First and Last

By BimoUtomo5

3.9K 47 3

Ketika lembayung merasuk dalam lintasan rasa, ia akan memendarkan warna selayaknya sinar matahari More

PROLOG
TEMAN BARU
TRANS JOGJA
PUTIH YANG TERHITAMKAN
WHITE ANGEL
PECEL LELE
TATARAGA
ENCHANTMENT HEROES
PASSION PARTY
DISCRIMINATION SPACE
SUTRA CANTIK
WATU MENANGGAL
BANJARSARI
SIMFONI RASA
TEMAN LAMA
PESONA RAGA
PISANG SUSU
LA GIOCONDA
TEMAN ALAMI
PERPISAHAN
EPILOG

HADIAH TERSEMBUNYI

82 1 0
By BimoUtomo5

Malam hari menyapa Yogyakarta dengan cantik. Hari itu, praktikum PKM telah menguras tenaganya. Tinggal satu yang harus ia selesaikan, menulis laporan. Optimisme Tyo menjadi pengantar cerita paling indah demi menenangkan dirinya.

Dentingan dummble yang beradu dengan lantai mengiringi orkestra olahraga dengan gemulai. Memacu semangat membentuk tubuh yang mereka idamkan. Tak terkecuali bagi Tyo. Setelah ikuti bodystriking, ia lanjut dengan dummble dengan berat beragam. 1,5 hingga 10 ia sudah coba meski dengan repetisi 10 kali per step. Aura semangat terus mengitari dirinya.

" Tyo, kayaknya lo semangat banget!" canda Gio dengan logat gaul khas Jakarta yang ia miliki.

Sembari memegang dummble berberat 5 kg, Tyo melihatnya sekilas dan melempar tanggapan. " Iya dong! Gue kan mau punya bentuk badan kayak Aji atau Dimas."

Gio sedikit melempar senyum bermakna tawa. " Widiiihhh.....! harapannya gede banget nih!"

Gio duduk disebelah Tyo yang sedang meletakan alat itu. Dentingan senyum merekah merona dari balik wajahnya. " Gio, gue mau nanya. Gimana cara lo untuk dapet bentuk badan kayak lo?"

" Gampang sih! Lo harus disiplin berolahraga. Yang lo lakuin ini udah bagus. Tinggal lo terusin dengan latihan treadmill dan ikut kelas yang banyak ngeluarin energi.Untuk asupan makan, hindari makanan yang digoreng. Usahakan makan makanan yang direbus dan banyakin makan sayur sama buah."

Anggukan Tyo memberi jawaban yang ia sudah duga dan pertanyaan lanjutan mulai meluncur dari bibir merahnya. " Nah! Kalo ingin punya bentuk badan kayak Aji atau Dimas, gimana?"

" Kalo itu, gue saranin lo jangan ikutin mereka."

Tyo mulai merangkai tanya hingga Gio menjawab." Aji dan Dimas itu udah nge-gym sejak SMA. Selain itu, mereka rutin konsumsi suplemen protein dan steroid. Makanya, mereka bisa ngebentuk badan kayak gitu."

" Emang steroid bisa bikin badan cepat ngebentuk ya?"

"Iya. Tapi efek sampingnya sangat bahaya. Kalau minum steroid ditambah suplemen protein tanpa olahraga rutin,nanti bisa kena penyakit jantung. Itu sangat berbahaya, lho!"

Tiba-tiba, seseorang yang sedang dibicarakan pun datang dan memotong ucapan mereka. " Dan lebih berbahaya lagi kalau mendengar gosip tanpa klarifikasi."

Gio dan Tyo menengok ke kanan. Ternyata, Dimas sudah ada disebelah Tyo. Dan penjelasan pun mulai menbersihkan fakta dari kotoran gosip yang mengitarinya.

" Aku sudah nge-gym sejak SMA. Aku rutin mencoba semua alat-alat gym yang ada demi membentuk badanku. Untuk asupannya, aku ndak pernah banyak makan makanan yang digoreng. Sering juga makan sayur dan buah. Selain itu, aku konsumsi suplemen protein sebelum latihan. Asal kalian tahu, aku setiap hari latihan minimal 4 jam dalam sehari."

Ketakjuban mewarnai pikiran Gio dan Tyo. Gio mulai melempar pertanyaan dengan cantik. " Berarti, kamu rutin latihan dengan serius dong?"

