EL

Galing kay Luluk_HF

32.4M 1M 79.7K

(NOVEL TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN SEGERA DIFILMKAN) "Kamu tau, Mario..." "Aku merasa seperti hujan dan kamu se... Higit pa

PROLOG - I'm KING
Pertemuan Singkat - the King -
Penyihir Kecil !!
I'm QUEEN
Pertemuan Singkat - the queen -
" LO-!!! "
Penculikan
Guardian
Don't Do That Again, Ify !!
Anak Baru!!
Gue bukan Tuan Putri !!
Freedom for 5 Days !
Kita Tetanggan ?? Hell ~
Penyihir Kecil level Akut !
First Kiss ~,~
Salah orang !
Aku siapa ??
Si angkuh dan Si Penganggu !
Priority
.Despair.
Cinta beda usia.
Proposal~
Side to Side
Kejadian.
Kesalahan Fatal, Mario!
Penyesalan terbesar!
Dimana kamu Dafychi?
Gadis kecil
Perpisahan
Romantic-Night
Selamat malam, suamiku.
Selamat malam, istriku
Aku Pamit, Mario.
Langit dan Hujan.
Titik Cerah!
Penelfon?
OH GOD!
Pregnant ?
Ampun!
Chicken-Rainbow!
Bertahanlah!
Tuhan dan Mama
Kak Ando.....
KAPAL PESIAR
Nama Bayi
Short-story
Sebuah Petunjuk Nyata!
LAST PART
CUAP-CUAP AUTHOR (1)
INFO BONUS PART
#MENUNGGUNOVELEL - SATU
Remember Them (satu)
FIX COVER NOVEL EL DAN INFO PENGUMUMAN GA
Remember Them - Tiga
Remember Them - Empat
PRE ORDER NOVEL EL DIBUKA
COVER BARU DAN FILM NOVEL EL
MEET AND GREET DAN NOBAR #ELTHEMOVIE

Merdeka!

328K 15.7K 1.5K
Galing kay Luluk_HF


1 Minggu Kemudian

Kedua sudut bibir Ify tak ada hentinya untuk terangkat, ia terus saja tersenyum sembari memandang sebuah foto ditanganya, Ify membelai foto tersebut dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan untuk saat ini. Rasa itu bercampur melanda pikiranya, ia tak tau harus senang atau harus sedih karena ketakutan. Tapi, untuk saat ini yang Ify yakini bahwa dirinya bahagia dan tidak sabar untuk menunjukkan foto ditanganya kepada suaminya, Rio.

Ify memandang kembali foto itu lebih lekat dan dekat. USG- janinnya.

"Nona, 15 menit lagi pesawat akan landing" ucap Mr. Lay yang duduk dikursi sebelah Ify.

Ify menggerakan kepalanya, menghadap ke Mr. Lay.

"Rio ikut jemput nggak nanti?" tanya Ify semangat.

"Tuan Rio masih ada rapat terakhir sore ini, mungkin yang jemput Mr. Ann dan bawahanya" jelas Mr. Lay sopan

Ify mendengus kesal, lagi-lagi suaminya sangat sibuk. Helaan pelan keluar dari bibir dan hidung Ify, ia mencoba untuk mengerti dengan kesibukkan wajib suaminya. Ify terus berpikir positif.

Saat ini dirinya sedang berada di dalam pesawat menuju Bali, tempat Rio mengadakan rapat besar dengan beberapa dewan seluruh perusahaan Haling. Ify terus-terusan merengek ke Rio untuk bisa menemui suaminya itu. Ya.... dan disinilah dirinya, di kota dengan keindahan sunset-nya.

****

20.00 p.m, Seminyak, Bali.

Ify berdiri di pinggir kolam renang yang langsung terhubung dengan keindahan lautan, ia sudah berada di salah satu Villa keluarga Haling yang berada di Seminyak, Bali. Ify memejamkan kedua matanya, merasakan angin sore yang berhembus segar di dasar kulitnya.

Cupp

Tubuh Ify menjingkat, terkejut dengan ciuman singkat di bahunya. Ia segera memutar badanya, memastikan pelaku itu sama dengan yang pikirkanya.

"Maaf buat kamu nunggu lama"

Ify tersenyum senang, seperti yang dugaanya suaminyalah yang melakukanya, Rio.

