ABDUCT LOVING

By glysherin

52.4K 2.1K 32

[Story Completed] Siapa yang ingin menjadi korban penculikan? Tentu saja tidak ada yang mau bukan... More

Welcome
A : Aku Dimana?
B : Tidak Ada yang Aku Inginkan dari Gadis Kecil Sepertimu
D : Api Tidak Akan Muncul Jika Tidak Ada Pengacunya
U : Aku Masih Belum Mengerti Dengan Perasaanku Sendiri
C : Kenapa Aku Merasa Kecewa?
T : Aku Hanya Ingin Menolong Seorang Bandit yang Sedang Sakit
Spada!
L : Kumohon, Hentikan Dendam Arthur
O : Aku Tertarik Dengan Penampilanmu
I : Kalau Ingin Menangis, Menangis Saja. Jangan Sok Kuat.
N : Dia Terlalu Muda, Aku Tidak Setega Itu
G : Dia Benar-Benar Mencariku
Say Hello!

V : Kita Bertemu Lagi, Nona Alenna

2.3K 113 1
By glysherin


          Arthur dan Alenna sampai di sebuah gedung yang terlihat kosong, kusam, dan gelap. Suara high heels dan sepatu pantofel milik Arthur berdengung terpantul oleh dinding dan ruangan yang hampa. Penerangan remang remang dan suasana gedung yang lembab dan dingin membuat bulu kuduk Alenna meremang.

          Arthur tidak terlihat, tenggelam dalam kegelapan gedung ini. Disini gelap gulita. Alenna tidak dapat melihat apapun disini. Tiba tiba ia merasa sesuatu memegang tangannya, menggegam hangat tangan Alenna. Aroma khas Arthur tercium di hidung Alenna. Pria itu menggengam tangan Alenna.

          Alenna melihat ada cahaya di ujung, sepertinya tadi mereka berada di koridor berliku. Ketika sampai di ujung koridor, ia dapat melihat ruangan rapi, terang, bagus, dan banyak perabotan canggih. Ruangan ini serba putih dan penuh dengan orang orang berjas putih dengan kacamata tebal.

          "Selamat datang di laboratorium Vouss." Ujar Arthur sambil tersenyum, tangannya masih menggenggam tangan Alenna.

          "Kau duduk disini, ada hal yang ingin aku periksa." Arthur meninggalkan Alenna dan berjalan menuju ruangan yang sepertinya ruangan khusus.

          "Bagaimana cairan itu?"

          "Sedang disempurnakan."

          "Ujicoba?"

          "Sudah dilakukan, kita ujicoba dengan tikus namun kebanyakan tikus tikus itu meledak."

          "Ck! Aku akan menyuntikkan cairan itu ke para tahananku."

          "Kau memang jahat."

          "Bukan Arthur namanya kalau tidak jahat, suruh mereka membuat sterilisasinya. Aku berharap ini sukses dan berhasil."

          "Dasar sombong, aku juga berharap begitu."

          Arthur keluar dari ruangan tersebut dengan senyuman di wajahnya kemudian menyuruh Alenna mengikutinya.

          Arthur berjalan menuju koridor gelap, Alenna mengikutinya dengan mendengar langkah kaki Arthur. Arthur membuka pintu, sepertinya ini adalah ruangan khusus. Alenna dapat melihat anak buah Arthur yang tengah bermain game, membaca buku, ada yang tengah memasak dan ada juga yang tengah bernafas.

          "Mario!" Arthur memanggil seseorang bernama Mario.

          Anak anak buah Arthur yang menyadari kedatangan Arthur langsung menghentikan aktifitasnya. Devan buru buru mematikan kompor, Raveno buru buru mem-pause gamenya, dan beberapa orang lainnya memberhentikan aktifitasnya termasuk yang tengah bernafas.

          Orang yang bernama Mario itu menghadap ke Arthur. Beberapa orang disini siap siap menutup telinganya. Sepertinya Arthur akan mengomel lagi.

          "Bagaimana, Mario?"

          "Apanya yang bagaimana, boss?"

          "Devan!" Arthur memanggil Devan, kemudian Devan datang sambil membawa centong nasi. Arthur mengambil centong nasi itu dan memukulkannya ke kepala Mario.

