Romantika

By Gadis_Mendung

22.6K 769 49

SPIN OFF PROTECTIVE BROTHER Untuk seseorang yang telah lama pergi, bahkan aku tidak tahu lagi kemana harus me... More

Epigraph
Romantika 01
Romantika 02
Romantika 03
Romantika 04
Romantika 06
Romantika 07
Romantika 08
Romantika 09
Romantika 10
Romantika 11
Romantika 12

Romantika 05 (18+)

1.1K 50 2
By Gadis_Mendung

Tugas terakhir untuk mencintaimu adalah berhenti mengharapkanmu.

💔

Suatu kali aku mendengar cerita mereka membuatku marah. Kutuntut penjelasan padamu hanya membuatmu lelah.

Sering kali aku mencoba untuk kembali percaya dan mengabaikan semuanya. Tetapi, jelas. Kenapa masih saja kau kecewakan aku?

Aku ingin penjelasan. Tapi, bagaimana aku mendapatkan?

💔

"Raka, minta faktur dan laporan pembelanjaan dari bulan Juli, ya. Kalau sudah siap ikut ke ruangan saya."

"Eh, oke Mas."

Mas Veron membetulkan jasnya dan beranjak pergi.

Aku menatap Mas Raka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Cowok itu berkeringat. Mengusap wajah cemas.

"Kenapa, Mas? Gugup gitu."

"Gila, kalau auranya serem gitu kayaknya gue mau dimarahin."

Aku mengangguk-angguk, memainkan pulpen berkepala kuda putih di hidungku. Cium, cium, cium gue.

Aku meletakkan kasar pulpenku, jika seperti kapan aku melupakanmu?

"Can, aku ke toilet dulu ya."

Aku menangguk, lagi. Menatap heran teman-temanku. Hari ini, hidup mereka tidak selow. Seperti ada yang disembunyikan dariku.

Aku memutar kursi, mengambil toples Mbak Dilla yang berisi oreo dan memakannya. Kata Mas Raka, makanan yang ditaruh di atas dispenser itu milik umum--siapa saja boleh memakannya.

Aku menatap buku catatanku kembali, tugasku menginput data pembelian bahan dan juga pengeluaran untuk membuat bahan produksi. Dalam akuntansi, itu istilah perhitungan manufaktur. Kalau tanggung jawab Mas Raka dan Mbak Dilla tentu lebih besar dari aku, berhubung aku anak baru.

"Cantik!"

Sudah kuduga, sifat jahil itu muncul dari Pak Roma.

"Apa?"

"Aku tidak memanggilmu. Aku sedang memuji jika kamu itu cantik."

"Tau ah." Aku melengos, bahkan aku sendiri sampai fobia kaca hanya karena wajahku selalu tampak jelek di depan kaca. Apa Pak Roma sebegitu butanya?

"Kok gitu? Harusnya kamu itu bilang makasih."

"Pak Roma nggak ada kerjaan atau bagaimana? Main-main terus ke sini perasaan."

Mendengar itu membuat Pak Roma sumringah. Serius, Pak Roma itu pria paling gila yang pernah aku temui.

"Saya Owner, bukan CEO. Ngerti?" Aku mengerutkan kening dan itu membuat pria di depanku semakin menghina saja air wajahnya. "Pasti nggak ngerti."

"Ngerti."

"Apa, tebak?"

"Owner itu pemilik, sementara CEO itu President Dalton Corp, tapi belum tentu pemiliknya."

"Pintar!"

Aku memutar dua bola mataku malas. Betul bukan? Pak Roma itu benar-benar tidak penting. Rasa-rasanya hidupnya memang penuh main-main. Maksudku, dia tidak seperti kata orang-orang yang tegas dan bijaksana. Dia gila.

"Kamu nggak jadi resign?"

"Ngapain?"

"Ban motor kamu selalu kempes dan tidak ada tindakan apa-apa."

"Itu karena kelakuan Pak Roma!" Emosi, aku meluapkan amarah yang meledak-ledak. Tapi, lihatlah? Apa ia merasa berdosa? Tidak.

"Woah!! Santai-santai, kayak di pantai. Yang tenang!"