Rio menarik pinggang Ify, melingkarkan kedua tanganya disana, mendekatkan tubuh masing-masing.

"Udah selesai semua pekerjaan kamu?" tanya Ify membelai lembut pipi kanan Rio. Ify dapat melihat jelas wajah lusu dan lelah suaminya. Ify jadi kasihan dengan Rio.

"Sudah kok" jawab Rio masih berusaha untuk tersenyum.

"Mandi dulu sana, habis itu makan malam. Aku tadi udah masakin omellete kesukaan kamu"

"Iya sayang" balas Rio mencium singkat kening Ify.

Setelah itu mereka berdua segera masuk kedalam Villa.

*****

Ify duduk di ruang tengah sembari nyemil gula merah di taburi water-lemon dan garam. Sudah hampir 3 hari Ify terus-terusan nyemil aneh seperti itu. Mungkin bawaan orang hamil.

Rio duduk disamping Ify, melirik ke istrinya dengan aneh.

"Kamu makan apa sih sayang?" tanya Rio heran, tidak biasanya sang istri nyemil seperti itu.

"Gula" jawab Ify singkat, ia fokus menatap layar televisi.

"Hah? Sejak kapan kamu suka kayak gitu?"

Ify menatap Rio kesal.

"Aduh Rio jangan berisik. Aku lagi nonton tv. Kamu pijetin kaki aku, Cepetan!!"

Rio mengangguk menurut, daripada kena omel gadis dihadapanya. Rio menarik kedua kaki istrinya, menaruhnya diatas paha dan memijatnya pelan-pelan, ia sedikit memiliki basic cara memijat yang ia pelajari di akademi kepolisian dulu. Sewaktu ia masih di Seattle bersama Ando.

"Fy, kamu besok ulang tahun kan?" ucap Rio membuka pembicaraan.

Kepala Ify berputar, langsung fokus ke Rio.

"Masak sih?" tanya Ify terkejut sendiri. "Kok aku nggak inget?"

Rioterkekeh ringan.

"Iya sayang, besok hari ulang tahun kamu" jelas Rio lagi. "Kamu mau minta apa?"

"Nggak minta apa-apa' jawab Ify cepat tanpa berpikir.

Kening Rio berkerut, menatap istrinya sedikit tidak yakin.

"Yakin nggak minta apa-apa?"

Ify menganggukan kepalanya mantap.

"Habisnya bingung mau minta apa. Nggak ada yang aku pingin"

"Oke" sahut Rio dan kembali fokus memijati Ify.

Rio menarik ponslenya, memainkanya. Ia sedari tadi sedang menunggu telfon dari seseorang, dan beberapa kali melihat jam dingin dengan tak sabar. Rio sebenarnya sudah menyiapkan sebuah hadiah buat istrinya sedari dulu.

Rio menunggu sampai tengah malam tiba, ia juga yakin Ify tidak akan tidur cepat-cepat, istrinya adalah tipe perempuan yang suka insomnia.

"Yo...." panggil Ify.

"Iya sayang?"

"Mmm.... aku pingin makan rujak manis pedas tapi isi-nya jangan buat, aku pingin isinya ada wortel, tomat, sama kentangnya"

"Hah?"

Rio mendadak bingung, permintaan macam apa yang barusan dikatakan oleh istrinya. Rio sama sekali tidak paham. Karena yang Rio tau, Ify tidak pernah suka yang namanya rujak, dan yang namanya rujak juga nggak pernah ada isinya itu wortel, tomat dan kentang! Rio baru pertama kali mendengarnya.

"Buatin sekarang! Aku pingin banget!" rengek Ify

"Ya ampun fy, kayak gitu mau beli dimana? Ini udah malam sayang. Lagian apa ada rujak kayak gitu?" sahut Rio dengan lembut.

"Nggak mau tau! Beliin! Aku pingin banget!" teriak Ify menghentak-hentakan kedua kakinya yang masih berada diatas paha Rio.

Rio menghela berat, sedikit kualahan jika Ify sudah merengek seperti ini.

"Iya iya aku beliin. Aku suruh Mr. Ann du..."

"Aku nggak bilang nyuruh beli! Aku bilang buatin!" tegas Ify memperjelas kalimatnya.