" Iya." jawab Dimas dengan serius. " Lagipula membentuk badan seperti Ade Rai atau Pietro Boselli tidak perlu menunggu waktu lama. Antara 3 sampai 4 tahun bisa didapat, asalkan kamu konsisten latihan dan disiplin dalam pola makan. Untuk orang yang bisa mendapat bentuk badan seperti itu dalam waktu kurang dari 3 tahun, patut dicurigai kalau ia memakai steroid. Memang, steroid bisa mempercepat pembentukan otot, tapi risiko yang dihasilkan sangat berbahaya. Bisa kena ke jantung. Bagi aku, itu jauh lebih berbahaya. Makanya, kalau ada isu, harus segera diklarifikasi, bukannya disebarkan."

Nasihat Dimas membuat Gio menahan rasa malu sekaligus paham atas penjelasannya. Tyo hanya tersenyum kecil.

..............................................................................

" Tyo, Dimas. Aku balik duluan yo! And.... Makasih atas informasi kebugarannya ya, Dim!"

Sapaan Gio pada Dimas dan Tyo menjadi penutup keceriaan yang sudah ia rajut. Tidak ketinggalan, nasihat Dimas yang membuat hati Gio sedikit panas ikut menemaninya. Namun, Gio tidak menampakan rasa kesal dan justru senang dengannya. Untaian senyum mengalir cantik dari wajah mereka. Laju motor membuka pintu kebersamaan di hari itu.

" Dim. Hari ini, aku boleh tidur di kosanmu ndak?"

Dimas terkejut dengan permintaan Tyo. " Memang kenapa dengan kosanmu?"

" Ya...ndak ada apa-apa sih! Aku cuma mau rasakan menginap di kosan teman saja."

Dimas lalu membawa Tyo menuju kosannya. Udara dingin Jalan Gejayan membaluti setiap jarak. Dimas dan Tyo tetap melintasi tantangan malam secara konsisten. Dan mereka tiba di kosan Dimas. Saat melangkahkan kaki ke dalam ruangan, aroma parfum maskulin masih membayangi kamarnya. Menurut Dimas, ia senang mengharumkan kamarnya dengan parfum maskulin karena ingin menunjukan ekspresi maskulinitas dirinya. Dan pembicaraan berlanjut dengan membicarakan kegiatan Dimas dan Tyo hingga urusan fitness. Pembicaraan itu mulai mengalir ke suatu hal yang tidak terduga.

" Tyo. Aku mau tanya. Saat kamu mau menginap di kamarku, aku cukup terkejut karena hal seperti ini tidak lazim bagi pria. Tapi kamu sangat ingin melakukannya. Selain itu, kamu terlihat tidak nyaman saat aku bicara tentang kosanmu. Memangnya ada apa?"

Pertanyaan Dimas bagaikan asap yang menghampakan udara. Sesak, namun tertekan. Di satu sisi, Tyo ingin sekali jujur atas yang ia alami, namun ia agak berat hati membuka aib ini dan khawatir, Dimas akan mempermalukan dirinya. Kebimbangan mewarnai pergulatan pikiran ini. dimas langsung memegang tangannya. Tatapan elang Dimas mulai membuai Tyo. Ia tahu, Dimas akan terus mengejarnya demi mendapatkan kejujuran itu. Perlahan, Tyo mulai membuka rahasia meski ada sedikit ketidakjujuran padanya. Ia mulai bercerita tentang pengalaman saat malam itu. Namun, ia bercerita pada posisi seolah-olah, ia adalah korban peristiwa memilukan itu. Dimas terlihat menyimpan rasa kesal itu, namun ia berusaha menutupinya dengan menyodorkan sebuah tawaran kepadanya.

" Tyo. Jujur, aku kesal saat temanku diperlakukan jahat seperti itu. Mungkin itu alasan kamu mau menginap di tempatku. Sebagai teman, aku mau kasih saran sama kamu. Bagaimana kalau kita tinggal bareng di kosan baru."

Tyo terkejut dan mulai mencari info lebih jauh. " Memang, kamu punya info tempat kosan baru?"

Dimas langsung menyodorkan sebuah brosur. " Pak Wardono lagi menyewakan kamar kos. Harganya 500 ribu. Kalau kita tinggal berdua disana, akan lebih murah. Dan kamu bisa aman dari teman-teman kosmu yang sudah jahati kamu. Gimana?"

