A Sweet Treat For Wattpad Aut...

By AryNilandari

170K 26.4K 7K

Hanya untuk kamu yang ingin selalu meningkatkan keterampilan menulis. Karena tulisanmu menunjukkan siapa d... More

Daftar Isi
I. Sajian Pembuka
I.1. Empty Your Plate
I.2. Jadi, Intinya Wattpad Itu....
I.3. Niat
I.4. Modal
I.5. Ide
I.6. Genre
1.7. Just Write!
1.8. Outline, Perlukah?
II. Sajian Utama
II.1 Karakter
II.2. Setting
II.3 Konflik dan Penyelesaian
II.4 Emosi
II.6 Dialog
II.7 Alur, Plot, dan Struktur
II.8 Deskripsi
II.9 Logika Cerita
II.10 Judul
II.12 Etika, Moral, dan Budaya
Kelas Membuat Outline (Pemula)
Kelas Membuat Outline (Advance)
Konfirmasi Kelas Outline
Kelas Teknik Outline Kembali digelar!
Konfirmasi Kelas Outline 25 dan 27 April 2018
III. Sajian Penutup
III.1a. Study Case: Edit Revise Rewrite WMHS
III.2. Cover, Sinopsis, dan Blurb
III.6 Dari Wattpad ke Paper-Book (Penerbitan)
Pelatihan Offline
WORKSHOP MENULIS WATTPAD

II.5. POV (Point of View)

5.9K 781 268
By AryNilandari

Jangan heran dengan penomoran bab, karena bagian ini sengaja didahulukan untuk memenuhi permintaan pembaca.

____________________________

Sudut pandang, Viewpoint, atau Point of View (POV), secara sederhana, adalah bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam cerita, dan dari sudut mana ia menyampaikan cerita kepada pembaca.

Beberapa hal penting tentang Point of View:

POV ditentukan saat mulai menulis. Disesuaikan dengan kebutuhan/tuntutan plot dan genre yang kamu pilih.

Digunakan konsisten dari awal hingga akhir cerita. Jadi tidak berubah-ubah sesukanya antaradegan.

Ada beberapa pilihan POV:

1. POV Orang Pertama (aku)

Penulis menjadi si aku dalam cerita, mengikuti pikiran dan aksi si aku. Penulis tidak bisa menggambarkan apa yang tidak dilihat si aku, tidak bisa mengetahui perasaan yang tidak dirasakan si aku. POV ini dianggap paling mudah, terutama bagi penulis pemula, karena seperti menulis diari saja.

Hati-hati: Apa pun yang diketahui si aku tidak bisa dirahasiakan dari pembaca. Karena pembaca menjadi si aku.

a. POV Orang Pertama konsisten di satu tokoh saja.

Contoh: Write Me His Story. Cerita disampaikan oleh Wynter sebagai aku. Dari awal sampai akhir.

b. POV Orang Pertama, mengikuti dua tokoh atau lebih secara bergantian pada bab berbeda

Contoh: Kutukan Ayundara. Cerita disampaikan oleh Kiran, Ayutia, dan Rista, secara bergantian pada part/bab yang berbeda, menggunakan aku.

PERHATIAN: Jika memilih "aku" untuk lebih dari satu tokoh, lakukan perubahan POV minimal saat pergantian bab. JANGAN BERUBAH DI BAB YANG SAMA, JANGAN TIAP BEBERAPA PARAGRAF GANTI POV DAN KAMU LABELI DENGAN POV SIAPA.

Kenapa?

Karena itu mengganggu kelancaran membaca. Karena pembaca itu bisa berpikir sendiri. Kecuali mereka yang terbiasa disuapi dan ditunjukkan ini POV siapa. Atau karena tulisan kamu tidak rapi, sehingga kamu sendiri bingung.

Sekali lagi, hargai pembacamu. Mereka bisa berpikir dan harus berpikir sehingga tidak perlu diberitahu ini POV siapa. Dan terlebih penting, hargai dirimu sendiri sebagai penulis, dengan membuat alur cerita yang rapi dan mudah dipahami.