Tenang Mbahmu! Sudahlah. Aku kembali duduk, enggan meladeni Pak Roma. Tampan-tampan kok bastard.

"Cantik.... Aku traktir sushi mau?"

"Mau!"

"Aku traktir spaghetti mau?"

"Mau!"

"Aku traktir es krim mau?"

"Mau!"

"Kamu banyak maunya!"

Aku terperangah menatap Pak Roma. Dia sendiri yang menawarkan diri untuk mentraktirku. Malah mengatai aku banyak maunya.

Padahal, rejeki itu gak boleh ditolak bukan? Mas Raka yang mengajarkan. Maka dari itu aku dan Mas Raka yang paling banyak menghabiskan makan. Karena sesuai prinsip Mas Raka; rejeki itu tidak boleh ditolak!

"Kan, gratis. Siapa yang gak mau?"

"Oke."

"Oke apaan?"

Pak Roma malah nyelenong pergi. Tuh, kan. Tuh, kan. Menyebalkan!

Aku bilang juga apa! Pak Roma itu gila dan super-duper gak jelas.

Dering ponselku berbunyi. Aku menatap ragu pada laciku. Sebab, suara notifikasi itu aku atur khusus untuk satu akun. Ya, sebuah notifikasi dari instagram. Sebuah cerita yang dibagikan seseorang.

Karena terlalu penasaran, akhirnya aku memilih untuk mengambil ponselku. Menyiapkan hati untuk melihat apa yang terjadi kepada satu akun tersebut; masalalu kamu, An.

Seketika; hatiku remuk redam.

Ternyata empat tahun bersama tak kunjung membuatku mampu membuat kamu melupakan masalalumu. Ah, tentu saja. Tak perlu dipertanyakan mengapa.

Kalian setiap hari bertemu. Kalian setiap hari berjumpa dan berbagi cerita. Sementara aku, di sini hanya menunggu sesuatu yang jelas-jelas bukanlah untukku.

Mataku berkaca-kaca air mataku hampir jatuh. Aku benci ada di titik terendah ini, An.  Ketika kamu masih menjadi segalaku. Ketika kamu masih menjadi apa-apa yang selalu mempengaruhi emosiku.

Tiba-tiba Pak Roma membuka pintu ruanganku kembali.

"Cantik!!!" Cemas nyata dalam matanya.

"Cantik!! Kamu kenapa?"

Gagal! Aku gagal menahan air mata itu karena tatapan hangat Pak Roma benar-benar membuatku merasa berharga. Ayolah, ini sesuatu yang sederhana. Kenapa aku menjadi manja dan merasa butuh Pak Roma? Kenapa tiba-tiba aku ingin ada di pelukan Pak Roma?

Hell, ini bukan apa-apa. Ini hanya luka yang timbul akibat aku yang terlalu bodoh dalam mencintai.

"Cantik!"

Pak Roma mencoba menghapus air mataku, tetapi aku justru memeluknya. Memukul-mukul dada Pak Roma dengan ponselku.

"Bastard!! Anak anjing!! Cantik gak suka! Cantik benci!!"

"Ssshh.... Tenang, Cantik! Tenang.... Kamu kenapa?"

Ketika aku benar-benar menumpahkan air mata di dadanya, Pak Roma mengusap ubun-ubunku sekaligus mengambil ponselku. Ia melihat story masalalu kamu, di mana kamu--si dingin yang anti social media ada di sana.

Bagaimana bisa?

Pertanyaan itu muncul dalam kepalaku. Aku yang kau bilang pemilikmu itu tak pernah merasakan pelukmu, aku tak pernah mencium aroma parfum yang kamu pakai setiap hari.

Lalu, tiba-tiba masalalumu tertawa membagikan kisah kalian di sana. Ini menyakitkan, sungguh. Aku benar-benar merasa gagal sebagai seorang kekasih. Aku benar-benar merasa dikhianati. Aku benar-benar merasa menjadi orang paling menyedihkan di dunia ini.

"Cantik benci!!"

"Can...."

"Apa sebegitu jeleknya aku, Pak Roma? Sampai laki-laki itu malu mengakuiku di depan teman-temannya. Tanya saja! Tidak ada yang tahu hubungan kami sama sekali!"

