malam itu. Dimana pertemuan malamnya kepada Akahito.

"Sial! Berapa banyak lagi monster yang harus kita kalahkan?!" Geram Akari.

"Mana aku tahu! Yang terpenting habiskan mereka dulu!" Ucap Ren sambil menebas monster itu dengan pedang legendarisnya.

Satu tebasan, dua tebasan hingga berkali-kali tebasan itu sudah berhasil menghancurkan mereka semua. Namun monster ini pun malah semakin banyak jumlahnya dan tidak ada habisnya.

Monster ini bahkan hampir memenuhi seluruh hutan. Akari tampaknya terlihat pasrah karena monster itu susah untuk dikalahkannya. Wajar saja dia sudah kelelahan karena bertarung.

"Aku tahu!" Ucap Ren. Dia tampak sudah menemukan ide untuk mengalahkan mereka.

"Bukankah setiap tebasan yang kita kalahkan monster itu mempunyai cahaya hijau di bagian punggungnya?"

"Ya. Aku melihatnya! Kenapa?"

"Saat kita menebasnya bagaimana kalau kita hancurkan bagian cahaya itu?"

"Tapi... kita harus menghancurkannya satu-persatu," Akari mundur beberapa langkah ke belakang karena sudah terpojok.

Berbeda dengan Ren yang masih terus bertarung melawan monster itu.

"Akari!"

****

Di tempat Hana, Hana baru saja membeli beberapa sayuran seperti; wortel, gubis dan beberapa bumbu lainnya untuk memasak sup. Dia sudah berada masuk di dalam rumahnya lalu berjalan menuju ke dapur untuk meletakkan sayuran tersebut di atas meja. Selanjutnya dia ingin menengok kondisi Akihisa yang saat ini sudah berada di kamarnya.

"Akihisa-kun!" Panggil Hana dengan membawa parsel buah-buahan yang baru dibelinya.

Hana mulai membuka pintu itu. Hana begitu kagetnya--Akihisa tidak ada di dalam kamar itu. Dia seperti sudah melarikan diri dari tempat itu. Sambil cemas, dia lalu memanggil Mizuo dengan keras.

"Mizuo! Mizuo!!!" Teriak Hana dengan meletakkan parsel itu di meja kamarnya. Dia lalu berlari ke Mizuo yang sedang membersihkan halaman belakang, dimana halaman belakang ini yang sering digunakan untuk Pasukan Mistis berlatih.

Dimana tempat itu sangat kotor dan terdapat bekas-bekas sihir elemental dari Pasukan Mistis yang saat ini membekas di halaman itu. Menyapu saja itu pun tidak akan cukup.

Dia masih terus menyapu daun-daun yang terus berguguran.

"Hm.. hmm hm.."

"Mizuo!" Hana yang sudah berada di halaman belakangnya.

"Ada apa? Kenapa wajah Hana-san terlihat seperti itu?" Ucapnya sambil meletakkan sapunya di batang yang pohon di sebelahnya.

"Akihisa tidak ada di kamar!"

"A..aaa..apa? Akihisa-kun tidak ada di kamar? Bagaimana bisa?! Bukankah dia masih tidur tadi?!" Pekik Mizuo.

Kondisi Akihisa sebenarnya masih belum pulih, seluruh tenaga dan kekuatannya terkuras habis akibat melawan Akahito atau sang pemimpin dan prajurit dari pasukan monster.

Meskipun Akahito hanya menampakkan dirinya dengan wujud manusia yang tampan, dia mampu mengalahkan Akihisa secara telak hingga Akihisa tak berdaya, untungnya waktu itu ada beberapa partner dari Akihisa yang menolongnya untuk bisa meloloskan diri dari Akahito.

Walaupun wujud Akahito masih belum sempurna, kekuatannya masih tidak sebanding dengan Akihisa, pemimpin serikat Sgemoru yang terkenal kuat dan mewarisi kekuatan almarhum Ayahnya tidak mampu untuk mengalahkan Akahito. Maka dari itu, kekuatan Akahito tidak bisa dianggap remeh begitu saja.

Terlihat ekspresi Hana yang begitu khawatir terhadap adik angkatnya itu. Dia bingung mau mencari kemana Akihisa lagi, apa dia telah pulang ke serikatnya?

****

Ren dan Akari sudah berhasil menemukan titik kelemahan dari monster itu. Namun situasi Akari sangat tidak menguntungkan, dirinya benar-benar terpojok karena monster pohon ini.

Tiba-tiba terdengar suara gema yang memerintahkan mereka untuk berhenti menyerang.

"Hentikan..."

Para monster pohon yang ukurannya mirip persis dengan manusia ini berhenti layaknya sebuah mesin perintah. Mereka langsung menghentikan serangannya, gerakannya yang sudah terdiam seperti patung.

"Su-suara apa itu?" tanya Akari atau yang dikenal anak manja ini mencoba mencari tahu asal suara gema itu.

Situasi ini sangat menguntungkan bagi Akari--dia lalu melompat ke ranting pohon yang cukup tinggi agar monster itu tidak bisa menyerangnya di suatu saat jika monster itu bergerak kembali.