"Buatin sayang?" tanya Rio memastikan.

"IYA BUATIN!!"

Rio mendadak diam, menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Ini dia lagi berada di dunia lain atau emang istrinya lagi PMS menginginkan hal-hal yang tidak wajar seperti itu.

Rio menghela berat, mengangguk mengiyakan ucapan istrinya. Ia segera menelfon Mr. Ann untuk mencarikan bahan-bahan untuk membuat rujak kemauan istrinya. Daripada nanti malam ia tidak dapat jatah, lebih baik Rio menuruti Ify. he he he

****

Pukul 11.30 p.m, Rio sedang menatap istrinya yang asik menyantap rujak aneh buatanya. Rio menatap Ify sedikit ngeri, bagaimana bisa gadis itu makan dengan sangat lahap seperti itu. Padahal Rio tadi sempat mencoba rujak buatanya dan rasanya benar-benar aneh!.

"Enak Fy?" tanya Rio dengan wajah mengkerut,

"Hmm, Enak banget"

Rio hanya bisa geleng-geleng dan membiarkan Ify melahap habis satu mangkok besar rujak buatanya. Rio tidak paham kenapa istrinya jadi minta aneh-aneh seperti ini. Rio tak mau ambil pusing, biasnya Ify bersifat seperti ini jika lagi PMS.

Ponsel Rio berdering, ia segera meraihnya dan menerima panggilan itu.

"Ok, saya tunggu. Terima kasih banyak"

Rio menyelesaikan panggilanya, menaruh kembali ponselnya.

"Kok cepet banget nelfonya?" tanya Ify heran. Ia menyenderkan badanya di sandaran sofa. Perutnya terasa kenyang sekali.

"Iya, Cuma konfirmasi barang pesanan sampai" jawab Rio seadanya.

Ify manggut-manggut kecil, tidak penasaran dengan masalah bisnis Rio.

"Cuci tangan sana" suruh Rio.

Ify menggelengkan kepalanya,

"Bersihin! Aku malas jalan ke kamar mandi" pinta Ify

"Nanti banyak semutnya tangan kamu Dafychi. Cuci di wastafel" ucap Rio lagi.

Ify tetap menggeleng keras, menolak perintah Rio.

"Aku malas jalan, kaki aku berat banget rasanya!"

"Bersiin tangan aku" rengek Ify. "Atau kamu gendong aku sampai ke wastafel" tambah Ify dengan manja.

Rio menghela berat, ia berdiri dari tempat duduknya, dan mengendong istrinya. Rio menuruti saja perintah dan permintaan Ify. Ia harus mencoba sabar mengingat sebentar lagi adalah ulang tahun istrinya.

****

Rio tidak mendudukan istrinya di sofa, ia berjalan ke halaman belakang, ke kolam renang Villa dengan Ify yang ada di bopongan kedua tanganya. Rio berjalan pelan-pelan.

"Kenapa kita keluar?" tanya Ify bingung.

Rio tidak menjawab, ia tetap fokus berjalan sembari menghitung dalam hati. Sebentar lagi hari akan berganti, dan bertepatan dengan hari berharga bagi istri tercintanya.

Teengg....Tenggg...Tenggg......

Suara jam dinding berdenting 12 kali, menandakan sudah pukul 12 malam, Rio tersenyum legah. Ia menurunkan Ify dipinggir kolam renang, menghadapkan tubuh Ify ke dirinya, tidak membiarkan Ify menghadap ke belakang, menatap hamparan air laut yang begitu indah dimalam hari.

Ify menatap Rio bertambah bingung,

"Selamat ulang tahun, Dafychi" ucap Rio lembut. Ia meraih kepala Ify dan mencium kening Ify dengan hangat dan lama.

Ify hanya bisa diam, menerima perlakuan manis suaminya. Walaupun Rio tidak membawa sebuah kue ataupun kado spesial bagi Ify seperti ini saja sangat cukup. Ia tidak meminta apapun ke Rio. Ia hanya berharap suaminya akan terus mencintainya dan mereka berdua selalu hidup bahagia bersama, selamanya!.

"Aku ada kado buat kamu" ucap Rio menahan senyum.

"Apa?" tanya Ify tak sabar.