Mulailah dengan membenahi pergantian POV, lakukan antarbab saja, dan cukup beri nama di judul. Lihat Kutukan Ayundara.

Contoh paragraf dengan POV Orang Pertama

Kupandangi punggungnya yang menjauh. Anak aneh. Apa yang ia harapkan dari aku? Hidupku sudah terlalu runyam tanpa perlu ditambah apa pun masalahnya. Aku turun dari pohon. Kelas Miss Jansen sebentar lagi selesai. Sebetulnya aku suka Creative Writing, tapi Miss Jansen membuat telingaku pekak dengan tegurannya tiap kali lensa matanya menangkapku. Dan kacamata yang dipakainya berlabel Wynter -the -troublemaker-make-him-suffer. Di kelas, di depan banyak orang, aku dibuatnya populer sebagai siswa yang pandai melakukan kebodohan, berotak cemerlang tapi bermasa depan suram, tajam mulut tumpul hati, handsome yet depressing, rajin membuang waktu, konsisten untuk tidak konsisten, dan sederet panjang oxymoron lainnya. (Write Me His Story, part 3)

POV Orang Pertama dianggap lebih mudah karena sifatnya yang alami. Kamu bercerita tentang dirimu, akan lebih mudah ketimbang bercerita tentang orang lain. Cocok untuk cerita yang self-centered, tokoh utama tunggal, yang menggambarkan lingkungan dan kejadian secara subyektif. Dalam kasus Wynter, kita dibawa melihat dunia melalui mata dan perasaannya, yang bisa benar, bisa juga tidak.

Kekurangan POV Orang Pertama, tentu saja kamu tidak bisa menceritakan pikiran dan kejadian yang dialami tokoh lain. Si Aku harus mendengarnya dari yang bersangkutan.

2. POV Orang Kedua (kau): sangat jarang digunakan. Penulis seperti mengamati tindak tanduk si tokoh (kau) melalui teropong, lalu menceritakan apa yang dilihatnya kepada si kau juga.

Contoh:
Kau berlari mendaki bukit secepat mungkin. Kau harus meloloskan diri! Mungkin mulai kaurasakan jantungmu berdegup kencang dan otot-otot kakimu mengejang. Sampai di puncak bukit, kau menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutimu. Ia menggerung keras. Tak mungkin kau bisa lepas darinya. Jelas sekali monster itu marah karena tiga matanya terkena pasir lemparanmu.

POV ini biasanya digunakan untuk karya literer atau sastra.

3. POV Orang Ketiga (dia/ia)

a. Konsisten di satu tokoh sepanjang cerita

Batasannya hampir sama dengan si aku. Bedanya penulis masuk ke dalam kepala satu tokoh saja, si dia/ia, dan mengikutinya dengan konsisten. Hal-hal di luar pengatahuan si dia, tidak bisa digambarkan, seperti pikiran dan perasaan tokoh-tokoh lain. Dengan POV orang ketiga subjektif ini, karakter dan karakterisasi satu tokoh utama bisa dieksplorasi lebih dalam dan diperkuat.

Hati-hati: Tidak mudah konsisten pada satu tokoh. Sering tanpa sadar penulis berpindah memasuki kepala tokoh lain. Diperlukan latihan dan pengalaman untuk menyadari perpindahan ini dan kembali ke jalurnya.

Contoh, Citra Dalam Cermin Retak.

Citra lalu membanting pintu kamar. Tidak puas. Novel tebal bersampul keras pun dilemparkannya pada cermin lemari. Retak, seretak dirinya sejak kejadian itu. Segalanya tidak sama lagi. Tubuhnya, kamar ini, buku-buku pelajaran itu, seragamnya, sepatunya, berjalan pergi-pulang sekolah, gerbang sekolah, lapangan basket, kelas, koridor, tatapan teman-teman, perhatian guru .... Semua mengingatkannya pada kejadian itu. Satu-dua menit yang telah meruntuhkan 15 tahun eksistensinya.