Apa aku salah bicara? Karena Pak Roma berubah mendung. Si Boss gila dengan karyawan yang mencapai 70% di asia ini, periang yang bertingkah bahagia tiba-tiba sesedih ini membuatku menangis.

"Pak Roma.... Cantik lagi sambat, jangan ikut sambat nanti Cantik makin nangis."

"Can! Kamu itu cantik!" Pak Roma menarik daguku, "Itu awal saya tertarik! Kalau kekasih kamu yang culun itu tidak bisa menghargai kamu dan justru mencari orang baru, kamu tinggal menoleh. Banyak pria yang tertarik kepadamu."

"Tapi, yang culun aja selingkuh. Apalagi yang kayak Pak Roma?"

Tangisku semakin menjadi-jadi. Maaf ya, An. Aku menghina kamu lagi. Padahal aku sudah belajar untuk menjadikan kamu terbaik di depan teman-temanku. Sayangnya aku nggak tahan. Kamu jauh lebih dari kata brengsek, An.

"Dia nggak tahu cara menghargai kamu, Can. Atau mungkin, selama ini memang kamu bukan tujuannya. Bahkan jika aku mengenalmu terlebih dahulu, aku tak akan pernah meninggalkan kamu."

Tapi, definisi cantik Pak Roma degan kamu tentu beda 'kan, An? Karena kupikir Pak Roma benar-benar buta.

"Dia buta, Can. Mungkin sudah harus ganti kacamata."

Uh, Pak Roma yang sadis! Aku mundur, melihat wajah itu yang berseri-seri kembali. Benar, kamu memang pakai kacamata ya, An. Dan kamu nggak bisa lihat kalau aku sama sekali nggak pernah melihat kamu melepas kacamata. Mungkin hanya masalalu kamu yang seistimewa itu.

"Pak Roma...."

"Apa?"

"Maaf, kemejanya kena lip cream Cantik."

Ia melihat kemejanya, tertawa tanpa beban. Entahlah, sejak kapan senyum itu mulai menguasai duniaku.

Yang pasti, aku nggak akan pernah melupakan satu rahasia besar ini. Dimana Pak Roma yang mendadak mengatakan kalimat gilanya serta perilaku yang benar-benar membuatku melambung.

"Dia sudah mendua dan mengabaikanmu kan?"

"Menganggap aku tidak ada, Pak Roma."

"Mungkin dia akan sakit menyadari kebodohannya. Meninggalkan gadis cantik seperti kamu. Tapi, aku nggak bisa menahan ini."

Aku memejamkan mata ketika Pak Roma menarikku untuk duduk dipangkuannya. Menekan tengkukku dan mencium bibirku dengan ganas.

Astaga, ternyata seperti ini rasanya. Sulit didefinisikan tetapi benar-benar melambungkan. Pantas saja kamu memilihnya, karena ia bisa memberikanmu lebih dari ini. Sementara aku, mungkin kamu akan jijik, An.

Dan rasaya aku bersyukur Pak Roma buta. Karena aku bisa mendapat rasa ini dari pria tampan yang menyebalkan.

"Kalau dadamu bisa lebih besar, aku yakin kamu sudah habis di sini, Can."

Ketika Pak Roma meremas dadaku, aku menggelinjang dalam pangkuannya. Benar-benar memabukkan, karena ketika aku mengintip perlahan dengan mataku, tatapan Pak Roma berhasil membuatku sampai di puncak dengan mengapit kencang pinggulnya.

"Ah,"

"Tunggu, Can."

Bodo amat! Aku memeluk Pak Roma erat-erat. Aku butuh pelepasan sekarang juga.

"Aku bantu!"

Rokku yang sudah naik ke pinggul memudahkan Pak Roma menyusupkan jemari pada celana dalamku. Tetapi, sentuhan jari besar Pak Roma benar-benar membuatku merasa sensitif. Dan ia menekan kuat milikku sampai segalanya berakhir.

Entahlah, tetapi aku tidur dalam dekapan Pak Roma.

-----

Tolong vote dan komentar ya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 60.4K 54
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
594K 54.2K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
535K 18.7K 64
Eizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan da...
4.1M 124K 87
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...