"Kamu coba tebak" pinta Rio.

Ify mendecak sebal, ia paling tidak suka jika disuruh menebak-nebak tak jelas dan membuatnya penasaran seperti ini. Ify menuruti saja, ia berpikir sebentar.

"Mmmm... Perhiasan?"

"Bukan" jawab Rio cepat.

"Mobil?"

"Bukan juga"

"Terus apa? Rumah?"

"No"

Ify menghela berat, susah sekali menebak kado dari Rio. Ify menatap Rio curiga.

"Jangan-jangan kado kamu itu......." Ify menggantungkan ucapanya.

"Apa?" tanya Rio mulai was-was.

"Cinta kamu?"

Tawa Rio meledak, tak menyangka Ify akan berucap seperti itu. Cukup menghiburnya dan membuatnya terharu. Rio mengacak-acak puncak kepala Ify gemas.

"Bukan ya?" tanya Ify merasa aneh ditertawakan seperti itu.

"Nggak salah sih. Aku emang selalu memberikan cinta aku ke kamu, setiap detik, setiap menit bahkan setiap hari" ucap Rio menggoda.

"Apaan sih! Sok romantis deh!" desis Ify ngeri.

Rio tertawa pelan,

"Coba tebak lagi!" pinta Rio mendesak.

Ify berdecak, menatap Rio tajam. Ia tidak bisa menebak lagi. Ia menyerah saja!.

"Nggak tau! Apaan sih?"

"Suatu yang kamu pingin banget dan kamu suka" ucap Rio memberikan clue.

Ify mengucek mata kananya yang sedikit gatal sembari berpikir sebentar. Namun, percuma saja tidak ada yang masuk di otaknya. Sesuatu yang dia suka? Apa? Tentu saja uang adalah yang paling disukanya setelah keluarga dan Rio.

Satu hal lagi yang Ify suka dan sangat di inginkannya dari dulu!.

Ify menyipitkan kedua matanya, sedikit mendekat ke Rio. Ia sedikit ragu untuk mengatakanya. Menurutnya sedikit tidak mungkin jika Rio akan memberikan itu.

"Nggak mungkin.." serah Ify sembari menggelengkan kepalanya.

"Apanya yang nggak mungkin?" tanya Rio bingung.

"Ya.... aku tadi mikir aja, nggak mungkin kan kamu bakalan ngasih aku sebuah Yatch"

"Kenapa nggak mungkin?" tanya Rio balik, alis kananya terangkat, ia merasa diremehkan oleh istrinya.

"Ya.... entahlah, hanya merasa nggak mungkin aja. Terlalu wah mungkin buat aku"

Rio tertawa pelan, mengacak-acak puncak kepala Ify sekali lagi. Ia sangat gemas dengan istrinya. Wajah lugu Ify dan senyum cantik itu benar-benar menarik perhatianya.

"Apapun yang kamu inginkan ke aku, pasti sangat mungkin terkabulkan !"

Rio membalikkan tubuh Ify dengan cepat dan paksa, membiarkan istrinya melihat hamparan luas laut yang ada di depan sana. Menikmati keindahan malam dan dinginya angin malam yang berhembus lepas.

"Itu kado kamu"

Ify mematung, tubuhnya menegang, bahkan langkahnya hampir saja memundur jika Rio tidak menahan tubuhnya dari belakang. Ify mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, memastikan bahwa yang dilihatnya tidak salah.

Itu sungguh sebuah Yatch!.

Sebuah Yatch yang mewah terhenti di atas laut lepas dan begitu terlihat dekat di kedua mata Ify. Warnanya, desainya, tata layoutnya, semuanya Ify suka. Sangat indah dan cantik. Sangat luar biasa.

Sorotan cahaya malam, menambahkan kesan glamour pada Yatch tersebut. Ify sangat menyukainya!.

"Yo...." lirih Ify serak.

"Iya sayang?" balas Rio lembut.

Rio mendekat ke istrinya, melingkarkan kedua tanganya ke perut Ify, memeluknya erat. Rio menyenderkan dagunya di bahu Ify.

"It...itu... Yatch... it... itu... itu buat aku?"

"Hmm" deham Rio singkat menahan senyum.

"Seriusan? Kamu ngasih aku Yatch?"