Dilemparkannya tubuhnya ke dipan. Ingin menangis sejadi-jadinya, berteriak lepas, dan memaki. Tapi desakan itu hanya menyumpal di tenggorokan. Sakit. Matanya nyalang menatap langit-langit. Dulu ia biasa memproyeksikan dongeng dan fantasinya di sana, kini yang diputar ulang hanyalah wajah setan itu, dengan jemari kasar .... TIDAK!! Citra memejamkan mata rapat-rapat, walau dia tahu pelupuknya sama sekali tidak kedap imaji.

b. Bergantian lebih dari satu tokoh

Penulis bercerita melalui dua atau lebih tokoh penting secara bergantian di tiap babnya. Atau berpindah-pindah pada segmen yang jelas. Eksplorasi semua karakter utama pun jadi lebih kuat. Karena pada satu bab, penulis berkonsentrasi menceritakan apa yang dirasakan, dilakukan, dan dipikirkan oleh tokoh tertentu. Termasuk pandangannya tentang tokoh lain.

Hexotic Cafe menggunakan POV ini, bergantian enam tokoh utama. POV Lavender di bab 1, Brick di bab 2, dan Tiger di bab 3, dst.

Sementara pada Pangeran Bumi dan Kesatria Bulan, pergantian POV di subbab antara Maya dan Geo.

Hati-hati: Tokoh minor sebaiknya tidak diberi jatah POV, karena hanya akan merampas ruang untuk karakterisasi tokoh utama.

Biasanya POV seperti ini diterapkan pada novel. Jarang pada cerpen. Dalam cerpen, tokoh dan adegan terbatas, ruang gerak terbatas, lebih baik didedikasikan semaksimal mungkin untuk tokoh utama.

Contoh:

(POV Brick pada chapter 13, Hexotic Cafe)

Perasaan. Emosi. Brick sudah membaca banyak tentang hal itu. Risiko terbesar menjadi manusia. Tapi tetap saja, ia masih terkaget-kaget melihat sahabat-sahabatnya memamerkan suasana hati. Begitu meledak-ledak seperti Tiger. Tak terduga seperti Cloudie. Bocor seperti Lavender. Dan cengeng seperti Minty. Bagaimana dia sendiri? Brick menggeleng. Sejauh ini, masih aman terkendali. Tak ada yang perlu dirasa secara berlebihan.

(POV Minty pada chapter 14, Hexotic Cafe)

Minty baru menyadari cardigan yang dipakai Cloudie dan Tiger. Sinar matahari yang menembus kaca jendela memantul pada berkas perak di antara anyaman kain. Cantik, serasi, dan tampak nyaman dipakai. Ingin rasanya Minty pergi ke kamar untuk memakai cardigan hijaunya. Tapi Lavender sudah berdiri dan mengetuk meja untuk minta perhatian. Mata ungunya memandang sekeliling, tampak bahagia. Minty bisa merasakan apa yang dirasakan Lavender. Entah kapan terakhir mereka berkumpul seperti ini.

4. POV Omniscient subyektif, penulis segala tahu, playing God

Barangkali, inilah yang sering disebut-sebut sebagai POV Author oleh banyak penulis di Wattpad. Kalau iya, label POV juga sama sekali tidak diperlukan.

Dengan POV ini, penulis mengetahui semua kejadian, perasaan dan pemikiran semua tokoh, di semua tempat dan waktu. Sering dianggap paling mudah karena penulis jadi seperti dalang, hanya menceritakan kejadian di sana-sini.

Padahal omniscient berarti juga mengetahui pemikiran dan perasaan semua tokoh. Artinya, penulis harus pandai bermanuver ketika menceritakan interaksi dua tokoh yang saling berkonflik. Bagaimana emosi dan pemikiran dua tokoh ini ketika mereka berdialog, misalnya. Tanpa kepiawaian ini, karakterisasi tokoh-tokohnya kurang tergali, eksplorasi emosi tidak mendalam, dan akhirnya seperti menggunakan POV orang ketiga objektif.