Pertimbangan mulai mewarnai pikirannya. Pelangi sudah menampakan wujudnya. Dimas mulai menampakan senyum. Senyuman atas pilihan yang ia berikan.

Setelah Tyo sepakat dengan tawarannya, Dimas lalu menawarkan sesuatu yang sudah ia tunggu.

" Tyo. Kalau ndak keberatan, kamu mau aku bantu ndak?"

" Bantu apa?"

" Bantu kamu agar bisa memiliki bentuk tubuh seperti Rino."

" Serius? Kamu mau bantuin aku?" tanya Tyo dengan rasa terkejut.

" Iya." jawab Dimas hingga senyuman kecil merekah pada bibir Tyo.

................................................................................

Dimas dan Tyo mulai merapihkan kamar kos yang baru mereka tempati. Kamar kos milik Pak Wardono ini terlihat kecil dari luar, namun terasa luas saat memasukinya. Di dalamnya, hanya bekas tempat tidur tanpa kasur, meja belajar, kursi dan lemari. Di kamar mandi, terdapat bak mandi, gayung dan tempat peralatan mandi. 3 hari sebelumnya, Tyo dan Dimas menyurvei tempat kos tersebut. Awalnya, Dimas ingin menempatinya satu bulan setelah survei. Namun, Tyo ingin segera pindah. Dimas tahu, ia merasa tidak nyaman dengan tempat kos lama. Tempat kos dimana Tyo diposisikan seperti seorang pria penghibur yang bisa dibelai lelaki hidung belang kapan saja. Dimas pun ikut menyetujui permintaannya.

Tyo mulai memindahkan barang-barangnya ke kosan baru disaat penghuni kosan sedang kuliah. Ia sengaja pindah dengan diam-diam agar mereka tidak mencurigai. Kepada penjaga kosan, ia mengatakan bahwa ia ditempatkan di asrama mahasiswa. Tyo langsung menyerahkan kunci kosan dan pergi diam-diam. Mengubur kenangan pahit yang mereka berikan padanya.

Dimas langsung mengemas barang miliknya setelah kuliah. Dengan dibantu Aji dan Gio, Dimas membawa ke kosan baru. Tidak ia sangka, Tyo sudah berada di kamar baru. Mereka mulai menata barang yang mereka bawa. 1 jam berlalu, mereka selesai menata barang bawaan mereka.

" Ji, Gio. Terima kasih atas bantuannya."

" Sama-sama." ucap Aji dan Gio. Aji langsung mengingatkan Dimas, Tyo dan Gio. " Hari ini karena ndak ada kegiatan, kita fitness yuk!"

Mereka gelengkan kepala. Berterima kasih atas Aji yang sudah mengingatkan dirinya.

Hawa malam membasahi udara kamar kosan baru. Setelah berkutat dengan aktivitas kebugaran dan besarnya konsistensi Dimas untuk melatih Tyo, mereka mulai rebahkan diri di kasur Dimas yang dilapisi kasur Tyo. Meski tidak seempuk kasur spring bed, namun mereka cukup senang. Tepat di hadapan tempat tidur, terpasang sebuah televisi milik Dimas. Biasanya, ia senang menonton acara berbau olahraga dan pertandingan sepakbola. Sangat berbeda dengan Tyo yang lebih senang menonton acara wisata kuliner dan jalan-jalan.

Dan pembicaraan mulai mengarah kepada rasa.

" Tyo. Kamu tahu ndak?"

" Tahu apa?"

" Saat kita menikmati teh hijau di pagi hari, sensasi ketenangan akan menyebarkan keindahan hati."

Kebingungan mulai menghiasi wajah Tyo. " Bagaimana bisa?"

Untaian senyum mulai memancar dari bibir indah Dimas dan ia mulai memberi jawaban yang Tyo tunggu. " Teh hijau memiliki antioksidan yang dapat memberi ketenangan pada saraf tubuh. Dan itu bisa terjadi bila kita rutin mengonsumsi setiap hari."

Anggukan Tyo memberi jawaban padanya. Perlahan, pembicaraan mulai mengarah kepada sesuatu yang tidak ia duga.

" Sebenarnya......................."