Rio mencium pipi Ify singkat,

"Dulu aku pernah bilang kan, aku bakalan kasih kamu Yatch kalau kamu mau nikah sama aku"

"Dan aku menepati itu. Itu punya kamu" ucap Rio sungguh-sungguh.

Mulut Ify terbuka lebar, kedua tanganya segera bergerak menutup mulutnya yang ingin berteriak keras. Ia benar-benar tak menyangka dengan hadiah yang diberikan suaminya. Jujur, Ify memang sangat menginginkannya dari dulu. Sangat!.

Sangat istimewa dan melebihi ekspektasinya.

"Terima kasih sudah mau menjadi istriku"

Ify menganggukan kepalanya berulang-ulang, senyumnya tak ada henti untuk terus mengembang di paras cantiknya.

"Terima kasih juga sudah menjadi suami aku" balas Ify sangat tulus.

Rio mencium pipi kanan Ify sangat lama. Menikmati wangi kulit Ify yang sangat ia rindukan.

Rio melepaskan ciumanya, menatap wajah Ify dari sisi samping, gadis itu masih terlihat shock dan terus tersenyum tanpa henti.

"Kamu suka?" tanya Rio basa-basi. Tentu saja ia mengetahui jawabanya dari reaksi yang ditunjukkan istrinya.

"Sangat suka! Suka banget!!" teriak Ify senang.

Ify sangat bahagia sekali saat ini. Ia tak tau harus meluapkannya seperti apa. Ia bahagia memiliki suami yang mencintainya, sebuah hadiah yang sangat luar biasa, dan juga satu lagi......

Suatu hal yang belum Ify beritahu ke Rio. Ify jadi tak sabar untuk memberikanya.

Ify membalikkan badanya, menatap Rio lekat.

"Karena kamu udah ngasih aku kado yang beneran aku pingin dari dulu, aku juga punya hadiah buat kamu"

Rio menatap Ify bingung, alisnya berkerut.

"Hadiah? Buat aku?"

"Iya... Hadiah yang kamu ingingkan juga" jawab Ify tersenyum kecil.

"Yang aku pingin? Aku nggak lagi ultah, dan nggak pingin apapun" ucap Rio yakin.

"Beneran? Kamu nggak pingin apapun?" ucap Ify menggoda.

Rio berpikir sejenak,

"Mmm... tidak ada" jawab Rio semakin yakin.

Ify menghela pelan, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang sedari tadi ia sembunyikan di dalam saku bajunya. Ify meraihnya kemudian menyodorkan ke Rio.

"Hadiah buat kamu"

Rio menatap Ify dan kotak kecil itu bergantian, sedikit ragu untuk menerimanya atau tidak. Ia masih bingung, kenapa dirinya juga dapat hadiah?. Rio memilih menerima kotak itu dan segera membukanya daripada terus menebak yang tak pasti.

Tangan Rio bergerak melepaskan pita kotak itu.

Ify mengigit bibir dalamnya, jantungnya berdetak cepat, ia ikutan was-was sendiri. Berharap Rio akan suka dengan hadiah pemberiannya.

Tutup kotak dibuka oleh Rio,

"Apa ini?" bingung Rio, tanganya mengeluarkan sebuah foto.

Rio mengamati dengan cermat dan baik-baik.

"Fy...."

Rio mengangkat kepalanya menatap Ify dengan tatapan tak bisa dijelaskan. Antara bingung, tak percaya dan tidak yakin dengan yang dipegang dan dilihatnya. Bibir Rio terasa keluh tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.

Ify tersenyum dengan rona merah di wajah cantiknya.

"Aku hamil yo" ucap Ify malu-malu.

Pernyataan Ify barusan semakin memperjelas dan menghilangkan seluruh kebingungan dan ketidka yakinan di diri Rio. Ada sesuatu aneh dan ingin meledak dalam diri tubuh Rio saat ini, ia menatap istrinya dengan terkejut dan perasaan bahagia yang sangat ingin ia ledakkan sekarang.

"Kamu hamil Fy? Se... seriusan? Beneran kamu hamil?" tanya Rio ingin memastikan lagi.

"Iya yo. Minggu kemarin aku ke dokter kandungan. Usianya udah mendekati 4 minggu"

"Ada dedek bayi di perut aku" ucap Ify sembari menyentuh perutnya.