Aku jarang menggunakan POV ini karena capek loh jadi kutu loncat, pindah-pindah ke kepala tokoh, menjadi si A sebentar, lalu si B, kemudian si C. Kamu harus adil dan tahu benar kapan berpindah. Kalau tidak terampil bermanuver, kamu juga bisa kehilangan momen penting pikiran si A, karena sedang berada di kepala si B. Kamu berpotensi menghindari kerumitan perasaan si C, misalnya, karena tidak mendalami karakternya.

Contoh:
Beno berlari mendaki bukit secepat mungkin. Ia harus meloloskan diri! Jantungnya berdegup kencang dan otot-otot kakinya mengejang. Sampai di puncak bukit, ia menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutinya. Tak mungkin ia bisa lepas dari makhluk itu, pikirnya.

Di belakang Beno, Gora menggerung keras. Langkahnya dipercepat. Sebentar lagi ia bisa menyusul anak itu. Keterlaluan sekali kalau makhluk sekecil itu bisa lolos darinya. Si Perkasa Gora dari Lembah Hitam tak pernah gagal menangkap buruannya. Apalagi buruan yang telah mempermalukannya di depan sang Raja. Ketiga mata Gora masih terasa pedih akibat pasir yang dilemparkan anak itu.

Sementara itu, di jendela menara, Denisa menurunkan teropongnya. Ia tak sanggup menyaksikan. Beno mungkin pandai berdebat, tapi terbukti caranya tak berhasil. Denisa yang harus bertindak sekarang. Beno dan Ilya harus mengakui, dialah yang benar.

Denisa berpaling kepada Raja Lembah Hitam. "Panggil Gora pulang. Lepaskan Beno," bisiknya lemah. "Kami akan membantumu."

Mendengar itu, Sang Raja tergelak. Mata majemuknya seolah berteriak serempak, "Apa kataku!" Lalu ia menjentikkan jari. Isyarat yang akan didengar jelas oleh Gora. (dst.)

5. POV Omniscient objektif

Bisa jadi ini juga yang dimaksud POV Author oleh sebagian penulis Wattpad.

Dalam POV Omniscient Objektif, penulis hanya narator yang menceritakan peristiwa, tanpa menggambarkan perasaan atau pemikiran tokoh-tokohnya. Karakterisasi tidak dipentingkan. Tetapi ceritalah yang dibuat menarik sehingga pembaca ingat pada tokoh-tokohnya. Contohnya adalah dongeng-dongeng tradisional dengan tokoh hitam-putih. Sudah ditentukan oleh penulis dari awal, siapa yang baik siapa yang jahat melalui deskripsi singkat, bukan melalui perkembangan dramatis.

6. POV Campuran

Lazimnya, novel menggunakan sudut pandang tunggal, orang kesatu atau ketiga dengan variannya. Tapi beberapa penulis (terutama genre sastra), menggunakan campuran keduanya. Untuk satu tokoh, penulis konsisten menggunakan aku. Lalu untuk kejadian-kejadian yang si aku tidak hadir di sana, penulis menggunakan POV orang ketiga omniscient atau objektif.

James Patterson sering menggunakan POV campuran ini dalam novel-novelnya, antara lain serial Maximum Ride.

Semoga terasa bedanya ya. Silakan bereksperimen.



Continue Reading

You'll Also Like

147K 5.2K 39
menceritakan tentang perjodohan antara laki laki cantik dan seorang CEO tampan namun kasar, tegas, dan pemarah #bxb #homo jika salah lapak langsung...
1.2M 18.8K 6
Terlihat seorang pemuda sebut saja namanya Edo, Pemuda Manis ini sedang Asik memanjat Pohon Rambutan milik Tetangganya?!! " Duh Tinggi banget sih! "K...
154K 13.5K 101
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
1M 100K 51
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...