Tyo menunggu setiap huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga maksud demi maksud darinya. Menunggu yang ia inginkan demi sebuah harta tak ternilai hingga ia mulai mendapatkannya.

" ............Aku tahu saat kamu lagi ke kamar mandi, aku ndak sengaja buka buku harianmu. Jujur, aku belum baca isinya. Namun aku ndak sengaja lihat foto yang ada di buku itu. Aku sadar, aku telah mengetahui rahasia temanku sendiri. Namun, aku pun tahu kalau kamu juga memiliki rasa pada pria. Foto 2 pria itu menjadi bukti kuat untuk memberi keyakinan itu. Karena hal itu, aku mulai berani menyatakan diri untuk merajut kasih ini. semua terserah padamu. Apa kamu akan menerimaku atau tidak sekaligus menjadikanku sebagai sahabat saja. Dari semua itu, aku hanya ingin satu hal. Maukah kamu menerima dekapan ini?"

Tidak Tyo sangka, Dimas mulai menyatakan rasa. Seperti angin yang menerbangkan serbuk sari demi menyemai kelangsungan hidup bunga-bunga di permadani bumi. Memberi rasa dan keindahan yang menyejukan. Namun hujan mulai membiaskan semuanya. Perlahan, tetesan hujan semakin besar dalam sanubarinya. Akibatnya, ia seperti batu yang sangat keras. Sulit menguntai maksud sesuai yang sanubarinya rasakan. Dan Dimas langsung melakukan seperti ular yang melilit mangsanya dengan erat namun terasa hangat dan menenangkan. 5 menit terbang menjuntai rasa. Tyo mulai mengungkapkan rasa padanya.

" Dim. Sebenarnya, aku mulai menaruh kekaguman padamu sejak pertama bertemu. Jujur, kamu memiliki badan kekar, paras tampan, jago basket dan sifat peduli dengan teman. Sebagian karakteristik itu ada juga pada diri Fahmi dan Kamal. Entah mengapa, aku selalu teringat dengan mantanku saat melihatmu. Namun aku sadar, waktu tidak dapat kuputar ulang. Keindahan hubungan dengan mantan terlalu membuaiku. Aku bimbang, bagaimana melanjutkan semua ini."

Dekapan hangat terus menaungi dirinya. Memberi ketenangan pada perasaannya. Dimas mulai mengutarakan rasa yang selama ini ia simpan.

" Kupu-kupu lahir dari ulat yang mengalami perjuangan sangat keras dalam mengarungi kehidupannya hingga ia membentuk kepompong. Dan perjuangannya belum selesai. Ia harus mengalami pergulatan di dalamnya. Itulah yang aku alami. Namun aku juga manusia. Masih punya rasa. Apalagi, Rino telah memutus hubungan itu. Saat aku melihatmu, ada Rino dalam pancaran sinar matamu. Aku berusaha mengingkari rasa itu. Namun aku tidak bisa melakukannya. Mungkin aku telah menemukan takdir ini."

Tyo mulai mendekap Dimas. Saling memberi kehangatan rasa. Dalam belantara rasa yang menyelimuti hati mereka, ada satu hal yang sangat mereka rindukan. Rasa cinta. Hakikatnya, Tyo dan Dimas ingin menikmati rasa cinta selayaknya orang pada umumnya. Namun rasa trauma yang sulit pupus sekaligus kenangan indah di masa lalu terus menyelimuti mereka. Pada satu titik, pada kesempatan emas yang mereka nantikan, Tyo dan Dimas mulai menyatakan rasa itu.

" Intinya, kamu mau menerimaku dalam ruang hatimu?"

Tyo mengakhiri dekapannya, menatap matanya dan meresapi maksudnya. Setenang air mengalir di sungai yang tenang. Anggukan mulai membuka sebuah hubungan hingga lilitan ular memberi kehangatan bagi hatinya. 

Continue Reading

You'll Also Like

10K 1.4K 11
Ketika seorang gadis yang ibunya baru pergi untuk selamanya bertemu dengan seorang laki-laki ceria pegawai toko bunga. "Aku baru dua kali bertemu den...
13.1K 230 15
Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang ingin sukses di masa depan dengan belajar tapih mendapat musibah dan dia bertemu dengan seorang laki-laki...
3.3M 139K 60
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
55.1M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...