Rio tak bisa berkata lagi, ia menarik tubuh mungil istrinya dan memeluknya dengan sangat erat. Rio merasakan rasa senang dan bahagia tak terkira. Ini adalah hadiah kedua paling terindah yang pernah di dapatkanya setelah mendapatkan istri seorang Dafychi.

"Terima kasih sayang"

"Terima kasih Dafychi"

"Aku sangat berterima kasih"

"Terima kasih"

*****

Rio tak ada henti untuk tersenyum, membayangkan ia akan menjadi seorang ayah membuat pikiranya meledak-ledak sangat bahagia. Segala kepenatanya, rasa lelahnya terhempas dan hilang begitu saja. Ia merasakan semua disekitarnya terasa indah untuk dilihat.

Rio membelai rambut Ify, mereka berdua sama-sama berbaring diatas kasur dengan kepala Ify menyandar di dada Rio.

"Kata dokter gimana? Kandungan kamu baik-baik aja?" tanya Rio penasaran. Ia sedikit masih tidak percaya.

"Kata dokter kandunganku agak lemah, jadi nggak boleh ngelakuin hal-hal yang berat. Aku masih sering mual-mual juga soalnya"

Kedua mata Rio terbuka, terkejut dan mulai was-was.

"Yaudah, kalau gitu mulai sekarang kamu diam aja, nggak usah masak lagi. Kamu tidur aja" ucap Rio tegas.

"Ya nggak gitu juga yo. Masak aku nggak boleh jalan-jalan?"

"Nggak boleh! Kamu nggak boleh jalan-jalan, nggak boleh kemanapun"

"Kok nyebelin sih! Aku nggak apa-apa, aku bis..."

"Dafychi!!" potong Rio cepat, suaranya menajam. "Aku nggak pingin ada apa-apa dengan kamu dan bayi kita sayang"

Ify menghela pelan, tidak bisa membantah lagi. Senyumnya kembali mengembang, mendengar Rio menyebut kalimat bayi kita membuat desiran aneh menyerang ditubuhnya. Desiran kebahagiaan.

"Ah... aku ingat sekarang" ucap Rio penuh semangat.

Ify mengangkat kepalanya, ingin melihat wajah Rio lebih jelas.

"Ingat apa?"

"Keinginan kamu yang aneh-aneh tadi. Mangkanya aku heran sejak kapan kamu nyemil gula, minta rujak malam-malam."

"Kamu ngidam sayang?" tanya Rio.

Ify menganggukan kepalanya.

"Iya, perut aku ingin mual kalau nggak di masukin makanan itu. Rasanya ada yang aneh gitu" jelas Ify.

Rio mengacak-acak rambut Ify, rasa cinta dan rasa ingin melindungi istrinya semakin kuat. Rio akan menjadi lebih dewasa mulai sekarang dan berjanji akan membahagiakan istrinya dan anaknya nanti.

"Apapun yang kamu inginkan. Kamu mau ngidam apa aja, bilang ya Fy. Aku akan kabulin semua!" ucap Rio serius.

"Beneran?" pancing Ify.

"Iya sayang, aku akan lakuin semua yang kamu inginkan dan aku akan kabulkan keinginan kamu" jelas Rio mantap.

Ify manggut-manggut kecil, ia bertambah senang mendengar pernyataan Rio barusan.

"Kalau gitu.... Aku lagi pingin sesuatu sekarang."

"Bukan aku, dedek bayinya" gerutu Ify.

Rio menatap Ify dengan tak sabar,

"Kamu pingin apa sayang? Bilang aja? Aku pasti akan kabulkan"

Ify tersenyum penuh arti.

"Aku pingin kamu nyanyi sampai aku tidur" ucap Ify memaksa.

Rio mematung, matilah dia! Itu adalah sebuah kelemahanya dari dulu. Rio sama sekali tidak up to date masalah lagu, bahkan tidak tau lagu jaman sekarang ditambah suaranya yang tak ada enak-enaknya untuk di dengar.

"Nyanyi Fy?"

"Iya nyanyi yo!! Cepetan! Dedek bayinya yang pingin"

"Aku nggak bisa nyanyi Fy"

"Tadi katanya mau ngabulin semuanya! Kok sekarang bilang gitu?. Nggak mau tau pokoknya kamu harus nyanyi!!"