          "Kau ini! Kenapa masih bertanya? Seharusnya kau tahu maksudku itu apa! Jangan malah balik bertanya!"

          "Raveno!" Panggil Arthur.

          "Iya, boss?"

          "Bagaimana?"

          "Beres, boss!"

          "Lihat! Anak buahmu saja lebih cerdas darimu!" Wajah Arthur memerah karena mengomel, ia menahan amarahnya cukup banyak.

          "Sammy! Kemarilah!"

          Sammy buru buru menghadap Arthur. "Iya, bos?"

          "Kau jangan terlalu banyak membaca buku! Matamu bermasalah, kan? Besok pergilah ke dokter mata."

          Sammy yang tadinya menahan nafas takut, menghela nafas lega. Arthur sebenarnya sayang kepada anak buahnya namun sikap anak buahnya yang sedikit gesrek ini cukup membuatnya naik darah.

          "Terima kasih, boss!"

          "Mario! Pergilah liburan dan banyak membaca buku agar kau cepat pintar!"

          Setelah mengomel ria, Arthur menggandeng Alenna untuk keluar dari ruangan ini.

          "Boss!"

          Arthur menoleh.

          "Siapa dia? Tolong kenalkan pada kami. Apa dia ibu boss kita?" Tanya Devan.

          "Dia tahanan kita."

          "Siapa?"

          "Nona Alenna Gabriel."

          Dan jawaban Arthur barusan cukup membuat semua anak buahnya terkejut.


⚫⚫⚫


          Alenna bangun dari tidurnya. Ia merasa seseorang tengah berbaring dan memeluknya dari samping. Alenna pun memutar tubuhnya. Ia melihat Arthur yang tengah tertidur pulas di sampingnya. Alenna menatap wajah Arthur yang seperti bayi, tanpa ekspresi, sungguh manis. Alenna menatap wajah Arthur cukup lama.

          Setelah terlalu lama menatap wajah polos Arthur, ia baru sadar sesuatu. Arthur tidur disampingnya, di kamarnya! Alenna langsung terduduk dan mengambil bantal yang tengah digunakan Arthur. Wajah Arthur berkerut, dia membuka matanya.

          "Alenna? Sedang apa kau disini?"

          "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu!" Alenna langsung memukul wajah Arthur dengan bantal.

          "Dasar brengsek!"

          "Tunggu tunggu!" Arthur langsung berdiri menjauhi Alenna.

          "Biar aku klarifikasi dulu!" Lanjutnya.

          "Apanya yang harus diklarifikasi, hah? Dasar!" Alenna kembali menimpuk Arthur dengan bantal. Arthur bingung apa yang harus ia lakukan. Alenna mengamuk.

          "Hei, ini kamarku!" Ujar Arthur.

          Alenna langsung terdiam dan melihat ke sekeliling kamar. Pipinya bersemu merah. Benar, ini adalah kamar Arthur. Alenna langsung berlari keluar dari kamar Arthur. Arthur tertawa sepuas puasnya.

          "Bodoh!" Umpat Alenna kesal. Kenapa kebiasaan buruknya kembali muncul? Dan kenapa ia harus sleep walking ke kamar Arthur? Bodoh! Bodoh!

          Alenna masuk ke kamarnya dan mengacak acak rambutnya. Dia jungkir balik di kasurnya, ia menjadi tidak karuan. Aksinya langsung berhenti ketika mendengar ketukan dari pintu kamarnya.

          "Masuk."

          Jesslyn memasuki kamar sambil membawa nampan yang berisi dua cangkir teh dan sebuah teko.

          "Ayo minum, kita minum bersama sama. Sangat cocok jika diminum di pagi hari." Ujar Jesslyn sambil tersenyum. Jesslyn menaruh cangkir dan teko berisi teh tersebut di meja dekat jendela. Alenna bangkit dan duduk di salah satu kursi.

          "Arthur bilang, kau sedang stress dan aku disuruh membuatkan teh untukmu."

          Alenna mengangguk setuju. "Bagaimana aku tidak stress? Tiba tiba saja aku berada di kamar Arthur!"