Dia berhasil berada di ranting sebuah pohon yang mampu menahan berat tubuhnya itu.

"Ada apa ini?" Gumam Ren. Dia pun melakukan hal yang sama seperti Akari.

"Akulah yang mengendalikan mereka."

Suara gema itu yang menjawab pertanyaan dari mereka.

"Siapa kau?! Keluarlah!" Perintah Akari.

Dia mulai menampakkan wujudnya dari suatu balik batang pohon.

[Treeoni] monster dengan kedua tangannya berbentuk ranting pohon bahkan hampir sepenuhnya tubuhnya adalah pohon seperti pohon pada umumnya. Hanya saja dia memiliki mulut dan wajah layaknya manusia. Ukurannya tubuhnya satu meter lebih tinggi dari mereka berdua.

"Kau ini?"

"Aku adalah pohon yang diutus Akahito untuk menghentikan langkah kalian," ucapnya dengan tenang.

"Langkah kami? Jangan bercanda.. aku tidak ada waktu untukmu. Kami berdua harus menyelamatkan Natsumi," ucap Ren sambil memejamkan mata sejenak.

"Kami akan menyelamatkan Natsumi! Ingatlah itu!" Ucap Akari dengan nada keras.

"Kalian berdua hanyalah Savior amatir. Tidak seperti para legenda terdahulu."

"Legenda?"

"Kekuatan mereka jauh lebih kuat dan dahsyat. Jika dibandingkan dengan kalian..
Kalian hanya seperempat. Tidak..
Bahkan sepuluh persen saja dari Pasukan Mistis."

"Mantap... dashyaatt.. Apa maksudmu?" balas Akari dengan penuh kebingungan. Dirinya habis kena prospek dari teman lama yang tak lama menghubunginya beberapa waktu yang lalu.

Monster itu benar-benar merendahkan mereka berdua dan membandingkan dengan Pasukan Mistis sebelumnya. Seolah-olah dia pernah bertarung dengan mereka sebelumnya.

"Jika mereka jauh lebih hebat.. berarti kau bisa mengalahkanku bukan?" Tantang Akari.

"Dengan senang hati karena aku pernah bertarung dengan mereka sebelumnya."

"Aku yakin jika omonganmu hanya omong kosong! Bertarunglah denganku! Aku kucabik mulutmu ini dengan pedang petirku ini!
Akan kupastikan kau akan menderita dan lebih sakit terkena seranganku! Ingatlah itu!!!!!" Teriak Akarin

"Baiklah akan kuterima tantanganmu!"

"Bagaimana jika aku membantumu, Akari-kun? Dia habis kena prospek nih," Tawar Ren. Dia tidak mau jika Akari akan menghadapinya sendirian. Gelar Savior pun sudah mereka sadari, tapi melawannya dengan sihir amatiran belum tentu bisa untuk mengalahkannya dengan mudah.

Belum menyelesaikan tawarannya. Akari sudah melompat dari ranting pohon itu dan mencoba menebasnya.

"Ayo, Kirahebi!!" Dia sangat berambisi untuk menghabisi monster yang sudah merendahkannya, apalagi sebagai generasi Savior yang baru.

Dengan pedangnya yang dihantar oleh petir kuning. Dia melesat cepat ke arah monster itu.

"Akari! Tunggu dulu!"

Tebasan Akari dengan mudah ditelak dengan bantuan pohon disekitarnya, kedua lengannya terikat oleh ranting pohon  yang dikendalikannya.

Pedang Kirahebi jatuh di tanah.

"Akari!" Ren melesat cepat lalu menebas kedua ranting yang mengikat Akari tersebut.

"Kau tidak apa-apa?"

"Ya! Dia mempunyai kemampuan memanipulasi pohon!"

"Aku tahu itu!"

"Kita adalah Pahlawan Mistis, Swordman elemental yang sangat kuat!"

"Akari.. kau berlebihan.." nasehat Ren sambil menepuk pundak Akari.

"Aku sangat bersemangat dalam pertarungan ini! Apalagi kalau kita memakai jubah ala penyihir yang sangat keren!"

"Ya. Bicaralah sesukamu!"

Mereka berdua menyerang monster itu secara bersamaan.

"Ayo! Akari-kun!"

"Oke!"

Mereka melesat dan menebaskannya sekali lagi kepada monster itu. Tetapi alih-alih mereka tidak berhasil mengenai monster itu.

Monster itu membuat sebuah perisai dengan yang terbuat dari tumpukan pohon-pohon di sekitarnya. Kekuatan pohon yang dimilikinya cukup kuat untuk menahan serangan mereka berdua. Bahkan api dan petir yang dimiliki oleh mereka tidak mampu menjebolkan pertahanannya.

Monster itu tahu jika lawannya adalah pahlawan yang sudah diramalkan. Dia tidak bisa lengah begitu saja, meskipun mereka masih amatir dalam penguasaan sihir--bukan berarti mereka lemah. Dia akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menghalangi mereka berdua, dia tidak akan membiarkan mereka dengan mudah menyelamatkan Natsumi dari cengkraman Goro.