"Sampai aku tidur!" paksa Ify tajam.

Rio menggaruk-garuk kepalanya sembari berpikir keras.Ia harus bernyanyi apa? Dirinya sangat bodoh masalah ini. Rio menatap Ify ragu.

"Lagu apapun nggak apa-apa kan?"

"Hmm. Nggak apa-apa. Cepetan"

Rio mengangguk kecil, berdehem sebentar, menyiapkan suaranya dan sebuah lagu sudah terpikir di otaknya. Dan seorang Mario Adipati mulai bernyanyi......

" Abang tukang bakso, mari-mari sini aku mau beli"

"Abang tukang bakso cepatlah kemari, sudah tak tahan lagi..."

Ify melongo, mematung ditempat, napasnya dan detakan jantungnya berasa berhenti beberapa detik. Apa dia tidak salah dengar barusan? Suaminya menyanyikan lagu yang sama sekali tidak romantis. Padahal, bayangan Ify Rio akan bernyanyi lagu seperti Sempurna atau Lebih dari indah atau janji suci semacam itu. Meskipun suara Rio jelek, Ify akan tetap suka.

Lah ini? Udah suara nggak enak? Lagunya abang tukang bakso! What The...... !!!

"STOOPP!! BERHENTI MARIO!!" teriak Ify frustasi.

Ify mendudukan tubuhnya, menatap Rio tajam.

"Lagunya yang hits dikit kek! Lagu barat atau apa gitu! Lagu yang lagi booming sekarang!" cerca Ify kesal.

Rio menatap Ify dengan cengiran tak berdosa.

"Aku nggak tau lagu-lagu sekarang" jawab Rio polos.

"Astaghfirullah!" serah Ify nyebut. "Mangkanya jangan kebanyakan kerja! Jadi cupu kan kayak gini! Isshh!!"

"Ada lagu lain nggak? Selain ini deh!"

"Jangan lagu anak-anak!" ancam Ify

Rio berpikir lagi, alis dan bola matanya terangkat.

"Ada fy" ucap Rio semangat.

"Seriusan ada? Nggak lagu anak-anak kan?"

Rio menggeleng cepat.

"Nggak kok. Lagunya seluruh negeri ini pasti tahu, terkenal banget. Sumpah!"

"Masih up to date kan?" tanya Ify curiga.

"Bangetan Fy, masih di nyanyiin banyak orang kok" jawab Rio semakin yakin dan percaya diri.

Ify manggut-manggut, kembali berbaring disebelah suaminya dengan posisi semula.

"Yaudah cepetan nyanyi" ucap Ify sedikit melembut.

"Iya Fy, dengerin ya" ucap Rio tersenyum senang.

"Iya" jawab Ify tenang.

Rio menghela berat, bersiap akan bernyanyi lagi. Dan seorang Mario Adipati kembali bernyanyi.....

" Indonesia tanah airku, tanah tumpa darahku"

"Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku"

"Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku"

"Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku"

Ify mengigit bibirnya, kedua tanganya mengepal kuat bersamaan dengan kedua matanya terpejam erat, merasakan kemarahanya yang tiba-tiba memuncak, ingin rasanya ia berkata kasar kepada sang suami yang tercinta dan terpintar itu!.

Ify menggeser tubuhnya pelan-pelan, menjauhi Rio, menarik selimutnya dan segera tidur membelakangi Rio.

Rio menghentikan lagunya, menatap istrinya bingung.

"Lah Fy kok pindah sih? Kok ngejauh? Kan lagunya belum selesai!"

Rio mendekati Ify, menggong-goyangkan tubuh istrinya.

"Dafychi"

"Sayang " panggil Rio lembut.

"Fy udahan ini nyanyinya? Kan belum selesai lagunya?"

"JANGAN GANGGU GUE!" teriak Ify keras dan berhasil membuat tubuh Rio tersentak dan memundur pelan-pelan.

"Kan lagunya belum selesai Fy."

"Gue salah ya? Kan gue nggak bohong kalau lagu itu masih populer bahkan tiap hari senin dinyanyiin banyak orang" jelas Rio mencari pembelaan.