          "Silahkan diminum." Jesslyn duduk di hadapan Alenna sambil menuangkan tehnya. Alenna langsung meminum teh tersebut panas panas, Jesslyn hanya menggeleng heran.

          "Arthur menyuruhku untuk membawamu pulang ke rumah. Orang tuamu sudah menebusmu."

          "Benarkah?"

          "Ya."

          "Apakah Johan sudah mati?"

          Jesslyn menggeleng. "Belum, dia baru kita tangkap."

⚫⚫⚫


          Alenna dan Jesslyn sudah siap. Alenna akan diantar ke Restoran Gabriel's, berpura pura sebagai pengunjung sampai para pegawai sadar bahwa itu adalah Alenna.

          Alenna dan Jesslyn berada di dalam perjalanan menuju Restoran Gabriel's. Sesampainya disana, Jesslyn mengucapkan salam perpisahan dan senang dapat berkenalan dengan Alenna. Setelah itu, Jesslyn kembali memasuki mobilnya dan meninggalkan Alenna di depan restoran.

          Alenna berpikir, apa lebih baik ia masuk saja? Ia sudah merindukan kedua orangtuanya. Baiklah, Alenna memilih masuk ke dalam restoran.

          Pintu masuk restoran yang besar dan tinggi yang dipenuhi ukiran rumit ini terbuka untuk Alenna. Ia melihat seluruh pengunjung yang tengah mengobrol, menunggu hidangan datang dan juga ada yang tengah menyantap hidangan mereka. Disini sangat ramai. Alenna duduk di salah satu kursi dan memanggil waitress.

          "Selamat siang dan selamat datang, apa yang ingin anda pesan, nona?"

          "Saya ingin memesan keju."

          "Eh? Nona Alenna?"

          "Ya, saya Alenna. Antarkan saya pada ayah."

          Sang pelayan tersenyum senang atas kembalinya nona Alenna. Dia pun membimbing Alenna berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Hanya Alenna yang sedari kecil jika datang ke sini meminta keju, padahal keju tidak ada di dalam daftar menu.

          Alenna memasuki ruangan tersebut, ia melihat ayahnya tengah mengetik sesuatu. Kepala dan wajahnya tertutup dengan laptop.

          "Ayah?"

          Alenna berjalan menuju meja ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat merindukan ayahnya. Ia sangat ingin memeluk ayahnya.

          "Ayah!" Panggil Alenna.

          Tiba-tiba saja beberapa orang menyergapnya dari tempat persembunyian. Alenna berteriak histeris memanggil ayahnya.

          "Ayah! Tolong Alenna! Ayah!"

          Ketika laptop tersingkir, ia dapat melihat ayahnya dengan wajahnya yang sudah memucat. Ayahnya telah mati. Alenna menangis histeris melihat ayahnya yang sudah tiada. Tangannya dicekal oleh beberapa orang. Ia berusaha memberontak namun tidak bisa.

          "Apa yang kalian inginkan?! Lepaskan aku!"

          "Kita bertemu lagi, nona Alenna."

          Keluarlah seseorang berwajah tampan, tinggi, dan tegap. Alenna mengenal wajah itu, ia pernah melihat wajah lelaki itu.

          "Gerry?!"

⚫⚫⚫


          "Boss! Gerry kabur!"

          "Bodoh! Aku akan segera kesana untuk melihat keadaan. Cari dia! Cari jejaknya! Cepat!"

~~

Continue Reading

You'll Also Like

115K 12.4K 50
S E L E S A I (when destiny takes us getting closer) Karena takdir, mereka bertemu. Akankah takdir juga mempersatukan mereka? Aktris Yerim x Dokter J...
142K 925 3
Love,Race And Family "No matter how you are, a race is still race" "Don't be afraid about you car, be afraid if you can't control it" "You mess with...
2.2M 157K 87
TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING🍃 ⚠SEKUEL AKMAL HELSA ⚠ Masih lengkap ✅ "Kita tumbuh bareng, ya?" Meninggalkan Akmal adalah keputusan final yang dipi...
206K 11.2K 77
(SUDAH TERSEDIA DI APLIKASI DREAME/INNOVEL UNTUK MEMBACA LENGKAP) Persahabatan antara pria dan wanita itu sangat sering ditemukan, ada yang berakhir...