Untuk itu, mereka harus mengalahkannya terlebih dahulu dalam waktu yang singkat.

"Kita tidak punya banyak waktu! Biarkan kami lewat!" Geram Ren.

"Hei Ren-kun.. kita harus percaya dengan Natsumi. Lagipula dia adalah bagian dari kita kan? Dia juga seorang Savior!"

"Ya. Tapi setidaknya kita harus menyelamatkannya!"

"Ren-kun! Serahkan semuanya ini kepadaku! Aku akan membukakan jalan!"

"Hah? Kau yakin?"

"Ya! Ini sungguh membuat jantungku berdebar hebat!"

"Aku percaya padamu, Akari!"

Akari tersenyum tipis. Dia memulai serangan keduanya. Serangan kali ini akan menjadi pengalihan saja agar Ren mampu lolos dari monster itu dan menuju ke tempat Natsumi ditangkap.

"Yosh!" Akari melesat dengan kecepatan maksimal layaknya kilat kuning. Dengan gerakan zig-zag yang mencoba untuk mengelabuhi musuhnya.

"Tidak akan kulepaskan!"

Ranting-ranting pohon itu merayap dan mencoba menangkap Akari. Tapi dengan sigap, Ren berhasil memotong ranting itu kembali.

"Apa?!"

Akari sudah berada di belakangnya.

"Ren-kun! Sekarang pergilah!" Perintah Akari dengan menodongkan pedangnya dari belakang.

"Ya! Jangan mati.. Akari!"

Ren langsung melesat ke depan dan membiarkan  Akari bertarung dengan monster itu sendirian. 

Keraguan Ren masih melekat dalam pikirannya, tetapi dia tidak menunjukkan ekspresi khawatir sedikitpun, karena Ren percaya dengan Akari.

"Sebaiknya kau tetap diam disini," pinta Akari kepada monster itu.

"Hah! Memangnya anak manja sepertimu bisa apa?"

"A..aapa?!"

Ekspresi Akari berubah seketika, dia mengetahui sifatnya yang masih kekanak-kanakan. Walaupun dia mempunyai sifat itu bukan berarti dia tidak bisa merubahnya di lain waktu. Di sisi lain, dia juga ingin merubah sikapnya.

".. Bagaimana kau mengetahui sifatku?"

"Karena takdir yang telah menuntunku."

"Jangan bercanda.. jangan bercanda denganku!"

"ohya.. Savior Biru seorang pecundang, Savior Putih yang pemarah, Savior Merah yang terlalu dingin dan kau.. Savior Kuning yang manja."

"Akulah yang akan memanjakanmu dengan sepenuh hati.." ucap Akari.

Monster itu tertawa kecil saat mendengar ucapan yang baru saja diucapkan oleh lawannya itu, ucapannya itu seolah-olah hanya sebagai pembelaan yang tak ada buktinya sama sekali.

Tetapi Akari memang mengakuinya jika monster itu mengatakan yang sebenarnya. Dia masih mempunyai sebutir harapan untuk mengubah sikapnya yang manja.

Sifat tidak terlalu penting dalam pertarungan, tapi Akari menganggap jika itu adalah masalah yang serius dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini adalah pertarungan, pertarungan pertamanya dengan monster sekelasnya.

"Ya.. aku mengakuinya," ucap monster pohon itu.

"Mengakui?"

"Jika pemimpinmu adalah orang yang jenius."

Dia menilai jika Ren adalah orang yang jenius dan cerdas. Dia mampu menilai semuanya hanya dari tatapan.

"Jenius? Bagaimana bisa?!"

Monster itu mengatakan seperti itu pasti mempunyai sebuah alasan, tapi dia hanya mengatakan jika mampu hanya dengan melihatnya saja.

Itu bukan alasan yang logis, tapi memang benar adanya. Jika Ren adalah sosok pemimpin yang jenius. Tidak salah jika Ren adalah sosok pemimpin dari Pasukan Mistis, tetapi tidak bisa dipungkiri juga, Ren masih membutuhkan latihan dan bimbingan untuk mengalahkan para monster.

Semuanya itu tentu tidaklah mudah untuk mengalahkannya. Mereka membutuhkan proses untuk mendalami ilmu sihirnya.

"Terimalah ini!" Pedang Kirahebi tiba-tiba menjadi ular dan melilit tubuh monster itu. Dengan ular itu diselimuti elemen petir, monster itu terkena tegangan tinggi dari Akari.

Monster itu berteriak kesakitan sesaat, tapi itu hanyalah sandiwara belaka. Setelah berteriak, dia malah tertawa bebas. Seolah-olah dia meremehkannya atau lebih tepatnya mempermainkannya.

"Hahaha! Ini adalah takdirmu!" Ucap monster itu sekali lagi, dia membiarkan dirinya terikat oleh ular yang ukurannya sebesar ular piton.

"Jangan bermain-main denganku!"

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 76.3K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
1.2M 103K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
621K 37.7K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
123K 13.8K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...