Ify menghela berat, ia membalikkan tubuhnya menghadap Rio, tatapanya tajam dan mengobar-kobar bagai lautan api.

"Lo berdiri dipinggir kasur!" ucap Ify dingin.

"Hah? Berdiri? Kenapa fy?"

"BERDIRI CEPETAN!" teriak Ify keras.

Rio pun segera melakukanya, ia turun dari kasur dengan kecepatan dua kali lipat, seperti yang diperintahkan istrinya, Rio berdiri di samping kasur.

"Yang tegap berdirinya!!"

Rio mengangguk kecil, memperbaiki sikap tubuhnya.

"Hormat cepetan!" suruh Ify lagi.


"Hormat Fy?"

"Nggak usah banyak protes! Angkat tangan lo cepetan! Hormat!!" tajam Ify kesal.

Rio mengangguk lagi, ia menggerakan tangan kananya dan melakukan posisi hormay layaknya upacara bendera.

Ify menghela berat, bibirnya mengeluarkan decakan pelan.

"Lo nyanyi Indonesia Raya sampai gue tidur kayak gitu posisinya!"

"Jangan berani-berani tidur atau ubah posisi lo sebelum gue tidur!"

Rio membelakakan kedua matanya tak percaya, terkejut dengan permintaan Ify barusan.

"Seriusan Fy? Gue nya...."

"CEPETAN NYANYI! NGGAK USAH BANYAK PROTES!! MAU NGGAK GUE KASIH JATAH?" teriak Ify begitu keras membuat nyali Rio seketika menciut se-ciut-ciutnya tak berani dengan Ify yang menatapnya dengan ganas.

"SIAP FY! GUE NYANYI SEKARANG! GUE NGGAK BAKALAN PROTES LAGI!"

Rio pun mengangguk cepat dan segera bernyanyi seperti yang di perintah kan istrinya dengan posisi berdiri sigap dan tangan posisi hormat.

Inilah persembahan lagu terakhir dari Mas Mario Adipati untuk Adek Dafychi!

"Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku"

"Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku"

"Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku"

"Marilah kita berseru. Indonesia bersatu"

"Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku"

"Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya"

"Untuk Indonesia Raya"

Ify semakin mencengkram erat selimutnya, menariknya sampai menutupi sekujur tubuhnya, Ify menyumpah dalam hati. Kepalanya ingin meledak rasanya melihat kelakuan suaminya yang sangat abnormal!.

"Ya tuhan, kok bisa gue punya suami macam gitu?"

"Mudah-mudahan anak gue nggak kayak bapaknya! Amit-amit ya allah!"

"Astaghfirullah, cobaan apa lagi ini!"

"Romantis nggak, aneh iya. Kok bisa gue mau nikah sama dia!"

Ify mendesh berat, ingin rasanya menangis malam ini. Suara cempreng Rio masih terus mengalun sangat indah dan merdu di seluruh kamar.

"Seengaknya Pak Soekarno sama pak Soepratman bakalan sangat bangga sama lo yo!"

"Pasti sangat bangga!"

"Merdeka! Indonesia!"

****

#CuapCuapAuthor


SEMOGA MAKIN SUKA SAMA "EL" DAN TETAP TERUS BACA DITUNGGU ROMANTISNYA MARIO DAN DAFYCHI. 


MAAF BANYAK TYPO DIMANA-MANA DAN JANGAN BOSAN-BOSAN YA BUAT BACA LANJUTAN "EL" TERUS BACAA :D MAKASIH BANYAAK LAFTYUUU MUCH :D


Jangan lupa Comment dan Vote SELALU PALING DITUNGGUUU SAMA SAYAAAAAA :D SEMOGA SUKA PART INI AMIN :D


Salam,


Luluk_HF

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.4M 30.9K 8
Amelia Salsabila hanya mengerti bahwa mencintai Damar Ardian Pramudya adalah hal termenyakitakan yang pernah ia tahu. Terlebih ketika Damar melontark...
389K 4.2K 84
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
13.5M 340K 20
#1 in Teen Fiction [09-05-2017] Berjuta cerita cinta terukir di dalam dunia. Akan ada setiap harinya tetesan air mata, tersiksanya hati dan terjera...
434K 8.2K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.